Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AIR TANAH
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Dasar Dasar Ilmu Tanah
Dosen pengampu : Dr.Ir. Halim Akbar, M.si

Disusun Oleh :
Puspita Rani
210310130

POROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang
Air merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan
untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama
terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci
(650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Tanah yang terletak di daerah musik
atmosfer-litosfer memainkan peran penting dalam menentukan jumlah curahan
lahan dan jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta digunakan di
masa depan. Di Amerika Serikat, 70 persen presipitasi dievapotranspirasikan dan
kembali ke atmosfer sebagai uap. Sehingga, tanah menaikkan peran kunci dalam
mempertahan- kan dan menyimpan air. Sisa 30 persen presipitasi merupakan
persediaan air tawar kandung jangka panjang untuk digunakan dalam rumah
tangga, industri, dan pertanian yang menggunakan irigasi. Suatu hal yang
menguntungkan bahwa air tidak mudah rusak. Sekarang bumi mengandung air
sebanyak yang dikandungnya beberapa ribu tahun silam. Akan tetapi, air
dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk, berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya, dan dapat tercemar.

Ketersediaan air di dalam perut bumi dapat tetap terjaga karena adanya hujan.
Hujan dapat tercipta karena adanya suatu mekanisme alam yang berlangsung
secara terus menerus dalam satu siklus. Perputaran ujud air di planet Bumi dikenal
dengan nama Siklus Hidrologi, yang merupakan salah satu dari 6 jenis siklus
biogeokimia yang berlangsung secara simultan di planet bumi ini, sebagaimana
diketahui bahwa selain Siklus Hidrologi juga terjadi siklus biogeokimia lainnya,
yakni ; (1) Siklus Oksigen, (2) Siklus Karbon, (3) Siklus Nitrogen, (4) Siklus
Fosfor, dan (5) SiklusSulfur (Belerang)

Air tanah adalah air yang eksistensinya berada pada lapisan di bawah
permukaan tanah. Kedalaman letak air tanah tidak sama pada setiap tempat,
karena kedalaman air tanah sangat tergantung pada jenis tanah permukaan dan
kedududukan lapisan tanah yang menyimpan air tanah tersebut. Permukaan yang
merupakan bagian atas dari tubuh air itu disebut muka air tanah atau permukaan
freatik.

Para ahli menyebutkan, peningkatan pertumbuhan penduduk mengakibatkan


pengurangan ketersediaan udara, sehingga untuk memenuhi kebutuhan udara
maka diperlukan pengekploitasian air tanah sebagai pengganti air permukaan yang
debitnya cenderung menurun di musim kemarau dan akibat perubahan tata guna
lahan sumber air permukaan menjadi berkurang. Oleh karena itu diperlukan
manajemen air tanah sebagai solusi sekaligus pencegahan dan penyelesaian
konflik.

Air tersedia (air yang dapat diserap langsung oleh tanaman ) adalah air yang
ditahan pada kondisi kapasitas lapangan hingga koefisien layu,namun makin
mendekati koefisien layu tingkat ketersediaannya semangkin rendah. Oleh karena
itu untuk menjamin tercukupinya kebutuhan tanaman,suplai air harus diberikan
apabila 50-80% air tersedia ini telah habis terpakai. Air yang ditahan di atas
koefisien layu murupakan irt tak tersedia,terdiri dari sebagian air kapiler (air
adhesi dan sedikit air kohesi) dan seluruh air hidroskopis (air kristal).

Beberapa faktor ketersediaan air tanah pada setiap koefisien ini umumnya
bervariasi terutama tergantung pada: Tekstur tanah,kadar bahan organik,senyawa
kimiawi,dan kedalaam solum.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembentukan air tanah?

2. Faktor apa saja yang pempengharui penggunaan air?

3. Apa saja penyebab permasalahan pada air tanah?

4.Bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan air tanah pada masa mendatang?

C. Tujuan Makalah

1. Mendeskripsikan bagaimana proses pembentukan air tanah,

2.Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengharui dalam penggunaan air.
3. Untuk mengetahui apa saja penjebab pada permasalahan air tanah.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan air tanah pada


masa yang akan mendatang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Tanah


Secara umum air tanah diartikan sebagai air yang berada dan berasal dari
lapisan tanah, baik air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh maupun air yang
berada pada lapisan tanah jenuh. Air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh
(soil water), akan menunjang kehidupan vegetasi di permukaan.Sedangkan air
yang berada pada lapisan tanah jenuh (groundwater), menjadi deposit air di dalam
lapisan tanah, yang bisa keluar melalui mata air (artesis), atau tinggal dalam
lapisan tanah sebagai air fosil (fossil water).

Air merupakan unsur utama asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan
di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh
dan berkembang. Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki
fungsi sangat penting bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk
manusia. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung, sehingga
penyediaan air baku secara berurutan untuk kebutuhan domestik, irigasi dan
industri menjadi perhatian dan skala prioritas utama.

Pengertian air tanah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, dan mereka
mendefinisikan sesuai dengan pandangan dan bidang ilmunya masing-masing.
Beberapa pengertian tentang air tanah,antra lain:
1) Menurut Bouwer (2002) ; air tanah adalah air yang terdapat di bawah
permukaan bumi dalam ruang pori tanah dan di rekahan formasi batuan.
2) Scanlon (2002) ; air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di
dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus
menerus oleh alam.
3) Llamas & Santos (2005) ;air tanah adalah air yang ditemukan di ruang
antara partikel tanah dan retakan pada batuan bawah tanah yang terletak di
zona jenuh.

Selain definisi di atas,secara yuridis formal pemerintah juga telah


mendefinisikan istilah air tanah,dalam berbagai regulasi yang pernah diberlakukan
dan atau masih berlaku di wilayah NKRI. Terminologi yuridis tentang air tanah,
adalah “air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah”
Merujuk pada pengertian air tanah yang secara yuridis telah dirumuskan
dalam berbagai regulasi di Indonesia, terlihat ada pemisahan makna antara soil
water dengan groundwater, kedua istilah itu diterjemahkan sebagai “air tanah”.
Karna keduannya berada di bawah permukaan tanah (sesuai terminologi regulasi)
1. Air tanah (soil water) ; adalah air di bawah permukaan tanah yang terdapat
dalam pori-pori dan partikel tanah dan atau batuan, yang berada pada
lapisan tanah tidak jenuh (vadose zone).
2. Air tanah dasar (groundwater) ; adalah air yang terdapat pada ruang antara
partikel tanah dan rekahan batuan di bawah permukaan tanah yang terletak
pada lapisan tanah jenuh (saturatedzone).
Air tanah dasar merupakan kandungan air di dalam lapisan tanah jenuh, baik
berupa air tanah dangkal maupun air tanah dalam.

B. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosferke bumi dan kembali ke atmosfer, dan proses ini berlangsung terus
menerus.Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup
organisme di bumi. Melalui siklus hidrologi, ketersediaan air di daratan bumi
dapat tetap terjaga, sehingga keteraturan suhu lingkungan, cuaca, hujan,
dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena adanya proses siklus
hidrologi ini. Sebagimana yang telah diuraikan bahwa di dalam siklus
hidrologi terjadi beberapa tahapan proses perpindahan tempat pengelolaan air tanah
dan wujud dari air, yang berjalan secara terus menerus (sirkulasi). Proses sirkulasi
tersebut dapat terjadi dari penguapan air baik di laut (water evaporation), di
permukaan tanah (soil evaporation), dan pada tanaman (evapotranspiration)
akibat pengaruh panas dari matahari. Uap air tersebut akan naik dan terkondensasi
diudara, hal ini dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik
embun uap air. Proses kondensasi inilah yang
menyebabkan terjadinya awan. Terbentuk awan pembawa hujan
(cumulonimbus),dari adanya angin yang mendorong berkumpulnya beberapa
awan kecil (cumulus). Setelah awan tersebut jenuh air, maka akan terjadi hujan
(precipitation) Presipitasi tersebut ada yang kembali berevaporasi ke angkasa, ada
yang langsung jatuh ke bawah, sebagian ada diintersepsi oleh tanaman, dan
sebagian yang jatuh mencapai tanah. Air yang mencapai tanah, ada yangmasuk
mengisi lubang-lubang atau cekungan pada permukaan tanah (surface detention)
di danau dan sungai-sungai, kemudian ada yang langsung mengalir di permukaan
(surface run-off), dan sebagian lagi yang diserap ke dalam tanah (infiltration). Air
yang mengalami infiltrasi akan menjadi aliran yang selanjutnya disebut sub-
surface run-off dan sebagian akan mengalir menuju sumber-sumber air
permukaan terdekat misal sungai atau danau. Air yang tidak tertahan dekat
permukaan menerobos kebawah sampai zona dimanana seluruh ruang terbuka
pada sedimen atau batuan terisi air(jenuh air). Air dalam zona saturasi (zone of
saturation) ini dinamakan air tanah (ground water). Air yang melewati aliran
subsurface run-off, sebagian meresap jauh ke dalam tanah (percolation) akan
menjadi aliran bawah tanah (ground water flow) dan selanjutnya mengalir di
dalam akuifer, dan ada yang keluar menjadi mata air (springs), dan sebagian
lainnya akan bermuara di danau, sungai, dan laut.

