“Uji Fitokimia Fenol dan Flavonoid Ekstrak Buah Mangrove Sonneratia caseolaris”
OLEH :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penyusun ucapkan karena atas
limpahan rahmat-Nya modul Praktikum Dasar Bioteknologi Laut dapat diselesaikan.
Modul praktikum ini tidak terlepas dari kendala baik teknis maupun non-teknis selama
proses pengerjaannya, namun segala bentuk kendala dapat diatasi oleh tim
penyusun.
Modul ini dibuat sebagai dasar pegangan agar pelaksanaan praktikum dapat
berjalan sesuai dengan perencanaan untuk memperdalam teori yang diberikan
selama perkuliahan. Modul praktikum ini berisi panduan kesehatan dan keselamatan
pada saat bekerja di laboratorium, serta panduan dalam melakukan uji fitokimia
seperti preparasi sampel, ekstraksi sampel, dan uji fitokimia.
1.2 Tujuan
Tujuan Praktikum Dasar Bioteknologi Laut adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui panduan kesehatan dan keselamatan di
laboratorium
2. Mahasiswa dapat melakukan proses preparasi sampel
3. Mahasiswa dapat melakukan proses ekstraksi sampel
4. Mahasiswa dapat melakukan proses uji fitokimia
Bahan kimia merupakan media yang mengandung unsur kimiawi yang sensitive
atau resistan terhadap kondisi lingkungan tertentu sehingga dibutuhkan penanganan
khusus dalam proses penyimpanannya. Beberapa karakteristik bahan kimia yang
sering kita temui di laboratorium diantaranya yaitu :
Penyimpanan bahan aktif antar bahan aktif akan berbeda sesuai dengan
karakteristiknya. Bahan kimia perlu dikelompokkan sesuai karakteristik sebelum
disimpan. Misal penyimpanan bahan kimia dengan karakteristik cairan mudah
Bahan kimia dengan kategori explosive merupakan bahan kimia dengan sifat
yang mudah meledak. Penyebab ledakan dapat berupa benturan, pemanasan,
pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, adanya sumber percikan api.
Ledakan terkadang dapat terjadi meski dalam kondisi tanpa oksigen. Contoh bahan
kimia dengan sifat explosive antara lain TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa.
Bahan kimia dengan label tersebut merupakan bahan kimia yang bersifat
mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab
kebakaran dapat berupa reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan
api, atau karena reaksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Contoh bahan
kimia yang mudah teroksidasi antara lain hidrogen peroksida dan kalium perklorat.
Terdapat dua kategori bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
dapat menimbulkan kebakaran, yaitu :
a. Extremely Flammable (amat sangat mudah terbakar). titik nyala pada suhu 0
derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat Celcius. umumnya berupa
gas pada suhu normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan
tinggi.
b. Highly Flammable (sangat mudah terbakar). memiliki titik nyala pada suhu 21
derajat Celcius dan titik didih pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh
kelembaban pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar. Oleh karena
itu, bahan ini biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi.
a. Zat terbakar langsung : aluminium alkil fosfor. Keamanan: hindari kontak bahan
dengan udara.
b. Gas amat mudah terbakar : butane dan propane. Keamanan: hindari kontak
bahan dengan udara dan sumber api.
c. Cairan mudah terbakar : aseton dan benzene. Keamanan: jauhkan dari sumber
api atau loncatan bunga api.
d. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila
terkena air atau api.
Keracunan akibat bahan kimia dapat bersifat akut dan kronis, bahkan hingga
menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi. Keracunan akibat bahan kimia bukan
hanya terjadi jika bahan masuk melalui mulut, bahan ini juga bisa meracuni lewat
proses pernafasan (inhalasi) atau melalui kontak dengan kulit. Contoh bahan kimia
yang memiliki sifat toxic antara lain arsen triklorida dan merkuri klorida.
Simbol bahan kimia tersebut menunjukan bahwa suatu bahan kimia bersifat
korosif dan dapat merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini
umumnya bisa dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif
lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Jangan menghirup uap dari bahan ini
dan kontak langsung dengan mata dan kulit. Contoh bahan kimia yang bersifat korosif
antara lain belerang oksida dan klor.
