Anda di halaman 1dari 10

Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.

2019

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Proses Sintesis Metanol Tekanan Rendah – Lurgi


Proses sintesis metanol dengan teknologi Lurgi digunakan reaktor shell dan
tube yang beroperasi pada suhu 250 - 260 oC dan tekanan 50 - 60 bar. Reaksi
sintesis metanol terjadi di bagian tube yang berisi katalis, sedangkan bagian shell
dialirkan air pendingin untuk mengontrol suhu reaktor (Lee, 1990).
Panas reaksi dihilangkan dengan mengalirkkan air pendingin di sisi shell
dan menghasilkan steam bertekanan tinggi. Reaksi pembuatan metanol yang
terjadi pada proses Lurgi dengan menggunakan katalis CuO dan ZnO.
Reaktor Lurgi memiliki profil suhu hampir isotermal dengan penurunan
suhu yang rendah sekitar 10 - 12oC di sepanjang tabung, dengan demikian
diperoleh selektivitas tinggi. Stabilitas termal ini menyebabkan jumlah katalis
yang diperlukan lebih kecil dibandingkan dengan reaktor quench. Jenis reaktor ini
tidak sensitif terhadap perubahan suhu umpan dan dapat dikontrol langsung oleh
cairan pendingin.Gambar 2.1 adalah skema aliran untuk proses Lurgi.

Gambar 2.1 Flow Sheet Proses Metanol Tekanan Rendah Lurgi (Arthur, 2010)

Laporan 3 9
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

2.2 Karakteristik Produk


 Nama Produk : Metanol
 Formula : CH3OH
 Grade : AA
 Kemurnian : 99.85 wt%
 Air : 0.15 wt%

2.3 Karakteristik Bahan yang Digunakan

Komponen %
CH4 91.87
C2H6 5.66
C3H8 1.60
C4H10 0.79
CO2 0.08
N2 0.00

2.4 Kondisi Operasi


 Suhu gas alam : 15 °C
 Tekanan gas alam : 10 bar
 Suhu gas alam pada pre-reforming : 550 °C
 Tekanan gas alam pada pre-reforming : 29.5 bar
 Suhu gas keluaran pada pre-reforming : 510 °C
 Tekanan gas keluaran pada pre-reforming : 26 bar
 Suhu gas pada steam reforming : 800 °C
 Tekanan gas pada steam reforming : 26 bar
 Suhu gas keluaran pada steam reforming : 950 °C
 Tekanan gas keluaran pada steam reforming : 20.5 bar
 Suhu gas pada sintesis metanol : 250 °C
 Tekanan gas pada sintesis metanol : 50 bar
 Suhu crude metanol pada sintesis metanol : 70 °C

Laporan 3 10
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

 Tekanan crude metanol pada sintesis metanol : 50 bar


 Suhu crude metanol pada distilasi : 70 °C
 Tekanan crude metanol pada distilasi : 2 bar
 Katalis pada pre-reforming dan steam reforming : Ni/Al2O3
 Katalis pada sintesis metanol : Cu/Zn/Al2O3

2.5 Tahapan Proses


Uraian Proses yang dipilih adalah sebagai berikut:
1. Produksi Gas Sintesis
Gas alam (aliran 1) Kondisi umpan masuk berada pada suhu 15°C dan
tekanan 10 bar. Aliran 1 diumpankan ke pre-reformer dengan menggunakan
kompresor (CM-01) sehingga tekanan gas alam pada aliran 2 naik menjadi 29.5
bar. Selanjutnya gas alam (aliran 2) dipanaskan dengan heater (E-01) sampai suhu
200°C dan gas keluaran (aliran 3) dicampurkan dengan steam (aliran 4)
menggunakan (M-01) selanjutnya (aliran 5) dipanaskan lagi dengan furnace (F-
01) hingga diperoleh suhu sebesar 550°C. Aliran 6 masuk ke reaktor pre-
reformer (R-01) dan mengalir melewati katalis. Reaktor pre-reforming
menggunakan reaktor fixed-bed dikarenakan katalis yang digunakan
menggunakan katalis padat yaitu menggunakan katalis Ni/Al2O3. Reaktor fixed-
bed dapat mereaksikan 2 gas sekaligus, dan memiliki pressure drop yang rendah.
Kondisi operasi pada rekator pre reforming yaitu suhu 550°C dan tekanan 29.5
bar (Blumberg, 2018).