Melalui pergerakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan proses perubahan
wujud dari cair – uap – padat – dan kembali cair, dalam lintasan sirkulasi yang
berulang-ulang. Berdasarkan bentuklintasan pergerakan dan perubahan wujud
yang dialami dalam prosesnya, maka siklus hidrologi dapat diklasifikasikan dalam
3 (tiga) macam, yaitu sebagai berikut:

1. Siklus Hidrologi Pendek

2.Siklus Hidrologi Sedang


C. Siklus Hidrologi Panjang

Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos kebawah sampai zona
dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air
dalam zona saturasi ( zone of saturation ) ini dinamakan air tanah (ground water ).
Batas atas zona ini disebut muka air tanah (water table). Lapisan tanah, sedimen
atau batuan diatasnya yang tidak jenuh disebut zona aerasi (zone of aeration).
Muka air tanah umumnya tidak horisontal, biasanya mengikuti elevasi
permukaan tanah diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka elevasi muka air di
bawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun
jika terjadi hujan, maka airtanah akan mengisi (recharge) lagi sehingga elevasi
muka airtanah meningkat. Daerah yang air hujannya meresap kebawah
( precipitation) sampai zona saturasi dinamakan daerah rembesan ( recharge
area ), sedangkan daerah yang airtanah keluar dinamakan daerah penampungan

1.1. Lapisan Pembawa Airtanah


Airtanah mengalir melalui lapisan pembawa yang dinamakan aquifer.
Berdasarkan litologinya, aquifer dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
a. Aquifer bebas (unconfined aquifer) yaitu suatu aquifer dengan muka air tanah
merupakan bidang batas sebelah atas daripada zona jenuh air.

b. Aquifer tertekan (confined aquifer) yaitu suatu aquifer dengan air tanah
terletak di bawah lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan
lebih besar dari tekanan atmosfir.

c. Aquifer bocor (leakage aquifer) yaitu suatu aquifer dengan letak air tanah
terletak di bawah lapisan tanah setengah kedap air. Sehingga Aquifer terletak
di antara aquifer bebas aquifer tertekan.

d. Aquifer menggantung ( perched aquifer ) yaitu air tanah yang mempunyai


massa air tanah yang terpisah dari air tanah induk oleh suatu lapisan kedap air
yang tidak begitu luas.

C. Manajemen Air Tanah


Dari sekian banyak terminologi yang ada tentang pengelolaan air tanah terlihat
adanya benang merah, yakni semua usaha yang bertujuan untuk mewujudkan
keberlanjutan eksistensi air tanah, dengan cara penanganan yang terpadu, mulai
dari produk regulasi pemerintah sampai pada pemanfaatan air tanah secara
terkendali. Dengan kata lain bahwa “pengelolaan air tanah adalah serangkaian
upaya yang mencakup produk regulasi, inventarisasi potensi air tanah, prosedur
pemanfaatan, pengawasan dalam pemanfaatannya, serta upaya pengendalian dan
konservasi air tanah, yang dapat menjamin keberlanjutan eksistensi sumberdaya
air tanah”.
Tujuan dan sasaran dari suatu konsep manajemen air tanah, sangat tergantung
pada berbagai faktor, antara lain :
a) Kondisi sumberdaya air tanah, yang meliputi jenis akuifer, struktur lapisan
akuifer, kapasitas akuifer, daerah resapan, daerah lepasan, dan lain
sebagainya.
b) Keperluan eksploitasi air tanah, yang meliputi jenis keperluan, kapasitas
yang diperlukan, intensitas dan durasi pengambilan, dan lain sebagainya.
c) Kondisi lingkungan, seperti ada tidaknya ancaman intrusi air laut, atau
infiltasi zat polutan ke dalam air tanah dan lain sebagainya.

