Anda di halaman 1dari 31

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanah terdiri dari pratikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses

kimia dan lingkungan yang termasuk pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari

batuan induknya karena interaksi antara, hidroster, atmosfer, litoster dan bioster

ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan

padat, gas, dan cair. Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh mahklum

hidup. Proses resep tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk(regolit)

menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses campuran bahan organik yaitu

sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral

dipermukaan tanah, resep struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari

bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga singgah kita getar

lubang padah tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat

fisik, kimia, biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan cakrawala

tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar.

Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh

tanah yang menunjukkan susunan cakrawala tanah, dimulai dari permukaan tanah

sampai lapisan bahan induk di bawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk

selain konstruktif oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga

terbentuk karena pengendapan yang secara berulang-ulang oleh genangan udara.

Tanah merupakan bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas

mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang

membantu kehidupan semua mahkluk hidup yang ada dibumi. Tanah merupakan

1
bagian hal dari bumi yang merupakan tempat berpijaknya manusia dan juga

mahkluk hidup yang lain. Dari tanah tersebut dapat dihasilkan berbagai barang

tambang, udara, mineral, serta tidak hara yang menompang kehidupan bagi

tumbuh-tumbuhan.

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas

mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang

membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat

mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi.

Selain itu, tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada

di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang

ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai

penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa

tererosi. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi

sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak

tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi

berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan

anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn,

Fe, Mn, B, Cl) dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme)

yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat adiktif

(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu

menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan produksi baik

tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan

(Hardjowigeno, 2003).

2
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini, adalah :

1. Untuk mengetahui cara pengamatan profil, tekstur dan pH tanah.

2. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel tanah.

3. Untuk mengetahui cara menentukan perbedaan warna tanah.

1.3 Manfaat

Dari pelaksanaan praktikum ini, diperoleh manfaat baik bagi mahasiswa itu

sendiri maupun masyarakat, yang diantaranya :

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengamatan profil, tekstur tanah dan pH

tanah.

2. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengambil sampel tanah.

3. Mahasiswa mampu mengetahui cara menentukan perbedaan warna tanah.

3
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah

Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Pembentukan tanah

dari bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancuran

dimana bahan induk berkeping-keping secara halus. Defenisi tanah sangat lah

beragam dan tergantung bidang ilmu yang menilainya. Pengertian tanah

berdasarkan ahli hukum akan berbeda dengan pengertian tanah menurut ahli

ekonomi, lembaga keuangan/perbankan dan ilmu pertanian.

Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi dalam

dan luas. Ia juga memandang tanah sebagai hasil kerja gaya-gaya pembangunan

dan penghancuran. Pelapukan bahan organik merupakan kejadian destruktif,

sedangkan pembentukan mineral baru seperti liat, dan perkembangan suatu

horizon merupakan kejadian sintetik.(Soepaedi,1983)

Menurut Sutedjo dan Karatasapoetra(2002), Tanah merupakan suatu sistem

yang ada dalam keseimbangan dengan lingkungannya. Tanah dari hasi pelapukan

batuan dan atau dekomposisi bahan organik yang terbentuk karena adanya

pengaruh beberapa faktor alam dan manusia yang di sebut sebagai faktor

pembentuk tanah bekerja bersama-sama terhadap bahan induk tanah sehingga

tanah merupakan fungsi interaksi langsung maupun tidak langsung dari beberapa

faktor tersebut.

Menurut Subroto (2003), Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi,

tersusun dari massa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal

4
dari hasil pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik. Dengan demikian

tanah merupakan suatu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaanya

tidak terjadi dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaanya sangat di

pengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim tofografi atu

relief, vegetasi atau organisme, manusia dan waktu.

2.1.1 Jenis-Jenis Tanah

Menurut(Soepraptohardjo,1976) Indonesia adalah negara kepulauan dengan

daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah

macam-macam/jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia:

1. Tanah Humus : Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk

dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah pasir : Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi

pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki

butiran kasar dan berkerikil.

3. Tanah Aluval : Tanah aluval/endapan adalah tanah yang dibentuk dari

lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang

subur dan cocok untuk lahan pertanian.