Adapun reaksi yang terjadi pada proses pre-reforming ini adalah :

C2H6 + 2H2O → 2CO + 5H2 (2.1)


C3H8 + 3H2O → 3CO + 7H2 (2.2)
C4H10 + 4H2O → 4CO + 9H2 (2.3)

Dari kelima reaksi diatas ini terbentuk aliran gas sintesa dengan komposisi karbon
monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) dan hidrogen (H2) (Arthur, 2010).

Laporan 3 11
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

Gas panas (aliran 7) yang telah terbentuk keluar dari pre-reformer


dikompresi dengan kompresor (CM-02). Gas yang dikompres dari kompresor
(aliran 8 dan dipanaskan (E-03). Gas panas dari pre-reformer (aliran 9) mengalir
kedalam steam reformer (R-02) dimana reaksi utama berlangsung. Adapun reaksi
yang terjadi :

CH4 + H2O → CO + 3H2 (2.6)


CO + H2O → CO2 + H2 (2.7)

Reaktor steam reforming yang digunakan adalah reaktor fixed-bed


menggunakan katalis Ni/Al2O3. Reaktor fixed-bed dipilih dikarenakan katalis
yang digunakan menggunakan katalis padat dan dapat mereaksikan 2 gas
sekaligus, serta memiliki pressure drop yang rendah. Reaksi yang terjadi pada
tahap ini ialah reaksi endotermis yang membutuhkan panas cukup besar. Adapun
suhu umpan masuk yaitu 800°C dan tekanan 26 bar (Blumberg, 2018).
Tahap selanjutnya dari gas hasil steam reforming (aliran 10) diturunkan
suhunya menjadi 900C menggunakan cooler (C-01). Kemudian aliran 11 menuju
separator tank 1 untuk dilakukan pemisahan H2O dengan syngas (aliran 11) dan
aliran 13 dialirkan dengan pompa (P-02). Gas yang dipisahkan dari air (aliran 14)
lalu dinaikkan tekanannya sampai 50 bar dengan compressor (CM-02) dan gas
(aliran 15) ini selanjutnya panaskan (E-03) sampai suhu 250 0C dan dialirkan
(aliran 16) menuju reaktor sintesis metanol (R-03).

2. Sintesis Metanol
Pada unit ini terjadi proses pembentukan metanol dari syngas. Terjadi pada
suhu 250˚C dan tekanan 50 bar. Reaktor metanol yang digunakan ialah reaktor
fixed-bed dengan menggunakan katalis Cu/ZnO/Al2O3. Reaktor fixed-bed dipilih
dikarenakan katalis yang digunakan menggunakan katalis padat dan dapat
mereaksikan 2 gas sekaligus, serta memiliki pressure drop yang rendah. Pada
teknologi Lurgi digunakan reaktor tipe shell dan tube dengan katalis yang diisi
dalam tube. Di bagian shell terdapat boiler feed water (BFW). Panas reaksi
dihilangkan dengan mengalirkkan air dingin di sisi shell dan ini menghasilkan
steam bertekanan tinggi untuk penggunaan lain (Blumberg, 2018).
Laporan 3 12
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

Dalam proses ini, reaksi yang terjadi ada dua macam reaksi utama (Arthur,
2010), yaitu :

CO + 2H2 CH3OH (2.8)


CO2 + 3H2 CH3OH + H2O (2.9)

Pada hasil reaksi (aliran 17) selanjutnya didinginkan menggunakan (C-02)


menjadi 400C dan selanjutnya dilakukan pemisahan (S-02) yaitu pemisahan purge
gas (aliran 18) dan crude metanol (aliran 22). Purge gas sebagian di recycle dan
dipanaskan menggunakan heater (E-04) kemudian menuju reaktor sinstesis
metanol (aliran 20) dan sebagian lagi dibuang (aliran 21) Crude metanol (aliran
21) yang dihasilkan dimurnikan dengan cara didestilasi.

