Diatur dimana tata cara pemanggilan terdakwa maupun saksi untuk menghadap di
Kesaksian tersebut merupakan alat bukti yang sah menurut pengertian pasal 184, ayat
Acara Pidana ("KUHAP"). Saksi dipahami dalam pengertian pasal 1 no. 26 KUHAP,
setiap orang yang dapat memberikan keterangan tentang suatu proses pidana yang
dan litigasi. Pengertian ini didasarkan pada putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
penyidikan, penuntutan, dan proses peradilan”. ia telah melihat dan mengalami tindak
sebagai tersangka atau saksi. Pada tingkat penyidikan, laporan harus disiapkan pada
dianggap perlu untuk diperiksa dengan surat panggilan yang sah dengan
memperhatikan tenggang waktu yang wajar antara diterimanya panggilan dan hari
(2) Orang yang dipanggil wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang,
penyidik memanggil sekali lagi, dengan perintah kepada petugas untuk membawa
kepadanya.
Jika tersangka atau saksi yang dipanggil memberikan alasan yang sah untuk tidak
Saksi akan dimintai keterangan tanpa diambil sumpah kecuali ada kecurigaan yang
beralasan bahwa ia tidak akan dapat menghadiri sidang pengadilan. Saksi diperiksa
secara terpisah, tetapi mereka dapat setuju untuk bertemu dan diminta untuk
memberikan informasi yang benar. Selama interogasi, tersangka ditanya apakah dia
ingin mendengar saksi yang mungkin dapat membantunya dan, jika demikian,
supaya memanggil terdakwa dan saksi untuk datang di sidang pengadilan. Pasal 159
KUHAP berbunyi:
(1) Hakim ketua sidang selanjutnya meneliti apakah semua saksi yang dipanggil
telah hadir dan memberi perintah untuk mencegah jangan sampai saksi
(2) Dalam hal saksi tidak hadir, meskipun telah dipanggil dengan sah dan hakim
ketua sidang mempunyai cukup alasan untuk menyangka bahwa saksi itu tidak akan
mau hadir, maka hakim ketua sidang dapat memerintahkan supaya saksi tersebut
dihadapkan ke persidangan.
Dalam hal ada saksi yang diminta oleh terdakwa atau penasihat hukum atau
hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi tersebut. Hal ini tercantum
Dalam hal ada saksi baik yang menguntungkan maupun yang memberatkan
terdakwa yang tercantum dalam surat pelimpahan perkara dan atau yang diminta
oleh terdakwa atau penasihat hukum atau penuntut umum selama berlangsungnya
sidang atau sebelum dijatuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar
Terkait pasal tersebut, Andi Hamzah menjelaskan dalam bukunya KUHAP (hal.
sebagai saksi. Perintah akhir pemeriksaan saksi diserahkan kepada hakim tingkat
pendelegasian dan/atau diminta oleh terdakwa atau penasehat hukum atau pajak
selama persidangan atau sebelumnya. dari keputusan. Hal ini dibuat oleh hakim
2. Masalah kewenangan mengadili di dalam hukum acara pidana dikenal ada 2 jenis,
Yurisdiksi relatif mengacu pada kekuasaan pengadilan untuk memutuskan suatu kasus
untuk memutuskan suatu kasus sesuai dengan masalah, materi atau hal yang
dipersengketakan. Keduanya diatur di dalam bagian Kedua Bab X yang terdiri dari
Pasal 84, 85 dan Pasal 86 KUHAP. Bertitik tolak dari ketentuan yang dirumuskan
KUHAP?
Jawab : Konstitusi Indonesia menetapkan bahwa Indonesia adalah negara hukum.
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara
hukum. Kekuasaan ini biasa disebut dengan kekuasaan kehakiman atau yurisdiksi.
memutus, dan memutus dalam perkara tertentu yang hanya dapat dibentuk di salah
satu wilayah hukum Mahkamah Agung. Dalam hal ini dibagi menjadi 2 (dua)
kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan ganda atau kekuasaan mutlak dan kekuasaan
acara peradilan, banding, kasasi dan peninjauan kembali (hal. 96) menjelaskan
bahwa , pada intinya, sengketa adalah tentang yurisdiksi. Negosiasi diatur dalam
Bagian 2, Bab XVI adalah yurisdiksi relatif. Artinya, Pengadilan Negeri atau
Pengadilan Tinggi mana yang memiliki yurisdiksi untuk memutuskan suatu kasus.
dalam hal yurisdiksi relatif ditetapkan dalam Bagian II, Bab X, Pasal 84, 85 dan 86