Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN NOTULENSI DISKUSI

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU TERPADU


(Total Quality Management (TQM) dan Gurus)
Dosen Pengampu:

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 2

Hasna Febriyani Putri 2008153

Nadila Tri Mulyana SB 2008203

Neng Intan Yulianti 2003592

Ryneva Anevia Ramadhan 2000795

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
A. Teknis Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Selasa,8 Maret 2022
2. Waktu : 13.00 – 15.30 WIB
3. Tempat : Platform Zoom Meeting
4. Moderator : Ryneva Anevia Ramadhan
5. Topik : Total Quality Management (TQM) dan Gurus
6. Alur : Pemaparan materi (powerpoint), tanya jawab, dan
penguatan

B. Sesi Diskusi
1. Disebutkan bahwa TQM itu memerlukan perubahan budaya. Namun hal tersebut
seperti sulit untuk diwujudkan. Nah, budaya seperti apa yang perlu diubah atau
diperbaiki untuk mendukung TQM? (Cantika)

Dijawab oleh Neng Intan :


Menurut saya budaya yang perlu diubah untuk mewujudkan atau mendukung tqm
ialah dengan mengubah budaya menjadi budaya mutu. Untuk membantu budaya
mutu ini memang tidaklah mudah dan perlu waktu karena ada beberapa hal yang
perlu kita lakukan yakni dengan mengubah sifat dan cara kerja dari personil. hal
tersebut yakni dengan menjaga komitmen serta tanggung jawab dari staf atau
personil lembaga tersebut dan pastinya menekankan pada staf agar memahami
pentingnya kualitas. Selain itu, struktur kelembagaan pun harus dirubah. Karena
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam tqm ini manajer senior
memiliki peranan yang penting. Jika manejer senior tidak mampu mendukung
perubahan budaya tersebut maka budaya tersebut tidak akan pernah terbentuk.

2. Mengenai perubahan budaya, di lapangan masih banyak organisasi yang akhirnya


usai/gulung tikar karena tidak bisa mengikuti perubahan yang terus terjadi.
Apakah penyebab hal tersebut? dan adakah kaitannya dengan TQM? (Ambar)

Dijawab oleh Hasna :


Ada beberapa faktor penyebab perusahaan pailit, diantaranya :

1) Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen, sehingga perusahaan


dapat memberikan layanan atau produk yang diterima pasar
2) Terlalu fokus pada pengembangan produk, sehingga perusahaan dapat
melupakan kebutuhan konsumen. Perusahaan yang terlalu fokus pada
pengembangan produk akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang
terjadi di dalam perusahaan, situasi di luar, dan lain sebagainya.
3) Mengalami ketakutan yang berlebihan, seperti takut bangkrut, takut rugi,
takut tidak dapat melayani konsumen, takut pada ketidakmampuan
mengatasi masalah, dan lainnya. sebenarnya ketakutan tersebut wajar.
Namun, apabila ketakutan tersebut telah melebihi batas normal, maka
kondisi tersebut harus diwaspadai karena akan menghambat kinerja
perusahaan dan membawa kehancuran.
4) Berhenti untuk melakukan inovasi dalam berbisnis. Inovasi penting untuk
dilakukan oleh setiap pengusaha atau pebisnis. Karena tanpa melakukan
inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan membosankan
bagi masyarakat yang menjadi target pasar.
5) Kurang mengamati pergerakan kompetitor atau pesaing, sehingga akan
menyebabkan sebuah perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di
belakang. Sebuah perusahaan harus selalu memperhatikan langkah-
langkah yang dilakukan oleh kompetitor. Menetapkan harga yang terlalu
mahal. Memang ada beberapa orang percaya bahwa harga mahal akan
membuat produk sebuah perusahaan tampak lebih bagus dan lebih mewah
dari aslinya.
6) Penyebab perusahaan bangkrut lainnya seperti terlilit utang, ekspansi yang
berlebihan, penipuan yang dilakukan CEO, kesalahan manajemen
perusahaan, pengeluaran tidak terkendali, dan masih banyak lagi.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi


berakibat karena adanya permasalahan pada budaya organisasi

Terdapat perbedaan pendapat dalam literatur tentang bentuk hubungan antara


TQM dan budaya organisasi- ada yang berpendapat bahwa implementasi TQM
akan merubah budaya sementara yang lainnya berpendapat bahwa budaya
organisasi mempengaruhi TQM- sehingga tidak jelas mana yang menjadi
anteseden dalam hubungan kedua variabel tersebut (Prajogo dan McDermott,
2005). Perdebatan ini muncul karena adanya premis bahwa budaya merupakan
sesuatu yang akan menjadi pertentangan di dalam organisasi (Bright dan Cooper,
1993; Sinclair dan collins, 1994). Penelitian yang mengkaji hubungan antara
TQM dan budaya belum banyak dilakukan. Beberapa peneliti yang telah
melakukan kajian hubungan kedua variabel tersebut antara lain Chang dan Wiebe
(1996), Zeitz et al. (1997), Dellana dan Hauser (1999) yang menyimpulkan
bahwa budaya merupakan anteseden dari TQM.

3. Bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap pendidikan itu apa saja? Dan
menurut pendapat kelompok bagaimana cara untuk meningkatkan peran orang tua
terhadap pendidikan anak mereka? (Salsa)

Dijawab oleh Ryneva :


Peran orang tua dalam pendidikan antara lain :
1) Pilihkan sekolah sesuai dengan minat anak (misal dalam pemilihan
program studi dan eskstrakulikuler)
2) Penuhi kebutuhan sekolahnya.
3) Dampingi anak belajar di rumah.
4) Berikan motivasi dalam setiap proses belajar dalam rangka meraih cita-
cita nya melalui pendidikan
5) Berikan perhatian dan kasih saying
6) Menanamkan nilai budi pekerti seperti sopan santun, menjaga kebersihan,
menghargai orang lain, saling tolong menolong
Untuk meningkatkan peran orang tua dalam pendidikan anak tentunya harus ada
kesadaran dan tanggungjawab dari orang tua itu sendiri. Lalu upaya yang dapat
dilakukan agar lebih memahami perannya sebagai orang tua antara lain walikelas
harus bisa memberikan pemahaman terhadap setiap orang tua. Kegiatan ini bisa
dilaksanakan pada saat pembagian rapor, intinya untuk mengingatkan peran orang
tua terhadap pendidikan anak harus ada komunikasi yang baik antara pihak orang
tua dan juga pihak sekolah khususnya guru.

4. Seperti yang sudah dijelaskan jika TQM itu berorientasi pada pelanggannya, nah
bagaimana jika pelanggan ini menolak adanya perubahan padahal perubahan
tersebut ditujukan untuk kemajuan mutu? (Dian)

Dijawab oleh Nadila Tri :

Bila kita analogikan seperti ini. Pada zaman rasulullah saw. Ketika baginda nabi
akan menyebarkan sebuah ajaran islam yang mana kita ketahui bahwa ajaran islam
adalah ajaran yang membawa pada kebaikan. Ketika itu rasulullah mengalami
pengalaman yang buruk seperti dibenci, dilempari batu oleh seluruh penduduk
mekkah (kafir quraisy). Jika diibaratkan dalam dunia pendidikan dalam
membawa/melaksanakan perubahan tidak serta merta manusia/orang akan
menerima perubahan tersebut.

Dalam mengatasi penolakan yang ditimbulkan ketika melakukan perubahan.


Menurut Coch dan French Jr. (L, et al., 1948) mengusulkan ada enam taktik yang
bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan, yaitu sebagai berikut:

1) Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar


belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.
Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi,
laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
2) Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan
hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan
anggota organisasi yang mengambil keputusan.
3) Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas,
lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang
memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan.
4) Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah
melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara
ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak
kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa
memenuhi keinginan mereka.
5) Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang
sesungguhnya. Misalnya memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih
menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain
sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan
penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil
keputusan.
6) Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan
jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.

Anda mungkin juga menyukai