3. Proses Purification
Setelah produk dihasilkan, proses selanjutnya adalah proses pemisahan
dengan menggunakan proses destilasi. Crude metanol (aliran 22) dinaikkan
suhunya menjadi 76 menggunakan heater (E-05) . Gas (aliran 23) ini selanjutnya
masuk proses distilasi (D-01). Pada unit distilasi terjadi pemisahan antara metanol
dan air. Pada unit ini terjadi proses pemurnian metanol dari separator II yang
bertujuan meningkatkan kemurnian metanol yang dihasilkan hingga mencapai
metanol dengan kemurnian 99,85%. Kolom distilasi bekerja pada kondisi dimana
suhu pada top produk sebesar 64,68°C dan P= 2 bar. Hasil yang diperoleh dari
proses ini yaitu air (aliran 25) dialirkan dengan pompa (P-04) dan metanol (aliran
24). Metanol yang dihasilkan dikondensasi (CD-01) dan metanol (aliran 26)
dialirkan dengan pompa (P-03) dan disimpan pada storage tank.

Laporan 3 13
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

BAB III
ASUMSI, PENDEKATAN, DAN JUSTIFIKASI DALAM PENYUSUNAN
DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS DAN MASSA

Pada perancangan jaringan sistem penukar panas diperlukan analisis beban


pemanasan dan beban pendinginan terhadap fluida dingin yang akan dipanaskan
dan fluida panas yang akan didinginkan. Utilitas yang tersedia digunakan sebagai
pertimbangan dalam menetapkan jumlah dan kapasitas alat penukar panas. Dalam
pemanfaatan energi thermal yang terbuang pada heat exchanger digunakan suatu
teknologi yaitu pinch technology. Pinch technology merupakan suatu metode yang
didasarkan pada prinsip-prinsip termodinamika untuk pemanfaatan energi thermal
yang terbuang pada suatu proses. Pinch technology digunakan untuk merancang
jaringan alat penukar panas dengan mengintegrasikan hot stream dengan cold
stream. Tujuan yang ingin dituju adalah pemanfaatan panas yang ada di dalam
aliran proses se atau penggunaan energi seminimal mungkin.

3.1 Desain Heat Exchanger Network (HEN)


Tujuan utama dalam sintesis HEN adalah pemanfaatan energi yang efisien
dalam aliran proses panas untuk memanaskan proses pada aliran dingin. Dengan
demikian, sebelum mendesain HEN terlebih dahulu menghitung MER untuk
menentukan utilitas panas dan dingin minimum dalam jaringan.

3.1.1 Menentukan Target Maximum Energy Recovery (MER)


Pada perancangan ini, untuk menentukan suhu pinch digunakan metode
interval suhu. Metode interval suhu dikembangkan oleh Linnhoff dan Flower
(1978). Algoritma perhitungan MER dengan metode temperatur interval
yang terdapat secara umum terdiri dari input data, perhitungan problem table,
perhitungan cascade diagram dan output terdiri dari langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Menentukan Interval suhu dengan menyesuaikan suhu aliran panas
dan dingin dan bawa mereka ke referensi yang sama. Kurangkan suhu
panas dengan ∆ T mindan urutkan suhu kembali dari yang terpanas.

