Anda di halaman 1dari 18

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Istilah sistem informasi geografis diartikan sebagai suatu sistem
berdasarkan komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang
bereferensi geografi (gereference) dalam hal pemasukan, manajemen data,
memanipulasi dan mengalisis serta pengembangan produk dan percetakan. Dalam
pengertian lain sistem informasi geografis diartikan sebagai sekumpulan
perangkat keras komputer (hardware), perangkat lunak (software), data-data
geografis, dan sumberdaya manusia yang terorganisir yang secara efisien
mengumpulkan, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis dan
menampilkan semua bentuk data yang bereferensi geografis (Inopianti dan
Ramdan, 2016).
Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information System (GIS)
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk
bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial
mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan
operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan
kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang
membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi (Aini, 2009).
Pemetaan merupakan suatu usaha untukmenyampaikan, menganalisis, dan
mengklasifikasi data yang bersangkutan, serta menyampaikan ke dalam bentuk
peta dengan mudah, memberi gambaran yang jelas, rapih, dan bersih. Pemetaan
yang mempunyai tujuan khusus sering disebut peta tematik, peta yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan. Pada umumnya yang dipentingkan dalam peta tematik
adalah penyajian datadalam bentuk simbol, karena simbol menyampaikan isipeta
dan sebagai media komunikasi yang baik antara pembuat peta dengan pengguna
peta. Pembuat peta harus berusaha membuat simbol yang sederhana, mudah
2

digambar tetapi cukup teliti, sedangkan bagi pengguna peta, simbol itu harus jelas
dan mudah dibaca atau dipahami (Novitasari et al., 2015).
Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam
proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang
merepresentasikan dunia nyata dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa
sehingga dapat disajikan dalam bentuk- bentuk yang lebih sederhana dan sesuai
kebutuhan. Sejak pertengahan tahun 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem
yang secara khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferensi
geografis dalam berbagai cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup
pengorganisasian data dan informasi, penempatan informasi pada lokasi tertentu,
melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan informasi, beserta
analisa-analisa spasial lainnya (Ulfiah, 2013).
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) telah berkembang pesat. SIG
dibuat dengan menggunakan informasi yang berasal dari pengolahan sejumlah
data, yaitu data geografis atau data yang berkaitan dengan posisi obyek di
permukaan bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data
berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan visualisasi
yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan analisis geografis
melalui gambar-gambar petanya. SIG dapat disajikan dalam bentuk aplikasi
desktop maupun aplikasi berbasis web. SIG juga dapat memberikan penjelasan
tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis
lainnya serta dapat membantu menganalisis permasalahan umum seperti masalah
ekonomi, penduduk, sosial pemerintahan, pertahanan serta bidang pariwisata
(Swastikayana, 2011).
Manusia menggunakan peta untuk seribu tahun lalu sampai sekarang dan
menganalisa informasi geografi. Arcgis melestarikan tradisi kuno ini. Arcgis
dating dengan banyak manfaat dari data siap pakai yang dapat digunakan segera
untuk membuat seratus peta yang berbeda. Tambahan data yang tersediadari
ESRI, dariperusahaan yang berbeda, dandari internet. Setiap individu dapat
menggunakan Arcgis untuk mengambil data dan menyimpannya dalam format file
shape anda sendiri, format ARC/INFO, dan banyak lagi format yang lain (Siregar,
2013).
3

Sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware),


perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan input data,
pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial.
Sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik
dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial dibedakan menjadi data
grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik). Data
grafis mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon)
dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran,
bentuk, posisi dan arah. Fungsi user adalah untuk memilih informasi yang
diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang
efisien, menganalisa hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan
merencanakan aplikasi (Novitasari et al., 2015).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi ArcGis.
2. Untuk mengetahui fungsi tracking.
3. Untuk mengetahui prosedur dari pengolahan data tracking.

Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum ini adalah mampu memahami
cara penggunaan software ArcGis10.3 di dalam pemetaan suatu lokasi atau daerah
dan dapat dijadikan sebagai sumber referensi (informasi) serta sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti praktikum Sistem Informasi Sumberdaya Perairan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

ArcGis 10.3
ArcGIS adalah perangkat yang sangat populer dan andal dalam melakukan
tugas-tugas Sistem Informasi Geografis (GIS). Meskipun cukup banyak perangkat
lunak alternatif yang lebih murah dan bahkan gratis, tetapi ArcGIS masih menjadi
perangkat lunak GIS yang utama. Keandalan ArcGIS tidak saja dalam hal
membuat peta, melainkan yang lebih utama adalah membantu praktisi SIG
melakukan analisis, pemodelan, dan pengelolaan data spasial secara efektif dan
efisien (Putranto dan Alexander, 2017).
ArcGis merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi
Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Environmental
System Research Institute, Inc.). Dengan ArcGis, pengguna dapat memiliki
kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, mengexplore, menjawab
query (baik basisdata spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara
geografis, dan sebagainya. Kemampuan perangkat SIG ArcGis secara umum
dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertukaran data, membaca dan menuliskan data
dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya.Melakukan analisis
statistik dan operasi-operasi matematis. Menampilkan informasi (basis data)
spasial maupun atribut. Menjawab query spasial maupun atribut. Melakukan
fungsi-fungsi dasar SIG. Membuat peta tematik. Meng-customize aplikasi dengan
menggunakan bahasa skrip. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan
menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat
lunak SIG ArcGis) (Harseno dan Tampubolon, 2007).
Komponen‐komponen yang menentukan dalam sistem informasi geografi
adalah perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), operator atau
sumberdaya manusia (brainware), data, dan metode. Kelima komponen ini sangat
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Apabila satu komponen hilang maka
proses dari suatu sistem informasi geografi tidak akan berjalan dan menghasilkan
suatu keluaran (output) dengan baik.Berbagai perangkat lunak telah tersedia untuk
suatu proses SIG. Mulai dari perangkat lunak untuk menganalisis suatu data citra
satelit hingga perangkat lunak untuk membuat peta secara digitasi. Salah satu
5

perangkat yang sudah dikenal oleh pengguna SIG adalah pernangkat lunak
ArcGis yang dikeluarkan oleh ESRI. Saat ini, Arcgis sudah sampai pada versi 10.3
sehingga lebih dikenal dengan Arcgis 10.3. dalam perangkat lunak ini mash
membutuhkan beberapa perangkat tambahan atau yang dikenal sebagai extension.
Fitur tambahan ini berfungsi untuk menganalisis dan memroses suatu pekerjaan
yang merupakan pengembangan fitur di luar fitur standar yang disediakan oleh
perangkat lunak Arcgis (Ariyanto, 2012).
Perangkat lunak sistem informasi geografi saat ini telah banyak dijumpai
dipasaran. Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering
digunakan saat ini adalah ArcGis. ArcGis yang merupakan salah satu perangkat
lunak Sistem Informasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI (Environmental
Systems Research Institute). ArcGis dapat melakukan pertukaran data, operasi-
operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara
bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script)
serta melakukan fungsifungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions. Saat ini
ESRI telah mengeluarkan tiga seri ArcGis yaitu ArcGis 10.3, ArcGis 10.3 dan
ArcGis 10.3 dimana setiap pengeluaran seri terbaru dilakukan penyempurnaan-
penyempurnaan didalamnya. Sebelum menjalankan program ArcGis terlebih
dahulu user harus menginstal program ArcGis ini (Martono et al., 2008).
ArcView GIS merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem
Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan
ArcView GIS, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk
melakukan visualisasi meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial
maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya. Arcview
GIS mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai
berikut. Project adalah suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView GIS.
Sebuah project berisi pointers yang merujuk pada lokasi fisik (direktori dalam
disk) di mana dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain juga menyimpan
informasi-informasi pilihan pengguna (user preferences) untuk project-nya
(ukuran, simbol, warna dan sebagainya) (Mukhlis, 2013).
6