4. Tanah Podzolit : Tanah podzolot adalah tanah subur yang umumnya

berada dipegunungan dengan cura hujan yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin.

5. Tanah vulkanis : Tanah vulkanis adalah tanah yang berbentuk dari lapukan

materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis

tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.

5
6. Tanah Laterit : Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur

dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa

oleh air hujan yang tinggi.

7. Tanah Mediteran : Tanah mediteran adalah tanah yang sifatnya tidak subur

yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur.

8. Tanah Organosol : Tanah organosol jenis tanah yang kurang subur untuk

bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.

Semua macam tanah secara umum terdiri dari tiga bahan, yaitu butiran tanahnya

sendiri, serta air dan udara yang terdpat dalam ruangan antara butir-butir tersebut.

Ruangan ini disebut pori (voids). Apabilah tanah sudah benar-benar kering maka

tidak akan ada air sama sekali dalam porinya, keadaan semacam ini jarang

ditemukan pada tanah yang masih dalam keadaan asli. Air hanya dapat

dihilangkan sama sekali dari tanah apabilla kita ambil tindakan khusus untuk

maksud itu, misalnya dengan memanaskan didalam oven(Wesley, L.D. 1977).

2.2 Horizon Tanah

Istilah horizon tak hanya berlaku pada langit. Tanah juga memiliki horizon

namun dengan definisi tersendiri. Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan-

bahan tanah yang kurang lebihnya sejajar dengan permukaan tanah serta memiliki

lapisan yang berbeda. Namun horizon tanah berbeda dengan lapisan pada tanah.

Pada horizon tanah, proses terbentuknya disebabkan perkembangan tanah.

Sedangkan lapisan tanah terbentuk karena proses pengendapan akibat adanya

tenaga geomorfik.Selain itu, horizon tanah terbentuk dengan lapisan yang dapat

diurutkan. Urutannya dimulai dari permukaan ke bawah. Proses pengurutan

6
tersebut diperoleh dari logika pembentukan tanah oleh berbagai proses

transformasi, translokasi, pengurangan, serta penambahan atas senyawa kimia dan

partikel di dalam profil. Sementara pada pengurutan lapisan tanah menggunakan

logika pengendapan material batuan yang memiliki karakteristik menurut macam

tenaga geomorfik yang mengendapkannya (Hakim, dkk. 1986).

2.2.1. Jenis-jenis horizon

Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: horizon O, dan horizon A.

Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: horizon E, dan horizon B. Solum

tanah meliputi: lapisan tanah atas dan lapisan tanah bawah.

1. Horizon O

Horizon O merupakan horizon organik yang terbentuk di ats lapisan tanah

mineral. Di daerah rawah-rawah, horizon O merupakan horizon utama pada tanah

gambut.

2. Horizon A

Merupakan horizon di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan

organik dan bahan mineral berwarna lebih gelap dari pada horizon di bawahnya.

3. Horizon E

Pada horizon E terjadi pada pencuncian (eluvasi) maksimum terhadap liat,

Fe, Al, bahan organik berwarna pucat

7
4. Horizon B

Suatu horizon mineral bawah muka yang disirikan oleh pemekatan lempung

halus, besi, aluminium, atau humus secara illuvial, bai sendiri-sendiri atau

penggabungan.

5. Horizon C

Bahan induk, sedikit terlapuk, sehingga lunak dan dapat ditembus akar

tanaman.

6. Horizon R

Horizon R merupakan batuan keras yang belum dilapuk dan tidak dapat

ditembus akar tanaman (Hanafiah, 2005).

2.3 Sifat-sifat Tanah

2.3.1 Sifat Kimia Tanah

1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang

dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion

hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin

masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula

ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-

tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis

kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH,

maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.Nilai pH berkisar dari 0-14

dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH

lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari

8
3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5

sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun

sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-

tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam

karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-

kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung

garam Na (Anonim, 1991).

2. C-Organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang

berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini

dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun

biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah

C-Organik. Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen

abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah

harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik

dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi

maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus

diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan

dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah.

Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan

biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya

pemadatan tanah (Anonim, 1991).