Laporan 3 14
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

Langkah 2: Menghitung neraca panas untuk masing-masing selang dengan


formula berikut :
∆Hi = (Ti – Ti+1) x ∑CPHot - ∑CPCold
Langkah 3: Menghitung kaskade, entalpi dan menentukan lokasi "pinch," dan
menghitung target MER.

Perhitungan awal arus energi antara interval i, suhu tertinggi


diasumsikan bahwa tidak ada energi yang dialirkan dari aliran panas seperti
steam, sehingga laju aliran kapasitas panas Qsteam =0 . Residual energi pada
interval 1 (R1) merupakan penjumlahan energi antara Qsteam dengan energi pada
∆H1 residual energi pada interval 2 (R 2) adalah penjumlahan residual energi
pada interval 1 (R1) dengan energi pada ∆H2. Untuk perhitungan residual energi
selanjutnya sampai nilai QCW adalah penjumlahan residual energi Ri-1 dengan ∆Hi.
Arus energi antara interval i harus memenuhi hukum termodinamika kedua yaitu
tidak ada nilai residual energi yang negatif, karena panas tidak dapat
mengalir dari suhu rendah ke suhu tinggi.
Menentukan nilai MER target yang harus dipenuhi pada Heat
Exchanger Network (HEN) yaitu kebutuhan utilitas panas minimum Q Hmin dan
kebutuhan utilitas dingin minimum QCmin serta temperatur pinch. Pada Ti disaat Ri
= 0 merupakan Tpinch, hot dan Tpinch, cold = ΔTmin.

3.1.2 Desain Jaringan (network design)


Untuk merancang jaringan penukar panas (network design perancangan ini
digunakan pinch method. Pinch method merupakan suatu metodologi yang
didasarkan pada prinsip–prinsip termodinamika untuk mengurangi pemakaian
energi pada suatu proses secara keseluruhan berdasarkan temperatur pinch.
Metode ini diperkenalkan oleh Linnhoff dan Hindmarsh(1983). Pinch memilah
persoalan jaringan penukar panas menjadi 2 bagian, yaitu penyerap panas diatas
pinch sedikitnya menggunakan Q Hmindan sumber panas, dibawah pinch, sedikitnya
menggunakan QCmin. Adapun aturan aturan pinch sebagai berikut :
a. Jangan mempertukarkan panas melalui pinch

Laporan 3 15
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

b. Jangan menggunakan utilitas pendingin di atas pinch


c. Jangan menggunakan utilitas pemanas dibawah pinch
Pada pinch, suhu aliran panas dan dingin dipisahkan oleh ∆ T min. Aliran
panas, memiliki laju aliran kapasitas panas Ch, suhu masuk aliran panas Th,i dan
suhu keluar aliran panas Th,o. Pada proses ini terjadi transfer panas Q ke aliran
dingin yang memiliki laju aliran kapasitas panas Cc, dan suhu masuk aliran dingin
Tc,i dan suhu keluar aliran dingin Tc,o.

ΔT1 merupakan perbedaan suhu antara suhu keluaran aliran panas dengan suhu
masuk aliran dingin. ΔT2 merupakan perbedaan suhu antara suhu masuk aliran
panas dengan suhu keluaran aliran dingin. Maka didapatkan persamaan
keseimbangan energi untuk aliran panas dan dingin:

Q = Ch (Th,i-Th,o) atau Th,i-Th,o = Q/Ch

Q = Cc (Tc,o-Tc,i) atau Tc,o-Tc,i = Q/Cc

Ketika persamaan 1 dan 2 digabungkan maka membentuk persamaan :


(Th,i-Tc,o ) - (Th,o-Tc,i ) = Q (1/Ch – 1/Cc)

Atau
Cc−Ch
∆ T 2−∆ T 1=Q
ChCc

Laporan 3 16
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

Mengikuti pendekatan yang diperkenalkan oleh Linnhoff dan Hindmarsh (1983).


