Oleh
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Telaah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul Dental Public
Health (Leaflat : Kanker Rongga Mulut) dapat diselesaikan.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Intan Batura Endo Mahatta.,
MM selaku dosen pembimbing atas bantuan dan dorongan yang telah diberikan
serta berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu.
Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
2.7 Prognosis..................................................................................................... 21
Daftar Pustaka................................................................................................ 23
IV
Daftar Gambar
Halaman
Daftar Table
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
PENDAHULUAN
Kanker merupakan penyakit seluler yang ditandai dengan ciri adanya sifat
penyebaran atau metastasis ke bagian organ tubuh yang lain. Hampir semua kasus
kanker disebabkan oleh mutasi atau aktivasi abnormal gen selular yang
mengendalikan pertumbuhan sel dan mitosis sel. Gen abnormal disebut onkogen.
Di dalam semua sel ditemukan antionkogen yang menekan aktivasi dari onkogen
dan mengarah kepada kanker. Hanya sejumlah kecil dari sel yang bermutasi
mengarah pada kanker. Daerah rongga mulut merupakan satu dari sepuluh lokasi
tubuh yang paling sering terserang kanker. Ada beberapa jenis kanker rongga
mulut, namun jenis yang paling tinggi (90%) merupakan karsinoma sel skuamosa.
(Utsani, 2018) .
merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada saluran aerodigestiv atas.
Penelitian Lynch tahun 1994 dan Balaram, et al. tahun 1996 menyatakan
kematian yang diakibatkan kanker rongga mulut masih tinggi dan sudah lama
menjadi masalah di dunia. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah
terutama karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko
tinggi, serta kegagalan untuk mengontrol lesi primer dan metastase nodus limfe
1
2
stadium yang sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan- bulan
atau bahkan lebih lama. Menurut Pinborg tahun 1991, Hal tersebut mengakibatkan
prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang
mendapatkan 300 juta kasus baru kanker rongga mulut (KRM) di seluruh dunia atau 2,1%
total seluruh kanker. Estimasi kasus baru KRM tahun 2020 di Amerika sebesar 53.260
kasus (laki-laki 38.380 kasus dan perempuan 14.880 kasus), dengan estimasi kematian
10.750 kasus (laki- laki 7.760 kematian dan perempuan 2.990 kematian)
(Permasutha,2021). Insidens kanker rongga mulut di Indonesia hingga saat ini belum
diketahui pasti, frekuensi relatif kasus KRM sebesar 1,5- 5% dari keseluruhan kanker
adanya kenaikan angka kanker mulut menjadi 5,3 persen sedangkan pada
Riskesdas 2013 menunjukkan angka kanker mulut sebesar 1,4 persen. Saat ini
kanker mulut terbukti semakin mengintai pada kelompok usia produktif. Dahulu
terjadi pada usia 40 tahunan. Tapi, makin ke sini usianya makin meningkat.
Penelitian tahun 2009 menemukan sebanyak 19,8 persen kanker mulut terjadi
mulai dari deteksi lesi premalignant, deteksi dini kanker mulut, pengelolaan gigi
3
pasien kanker mulut baik sebelum dan sesudah perawatan definitif, pengawasan
tumor primer berulang atau baru bersamaan dengan spesialis yang merawat, dan
rehabilitasi gigi yang hilang bersama dengan ahli bedah maksilofasial dan
1.3 Tujuan
1.3.2 untuk mengetahui dan menjelaskan gambaran klinis kanker rongga mulut
PEMBAHASAN
orofaring, hipofaring, gingiva, lidah, dan seluruh mukosa oral lainnya, namun
tidak termasuk kanker nasofaring dan kelenjar saliva mayor. Orofaring merupakan
bagian faring yang terletak di belakang rongga mulut. Yang termasuk orofaring
ialah dasar lidah sepertiga belakang, palatum molle, tonsil, dan dinding belakang
oral di Australia. Merokok memberi nilai risiko relatif perkembangan SCC oral
dan asupan alkohol> 50 g / hari memberi risiko relatif terkena kanker mulut. Di
dalam perkembangan kanker mulut, di mana kanker mulut mewakili hampir 50%
4
5
dari semua diagnosis kanker total (dibandingkan dengan <1% di Australia). Ada
kebanyakan berwarna merah dengan atau tanpa disertai komponen putih, licin,
halus dan memperlihatkan elevasi yang minimal. Karakteristik dari lesi kanker
yang berlubang dengan dasar merah dan ditutupi oleh krusta karena hiposalivasi.
Kanker berasal dari displasi epitel dan secara histologi tampak sebagai pulau-
pulau yang invasif. Invasi sel ditandai dengan perluasan yang tidak beraturan dari
lesi epitelium menuju membran basal, sampai jaringan ikat subepitelial. Serbuan
sel kemungkinan dapat meluas sampai ke lapisan bawah jaringan adiposa, otot,
atau tulang yang dapat merusak jaringan asli selama perkembangannya. Jejas sel
dapat mengelilingi dan merusak pembuluh darah serta dapat menyerang lumen
vena atau nodus limfatikus. Pembengkakan berat atau respon imun sel sering
terjadi pada epitelium yang diserang, dan terjadi nekrosis. Jejas epitelium dapat
(Utsani, 2018).
Diagnosis Kanker rongga mulut ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
ulkus yang teraba, rasa nyeri pada lesi, warna putih dan/ atau merah pada lidah, rasa nyeri
menyebar ke leher atau telinga, pembengkakan di leher, dan sulit atau nyeri saat menelan
(Permustha, 2021). Secara klinis kanker rongga mulut dapat termanifestasi dalam
6
berhubungan dengan ulserasi yang dalam dengan tepi yang menonjol (Utsani,
2018).
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, dan palpasi bimanual. Pada inspeksi
dapat ditemukan gambaran klinis eksofitik (lesi superfisial menyerupai bunga kol
atau papiler dan mudah berdarah), endofitik (lesi invasif berbatas tegas yang dapat
Palpasi bimanual dilakukan dengan satu atau dua jari di dalam mulut dan jari lainnya dari
bagian luar. Palpasi dilakukan pada lesi dan nodus limfe untuk mengetahui metastasis
regional, menentukan indurasi di sekitar ulkus, tumor dasar mulut, tumor glandula
lesi, biopsi. Secara garis besar, ada 2 jenis biopsi yang dapat dilakukan, yaitu
insisional dan eksisi. Di hampir semua situasi, dan sayatan biopsi lebih disukai,
pada tepi lesi dengan jaringan 'normal', pada kedalaman yang memadai bagi ahli
patologi untuk menilai invasi tumor (SCC) melalui lamina propria. Diagnosis
jaringan segar untuk dikirim untuk tes tambahan (misalnya flow cytometry).
oleh ahli patologi anatomi. Semua ahli bedah maksilofasial yang terlibat dengan
kanker mulut akan memiliki hubungan dekat dengan ahli patologi anatomi yang
7
memiliki pengetahuan rinci tentang patologi rongga mulut, karena mungkin ada
perbedaan interpretasi biopsi di antara ahli patologi. Selain itu, ahli bedah yang
merawat akan selalu mempertahankan ambang rendah untuk biopsi ulang jika
perilaku klinis lesi tidak sesuai dengan 'diagnosis' dari biopsi awal (Wong
&Wiesenfeld, 2018).
Kanker Rongga Mulut (KRM) dan lesi prakanker berkembang dari siklus
sel tidak terkontrol dari adanya multiple mutations. Proto-onkogen, TSG (tumor
kelompok gen DNA perbaikan yang bermutasi pada KRM terutama karsinoma sel
dengan permukaan sel akan mengakibatkan kerusakan sel; makin sering terjadi
Pada sel epitel normal dan lesi dengan perubahan histologi ringan seperti
hiperplasia dan displasia ringan, yang paling sering terjadi adalah delesi satu dari
dua alel pada kromosom 3p14 dan 9p21; delesi ini dapat memengaruhi
Protein p53 merupakan TSG yang berfungsi menghambat siklus sel saat
terjadi kerusakan DNA; aktivasi p53 memiliki dua hasil akhir yakni
pada 50% kanker termasuk karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Pada lesi
kanker, proses siklus menjadi tidak terkontrol. Peningkatan siklus sel biasanya
akibat mutasi beberapa gen yang meregulasi pembelahan sel. Kerusakan TSG
protein p53 akan menghilangkan sinyal penginduksi kekekalan sel dan cenderung
a) Eosinophilic granuloma
b) Fibroma
d) Keratoacanthoma
e) Leiomyoma
f) Osteochondroma
g) Lipoma
h) Schwannoma
i) Neurofibroma
j) Papilloma
k) Condyloma acuminatum
l) Verruciform xanthoma
m) Pyogenic granuloma
n) Rhabdomyoma
9
o) Odontogenic tumors
a. Leukoplakia
tahun 1877 untuk menerangkan sebuah lesi putih pada lidah yang
plak pada mukosa mulut yang tidak mempunyai ciri khas secara klinis atau
patologis seperti penyakit lain, dan tidak terkait dengan agen penyebab
(Prasetya,2018).
ringan, lebih dari setengah lapisan epitel merupakan displasia sedang, dan
sering terjadi pada glans penis, tetapi kadang dapat ditemukan pada mukos
mulut, lesi ini di defenisikan sebagai bercak merah non spesifik yang tidak
berwarna merah terang, dapat meninggi ataupun tidak. Lesi ini dapat
muncul pada seluruh bagian rongga mulut, sering di bagian dasar mulut,
Gambaran klinis nya lesi tampak sebagai plak merah terang yang
dapat disertai beberapa bercak atau plak kecil yang berwarna putih, daerah
2021).
kumpulan area putih diselingi area merah, yang tahan terhadap garukan dan
berpotensi keganasan. Itu paling sering muncul di oral mukosa, vermilion dan
diambil dengan biopsi eksisi. kebiasaan pasien merokok dan minum. Biopsi
oral adalah wajib untuk mengenali keberadaan dan tingkat keparahan displasia
jenis tumor ganas yang berasal dari neopasia jaringan lunak epitelium, hal ini
karsinoma sel skuamosa yang paling banyak terjadi sebanyak 40% kemudian
diikuti sekitar 35%, pada dasar rongga mulut. Skuamous sel karsinoma lebih
sering terjadi laki-laki dibandingkan wanita serta lebih sering terjadi pada usia
(Dewi,2017)
a) Tembakau dan Alkohol : 75% dari seluruh kanker mulut dan faring
dan Winter pada tahun 1965. Beberapa studi menunjukkan bahwa, sekitar
kanker kelenjar ludah pada orang yang selamat setelah terkena radiasi bom
14
atom pada periode antara 1957-1970, terjadinya kanker ,6 kali lebih tinggi
lebih besar dari yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker.
infeksi virus
health problems yang diterbitkan oleh WHO atau dikenal dengan ICD-10,
signifikan, oleh sebab itu diperlukan strategi terapi baru untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker secara efektif dan efisien tanpa efek samping yang besar.
Terapi kanker rongga mulut dapat melibatkan satu atau beberapa terapi sekaligus,
terdiri dari pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Lokasi dan luas dari lesi
berpengaruh dalam pemilihan terapi yang tepat. Terapi yang paling sering
kerusakan dalam sel, seperti dapat mengganggu ketahanan hidup dan reproduksi
16
sel, tetapi sering kerusakan dapat disembuhkan sendiri oleh sel tersebut (auto
repair), adanya perubahan sel dan perubahan daya proliferasi sel dapat terjadi
karena faktor lain dalam sel, sebelum atau sesudah paparan radiasi dan bila cukup
banyak sel dalam organ atau jaringan terbunuh atau tertahan untuk bereproduksi
dan berfungsi secara tidak normal maka sel dalam organ atau jaringan tersebut
Kulit yang disubyekkan pada radiasi dapat menjadi gelap dan kemudian
mengeras. Selama pengobatan pasien juga merasa kulitnya terkelupas, kering dan
gatal. Ketika digunakan untuk mengobati kanker di daerah kepala dan leher,
radiasi biasanya menyebabkan mulut kering dan hilang rasa akibat radiasi pada
kelenjar ludah dan mati rasa. Ketika otak diarahkan pada radiasi maka akan
menyebabkan hilang ingatan, menurunnya gairah seks dan sulit menyesuaikan diri
dengan rasa dingin. Paru-paru dapat terkena imbas akibat radiasi. Pasien dapat
menderita nafas pendek atau batuk karena menutupnya aliran udara akibat
Efek tunda pada paru adalah fibrosis (kaku dan kasar) yang menyebabkan
luas akan menyebabkan nafas pendek dan rasa malas beraktivitas. Beberapa
kanker dapat diobati hanya dengan radioterapi, namun kadang kala radioterapi
membunuh sel kanker sisa yang mungkin masih ada setelah operasi. Meskipun
(Utsani, 2018).
utama dan dapat diikuti baik dengan radiasi maupun kombinasi radiasi dan
a. Pembedahan.
bicara, menelan dan pengunyahan). Tujuan dari ahli bedah reseksi adalah untuk
(Permasutha, 2021)
pada pemeriksaan radiologis dan tidak ada bukti bahwa kanker telah
seluruh tulang rahang bawah akan dipotong dan diganti dengan tulang
hampir seluruh nodus limfe satu sisi di antara rahang bawah dan
b. Terapi Radiasi
radiasi agar lebih akurat antara lain 3D-CRT (three dimensional- conformal
normal.
langsung pada lesi ataupun dekat lesi kanker. Teknik ini jarang digunakan
karena radiasi eksternal seperti IMRT mampu memberikan hasil lebih baik.
c. Kemoterapi
adjuvant therapy, neoadjuvant therapy, dan membunuh sel kanker yang telah
bermetastasis jauh yang tidak dapat dijangkau oleh pembedahan. Obat yang
(Permasutha, 2021).
d. Targeted Therapy
yang berfungsi untuk pertumbuhan dan pembelahan. Pada KRM dan kanker
radiasi pada stadium awal, sedangkan pada stadium lanjut cetuximab dapat
e. Paliatif
21
Nutrisi juga harus diperhatikan karena banyak pasien KRM sulit menelan.
2.7 Prognosis
rate sebesar 93% dengan nodus negatif, 48% dengan nodus positif tanpa
rate sebesar 78% dengan nodus negatif, 63% dengan nodus positif tanpa
metastasis, dan 36% dengan metastasis. Pada karsinoma dasar mulut 5 year-
survival rate sebesar 75% dengan nodus negatif, 38% dengan nodus positif tanpa
KESIMPULAN
merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada saluran aerodigestiv atas.
Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang
sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan- bulan atau bahkan
lebih lama.
signifikan, oleh sebab itu diperlukan strategi terapi baru untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker secara efektif dan efisien tanpa efek samping yang besar.
22
Daftar Pustaka
Permustha, MB. 2021. Tinjauan atas Kanker Rongga Mulut. CDK-293/ vol. 48
no. 3 th. 2021
Utsani WS. 2018. Punicatum Spray: Inovasi Produk Berbahan Dasar Buah Delima
(Punica Granatum L.) Untuk Pencegahan Dan Terapi Kanker Rongga
Mulut. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2018. Hal: 5-10.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2018 Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
(1 Suppl): S91–S99.
23