9
3. N-Total

Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5%

bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein.Nitrogen

dalam tanah berasal dari:

a. Bahan Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar.

b. Pupuk : adalah material yang ditambahkan pada media tanaman atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan Organik ataupun

bahan Non-Organik (Mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung

bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara

suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.

Meskipun demikian, kedalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat dtambahkan

sejumlah material suplemen.

c. Air Hujan : adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan

presipitasi non-cair seperti salju, batuan es dan slit. Hujan memerlukan

keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es

didekat dan diatas permukaan bumi.

Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal

dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik

khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu.

Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami

proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.Hilangnya N dari tanah

disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme. Kandungan N

10
total umumnya berkisar antara 2000 – 4000 kg/ha pada lapisan 0 – 20 cm tetapi

tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah tersebut. Manfaat dari

Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta

berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan

persenyawaan lain. Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan

anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N.

Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain

yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3.

Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami

mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N

terangkut, sebagian kembali scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan

kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan.

Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan (Hanafiah, 2005).

11
4. Fosfor (P)

Salah satu unsur makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Seperti halnya

nitrogen fosforpun dalam siklusnya terdapat peran dari aktivitas bakteri. Pada

alam fosfor yang tersedia dalam cukup besar yaitu dalam bentuk bahan mineral.

Sumber – sumber unsur hara Fosfor (P) lainnnya diantaranya :

1. Bahan organik, pupuk kandang, dan lainnya

2. Bahan tambang mineral alami seperti CIRP

3. Pupuk buatan pabrik seperti TSP, SP 36 dll.

Pada alam fosfor juga mengalami siklus atau daur seperti nitogen. Daur

fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal input atau sumber

fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor hingga kembali menghasilkan fosfor

lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur lainnya, karena tidak

melalui atmosfer. fosfor di alam didapatkan dari: batuan, bahan organik, tanah,

tanaman, PO4- dalam tanah. kemudian inputnya adalah hasil pelapukan batuan.

dan outputnya: fiksasi mineral dan pelindikan. Fosfor berupa fosfat yang diserap

tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat

fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur local (Anonim, 2009).

12
5. Kalium (K)

Unsur hara kalium merupakan salah satu dari unsur hara makro yang

dibutuhkan oleh tanman. Pada area lithosfer mengandung 2.6% K, sedangkan

pada tanah mengandung  <0.1 - > 3%,  rata-rata sekitar 1% K. Pada lahan olahan

(setebal 20 cm) mengandung <3000 - >100.000 kg K/ha. Sekitar 98% K dalam

tanah terikat dalam bentuk mineral.Mineral kalium dalam tanah berbentuk K-

feldspar merupakan mineral utama sumber kalium sebesar 16% dan K-mika

sekitar 5.2%, terdiri atas Biotit sekitar 3.8% dan Muskovit 1.4%.Pada siklus unsur

kalium terjadi pelapukan mineral kalium. Proses pelapukan fisik menghancurkan

batuan induk, sedangkan pelapukan kimia akan melepaskan ion K+ dari mineral.

Kita telah mengetahui bahwa dalam siklus kalium terdapat 2 jenis pelapukan yaitu

pelapukan fisika dan pelapukan kimia (Anonim, 2011).

6. Nitrogen

Unsur hara Nitrogen diperoleh dari batuan dan mineral yang berasal dari

hasil pelapukan bahan organis, dari udara melalui fiksasi Nitrogen oleh

mikroorganisme baik yang bersimbiosa dengan akar tanaman leguminosa seperti

bakteri rhizobium, azotobacter dan clostridium. Sumber lain dari Nitrogen di

dalam tanah melalui air hujan dan melalui penambahan pupuk buatan.

Nitrogendiserap tanaman dalam bentuk NO3- (Nitrat) dan NH4+ (ammonium)

Nitrogen berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dari

tanaman. Pertumbuhan tanaman akan tumbuh dengan pesat, sel-sel membesar dan

tahan terhadap penyakit. Unsur Nitrogen juga berpengaruh pada pembentukan

daun dan klorofil daun serta meningkatkan kandungan klorofil tanaman. Dalam

13
proses metabolisme, unsur hara Nitrogen berperan dalam regulasi ekspresi gen

penghasil beberapa protein pada tanaman tingkat tinggi dan algae melalui

mekanisme transkripsi dan translasi, serta menjaga stabilitas mRNA (Anonim,

2011).

7. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchange capacity (CEC)

merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid

yang bermuatan negative. Berdasarkan pada jenis permukaan koloid yang

bermuatan negative, KTK dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a) KTK

koloid anorganik atau KTK liat yaitu jumlah kation yang dapat dipertukarkan

pada permukaan koloid anorganik (koloid liat) yang bermuatan negative, b) KTK

koloid organic yaitu jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan

koloid oerganik yang bermuatan negative, dan c) KTK total atau KTK tanah yaitu

jumlah total kation yang dapat dipertukarkan dari suatu tanah baik kation pada

permukaan koloid organic (humus) maupun kation pada permukaan koloid

anorganik (Madjid, 2007).

8. Kejenuhan Basa (KB)

Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang

ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen.

Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa

mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang

positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat

dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah

14
dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan

nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi

ion H+ yang diserap pada permukaan koloid.Kejenuhan basa selalu dihubungkan

sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam

melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat kejenuhan

basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika

kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa (Anonim,

2010).

2.3.1 Sifat Fisika Tanah

1. Warna tanah

Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun

tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran

warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh

luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing

terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan

menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik

dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas,

sehingga sangat mempengaruhi warna tanah (Hanafiah, 2014).

2. Tekstur

Tekstur Tanah merupakan salah satu dari beberapa sifat fisik tanah seperti

warna tanah, struktur tanah, kadar air, bulk density, dan lain sebagainya. Tekstur

Tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi-fraksi debu, liat, dan pasir dalam

bentuk persen. Tekstur tanah erat hubungannya dengan kekerasan, permeabilitas,

15
plastisitas, kesuburan, dan produktivitas tanah pada daerah tertentu. Tekstur tanah

mengindikasikan perbandingan relatif berbagai golongan partikel tanah dalam

suatu massa. Ukuran relatif partikel tanah di implementasikan dalam bentuk

tekstur yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanahStruktur tanahStruktur

tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini

terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu

perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-

gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang

berbeda-beda (Hanafiah, 2005).

3. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah

primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu

agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.

Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan

merupakan penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan

warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam

hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan

pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi

dan gerakan air (Bale, 2001).

4. Konsistensi

Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan

ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang

menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi

16
(tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban

tanah.Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi

dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap

perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang

mempengarui bentuk tanah (Anonymous, 2010).

5. Porositas

Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruangpori, dimana keberadaan

ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air.

Jumlah air yan g bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran

dan jumlah pori yang ada dalam tanah tersebut.  Besar ruang pori tanah nervariasi,

dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya

dan keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996).

6. Permeabilitas

Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan

bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009).

Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara

lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah

tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1)

(N.Suharta dan B. H Prasetyo, 2008).

7. Bulk Desiny

Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan

volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup

lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga

17
mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik ini berperan dalam

pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin

berkembang struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil

(Anonim, 2001).

2.2.3 Sifat Biologi Tanah

1. Ekosistem Tanah

Manusia diciptakan dari tanah, hidup di atas dan makan dari tanah,

kemudian  setelah mati masuk dan kembali jadi tanah, sehingga tidak

mengherankan jika semua biota (jasad hidup) lainpun, baik berupa selsel

microskopis, tumbuha hingga hewan penghuni liang tanah, secara langsung

maupun tak langsung hidupnya bergantung pada tanah, seluruh kehidupan di alam

raya lingkungan secara keseluruhan menyusun ekosfer. Setiap ekosistem dicirikan

oleh adanya kombinasi yang unik antara jasad dan biologis dan sumber-sumber

abiotik yang berfungsi memelihara kesinambungan aliran energi dan nutrisi bagi

biota tersebut. Di dalam ekosistem tanah, ada 3 kelompok terpenting meliputi foto

ototrofik meliputi ketumbuhan tingkat tinggi dan beberapa algae, khemo-otorofik

seperti bakteri nitrifikasi dan bakteri pengoksidasi sulfur,serta khemo-heterorofik

seperti hewan, protozoa, jamur dan beberapa bakteri (Lal, 1987 dalam Ma’shum,

2003)

2. Daur Energi–Hara

Produsen utama dalam ekosistem adalah tanaman bervaskuler(pembuluh)

yang menggunakan energi matahari dan karbon CO2 dalam proses fotosintesisnya.