Ketika penukar panas diposisikan di atas sisi panas dari pinch yaitu ΔT1 =∆ T min,
dan Persamaan. 3 menjadi:

Cc−Ch
∆ T 2−∆ T min=Q
Ch Cc

Kemudian, untuk memastikan bahwa ΔT2 ≥ ∆ T min, sejak Q>0 dan laju aliran
kapasitas panas positif, berarti Cc ≥ Ch adalah kondisi yang diperlukan Jika dua
aliran dicocokkan pada pinch dengan Cc< Ch, penukaran panas tidak bisa
dilakukan karena ΔT2<ΔTmin. Ketika penukar panas diposisikan utilitas dingin
dibawah pinch, ΔT2 = ΔTmin, dan Persamaan. (11.10) menjadi:

Cc−Ch
∆ T 1−∆ Tmin=Q
ChCc
Algoritma network design menggunakan pinch method yang terdapat
terdiri dari identifikasi stream matching pada hot side dan cold side, perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger, analisa panas (Q) heat exchanger dan
analisa kebutuhan utilitas panas Q Hmin ,kebutuhan utilitas dingin Q Cmin dan ΔTmin.
Berikut algoritma network design menggunakan pinch method.
Langkah 1: Penargetan MER
Tentukan suhu pinch Q HmindanQCmin.
Langkah 2: Disain ujung panas (hot-end), mulai dari pinch: pasangkan penukar
panas menurut kendala CP. (Umumya dipakai CPHOT ≤CPCOLD).
Membagi aliran menjadi dua bagian yaitu hot stream dan cold
stream. Kemudian mengidentifikasi aliran yang terdapat pada hot
stream dan cold stream. Aliran yang terdapat pada hot stream
adalah aliran yang suhunya lebih besar dari Tpinch.
Langkah 3: Utilitas panas ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga total Q Hmin). Utilitas dingin adalah tidak digunakan pada sisi
panas dari pinch.

Laporan 3 17
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019

Langkah 4: Disain ujung dingin (cold-end), mulai dari pinch. Pasangkan penukar
panas menurut kendala CP (CPHOT ≥ CPCOLD). Aliran yang terdapat
pada cold stream adalah aliran yang suhunya lebih kecil dari Tpinch.
Langkah 5: Utilitas dingin ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga totalQ Cmin). Utilitas dingin adalah tidak digunakan pada sisi
dingin dari pinch.
Setelah megetahui unit heat exchanger yang dihasilkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung panas (Q) tiap unit heat exchanger. Perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger menggunakan persamaan (2) dan (3).
Langkah selanjutnya adalah menganlisa panas (Q) pada heat exchanger apakah
sudah mencapai panas (Q) tiap aliran pada hot stream dan cold stream. Apabila
panas (Q) heat exchanger sudah mencapai panas (Q) dari tiap aliran, maka
proses dilanjutkan ke proses selanjutnya. Apabila belum tercapai, maka
ditambahkan utilitas pada aliran tersebut yaitu penambahan cooler pada
aliran panas dan penambahan heater pada aliran dingin.
Selanjutnya analisa kebutuhan utilitas panas (Q H ), kebutuhan utilitas
dingin panas (QC ) dan ΔT. Pada tahap ini, rancangan HEN yang dihasilkan
dianalisa apakah sudah mendekati nilai MER target. Apabila ΔT ≥ΔTmin,
QC ≥QCmin , QH ≥Q Hminmaka perancangan HEN dapat diterima karena sintesis HEN
yang dihasilkan sudah mendekati nilai MER target dan proses selesai. Apabila ΔT
≥ΔTmin, QC ≥QCmin , QH ≥Q Hmin tidak terpenuhi, maka proses kembali ke tahap
identifikasi stream matching, untuk diidentifikasi stream matching lainnya
sehingga didapat rancangan HEN yang mendekati nilai MER target (Seider dkk,
2017).

Laporan 3 18
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto

Anda mungkin juga menyukai