D. Faktor – faktor Ketersediaan Air Tanah


(1) tekstur tanah. Kadar air tanah liat > lempung > pasir, misalnya pada
tegangan 1/3 atm (kapasitas lapangan), kadar air tanah pada masing-masing
adalah sekitar 55%, 40% dan 15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur
tterhadap proporsi bahan koloid, ruang pori dan luas mukaan adsorptif, yang
semakin halus teksturnya akan membuat daya, sehingga semakin besar
kapasitas-simpan airnya.
(2) kadar bahan organik tanah (BOT). BOT memiliki pori-pori yang jauh lebih
banyak daripada partikel mineral tanah, yang berarti luas permukaan
penjerap udara juga lebih banyak, sehingga semakin tinggi kadar BOT akan
semakin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah
(3) Senyawa kimiawi. Garam-garam dan senyawa-pupuk/amelioran (pembenah
tanah) baik alami maupun nonalamiah mempunyai gaya osmitik
yang dapat menarik dan menghidrolisis udara, kadar dan ketersediaan udara
tanah menurun; banyak senyawa kimia di dalam tanah akan menyebabkan
koefisien layu yang meningkat. Konsekuensinya,makin banyak senyawa
kimiawi didalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah
menurun.
(4) Kedalaman solum/lapisan tanah menentukan volume simpanan air tanah
semakin dalam semakin besar, sehingga kadar dan kesersediaan udara juga
semakin banyak. Kedalaman solum/lapisan ini sanagt penting bagi tanaman
berakar tinggang dan dalam.

Di samping faktor tanah ini, faktor iklim dan tanaman juga berpengaruh
terhadap curah hujan, suhu dan kecepatan angin, yang pada prinsipnya terkait
dengan suplai udara dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh
meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta
tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan
air tanaman.

BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

1. Proses Pembentukan Air Tanah


Secara umum air tanah diartikan sebagai air yang berada dan berasal dari
lapisan tanah, baik air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh maupun air yang
berada pada lapisan tanah jenuh. Air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh
akan menunjang kehidupan vegetasi di permukaan, sedangkan air yang berada
pada lapisan tanah jenuh menjadi deposit air di dalam lapisan tanah, yang bisa
keluar melalui mata air (artesis), atau tinggal dalam lapisan tanah sebagai air fosil
(fossil water).
Air tanah terbentuk dari beberapa rangkaian dalam proses hidrologi, yang
dimulai dari turunnya hujan (presipitasi), lalu terjadi proses infiltrasi baik dari
aliran air genangan permukaan maupun yang berinfiltrasi dari air danau, sungai,
maupun air laut. Sebagian air yang berinfiltrasi kembali menguap (evaporasi dan
transpirasi), dan sebagian lagi akan berperkolasi lebih jauh ke dalam lapisan tanah
dan akhirnya mencapai muka air tanah (groundwater table). Air yang berperkolasi
inilah yang kemudian berkumpul dan membentuk air di dalam lapisan yang
disebut air tanah.

2. Faktor Apa Saja Yang Mempengharui Penggunaan air

Iklim Kebutuhan air untuk mandi,menyiram tanaman ,pengaturan udara dan


sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hanggat dan kering daripada di iklim
yang lembab. Pada iklim yang sangat dingin, air mungkin diboroskan di keran-
keran untuk mencegah bekunya pipa-pipa.

Ciri-ciri penduduk Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari para
langgan-an. Pemakaian per kapita di daerah-daerah miskin jauh lebih rendah
daripada di daerah-daerah kaya.
Di daerah-daerah tanpa limbah limbah, konsumsi dapat sangat rendah hingga
hanya sebesar 10 gpcd (40 liter/kapita per hari).
Masalah lingkungan hidup Perhatian masyarakat terhadap berlebihan-nya
pemakaian sumber-sumber daya telah menyebabkan berkembangnya alat-alat
yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah udara di daerah pemukiman.
Industri dan perdagangan pesawat-pesawat sering membutuhkan jumlah udara
yang besar. Jumlah yang sebenarnya tergantung pada besarnya pabrik dan jenis
industrinya. Beberapa industri mengembangkan sistem penyediaan airnya sendiri
dan hanya sedikit atau sama sekali tidak menuntut dari sistem kota yang
bersangkutan.

