BAB II Deskripsi Proses
BAB II Deskripsi Proses
2019
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Gambar 2.1 Flow Sheet Proses Metanol Tekanan Rendah Lurgi (Arthur, 2010)
Laporan 3 9
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
Komponen %
CH4 91.87
C2H6 5.66
C3H8 1.60
C4H10 0.79
CO2 0.08
N2 0.00
Laporan 3 10
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
Dari kelima reaksi diatas ini terbentuk aliran gas sintesa dengan komposisi karbon
monoksida (CO), karbon dioksida (CO2) dan hidrogen (H2) (Arthur, 2010).
Laporan 3 11
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
2. Sintesis Metanol
Pada unit ini terjadi proses pembentukan metanol dari syngas. Terjadi pada
suhu 250˚C dan tekanan 50 bar. Reaktor metanol yang digunakan ialah reaktor
fixed-bed dengan menggunakan katalis Cu/ZnO/Al2O3. Reaktor fixed-bed dipilih
dikarenakan katalis yang digunakan menggunakan katalis padat dan dapat
mereaksikan 2 gas sekaligus, serta memiliki pressure drop yang rendah. Pada
teknologi Lurgi digunakan reaktor tipe shell dan tube dengan katalis yang diisi
dalam tube. Di bagian shell terdapat boiler feed water (BFW). Panas reaksi
dihilangkan dengan mengalirkkan air dingin di sisi shell dan ini menghasilkan
steam bertekanan tinggi untuk penggunaan lain (Blumberg, 2018).
Laporan 3 12
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
Dalam proses ini, reaksi yang terjadi ada dua macam reaksi utama (Arthur,
2010), yaitu :
3. Proses Purification
Setelah produk dihasilkan, proses selanjutnya adalah proses pemisahan
dengan menggunakan proses destilasi. Crude metanol (aliran 22) dinaikkan
suhunya menjadi 76 menggunakan heater (E-05) . Gas (aliran 23) ini selanjutnya
masuk proses distilasi (D-01). Pada unit distilasi terjadi pemisahan antara metanol
dan air. Pada unit ini terjadi proses pemurnian metanol dari separator II yang
bertujuan meningkatkan kemurnian metanol yang dihasilkan hingga mencapai
metanol dengan kemurnian 99,85%. Kolom distilasi bekerja pada kondisi dimana
suhu pada top produk sebesar 64,68°C dan P= 2 bar. Hasil yang diperoleh dari
proses ini yaitu air (aliran 25) dialirkan dengan pompa (P-04) dan metanol (aliran
24). Metanol yang dihasilkan dikondensasi (CD-01) dan metanol (aliran 26)
dialirkan dengan pompa (P-03) dan disimpan pada storage tank.
Laporan 3 13
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
BAB III
ASUMSI, PENDEKATAN, DAN JUSTIFIKASI DALAM PENYUSUNAN
DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS DAN MASSA
Laporan 3 14
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
Laporan 3 15
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
ΔT1 merupakan perbedaan suhu antara suhu keluaran aliran panas dengan suhu
masuk aliran dingin. ΔT2 merupakan perbedaan suhu antara suhu masuk aliran
panas dengan suhu keluaran aliran dingin. Maka didapatkan persamaan
keseimbangan energi untuk aliran panas dan dingin:
Atau
Cc−Ch
∆ T 2−∆ T 1=Q
ChCc
Laporan 3 16
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
Cc−Ch
∆ T 2−∆ T min=Q
Ch Cc
Kemudian, untuk memastikan bahwa ΔT2 ≥ ∆ T min, sejak Q>0 dan laju aliran
kapasitas panas positif, berarti Cc ≥ Ch adalah kondisi yang diperlukan Jika dua
aliran dicocokkan pada pinch dengan Cc< Ch, penukaran panas tidak bisa
dilakukan karena ΔT2<ΔTmin. Ketika penukar panas diposisikan utilitas dingin
dibawah pinch, ΔT2 = ΔTmin, dan Persamaan. (11.10) menjadi:
Cc−Ch
∆ T 1−∆ Tmin=Q
ChCc
Algoritma network design menggunakan pinch method yang terdapat
terdiri dari identifikasi stream matching pada hot side dan cold side, perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger, analisa panas (Q) heat exchanger dan
analisa kebutuhan utilitas panas Q Hmin ,kebutuhan utilitas dingin Q Cmin dan ΔTmin.
Berikut algoritma network design menggunakan pinch method.
Langkah 1: Penargetan MER
Tentukan suhu pinch Q HmindanQCmin.
Langkah 2: Disain ujung panas (hot-end), mulai dari pinch: pasangkan penukar
panas menurut kendala CP. (Umumya dipakai CPHOT ≤CPCOLD).
Membagi aliran menjadi dua bagian yaitu hot stream dan cold
stream. Kemudian mengidentifikasi aliran yang terdapat pada hot
stream dan cold stream. Aliran yang terdapat pada hot stream
adalah aliran yang suhunya lebih besar dari Tpinch.
Langkah 3: Utilitas panas ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga total Q Hmin). Utilitas dingin adalah tidak digunakan pada sisi
panas dari pinch.
Laporan 3 17
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto
Pabrik Metanol dengan Proses Lurgi-Low Pressure Methanol 3.1.2019
Langkah 4: Disain ujung dingin (cold-end), mulai dari pinch. Pasangkan penukar
panas menurut kendala CP (CPHOT ≥ CPCOLD). Aliran yang terdapat
pada cold stream adalah aliran yang suhunya lebih kecil dari Tpinch.
Langkah 5: Utilitas dingin ditambahkan untuk memenuhi target suhu dingin
(hingga totalQ Cmin). Utilitas dingin adalah tidak digunakan pada sisi
dingin dari pinch.
Setelah megetahui unit heat exchanger yang dihasilkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung panas (Q) tiap unit heat exchanger. Perhitungan
panas (Q) tiap unit heat exchanger menggunakan persamaan (2) dan (3).
Langkah selanjutnya adalah menganlisa panas (Q) pada heat exchanger apakah
sudah mencapai panas (Q) tiap aliran pada hot stream dan cold stream. Apabila
panas (Q) heat exchanger sudah mencapai panas (Q) dari tiap aliran, maka
proses dilanjutkan ke proses selanjutnya. Apabila belum tercapai, maka
ditambahkan utilitas pada aliran tersebut yaitu penambahan cooler pada
aliran panas dan penambahan heater pada aliran dingin.
Selanjutnya analisa kebutuhan utilitas panas (Q H ), kebutuhan utilitas
dingin panas (QC ) dan ΔT. Pada tahap ini, rancangan HEN yang dihasilkan
dianalisa apakah sudah mendekati nilai MER target. Apabila ΔT ≥ΔTmin,
QC ≥QCmin , QH ≥Q Hminmaka perancangan HEN dapat diterima karena sintesis HEN
yang dihasilkan sudah mendekati nilai MER target dan proses selesai. Apabila ΔT
≥ΔTmin, QC ≥QCmin , QH ≥Q Hmin tidak terpenuhi, maka proses kembali ke tahap
identifikasi stream matching, untuk diidentifikasi stream matching lainnya
sehingga didapat rancangan HEN yang mendekati nilai MER target (Seider dkk,
2017).
Laporan 3 18
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Denny Elisabet S
Denny Elisabet S
Muhammad Saleh
Reno Susanto