GPS (Global Positioning System)


Perkembangan teknologi informasi telah berkembang, salah satunya pada
pembuatan aplikasi yang sudah dapat dikembangkan pada perangkat smartphone
berbasis android yang dapat dengan mudah digunakan serta dapat menyediakan
informasi secara cepat dan efisien. Salah satu fitur yang terdapat dalam
smartphone adalah layanan internet dan dilengkapi dengan fitur GPS (Global
Positioning System), yaitu sistem navigasi yang menggunakan sinyal satelit dalam
penggunaannya. Dengan adanya GPS pengguna smartphone dapat mengetahui
koordinat dari pengguna, yaitu berupa data latitude dan longitude. GPS dapat
menghitung informasi, seperti kecepatan, arah yang dituju, jalur, tujuan
perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan lainlain.
Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk menghitung
waktu perjalanan (travel time). Penerapan lokasi dengan Location-Based Services
(LBS) atau layanan berbasis lokasi yang mampu mendeteksi letak pengguna juga
dapat memberikan layanan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan letak
pengguna tersebut. LBS ini juga memanfatkan fungsi teknologi GPS dan cell-
besed location dari Google. Dalam mengukur posisi, LBS menggunakan lintang
dan bujur untuk menentukan lokasi geografis (Alfeno dan Devi, 2017).
GPS adalah satu-satunya sistem navigasi satelit. Sistem ini menggunakan
satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima
oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan
posisi,kecepatan, arah, dan waktu. Cara kerja sistem ini menggunakan sejumlah
satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan
ditangkap oleh sebuah alat penerima.Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu
bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna. Bagian kontrol bertugas
untuk mengontrol setiapsatelit navigasi yang beredar di luar angkasa, karena
setiap satelit memilikikemungkinan berada sedikit diluar orbit, Bagian ini dapat
melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan dari satelit-satelit tersebut.
Sinyal yang dikirim oleh satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan
dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini
disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat
navigasi (Reskanida, 2016).
7

Satelit GPS mengelilingi bumi dua kali sehari dalam orbit yang amat
presisi sambil memancarkan sinyal ke bumi. GPS receiver (kita sebut receiver
saja) menerima informasi ini menggunakan metode Triangulasi untuk menghitung
secara pasti di mana lokasi receiver. Pada dasarnya, receiver membandingkan
timing dalam microsecond pulsa waktu dari sinyal yang ditransmisikan oleh
satelit dengan timing pulsa waktu, yang diterima pada receiver dengan transmisi
pseudorandom code. Perbedaan waktu inilah yang akan memberitahu receiver
seberapa jauh dan arah satelit berada darinya. Setelah jarak diukur dengan
sejumlah satelit GPS lainnya, receiver dapat menentukan posisinya dalam
koordinat lintang dan bujur derajat (Nataliana, 2013).
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan
penentuan posisi menggunakan 24 satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika
Serikat yang dapat digunakan oleh semua orang dengan segala cuaca, serta
didesain untuk memberikan posisi, kecepatan dan waktu secara kontinyu di
seluruh dunia. Kemajuan teknologi penentuan lokasi seperti GPS berkembang
pesat dengan tingkat ketelitian yang semakin presisi, bermacam variasi, semakin
murah dan sangat membantu dalam hal navigasi.Sampai saat ini GPS merupakan
alat penentuan posisi yang paling populer di dunia tanpa dikenakan biaya
pemakaian (Hanafi, 2015).