Iuran air dan meteran Bila harga air mahal,orang akan lebih menahan diri dalam
pemakaian air dan industri mungkin mengembangkan persediaannya sendiri
dengan biaya yang lebih murah.Pra langganan yang diukur dengan meteran akan
cenderung untuk memperbaiki kebocoran- kebocoran dan mempergunakan air
dengan jarang. Pemasangan meteran pada beberapa kelompok masyarakat telah
menurunkan penggunaan air sebanyak 40%

Ukuran kota Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat yang
cenderung cenderung untuk lebih tinggi di kota-kota besar daripada di kota kecil.
Secara umum, perbedaan yang ditimbulkan oleh industri, lebih banyak
penggunaan taman-taman, lebih banyak pemakaian untuk perdagangan dan
mungkin lebih banyak kehilangan dan pemborosan di kota-kota besar.

3. Bagaimana Pengelolaan Dan Pemanfaatan Air Tanah Pada Masa


Mendatang
Pengelolaan dan pemanfaatan air tanah pada masa mendatang, perlu
dikembangkan dengan suatu konsep yang oleh penulisdisebut dengan “paradigma
keperluan”, yaitu suatu paradigma di dalam penggunaan air tanah yang didasarkan
pada pemenuhan kebutuhan semata, dan bukan untuk memenuhi kepentingan
manusia yang tak bertepi, terutama di dalam merengkuh keuntungan pribadi
dengan mengorbankan kebutuhan makhluk lain dan kepentingan terhadap
eksistensi dan kelestarian sumberdaya air tanah. Ada 5 (lima) prinsip yang
mendukung pengelolaan air tanah berbasis paradigma keperluan, yakni :
1. Konservasi Air Tanah.
Konservasi dalam hal ini berarti menggunakan air tanah hanya secukupnya
saja untuk memenuhi kebutuhan yang senyatanya, tanpa pemborosan. Konservasi
yang efektif biasanya meliputi suatu paket langkah pengendalian yang terdiriatas :
a. Perlindungan dan pelestarian sumberdaya air tanah, antara lain:
o Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air ;
O Pengendalian pemanfaatan sumber air tanah;
O Pengaturan daerah pelepasanair tanah; dan
O Rehabilitasi hutan dan lahan.

b. Pengawetan air tanah, antara lain :

o Menyimpan air yang berlebihan pada musim hujan;

o Penghematan penggunaan air tanah; dan

o Pengendalian penggunaan air tanah.

c. Pengelolaan kualitas air tanah, dengan cara memperbaiki kualitas air


pada sumber air antara lain dilakukan melalui upaya penjenuhan atau
aerasi pada sumber-sumber air tanah yang ada.

d. Pengendalian pencemaran air tanah, dengan cara mencegah masuknya


pencemaran air pada sumber air tanah dan prasarana sumberdaya air
lainnya.

e. Kampanye untuk mendorong konsumen untuk lebih sadar terhadap


akibat penggunaan air tanah yang boros.

2. Pendayagunaan Sumberdaya Air Tanah.


Wujud pendayagunaan sumberdaya air tanah yang baik adalah pemanfaatan
air tanah secara optimal dan berkelanjutan. Pendayagunaan Sumberdaya air tanah
dilakukan melalui kegiatan inventarisasi potensi air tanah, perencanaan
pemanfaatan air tanah, perizinan, pengawasan dan pengendaliannya.
3. Pengendalian Daya Rusak Air Tanah.

Pengen dalian daya rusak dari air tanah perlu dilakukan secara
menyeluruh,baik yang terhadap daya rusak air tanah seperti pencegaha
penyebaran bakteri, polutan, dan lain sebagainya, maupun terhadap kerusakan ait
tanah itu sendiri upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kondisi air
tanah.

4. Sistem Informasi Sumberdaya Air Tanah.


Penggunaan teknologi dan sistem yang selalu siap bekerja dengan sumber-
sumber daya yang dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat yang dilayani,
tanpa ketergantungan yang berlebih pada masukan dari luar. Hal ini meliputi tidak
saja keuangan, melainkan juga mengelola sistem dan ketrampilan yang diperlukan
untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang telah dipasang dan juga peduli
terhadap partisipasi masyarakat (dalam memilih teknologi yang akan diterapkan
dan dalam menentukan cara mengelolanya, demikian juga dalam perencanaan,
konstruksi, manajemen, serta operasi dan pemeliharaan yang tepat). Sistem yang
tidak mampu berjalan atau yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat yang
seharusnya dilayani merupakan penyia-nyiaan investasi sumberdaya.