2.1.3.7 Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)
Simbol bahan kimia pada gambar di atas menunjukan bahwa bahan tersebut
berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya langsung ke
lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Contoh bahan berbahaya bagi lingkungan
antara lain tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin.
Terdapat beberapa bagian dari alat Rotary Evaporator dengan fungsi sebagai
berikut :
Gambar 9. Mikropipet
2.1.4.4 Metanol
a. Terhirup
Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran napas, batuk, pusing, sakit
kepala, mual, lemah, gangguan penglihatan. Menghirup udara yang mengandung
kadar metanol tinggi dapat menyebabkan iritasi membran mukosa, sakit kepala,
rasa mengantuk, mual, kehilangan kesadaran, gangguan saluran cerna dan
penglihatan, bahkan kematian.
d. Tertelan
Jika tertelan dapat menyebabkan nyeri perut, napas pendek, muntah, kejang,
tidak sadarkan diri, kebutaan, kematian. Menelan metanol walaupun hanya sedikit,
dapat menyebabkan kebutaan atau kematian. Efek sub letal dapat berupa mual,
sakit kepala, nyeri perut, muantah, gangguan penglihatan yang bervariasi dari
pandangan buram hingga sensitif terhadap cahaya.
a. Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan
jika dibutuhkan. Jika mengalami kesulitan bernapas, berikan oksigen. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Jika Terhirup Serius : Segera pindahkan korban ke tempat yang lebih aman.
Longgarkan pakaian yang melekat ketat, seperti kerah baju, dasi, atau ikat
pinggang. Jika mengalami kesulitan bernapas, berikan oksigen. Jika tidak
bernapas, resusitasi dari mulut ke mulut. Namun perlu diperhatikan kemungkinan
bahaya dilakukannya pertolongan resusitasi dari mulut ke mulut jika korban
menghirup bahan yang beracun, menginfeksi, atau korosif. Segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak kulit serius: Cuci kulit menggunakan sabun desinfektan dan beri krim
antibakteri pada bagian kulit yang terkena bahan. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.
d. Tertelan
Menelan metanol berpotensi mengancam jiwa. Mula timbulnya (onset) gejala
dapat tertunda selama 18 hingga 24 jam setelah menelan metanol. Jangan
Bahan kimia ini umumnya digunakan terutama dalam pembuatan pupuk, bahan
peledak, zat warna, asam lainnya, perkamen (bahan yang terbuat dari kulit binatang
seperti kulit domba, kulit kambing, kulit sapi), kertas, lem, pemurnian minyak bumi dan
pada pengawetan logam. Jika tidak ditangani dengan baik, penggunaan asam sulfat
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan seperti :
d. Tertelan
Bila tertelan dapat menyebabkan muntah, disfagia, drooling (mengiler/keluar
air liur), ketidaknyamanan orofaringeal dan nyeri perut. Komplikasi akut termasuk
aspirasi pneumonia, luka bakar pada epiglottis dan pita suara, obstruksi laring,
perforasi lambung dengan mediastinum atau peritoneal abses, dan sepsis.
Setelah terlihat kemajuan kemungkinan dalam 2 sampai 3 hari pasien mengalami
nyeri mendadak di bagian perut atau dada dan shock, hal ini menunjukkan
perforasi lambung. Pada kasus tertelan asam yang parah, risiko tertinggi pada
perforasi dalam 72 jam pertama, namun perforasi lambat dapat terjadi sampai
sekitar 2 minggu setelah mengkonsumsi.
d. Tertelan
Segera bilas mulut dengan air. Jangan merangsang muntah. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Lepaskan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi atau ikat pinggang. Jangan memberikan
cairan secara oral. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Larutan asam klorida (HCl) adalah cairan kimia yang sangat korosif, berbau
menyengat dan sangat iritatif dan beracun, larutan HCl termasuk bahan kimia
berbahaya atau B3. Di dalam tubuh HCl diproduksi didalam lambung yang lebih
dikenal dengan asam lambung yang dihasilkan oleh sel parietal, secara alami salah
satu fungsi asam lambung ini untuk menghancurkan bahan makanan yang masuk
kedalam usus, jika produksi asam lambung meningkat dari keadaan normal akan
mengiritasi lambung dan menimbulkan rasa perih di lambung. Bahaya terhadap
kesehatan tergantung pada konsentrasi larutannya, < 5% bersifat iritan lemah, 5 –
10% bersifat iritan kuat, > 10 % bersifat korosif.
