Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RMK AKUNTASNI KEUANGAN I

MENENTUKAN NILAI INVESTASI JANGKA PENDEK SAHAM DAN MELAPORKAN


PADA LAPORAN POSISI KEUANGAN

Dosen Pengampu :
I Gusti Ayu Eka Damayanthi, S.E.,M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 11

I Dewa Ayu Cintya Dhamayanti 2107531124


Dewa Ayu Dyah Prema Gandhi 2107531126
Sianggi Narina Sukmajaya 2107531127

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PEMBAHASAN

1. Menentukan Nilai Investasi Jangka Pendek dalam Saham

Menurut PSAK investasi adalah aset yang digunakan oleh perusahaan untuk
menumbuhkan asetnya (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti bunga,
royalty, dividen, dan sewa, dalam rangka untuk menghargai nilai investasi atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan investasi seperti manfaat dari hubungan bisnis. Berinvestasi juga dapat
dianggap menggunakan kelebihan uang tunai/kas untuk pendapatan jangka panjang dan
menggunakan uang menganggur untuk investasi jangka pendek sebagai bagian dari
manajemen kas.

Properti investasi didefinisikan dalam PSAK 13 sebagai properti riil (yaitu tanah dan
angunan) yang dimiliki untuk pendapatan sewa atau kenaikan nilai atau keduanya dan tidak
digunakan dalam bisnis atau untuk dijual dalam kegiatan bisnis sehari-hari. Properti yang
dikendalikan oleh pemilik dan penyewa melalui sewa pembiayaan dapat diklasifikasikan
sebagai properti investasi. Namun hak properti yang dikuasai oleh penyewa dalam sewa
operasi dapat diklasifikasikan dan diakui sebagai properti investasi (asalkan properti tersebut
tidak bertentangan dengan definisi properti investasi dan penyewa menggunakan model nilai
wajar).

Investasi terbagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka
pendek. Investasi jangka panjang merupakan kelompok aset non lancar dan investasi jangka
pendek merupakan kelompok investasi lancar. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam
bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham (efek ekuitas) dan
obligasi (efek Utang). Investasi jangka pendek dapat berbentuk investasi dalam utang (debt
investment) dan investasi dalam saham (share investments). Investasi dalam utang merupakan
investasi dalam pembelian obligasi baik yang dikeluarkan pemerintah maupun perusahaan,
sedangkan investasi dalam saham merupakan investasi dalam pembelian saham perusahaan
lain.

Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan”. Efek dalam kelompok “diperdagangkan”
biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Efek
ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek.

a) Efek Bersifat Hutang


Efek yang bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat utang obligasi atau surat
berharga komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya ataupun
ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat utang ini secara khusus berhak atas pembayaran
pokok utang beserta bunganya serta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan
dalam persyaratan penerbitan surat utang seperti misalnya hak untuk memperoleh
informasi tertentu.

b) Efek Bersifat Ekuitas


Efek bersifat ekuitas merupakan saham dari suatu perusahaan (yang biasanya merupakan
saham biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang efek bersifat ekuitas ini
merupakan pemegang saham. Tidak seperti efek hutang yang mensyaratkan pembayaran
uang secara berkala kepada pemegang efek, dalam efek ekuitas ini pemegang tidak berhak
atas pembayaran apapun. Dalam hal kepailitan nilai saham hanyalah sisa kekayaan
perseroan setelah dikurangi pelunasan utang (jika ada) kepada seluruh kreditur perseroan.
Pemegang saham juga menikmati keuntungan perusahaan dan kenaikan harga saham
dimana pemegang saham berada.

Akuntansi dan pelaporan investasi pada obligasi (surat utang) dan saham (saham)
diatur oleh PSAK No. 1. Salah satu dari tiga kelompok berikut: Dimiliki hingga jatuh tempo
(Held to Maturity) Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki hingga jatuh tempo harus
diklasifikasikan dalam “dimiliki hingga jatuh tempo kelompok”. Efek perdagangan yang
dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus diklasifikasikan sebagai
"perdagangan". Investasi ini dilakukan untuk tujuan mendapatkan keuntungan dari peredaan
harga jangka pendek. Tersedia untuk dijual (ready for sale) Surat-surat berharga yang tidak
termasuk dalam kedua kategori tersebut harus diklasifikasikan sebagai “siap untuk dijual”.