Tracking
Sebuah sistem tracking yang umum digunakan adalah dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System). Karena dengan menggunakan
GPS kita dapat mengetahui koordinat lintang dan koordinat bujur dari suatu
tempat atau titik di permukaan bumi, sehingga dapatditentukan posisi dari tempat
ataupun titik tersebut. Posisi tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan GPS
receiver yang merupakan koordinat lintang dan bujur dari GPS receiver itu
sendiri. GPS receiver akan memberikan data keluaran berupa data posisi
(koordinat lintang dan bujur), waktu, kecepatan, serta arah dari GPS receiver
tersebut (Nataliana, 2013).
Metode penentuan posisi objek bergerak adalah mekanisme bagaimana
memantau keberadaan objek bergerak di muka bumi.Metode ini dapat diterapkan
padaperusahaan angkutan armada Bus untuk mengetahui posisi dan rute yang
8

telah ditempuh. Dengan penerapan sistem ini maka pihak perusahaan dapat
mengontrol aktivitas tiap armada busnya (Hanafi, 2015).
Sebuah sistem tracking yang umum digunakan adalah dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System).Karena dengan menggunakan
GPS kita dapat mengetahui koordinatlintang dan koordinat bujur dari suatu tempat
atau titik di permukaan bumi, sehingga dapatditentukan posisi dari tempat ataupun
titik tersebut.Posisi tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan GPS receiver
yang merupakan koordinat lintang dan bujur dari GPS receiver itu sendiri. GPS
receiverakan memberikan data keluaran berupa data posisi (koordinat lintang dan
bujur), waktu, kecepatan, serta arah dari GPS receiver tersebut (Nataliana, 2013).
Sistem penjejakan posisi (tracking) ini dibagi dalam dua bagian, yaitu
bagian objek dan bagian tracking.Bagian objek terdiri dari GPS receiver, sistem
mikrokontroler STM32, dan ponsel GSM.Sedangkan bagian tracking terdiri dari
ponsel GSM dan PC (Personal Computer) atau notebook. Bagian objek berfungsi
untuk mengirimkan data GPS receiver dan bagian navigasi berfungsiuntuk
melakukan penjejakan posisi (tracking) GPS receiver tersebut. Namun,
pembahasan pada tugas akhir ini lebih ditekankan pada bagian objek, yang
meliputi penjelasan mengenai GPS receiver, mikrokontroler STM32L, deskripsi
kerja sistem, perancangan hardware bagian objek, serta pengujian dan analisis
system (Nataliana, 2013).
Perkembangan transportasi saat ini sudah menerapkan teknologi informasi
dan telekomunikasi yaitu GPS Tracker sebagai alat bantu navigasi. Dengan
perangkat GPS seorang pengemudi dapat memperoleh informasi posisi dirinya
dan bisa melakukan tracking rute yang telah dilaluidan mencari alamat tujuan
sehingga bermanfaat menghemat bahan bakardan mempercepat waktu tempuh.
GPS Tracker ini bias memilih rute alternatif dengan menggunakan wireless sensor

(Widyantara et al.., 2015).


9

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Maret 2018 pukul
08.00 WIB sampai dengan selesai di JalanUniversitas, Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan adalah laptop untuk menjalankan aplikasi ArcGIS
10.3, GPS Status untuk mengetahui titik koordinat, android untuk menjalankan
aplikasi dan alat tulis untuk mencatat hasil.
Bahan yang digunakan berupa pengharum ruangan untuk menghindari bau
tidak sedap serta internet untuk mendownload aplikasi

Prosedur Praktikum
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Laptop dihidupkan.
10

2. Buka dokumen excel yang berisi data tracking.

3. Pilih menu “file” lalu “Save As” kemudianpilih “Text (Tab Delimated)”,lalu
“save”.

4. Kemudianpilih “Start” lalucarilahdikolompencarian“ArcMap 10.3”,


kemudian klik “OK”
11

5. Pilih menu “File” lalu “Add” dan “Add Data”. Setelahitucarilah file
“Shapefile”.

6. Pilih“kodya75_region.shp”, lalu “Add”.

7. Setelahpetamuncul, klikkananpada“kodya75_region.shp”,kemudiancentang
“Label Features”.
12

8. Klik “Properties” lalupadakotakisian “Label Name” isidengan


“KECAMATAN MEDAN BARU”, laluklik “Apply” dan“OK”.

9. Klikkananpadapeta, kemudianpilih “Identify”. Akan munculkotak dialog


sepertigambardibawahini.

10. Kembalipilih“File” kemudian“Add”lalu “Add Data XY”


13

11. Carilahfile excel yang telah di save as tadidipilihan “Browse”. Lalupilih


“Add”.

12. Pilih “OK”.

13. Akan muncul hasil seperti gambar dibawah ini.


14

HASIL

Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Tracking Gerbang Pintu 1 Universitas Sumatera Utara, Medan

Pembahasan
Banyaknya perangkat lunak untuk Sistem Informasi Geografis tapi masih
tetap Perangkat lunak ArcGIS yang paling populer dan andal dalam mengolah
data peta pada Sistem Infomasi Geografis. Hal ini sesuai dengan Putranto dan
Alexander (2017) yang menyatakan bahwa ArcGIS adalah perangkat yang sangat
populer dan andal dalam melakukan tugas-tugas Sistem Informasi Geografis
(GIS). Meskipun cukup banyak perangkat lunak alternatif yang lebih murah dan
bahkan gratis, tetapi ArcGIS masih menjadi perangkat lunak GIS yang utama.
Keandalan ArcGIS tidak saja dalam hal membuat peta, melainkan yang lebih
utama adalah membantu praktisi SIG melakukan analisis, pemodelan, dan
pengelolaan data spasial secara efektif dan efisien.
15

Arcgis adalah perangkat lunak desktop khususnya untuk mempelajari


Sistem Infomasi Geografis dalam pengolahan data peta. Hal ini sesuai dengan
Mukhlis (2013) yang menyatakan bahwa ArcView GIS merupakan salah satu
perangkat lunak dekstop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah
dikembangkan oleh ESRI. Dengan ArcView GIS, pengguna dapat memiliki
kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi meng-explore, menjawab
query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data secara
geografis dan sebagainya. Arcview GIS mengorganisasikan sistem perangkat
lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
komponen-komponen penting sebagai berikut. Project adalah suatu unit organisasi
tertinggi di dalam ArcView GIS. Sebuah project berisi pointers yang merujuk
pada lokasi fisik (direktori dalam disk) di mana dokumen-dokumen tersebut
disimpan, selain juga menyimpan informasi-informasi pilihan pengguna (user
preferences) untuk project-nya (ukuran, simbol, warna dan sebagainya).
GPS dapat menghitung dan mengetahui informasi koordinat dari pengguna
yaiu berupa latitude dan longitude seperti menghitung kecepatan, arah, tujuan
perjalanan hingga mathari terbit dan terbenam. Hal ini sesuai dengan Alfeno dan
Devi (2017) yang menyatakan bahwa dengan adanya GPS pengguna smartphone
dapat mengetahui koordinat dari pengguna, yaitu berupa data latitude dan
longitude. GPS dapat menghitung informasi, seperti kecepatan, arah yang dituju,
jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan
lainlain. Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk
menghitung waktu perjalanan (travel time). Penerapan lokasi dengan Location-
Based Services (LBS) atau layanan berbasis lokasi yang mampu mendeteksi letak
pengguna juga dapat memberikan layanan informasi yang dibutuhkan sesuai
dengan letak pengguna tersebut. LBS ini juga memanfatkan fungsi teknologi GPS
dan cell-besed location dari Google. Dalam mengukur posisi, LBS menggunakan
lintang dan bujur untuk menentukan lokasi geografis (Alfeno dan Devi, 2017).
Satelit GPS mengelilingi bumi dua kali sehari sambil memancarkan sinyal
ke bumi. GPS receiver berguna untuk menangkap sinyal dari satelit yang dapat
menerima informasi dan menghitung dimana lokasi pengguna. Hal ini sesuai
dengan Nataliana (2013) yang menyatakan bahwa satelit GPS mengelilingi bumi
16

dua kali sehari dalam orbit yang amat presisi sambil memancarkan sinyal ke bumi.
GPS receiver (kita sebut receiver saja) menerima informasi ini menggunakan
metode Triangulasi untuk menghitung secara pasti di mana lokasi receiver.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Fungsi ArcGis adalah sebagai berikut melakukan analisis statistik dan operasi-
operasi matematis. Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun
atribut.Menjawab query spasial maupun atribut. Melakukan fungsi-fungsi
dasar SIG. Membuat peta tematik.Meng-customize aplikasi dengan
menggunakan bahasa skrip. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya
(dengan menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung
penggunaan perangkat lunak SIG ArcGis).
2. Fungsi tracking adalah untuk mengetahui titik koordinat yang berada dalam
suatu peta atau wilayah
3. Prosedur dari pengolahan data tracking.
Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah hendaknya software yang
digunakan dalam praktikum lebih dijelaskan kembali dengan detail fungsi
atauapun cara menggunakannya sehingga praktikan mengerti dengan baik cara
menggunakannya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. 2009. Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya.


STMIK AMIKOM, Yogyakarta.
Ariyanto, D. P. 2012. Petunjuk Kuliah Praktek Sistem Informasi Sumberdaya
Lahan: Pengantar Aplikasi Arcview 3.3. Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Hanafi. 2015. Aplikasi Pemantauan Keberadaan Lokasi dan Kecepatan pada
Kendaraan dengan Menggunakan Teknologi Mobile Data dan GPS
dengan Digitasi Peta. Jurnal Teknologi. 8 (2)
Harseno, E., Tampubolon, V, I, R. 2007. Aplikasi Sistem Informasi Geografis
dalam Pemetaan Batas Administrasi, Tanah, Geologi, Penggunaan
Lahan, Lereng, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Daerah Aliran Sungai
di Jawa Tengah Menggunakan Software Arcview GIS. Universitas
Kristen Immanuel, Yogyakarta
Martono, A. D., Munawar. C., Arif. J Dan Pranowo. A. N. 2008. Penggambaran
Peta Tematik Menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan
Perangkat Lunak Arcview 3.3. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Mukhlis, M. 2013. PemanfaatanArcgis 9.3 untuk Memetakan Lokasi Lingkungan
Universitas Islam NegeriAr-Raniry Darussalam Banda Aceh. [Skripsi].
STMIK U’Budiyah, Banda Aceh.

Nataliana, D. 2013. Perancangan dan Realisasi Sistem Transmisi Data GPS


Menggunakan Teknologi SMS sebagai Aplikasi Sistem Personal
Tracking. Elkomika. 1 (1).
Novitasari, N. W., A. L. Nugrahadan A. Suprayogi. 2015. Pemetaan Multi
Hazards Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Demak Jawa
Tengah. Jurnal Geo UNDIP. 1(1) : 1-2.
Puspita, Y. 2009. Penggunaan Arcview Gis 3.3 pada Perancangan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Lokasi Sekolah di Wilayah Kota Bogor.
Universitas Gunadarma, Depok.
18

Reskanida, F. 2016. Pemetaan Prestasi Sekolah Menengah Atas/Kejuruan di Kota


Bandar Lampung Berbasis Android. [Skripsi]. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Siregar, Z. 2013. Perancangan Sig Berbasis Web Objek Wisata Kota Binjai
dengan Algoritma A*. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Swastikayana, I. W. E. 2011. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk


Pemetaan Pariwisata Kabupaten Gianyar (Studi Kasus pada Dinas
Pariwisata Kabupaten Gianyar). [Skripsi]. Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Ulfiah. 2013. Sistem Informasi Geografi Pendidikan Kota Bogor Berbasis Web
dengan Menggunakan Quantum Gis. Universitas Gunadarma, Depok.
Widayantara, I. M. O., I. G. A. K. WarmayanadanLinawati. 2015.
PenerapanTeknologi GPS Tracker UntukIdentifikasiKondisiTraffikJalan
Raya. JurnalTeknologiElektro. 1(1) : 1-2.

Anda mungkin juga menyukai