5. Sistem Melingkar (Circular System).


Dengan meningkatnya tekanan jumlah penduduk terhadap sumber-sumber
daya yang terbatas, maka kita perlu memikirkan sistem melingkar, bukan garis
lurus. Kota yang membuang polusinya ke saluran air dan menyebabkan masalah
bagi orang lain tidak bisa diterima lagi. Sebaliknya, air limbah yang telah diolah
seharusnya dianggap sebagai suatu sumber bernilai yang dapat dipakai kembali.

Konsep pengelolaan air tanah pada dasarnya mencakup upaya serta kegiatan
pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya air tanah berupa
penggunaan air tanah yang tersedia dalam konteks ruang dan waktu, dan
komponen mutu serta komponen volume (jumlah) air tanah pada akuifer suatu
wilayah untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan mahkluk hidup. Dengan
demikian pengelolaan air tanah yang berkelanjutan merupakan suatu sistem dalam
rangka upaya pemanfaatan air tanah yang terpadu dan dapat membentuk suasana
dan kondisi lingkungan hidup yang berkelanjutan, akrab serta menyenangkan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Secara umum air tanah diartikan sebagai air yang berada dan berasal dari
lapisan tanah, baik air yang berada pada lapisan tanah tak jenuh maupun air yang
berada pada lapisan tanah jenuh. Air tanah terbentuk dari beberapa rangkaian
dalam proses hidrologi, yang dimulai dari turunnya hujan (presipitasi), lalu terjadi
proses infiltrasi baik dari aliran air genangan permukaan maupun yang
berinfiltrasi dari air danau, sungai, maupun air laut. Ada 5 (lima) prinsip yang
mendukung pengelolaan air tanah berbasis paradigma keperluan, yakni :.
Konservasi dalam hal ini berarti menggunakan air tanah hanya secukupnya saja
untuk memenuhi kebutuhan yang senyatanya, tanpa pemborosan. b. Wujud
pendayagunaan sumberdaya air tanah yang baik adalah pemanfaatan air tanah
secara optimal dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi dan sistem yang selalu
siap bekerja dengan sumber-sumber daya yang dapat diperoleh dari lingkungan
masyarakat yang dilayani, tanpa ketergantungan yang berlebih pada masukan dari
luar. Dengan meningkatnya tekanan jumlah penduduk terhadap sumber-sumber
daya yang terbatas, maka kita perlu memikirkan sistem melingkar, bukan garis
lurus. Konsep pengelolaan air tanah pada dasarnya mencakup upaya serta kegiatan
pengembangan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya air tanah berupa
penggunaan air tanah yang tersedia dalam konteks ruang dan waktu, dan
komponen mutu serta komponen volume (jumlah) air tanah pada akuifer suatu
wilayah untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan mahkluk hidup.

2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan dari makalah ini adalah masyarakat
diharapkan dapat mempergunakaan air sesuai dengan kebutuhan nya saja selain
itu juga masyarakat dapat menjaga lingkungan agar air tidak terkontaminasi oleh
bakteri bakteri yang dapat membahayakan sisapapun yang mengkonsumsi nya.
Dan diharapkan pada setiap orang pengguna air tanah untuk melakukan
pemeliharaan sumber air tanah agar tetap dapat dimanfaatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Rizal Nanang Saiful,dan Totok Dwi Kuryanto.2005.Teknik Pendugaan dan


Eksploiasi Air Tanah.Jember:Lppm Unmuh.

Kodoatie Robert J.2012.Tata Ruang Air Tanah.Yogyakarta:Andi Offset.


Darwis H.2018.Pengelolaan Air Tanah.Yogyakarta:Pena Indis.

Linsley rey k,Joseph B Franzini,dan Djoko Sansongko.1991.Teknik Sumber Daya


Air. jilid 2.Jakarta:Erlangga.

Hanafiah Kemas Ali.2005.Dasar-Dasar Air Tanah.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Foth Handry D,Soenartono Adisoemarto.1994.Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi


Keenam.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai