Anda di halaman 1dari 2

Nama Taruna Muda: PAULUS POULINSIUS SARAGIH

Notar: 2101298
Kelas: TD 1.2
Absen: 17
Mata Kuliah: PANCASILA

1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila
sebagai dasar negara.
Pertama, lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pancasila sebagai dasar Negara, tidak
terlepas dari kiprah elit di negeri ini baik di lembaga Eksekutif, Legislatif, maupun Yudikatif
serta elit yang berkiprah dalam bidang lainnya. Watak oportunis elit kita yang ada di lembaga
Negara menjadi salah satu faktor hilangnya legitimasi generasi muda terhadap pancasila. Adanya
praktek materialism state, aparatus Negara, yang tidak peka terhadap penderitaan rakyat.
Aparatus Negara berfoya-foya dengan gaya hidup "high class", menimbulkan rasa iri bagi
masyarakat khususnya bagi generasi muda saat ini.
Kedua, adanya prilaku koruptif dikalangan elit bangsa. Setiap hari media massa menyajikan
berita tentang korupsi elit yang memwabah hampir diseluruh instansi Negara mulai dari pusat
hingga ke daerah. Mentalitas elit yang bobrok tersebut menjadikan generasi kita banyak yang
tidak menaruh harapan dengan pancasila. Karena pancasila tidak bisa lagi dijadikan pijakan
moral, penuntun jalan bagi kehidupan elit di negeri ini.
Ketiga, Negara gagal dalam menyikapi berbagai kekerasan yang terjadi beberapa tahun terakhir.
Kekerasan yang ada menjadi indikasi bahwa Negara gagal menciptakan kenyamanan bagi
masyarakat. Kekerasan-kekerasan menjadi pertanda bahwa nilai-nilai toleransi yang diajarkan
oleh pancasila lambat laun mulai pudar.
Keempat, jebakan pragmatisme. Tidak bisa dipungkiri bahwa, dewasa ini generasi muda kita
terjebak dalam gaya hidup pragmatisme. Memilih jalan pintas untuk mencapai tujuan. Anak
muda terjebak dalam lingkaran kapitalisme global yang merasuki segala sendi kehidupan. Anak
muda (pelajar dan mahasisa) sekarang ini, banyak yang tidak memiliki sikap kritis, banyak
memilih hidup hura-hura. George Ritzer dalam The McDonalization of Society (1993)
mengatakan bahwa paradigma hidup dalam alam modern saat ini adalah rasionalitas formal.
Sebuah kondisi yang menginginkan segala sesuatunya lebih cepat, efisien dan rasional. Dalam
tahapan tersebut, kultur eksploitasi dari sistem kapitalisme tidak bisa dihindarkan. Kondisi
semacam ini menumpulkan kritisisme. Generasi muda, menjadi budak kapitalisme yang terus
menggerogoti nilai lokal. Pemuda kita lebih banyak mengkonsumsi nilai-nilai asing
dibandingkan menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pemuda kita terjebak dalam kehidupan
egoistik. Peduli hanya terhadap kepentingannya sendiri, tanpa lagi mempedulikan kepentingan
orang lain bahkan kepentingan bangsa dan Negara sekalipun.

2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia
Pancasila telah melalui banyak proses serta banyak pihak yang terlibat di dalamnya mulai dari
piagam Jakarta hingga menjadi Pancasila. Pacasila merupakan dasar negara yang mampu
mempersatuakan bangsa Indonesia dengan beragamnya agama, budayasuku dan ras.
Disamping itu, Pancasila juga memiliki beberapa kelebihan
-Pancasila sebagai ideologi terbuka(mengandung nilai dasar,instrumental,& praktis)
-Pancasila sebagai ideologi reformasi & dinamis
-Pancasila sebagai paham Persatuan
-Pancasila sebagai paham kebangsaan
3. Kemukakan pendapat dan penilaian Anda tentang perbedaan pandangan tersebut
Pancasila sebagai dasar negara sudah ditetapkan oleh Founding Fathers tidak dapat diganti
dengan ideologi lain, karena para pendiri bangs ini telah bersepakat untuk menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara berdasarka latar belakang bangsa indonesia dan dalam Pancasila,
terdapat nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh.

4. Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi perbedaan tersebut?


Sikap saya terhadap perbedaan pendapat ini adalah terus menjalankan nilai-nilai yang
terkandung pada Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta membuktikan kepada pihak yang
berbeda pendapat bahwa Pancasila meruapakan dasar negara yang cocok bagi bangsa
Indonesia yang plural ini

Anda mungkin juga menyukai