Konsumen dan dekomposer mememanfaatkan bagian-bagian tanamana baik

18
berupa buah, bunga,  tajuk, daun, batang, cabang, ranting, akar dan umbi

tetanaman di sebut biomas tanaman untuk hidup dan aktivitasnya.Pada ekosistem

padang rumput, vegetasi rumput yang tumbuh merupkan produsen 90% biomass

yang dihasilkan. Komsumen primer dari biomas ini melipiti berbagai binatang

sepertii marmut dan kelinci, yang kemudian dimangsa oleh rubah dan burung

(Lal, 1987 dalam Ma’shum, 2003).

2.3 Warna Tanah

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan

untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung

terhadap tekanan tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya

terhadap temperature dan kelembaban tanah. Kebanyakan tanah mempunyai

warna yang tidak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerap

kali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling). Warna

tanah merupakan komposit (campuran) dari warna-warna komponen-komponen

penyusunannya. Efek komponen-komponen penyusunannya terhadap warna

komposit ini secara langsung proporsional terhadap total permukaan tanah yang

setara dengan luas permukaan spesifik dikali proporsi volumetrik masing-

masingnya terhadap tanah, yang bermakna materi koloidal mempunyai dampak

terbesar terhadap warna tanah, misalnya humus dan besi hidroksida yang secara

jelas menentukan warna tanah. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan

pergerakan beberapa komponen tanah, khususnya besi (Fe) dan Mangan (Mn),

selam musim hujan, yang kemudian mengalami prespitasi (pengendapan) dan

deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Karatan

19
berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi atau

mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbebtuk apabila besi dan mangan

tersebut mengalami prespitasi (Hanafiah, 2010).

2.5 pH Tanah

pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur

dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH

antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh,

jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan

cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan

nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH.

Di bidang pertanian tanah yang ideal adalah Ph mendekati 7 sehingga unsur

hara dan senyawa yang penting dapat diserap oleh tanaman. Jika pH tanah terlalu

asam yaitu dibawah nilai 7 maka perlu diperbaiki dengan menambahkan kapur

(CaCO3) pada tanah tersebut sehingga pH-nya mendekati netral. Caranya pada

awal musim kemarau kita gemburkan tanah menggunakan cangkul, taburkan

kapur giling atau kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.

Campur kapur tersebut dengan tanah yang akan kita netralkan dengan dosis ½ kg

tiap m2, biarkan selama kurang lebih 1 bulan (pengapuran diusahakan agar tidak

terkena hujan). Setelah 1 bulan atau lebih, kita ukur kembali pH tanah tersebut

hingga mendapat pH 7. Setelah kita dapatkan pH 7 biarkan 2 minggu , kalau akan

di Tanami kita harus menyiramnya paling tidak 5 kali apabila akan kita lakukan

pemupukan untuk dilakukan penanaman(sebaiknya menggunakan pupuk

kandang). Jika tanah bersifat basa caranya sama dengan jenis tahah yang Asam,

20
tetapi tidak menggunakan kapur, melainkan menggunakan belerang dan lakukan

cara yang sama apa bila akan dilakukan pemupukan. Penggunaan pH meter dapat

lebih komplek lagi untuk pengukuran pH tepung, pH Urine, maupun pH Karbon

aktif dan lain-lain (Hakimdkk, 1986).

2.6 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program

uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk

mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai

petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan

menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang

diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan

cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan

terpenting di dalam program uji tanah.

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum

tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan

tanah saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi

kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup

untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya

diambil pada kondisi basah(Pairunan dkk, 1985).