a. Terhirup
Segera pindahkan ketempat terbuka yang berudara segar, jika sulit bernapas
berikan napas buatan dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.
d. Tertelan
Berikan air minum atau susu (1-2 cangkir untuk dewasa, ¼ - ½ cangkir untuk
anak-anak), walaupun demikian perlu diperhatikan bahwa cairan yang diminum
jangan terlalu banyak karena dapat menginduksi muntah sehingga akan terpapar
kembali saluran pencernaan tersebut.
2.1.4.7 Serbuk Mg
Magnesium adalah salah satu dari enam mineral penting yang terkandung
dalam tubuh manusia. Magnesium membantu membangun tulang, memperbaiki
penampilan fungsi saraf, dan merupakan elemen yang sangat penting untuk penghasil
energy dari makanan yang di asup oleh manusia.
Efek samping dari magnesium sangat jarang, namun terlalu banyak magnesium
seringkali diketahui menyebabkan diare. Karena sebagian besar efek serius hasil
asupan magnesium berlebihan karena dihasilkan oleh sifat magnesium yang
mengandung obat pencahar. Jika anda mendapatkan magnesium dari suplemen, ada
beberapa kemungkinan efek samping seperti itu. Orang dengan penyakit ginjal dan
punya riwayat tekanan darah rendah harus menghindari mengonsumsi suplemen
magnesium, tanpa konsultasi dengan dokter.
2.1.4.8 FeCl3
Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang merupakan
komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini umum digunakan
dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai katalis, baik di industri
maupun di laboratorium. Warna dari kristal besi(III) klorida tergantung pada sudut
pandangnya: dari cahaya pantulan ia berwarna hijau tua, tetapi dari cahaya pancaran
ia berwarna ungu-merah. Besi(III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara
lembap, karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut.
a. Terhirup
Segera hirup udara segar. Jika napas terhenti, berikan napas buatan mulut
ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Segera
hubungi dokter atau bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
2.2.2 Pencucian
Pencucian merupakan salah satu tahapan yang dilakukan pada saat preparasi
sampel. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran, garam, maupun epifit
yang terdapat pada sampel. Hal ini dilakukan supaya kotoran yang ada pada sampel
tidak mempengaruhi proses uji fitokimia. Pencucian terhadap buah mangrove
dilakukan pada air mengalir. Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air
tawar lalu dibilas dengan akuades untuk memastikan kebersihannya.
2.2.3 Pengeringan
Salah satu proses yang berperan penting terhadap mutu simplisia adalah proses
pengeringan. Proses pengeringan berpengaruh terhadap kandungan senyawa kimia
maupun efek farmakologis yang terkandung dalam suatu tanaman obat. Hal ini
berpengaruh terhadap senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan. Kandungan
fenolik dan flavonoid total dalam suatu simplisia yang mempunyai aktivitas antioksidan
kestabilannya dapat dipengaruhi oleh proses pengeringan. Metode pengeringan
dibagi menjadi empat macam yang meliputi pengeringan oven, sinar matahari
langsung, sinar matahari tidak langsung dan kering angin.
2.2.4 Penghalusan
Penghalusan merupakan salah satu tahap preparasi sampel yang bertujuan
untuk menghaluskan permukaan sampel buah mangrove yang akan di ekstraksi.
Penghalusan terhadap sampel buah mangrove dilakukan secara mekanik. Alat yang
a. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel
b. Pencucian sampel
Pencucian Sampel
- Ambil sampel
- Cuci menggunakan air mengalir
- Bilas sampel dengan tangan secara perlahan
- Tiriskan sampel buah
Hasil
c. Pengeringan sampel
Pengeringan sampel
Penghalusan
Hasil
a. Maserasi sampel
Maserasi sampel
Hasil
b. Evaporasi sampel
Evaporasi sampel
Hasil
a. Uji flavonoid
Uji flavonoid
Hasil
b. Uji fenol
Uji fenol
Hasil
Materi :
Materi :
Materi :
Materi :