B. Kilap (Luster)
Yaitu kemampuan mineral untuk memantulkan cahaya.
Terdapat dua jenis kilap, yaitu kilap logam dan non-logam.
Kilap non-logam kemudian dibagi lagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
- Kilap Kaca (Vitreous) - Kilap Lilin (Waxy)
- Kilap Tanah (Earthy/Dull) - Kilap Mutiara (Pearly)
- Kilap Damar (Resinous) - Kilap Lemak (Greasy)
Earthy/Dull Waxy Greasy
SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL
C. Cerat (Streak)
Yaitu warna asli dari suatu mineral dalam
bentuk bubuk. Cerat dapat diperoleh ketika
sebuah mineral digesekkan ke bidang yang
kasar seperti plat porselein. Cerat bisa saja
berbeda dengan warna permukaan mineral,
sehingga umumnya bisa digunakan untuk
mendeteksi keaslian dari sebuah mineral.
Equant
Octahedral
CONTOH IDENTIFIKASI SIFAT FISIK MINERAL
Identifikasi Mineral tersebut!
1. Atmosfer
Lapisan tipis pada bagian luar Bumi yang mengandung partikel
gas yang dapat menunjang kehidupan.
2. Hidrosfer
Massa air dinamis yang terus-menerus bergerak, mengalir,
dan menguap dari permukaan menuju atmosfer.
3. Geosfer (terkadang disebut juga Litosfer)
Lapisan dalam Bumi yang tersusun sepenuhnya oleh mineral
dan batuan baik dalam bentuk padat maupun magma.
4. Biosfer
Seluruh kehidupan yang ada di Bumi yang ditunjang oleh
bidang-bidang lainnya.
STRUKTUR INTERNAL BUMI A. KERAK BUMI (CRUST)
Bagian terluar dari struktur internal Bumi yang
terbentuk melalui proses pembekuan magma yang
terangkat dari Mantel Bumi. Kerak hanya menyusun 1%
dari keseluruhan volume Bumi.
Kerak Bumi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kerak Samudra / Oceanic Crust (0-7 km)
- Terbentuk oleh pembekuan magma yang terangkat ke
permukaan akibat proses konveksi pada mantel Bumi
- Memiliki ketebalan 3,0 gram/cm3
- Komposisi kimia didominasi oleh Silika dan Magnesium
- Batuan penyusun: Peridotit, Gabbro, Basalt, dll.
2. Kerak Benua / Continental Crust (0-35 km)
- Terbentuk oleh pembekuan magma yang berasal dari
pelelehan kerak samudra melalui proses vulkanisme (atas
permukaan) dan plutonisme (bawah permukaan)
- Memiliki ketebalan 2,7 gram/cm3
- Komposisi kimia didominasi oleh Silika dan Aluminium
- Batuan penyusun: Granit, Andesit, Riolit, Diorit, dll.
STRUKTUR INTERNAL BUMI B. MANTEL BUMI (MANTLE)
Bagian tengah dari struktur internal Bumi. tersusun oleh
batuan dengan densitas tinggi yang dapat mengalir akibat
adanya arus konveksi. Mantel tersusun 95% oleh Peridotit
dengan densitas 3,4 gram/cm3. Mantel menyusun 84%
dari volume Bumi.
Mantel dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Mantel Atas (7-660 km)
Tersusun oleh Batuan yang padat, namun lebih lunak
sehingga dapat bergerak akibat proses konveksi.
Batuan pada Mantel atas dapat dengan mudah mengalami
pelelehan menjadi magma dan pembekuan kembali menjadi
batuan seiring dengan meningkatnya tekanan.
2. Mantel Bawah (660-2.900 km)
Tersusun oleh Batuan yang lebih padat dari Mantel atas,
serta memiliki sifat yang lebih kaku, sehingga lebih sulit
bergerak dan cenderung bergerak dengan kelajuan yang
lebih rendah (atau bahkan tidak bergerak sama sekali).
Batuan pada Mantel bawah mengalami temperatur yang jauh
lebih tinggi dari Mantel atas, namun tidak mengalami
pelelehan karena memiliki tekanan yang jauh lebih intens.
STRUKTUR INTERNAL BUMI Pada batas antara Kerak dan Mantel Bumi, terdapat
dua lapisan yang lebih umum dikenal untuk
merepresentasikan lapisan Bumi bagian atas, yaitu:
Tempat Terbentuknya
Kerak Samudra Baru Low T
High T
STRUKTUR INTERNAL BUMI C. INTI BUMI (CORE)
Bagian terdalam dari struktur internal Bumi. Inti Bumi
memiliki komposisi nikel (Ni) dan besi (Fe) sebagai
unsur terberat yang ada di Bumi. Inti Bumi menyusun
15% dari total volume di Bumi.
Inti Bumi berdasarkan sifat fisik dan lapisannya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Inti Luar (2.900-5.150 km)
Bagian terluar dari Inti Bumi yang memiliki komposisi Nikel
dan Besi dengan fasa cair (liquid) karena tekanan yang lebih
rendah dar Inti dalam. Inti luar memiliki densitas 9,9-12,2
gram/cm3.
Inti Luar yang memiliki fasa cair memungkinkan terjadinya
sirkulasi arus konveksi besi-nikel di dalamnya, sirkulasi ini
kemudian menghasilkan medan magnet Bumi.
2. Inti Dalam (5.150-6.371 km)
Bagian terdalam Bumi yang memiliki komposisi Nikel dan
Besi yang sangat padat. Inti Dalam merupakan bagian paling
padat di Bumi dengan densitas antara 12,8-13,2 gram/cm3.
Inti Dalam memiliki fasa padat karena mengalami tekanan
yang sangat tinggi.
MAGMATISME
APA ITU MAGMA?
MAGMA: material cair atau semi cair di bawah permukaan bumi yang terbentuk
melalui pelelehan batuan akibat suhu yang sangat tinggi di dalam kerak
maupun mantel Bumi.
Magma merupakan bahan utama dalam pembentukan mineral. Ketika membeku, magma
akan mengalami kristalisasi menjadi mineral. Mineral kemudian akan saling berasosiasi
(menempel satu sama lain) dan membentuk sebuah batuan.
Magma berdasarkan komposisinya dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Piroksen Kuarsa
(Ca,Na)(Mg,Fe,Al,Ti)(Si SiO2
• Felsic (feldspar & silica). Mineral yang terbentuk dari magma felsic memiliki ,Al)2O6
komposisi utama Si, O, K, dan Al. Mineral felsic memiliki warna yang terang.
• Mafic (magnesium & ferrum). Mineral yang terbentuk dari magma mafic memiliki
komposisi utama Mg, Fe, Na, dan Ca. Mineral mafic memiliki warna yang gelap. Granit
Kuarsa >20%
Piroksen <20%
Gabbro
Piroksen >40%
Kuarsa <20%
APA SIH BEDANYA
MAGMA DAN LAVA,MAGMA DAN LAVA?
APA BEDANYA?
MAGMA LAVA
Di Bawah Permukaan Di Atas Permukaan
BAGAIMANA MAGMA NAIK KE PERMUKAAN?
1. Batuan dari mantel Bumi terangkat ke atas oleh arus
konveksi
2. Ketika terangkat ke kerak Bumi, batuan dari mantel
mengalami penurunan tekanan yang drastis, sehingga
meleleh menjadi magma.
3. Magma terangkat ke permukaan di zona pemekaran
Arah pergerakan
lempeng samudra, kemudian membeku dan membentuk batuan.
Mendingin
Material Vulkanik Batuan Beku
Mengkristal
Garam (Kiri) dan Gypsum (Kanan) Kapur (Kiri) dan Batugamping (Kanan)
Batuan Sedimen hasil evaporasi air asin Batuan Sedimen hasil sekresi mahkul hidup
BATUAN METAMORF
BAGAIMANA BATUAN DAPAT TERMETAMORFISME?
Ketika suatu batuan (baik batuan beku ataupun sedimen)
terkubur di bawah permukaan, maka batuan tersebut akan
mengalami tekanan yang dikenal dengan confining
pressure atau overburden pressure.