21
2.7 Vegetasi Rambutan

Rambutan dapat tumbuh baik di daerah dengan ketinggian sampai 500

meter di atas permukaan laut dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Meski

kurang baik tumbuh pada daerah yang banyak genangan air, namun rambutan

perlu daerah curah hujan yang merata sepanjang tahun atau system pengairan

yang teratur. Tanaman rambutan dapat tumbuh dan menghasilkan walau dibiarkan

tanpa perhatian. Namun bila menghendaki hasil yang optimum, tanaman

rambutan juga membutuhkan pemeliharaan yang tidak memerlukan perhatian

yang intensif. Pemeliharaannya hanya meliputi pemberian pupuk bila diperlukan,

penyiangan tanah sekitar tanaman, dan pemangkasan biasanya dilakukan usai

pemanenan ( Mahirworo dkk,, 1989).

22
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ilmu tanah di laksanakan pada tanggl 04 Maret 2021 pukul 07.00

WITA sampai dengan selesai. Bertempat di Kebun Karya Maju, Kampung

Tengah, Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur.

3.2 Bahan dan Alat

Alat yang digunakan saat praktikum ilmu tanah yaitu : cangkul, dodos, bor

tanah, catter, pH, meteran, buku munshell, camera, parang, alat tulis. Sedangakan

bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang diambil di lokasi praktikum.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Profil Tanah

1. Bersihkan lahan yang akan dijadikan tempat untuk praktikum

2. Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk praktikum seperti cangkul,

dodos, meteran, bor tanah dan cutter.

3. Buatlah lubang ditanah sedalam 1 meter menggunakan cangkul dan dodos, tapi

sebelum penggalian tanah dilakukan pengukuran terlebiih dahulu, agar teratur

dengan baik.

4. Bagian dari sisi penampang yang diamati adalah sisi yang terkena sinar

matahari secara langsung

5. Lakukan pengamatan profil untuk menentukan horizon tanah yang terdapat

dalam profil tersebut.

23
3.3.2 Pengambilan Sampel Tanah

1. Siapkan bor terlebih dahulu, kemudian ukur alat tersebut menggunakan

penggaris dengan ukuran 0-20 pada bagian I di ambil ke II dengan ukuran 20-

40 dengan bagian ke III 40-60.

2. Kemudian garis ke III bagian tersebut, setelah digaris dengan spidol dan

diletakan diatas kresek pada bagian I kemudian tanah I diambil dan diletakan

diatas keresek agar mudah dipahami pada saat pengamatan sampel tanah.

3.3.3 Pengamatan pH

pH Tanah. Tanah adalah media alami yang menjadi salah satu aspek

penunjang kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk pula tanaman. Subur atau

tidaknya tanah dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang berbeda-beda pada

setiap jenis tanah.Unsur hara yang terkandung dalam tanah secara langsung

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman disamping faktor

kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari dalam tanah. Kemampuan

tanaman untuk melakukan proses penyerapan unsur hara juga dipengaruhi oleh

faktor utama, yakni tingkat keasaman tanah atau pH.

24
IV .HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 1 : Hasil pengamatan profil Tanah

Keterangan I II III IV

Simbol Horizon O A E B

Kedalaman Horizon (cm) 12 cm 11 cm 15,5 cm 12 cm

Batas Horizon Ber- Berumbak Terputus Agak

gelombang terputus

Warna 10yr 3/6 10yr 4/6 7,5yr 4/6 7,5yr 5/8

pH 4,9 4,6 4,5 4,4

Tekstur Liat Liat Berpasir berpasir

berpasir berpasir lempung

Basah √

Konsistensi Lembab √ √

Kering √

25
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka diperoleh : 

1. Pada Pofil Tanah pertama lapisan I atau horizon O dengan kedalaman 12 cm,

dengan batas horizon 0-12 cm, Memiliki warna 10YR3/6, dengan PH 4,9,

tekstur tanah pada lapisan I atau Horizon O adalah Liat berpasir, Dengan

perkembangan nya di lapisan O adalah Lemah,dengan Struktur horizon O

dengan kelas ukuran yaitu liat berpasir, dengan bentuk Bergumpal, dan

keadaan Basah. Konsistensi Basah pada horizon ini adalah lekat, dan dengan

konsistensi lembab yaitu di horizon O adalah Gembur. Dan keadaan perakaran

di Horizon O, di kedalaman 12 cm, terdapat bnyak akar – akar halus,dan

sedikit akar sedang, dan sedikit pula akar keras di horizon O.

2. Pada horizon A, Merupakan horizon mineral di permukaan yang terdapat

akumulsi bahan organik yang bercampur dengan bahan mineral, memiliki

kedalaman horizon 11 cm, dengan batas horizon datar, dan memiliki warna

horizon 10YR 4/6, horizon ini memiliki PH 4,6, dan tekstur liat,memiliki tingkat

perkembangan keras dan sturtur kelas ukuran, keras, bentuk bergumpal dan di

horizon ini lembab. Memiliki Konsistensi basah ,lembab. Perakaran di horizon,

di kedalaman 11 cm ini terdapat sedikit perakaran halus, dan tidak ada terdapat

perakaran sedang dank keras.

3. Pada horizon E, Merupakan horizon mineral dengan sifat utama terjadi

pencucian (elluvisasi) maksimum terhadap, liat. besi, aluminium, atau

kombinasinya serta bahan organik. Umumnya berwarna pucat lebih terang dari

pada horizon A diatasnya atau horizon B di bawahnya.

26
Hasil pengamatan di horizon ini yaitu,memiliki kedalaman horizon 15,5 cm

dari horizon A,batas horizon yaitu datar, memiliki warna horizon 7,5 YR 5/6,

dengan PH 4,5 dan tekstur liat. struktur horizon ini dengan tingkat

perkembangannya yaitu keras,dengan kelsa ukuran yaitu, keras, dan bentuknya

yaitu bergumpal, dan di horizon ini memiliki konseitensi basah yaitu lembab,

lembab yaitu basah.pada horizon ini perakaranya tidak terlihat atau tidak

adanya akar pada horizon ini.

4. Pada horizon B, Merupakan horizon transisi,sifat umumnya illuvisasi dan

dekat dengan E pada horizon,dengan kedalaman 12 cm,Batas horizon ini

bergelombang,memiliki warna horizon 7,5 Yr 5/8, dengan PH 4,4 ,tekstur pada

horizon ini berpasir, pada bagian struktur, tingkat perkembanganya yaitu

sedang, kelas ukuran yaitu sedang, bentuk yaitu bergumpal dan lembab. Pada

konsistensi bagian basah yaitu lembab, dan di bagian lembab yaitu lembab.

Perakaran pada horizon ini yaitu dengan kedalam 1 cm sedikit akar halus dan

tidak terdapat akar sedang dan keras.

27
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tanah sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat berpengaruh

pada kegiatan pertanian serta faktor sifat fisik tanah yang sangat penting bagi

pertumbuhan, dimana tanah tersebut dapat di gunakan dalm penanaman jenis

tanaman apa yang di tanam, dengan melihat segi fisik tanah struktur tanah, tekstur

tanah, PH,dan konsistensi tanah yang dapat dilihat dari hasil pengamatan dan

pengambilan sampel tanah.

Morfologi tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati langsung di

lapangan, yang menunjukan profil tanah kearah tanah, karna pentingnya untuk di

amati karena akar tanaman akar berjangkar di tempat tersbut. semakin baik akar

berjangkar pada umumnya pertumbuhan tanaman semakin baik dan sebaliknya.

5.2 Saran

1. bagi yang menggali profil tanah harus lebih memperhatikan dalam

menganalisis sifat-sifat tanah.

2. dalam melakukan pemboran dan penggalian perlu adanya kekompakan antar

kelompok.

3. Sebaiknya dalam pengamatan profil tanah harus dilakukan lebih teliti agar

tidak terjadi kesalahan dalam pengklasifikasian.

4. Perlu adanya, kelengkapan alat dan bahan yang di butuhkan saat pelaksanaan

praktikum.

28
VI. DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K.A 2005.Dasar – ilmu tanah.Divisi buku perguruan tinggi.PT Raja

Grafindo Persada,Jakarta.

Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta.

Jakarta.

Supradi ,G.1983.sifat dan ciri tanah. Institut pertanian Bogor.

29
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah

Disusun Oleh :

AGUSTINA

2054211001238

Di Setujui dan Disahkan Oleh:

Dosen Mata Kuliah Dosen Praktikum

Dian Triadiwarman, SP Dian Triadiwarman, SP

Mengetahui :

30
Ketua Program Studi Agroteknologi

31

Anda mungkin juga menyukai