Investasi dalam bentuk pemilikan saham berhak suara perusahaan lain, memungkinkan
investor untuk mengendalikan operasi perusahaan yang bersangkutan (perusahaan investi).
Hak pengendalian ini memerlukan kepemilikan di atas 50% saham berhak suara, dan
mengakibatkan timbulnya hubungan "induk dan anak perusahaan" antara investor dan
perusahaan investi. Situasi ini mengharuskan investor (sebagai perusabaan induk) untuk
mengkonsolidasikan laporan keuangannya dengan laporan keuangan perusahaan investi
(sebagai anak perusahaan), sebagaimana diatur dalam PSAK No.4 tentang laporan keuangan
konsolidasi.

Walaupun tidak memiliki hak pengendalian terhadap perusahaan investi karena saham
berhak suara yang dimiliki hanya 50% atau kurang investor mungkin masih memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perusabaan investi. Yang dimaksud dengan Pengaruh
Signifikan, sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No.15 Paragraf 02, adalah wewenang untuk
berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investi,
tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap kebijakan tersebut. Dalam situasi di mana
investor mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan investi, maka dari sudut
pandang investor, perusahaan investi ini disebut sebagai Perusahaan Asosiasi.

PSAK No. 15 Paragraf 04 menegaskan bahwa investor dianggap mempunyai pengaruh


signifikan jika memiliki-baik langsung maupun tak langsung melalui anak perusahaan 20%
atau lebih saham. Sebaliknya, jika investor memiliki kurang dari 20% saham, dianggap tidak
memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak
perlu menghalangi investor untuk menganggap adanya pengaruh signifikan tersebut.

1.1 Metode Pencatatan Investasi


A. Metode Nilai Wajar
1. Kepemilikan Kurang Dari 20%

Ketika investor memiliki kepentingan kepemilikan kurang dari 20%, maka


dianggap investor memiliki pengaruh yang kecil ataupun tidak memiliki pengaruh
terhadap pemilik saham (investee). Jika harga pasar tersedia, maka sekuritas ekuitas
dinilai dan dilaporkan menggunakan metode nilai wajar (fair value method). Namun,
apabila nilai pasar wajar tidak tersedia, maka investasi dinilai dan dilaporkan sebesar
harga perolehan (Cost Method). Metode nilai wajar mengharuskan perusahaan
mengklasifikasi sekuritas ekuitas pada saat pemerolehan sebagai Sekuritas Tanpa
Perdagangan (nontrading securities) ataupun Sekuritas Perdagangan (Trading
securities).

Untuk sekuritas perdagangan aturan akuntansi dan pelaporan menurut IFRS adalah :

1. Investasi dinilai sebesar nilai wajar


2. Mencatat laba rugi yang belum direalisasi dalam lama bersih.

Sedangkan untuk sekuritas tanpa perdagangan (non trading securities)


aturan akuntansi dan pelaporan menurut IFRS adalah :

1. Investasi harus dinilai sebesar nilai wajar


2. Mencatat laba dan rugi yang belum direalisasi dalam other comperhensive income
(laporan laba rugi komperhensif).

Jurnal untuk metode nilai wajar yaitu sebagai berikut :


1. Pada saat pembelian saham
Investasi Saham (sebesar harga perolehan saham) Rp. xx
Kas (sebesar kas yang dikeluarkan) Rp. xx

2. Pada saat penerimaan dividen


Kas (sebesar dividen yang diterima) Rp. xx
Pendapatan dividen (sebesar dividen yang diterima) Rp. xx

3. Pada saat pengumuman laba bersih


Tidak ada jurnal

4. Pada saat penilaian berdasarkan nilai wajar


Investasi Saham Rp. xx
(sebesar selisih nilai saham dengan nilai pasar)
Laba belum terealisasi Rp. xx
(sebesar selisih nilai saham dengan nilai pasar)
B. Metode Ekuitas
1. Kepemilikan Saham Antara 20% hingga 50%

Kepemilikan saham antara 20% dan 50% saham entitas lainnya, suatu entitas
dapat dianggap memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh yang signifikan
merupakan kemampuan untuk melakukan pengaruh pada suatu entitas (investee)
terkait dengan:

1. Menetapkan wakil pada dewan direktur


2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan
3. Transaksi antar perusahaan
4. Perubahan-perubahan atas personil-personil manajerial, atau
5. ketergantungan teknologi

Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% sampai dengan 50% dari
seluruh jumlah saham beredar akan mencatat akan mencatat investasinya dengan
metode ekuitas (equity method). PSAK no.15 menyatakan bahwa metode ekuitas
adalah metode akuntansi yang mencatat investasi saham sebesar harga perolehannya
dan selanjutnya menyesuaikan dengan perubahan dalam bagian kepemilikan investor
atas aktiva bersih perusahaan yang terjadi setelah perolehan. Setiap periode akuntansi
harga pokok surat berharga harus disesuaikan dengan laba atau rugi yang diperoleh
perusahaan investee sebanding dengan persentase pemilikannya. Deviden yang
diterima dicatat mengurangi saldo rekening investasi saham. Pada akhir periode tidak
perlu dibuat jurnal penyesuaian bila harga perolehan berbeda dengan nilai wajarnya.

