Anda di halaman 1dari 2

Uji toksikologi umum adalah berbagai uji yang dirancang untuk mengevaluasi efek umum suatu senyawa secara

keseluruhan pada hewan uji. Uji yang termasuk dalam golongan ini, meliputi: a. Uji Toksisitas Akut Uji toksisitas akut adalah uji toksisitas terhadap suatu senyawa yang diberikan dengan dosis tunggal pada hewan percobaan, yang diamati selama 24 jam atau selama 7-14 hari. Tujuan uji toksisitas akut: - Menentukan jangkauan dosis letal dan berbagai efek senyawa terhadap berbagai fungsi penting tubuh (seperti gerak; tingkah laku; dan pernafasan) yang dapat dipergunakan sebagai indikator penyebab kematian hewan uji, - Menunjukkan organ sasaran yang mungkin dirusak dan efek toksik spesifiknya - Memberikan petunjuk tentang dosis yang sebaiknya digunakan. Tikus putih yang digunakan biasanya berumur 2-3 bulan dengan berat badan 180-200 gram. Jika LD50 suatu zat pada tikus besar dan mencit berbeda (pola / kecepatan biotransmisi zat) dengan tubuh manusia, maka perlu digunakan hewan non-pengerat untuk uji coba. Dosis dan jumlah hewan Tujuan uji LD50 adalah menetapkan dosis yang akan membunuh 50% hewan dan menentukan slope (kemiringan) kurva dosis vs respon. Pengamatan dan pemeriksaan Setelah perlakuan zat toksik, hewan harus diperiksa tidak hanya jumlah dan waktu kematian, tetapi jga saraf sentral, saraf otonom, dan pengaruh terhadap tingkah laku (termasuk reaksi awal, intensitas, dan lama reaksinya). Frekuensi pengaruh dosis harus dicatat untuk masing-masing kelompok dosis, sehingga akibat masing-masing dosis LD50 dapat diperkirakan. Perhitungan LD50 dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu: a) Miller dan Tainter (1945) : Metode statistik b) Litchfield dan Wilcoxon (1949) : Normogram c) Thomposon-Weil (Biometrics, 1952) : Menggunakan daftar dan jumlah hewan yang sedikit, dengan taraf kebenaran 95%. a) Klasifikasi zat kimia berdasarkan toksisitas relatif. Klasifikasi umum sebagai berikut: No. Kategori LD50 (mg/kg) 1 Sangat tinggi <1 2 Tinggi 1-50 3 Sedang 50-500 4 Sedikit toksik 500-5000 5 Hampir tidak toksik 5000-15000 6 Relatif tidak toksik >15000 b) Pertimbangan akibat bahaya dari overdosis c) Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada binatang d) Menyediakan informasi tentang: - Mekanisme keracunan - Pengaruh terhadap umur, seks, inang lain, dan faktor lingkungan - Tentang respon yang berbeda-beda di antara spesies dan galur. e) Menyediakan informasi tentang reaktifitas populasi hewan-hewan tertentu. f) Menyumbang informasi yang diperlukan secara menyeluruh dalam percobaan percobaan obat penyembuh bagi manusia. b. Uji Toksisitas Sub-kronik (Jangka Pendek) Uji ini dimaksudkan untuk mengungkapkan berbagai efek berbahaya yang dapat terjadi jika suatu senyawa digunakan selama waktu tertentu, selama waktu tertentu, serta untuk menunjukkan apakah berbagai efek tersebut berkaitan dengan dosis. Kegunaan uji toksisitas sub-kronik adalah untuk mengetahui efek samping dan kontraindikasi obat yang diuji.

Uji ini dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10% dari masa hidup hewan; yaitu 3 bulan untuk tikus, dan 1 atau 2 tahun untuk anjing. Tetapi beberapa peneliti menggunakan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya pemberian zat kimia selama 14 dan 28 hari. Jenis Hewan Uji Sekurang-kurangnya digunakan dua jenis hewan, hewan pengerat dan bukan hewan pengerat. Biasanya dapat digunakan tikus dan anjing, dari dua jenis kelamin, sehat, dewasa, umur 5 sampai 6 minggu untuk tikus, dan 4-6 bulan untuk anjing. Jumlah Hewan Uji Masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor hewan pengerat atau empat ekor anjing untuk setiap jenis kelamin. Bila pada percobaan akan dilakukan pengorbanan/pembedahan, maka jumlah hewan uji harus sudah dipertimbangkan sebelumnya. Dosis Uji Sekurang-kurangnya digunakan tiga kelompok dosis dan satu kelompok kontrol untuk setiap jenis kelamin. Dosis dan jumlah kelompok dosis harus cukup, hingga dapat diperoleh dosis toksik dan dosis tidak berefek. Dosis toksik harus menyebabkan gejala toksik yang nyata pada beberapa hewan uji dan terjadinya kematian tidak boleh lebih dari 10%, sedang dosis tidak berefek tidak boleh menyebabkan gejala toksik. Sebagai dosis toksik biasanya digunakan 10-20% dari harga LD50, dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh pada uji pendahuluan, tingkat dosis lain ditetapkan dengan faktor perkalian tetap 2 sampai 10. Batas Uji Bila pada dosis 1000 mg/kg bobot tubuh tidak dihasilkan efek toksik, dosis tidak perlu dinaikkan lagi, meskipun dosis yang diharapkan untuk manusia belum dicapai. Cara Pemberian Zat Uji Pada dasarnya zat uji harus diberikan sesuai dengan cara pemberian atau pemaparan yang diharapkan pada manusia. Bila diberikan secara oral, dapat diberikan dengan cara pencekokan menggunakan sonde atau secara ad libitum di dalam makanan atau minuman hewan. Bila zat uji akan dicampur dengan makanan atau minuman hewan, jumlah zat uji yang ditambahkan harus diperhitungkan berdasarkan jumlah makanan atau minuman yang dikonsumsi setiap hari. Lama Pemberian Zat Uji Lama pemberian zat uji selama 28 sampai 90 hari atau 10% dari seluruh umur hewan, diberikan tujuh hari dalam satu minggu. c. Uji Toksisitas Kronik (Jangka Panjang) Pada dasarnya uji toksisitas kronik sama dengan toksisitas sub-akut. Perbedaannya hanya terletak pada lamanya pemberian dosis dan masa pengamatannya. Percobaan jenis ini mencakup pemberian obat secara berulang selama 36 bulan atau seumur hewan, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus, dan 710 tahun untuk anjing dan monyet. Memperpanjang percobaan kronik untuk lebih dari 6 bulan tidak akan bermanfaat, kecuali untuk percobaan karsinogenik. Umumnya satu atau lebih jenis binatang yang digunakan. Kecuali tidak ditunjukkan, tikuslah yang digunakan, anjing dan primata merupakan pilihan berikutnya. Karena ukurannya yang kecil, tikus tidak cocok digunakan dalam studi toksisitas jangka panjang, meskipun mereka sering digunakan dalam studi karsinogenesitas. Jantan dan betina dalam jumlah yang sama digunakan. Umumnya 40-100 tikus ditempatkan dalam kelompok masing-masing dosis dan juga dalam kelompok kontrol. Penggunaan anjing dan primata non manusia jauh lebih sedikit. Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2131893-toksikologi-umum/#ixzz1NN5fQFXV

Anda mungkin juga menyukai