Seperti kepemilikan saham kurang dari 20%, saham dapat diperoleh melalui
berbagai cara seperti dibeli tunai, melalui tukar menukar, atau dibeli secara lumpsum.
Penerimaan Dividen Investor memiliki saham 20% sampai dengan 50% akan mencatat
dividen yang diterimanya sebagai pengurang rekening investasi saham.

Jurnal untuk metode Ekuitas yaitu sebagai berikut :


1. Pada saat pembelian saham
Investasi Saham (sebesar harga perolehan saham) Rp. xx
Kas (sebesar kas yang dikeluarkan) Rp. xx

2. Pada saat penerimaan dividen


Kas (sebesar dividen yang diterima) Rp. xx
Investasi Saham (sebesar dividen yang diterima) Rp. xx

3. Pada saat pengumuman laba bersih


Investasi Saham (sebesar laba yang diterima) Rp. xx
Laba dari Investasi Saham (sebesar laba yang diterima) Rp. xx

4. Pada saat penilaian berdasarkan nilai wajar


Tidak ada jurnal

1.2 Bentuk Investasi Jangka Pendek dalam saham

Saham merupakan bukti bahwa pemegang saham turut serta dalam kapitalisasi sebuah
Perseroan Terbatas (PT). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seseorang yang membeli
saham turut serta memiliki Perseroan Terbatas tersebut. Dividen adalah keuntungan hasil
investasi yang akan didapat oleh orang yang membeli saham di Perseroan Terbatas. Besar
kecilnya deviden yang diterima investor tergantung dari keuntungan yang diperoleh PT.
Semakin besar keuntungan yang didapat suatu PT maka semakin besar juga pemegang saham
akan memperoleh keuntungannya. Hal ini berlaku sebaliknya dimana semakin kecil
keuntungan yang didapat oleh suatu PT maka semakin kecil juga pemegang saham akan
memperoleh keuntungannya.

Pencatatan Pembelian Saham akan dicatat sebelah debet akun surat-surat berharga
menurut harga perolehannya. Harga Perolehan merupakan nilai tukar yang ditambah semua
biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian. Dalam perdagangan efek dikenal beberapa
istilah yaitu:

1. Harga nominal khususnya nilai sekuritas yang dikutip pada sekuritas tersebut. Harga
kurs adalah persen kurs dikalikan dengan harga nominal.
2. Harga kurs adalah harga jual atau beli surat berharga yang berlaku di bursa efek. ·
Biaya-biaya pada jual/beli beli surat berharga berupa :

1) Biaya provisi adalah upah perantara yang merupakan upah perantara yang
melakukan transaksi jual atau beli surat berharga. Karena tidak semua orang yang
berkepentingan dapat masuk ke bursa efek sehingga harus memerlukan perantara
seperti komisioner dan makelar dan mereka harus diberi upah yang disebut provisi
atau komisi.

2) Materai yang akan dibutuhkan pada akta surat berharga. Kedua ini ditanggung oleh
pembeli sehingga menjadi bagian dari harga asli saham.

Pencatatan Saham dalam Bentuk Jurnal

Pada 1 Mei 2019, PT. Makmur membeli 50.000 lembar saham PT. Kencana dengan nominal
saham Rp2.500 per lembar. Saham dibeli dengan kurs 102%. Biaya yang dikeluarkan adalah
komisi broker, pajak, dan administrasi senilai Rp6.375.000, kemudian pada 1 Agustus PT.
Kencana dalam RUPS memutuskan dan mengumumkan akan membagi dividen senilai Rp25
per lembar dan akan dibayarkan 3 bulan yang akan datang. Lalu tanggal 1 November PT.
Makmur menjual saham PT. Kencana sebanyak 50.000 lembar dengan harga 115%. Biaya
yang dikeluarkan untuk broker, pajak, dan administrasi sebanyak Rp7. 187.500. Susunlah
jurnal umum yang diperlukan

Menghitung biaya perolehan:


Harga kurs saham: 102% x 50.000 x Rp2.500 = Rp127.500.000
Biaya komisi, pajak, administrasi: Rp6.375.000
Biaya perolehan saham: Rp127.500.000 + Rp6.375.000 = Rp133.875.000
Sehingga pencatatan jurnal umumnya:

1 Mei 2019 Investasi Jangka Pendek-Saham Rp133.875.000

Kas Rp133.875.000
Menghitung penerimaan dividen:
Pendapatan dividen: 50.000 x Rp25 = Rp1.250.000
Sehingga pencatatan jurnal umumnya:

1 Agustus 2019 Piutang Dividen Rp1.250.000

Pendapatan dividen Rp1.250.000

Ketika sudah menerima uang maka jurnalnya akan seperti berikut:

Kas Rp1.250.000

Piutang dividen Rp1.250.000

Menghitung harga penjualan:


Harga kurs saham: 115% x 50.000 x Rp2.500 = Rp143.750.000
Biaya komisi, pajak, administrasi: Rp7.187.500
Penjualan bersih: Rp143.750.000 - Rp7.187.500 = Rp136.562.500
Harga perolehan: Rp133.875.000
Laba penjualan saham: Rp2.687.500

1 November Kas Rp136.562.500


2019

Investasi jangka pendek-saham Rp133.875.000

Laba Penjualan Investasi Jangka Pendek Rp2.687.500


Jika misal PT. Makmur mengalami kerugian maka pencatatan jurnal umumnya adalah sebagai
berikut:

Kas xxxxxx

Rugi Penjualan Investasi Jangka Pendek xxxxxx

Investasi jangka pendek-saham xxxxxxx

2. Melaporkan nilai investasi jangka pendek saham di Laporan Posisi Keuangan

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aktiva, kewajiban dan ekuitas
suatu unit usaha pada suatu saat tertentu. Laporan posisi keuangan ini dapat digunakan untuk
menilai resiko perusahaan dan arus kas di masa depan. Aktiva adalah harta yang dimiliki
perusahaan yang merupakan sumber ekonomi. Hutang adalah kewajiban yang menjadi beban
perusahaan. Ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan. Pos aktiva terdiri dari aktiva
lancar, investasi jangka panjang, properti pabrik dan peralatan, aktiva tak berwujud,dan aktiva
lainnya. Sedangkan kewajiban terdiri dari kewajiban lancar, utang jangka panjang. Lalu
ekuitas pemilik terdiri dari modal saham, modal disetor tambahan, dan laba ditahan.
Kelompok ekuitas pemilik atau ekuitas pemegang saham adalah salah satu bagian yang paling
sulit dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal saham dan
berbagai retriksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi negara
bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi.

Bagian ekuitas dibagi ke dalam tiga bagian:

a) Modal saham yaitu nilai pari atau ditetapkan atas saham yang diterbitkan
b) Modal disetor tambahan adalah kelebihan jumlah yang dibayarkan di atas nilai pari
atau yang ditetapkan
c) Laba ditahan adalah laba korporasi yang tidak didistribusikan

Syarat utama pengungkapan modal saham adalah jumlah nilai pari saham yang
diotorisasi, diterbitkan, dan yang beredar. Modal disetor tambahan biasanya disajikan dalam
satu jumlah, walaupun subtotalnya bersifat informatif jika sumber modal tambahan ini
bervariasi dan material. Bagian laba ditahan dapat dipisahkan antara yang tidak diapropriasi
(jumlah yang biasanya tersedia untuk didistribusikan sebagai dividen) dan setiap jumlah yang
dibatasi (misalnya oleh kontrak obligasi atau perjanjian pinjaman lain).

Investasi jangka pendek merupakan asset lancar yang disajikan dalam neraca setelah
kas. Hal ini disebabkan karena investasi jangka pendek sama likuidnya dengan kas dan
dilaporkan pada nilai pasar saat ini. Sementara itu, investasi itu sendiri dapat menghasilkan
pendapatan bunga dalam sekuritas utang (obligasi) dan pendapatan deviden dalam ekuitas
(saham). Untuk investasi yang diperdagangkan maka pos-pos tersebut dilaporkan dalam
laporan laba rugi sebagai pendapatan, keuntungan, dan kerugian lainnya. Namun jika dalam
neraca, contoh penyajiannya adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA

Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Laporan Keuangan Bulanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
dan Laporan Keuangan Bulanan Dana Jaminan Sosial. ojk.go.id, 10-12.

Satria, I. (2016). Modul Akuntasi Keuangan 2. Aceh: perpus.stiehidayatullah.

Kieso, D.E., Weigandt, J.J. dan Warfield, T.D. (2007). Akuntansi Intermediate. (edisi ke 12). Jakarta:
Erlangga.

Sinarwati, Ni Kadek, Herawati, Ni Nyoman Trisna, Darmawan, Nyoman Ari Surya, Ekawati, Luh Putu.
(2013). Akuntansi Keuangan 1 (Berbasis IFRS). (edisi 1). Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai