Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UNIVERSITAS TERBUKA
Perhatian penuh terhadap pengelolaan arsip dinamis dari awal diperlukan untuk
mewujudkan manfaat arsip bagi birokrasi (pencipta arsip), sehingga birokrasi dapat
menciptakan arsip atas fungsi dan kegiatannya secara utuh, akurat, dan memelihara
arsip dengan baik selama diperlukan. Birokrasi harus memperkenalkan pengelolaan
arsip yang baik dan benar untuk meningkatkan nilai arsip sebagai bukti administratif,
akuntabilitas, juga sumber penelitian. Birokrasi menyediakan standar, norma, prosedur,
dan kriteria untuk pengelolaan arsip dinamis sejak penciptaan sampai dengan
penyusutan arsip. Kebuktian (evidential) dalam arsip tidak akan hilang sepanjang waktu
apabila arsip dipelihara sebagai obyek yang memberikan bukti, namun arsip sering hilang
atau tidak dapat cukup memberikan bukti. Untuk melakukan penyelidikan, penelitian, atau
penilaian serangkaian tindakan yang menggunakan arsip tidak berbeda sejak dahulu
yaitu terkait dengan penciptaan dan pemeliharaan arsip.
Arsip yang autentik dan reliabel harus dapat ditemukan kembali untuk berbagai tujuan,
seperti:
Pengelolaan arsip dinamis yang menjadi kekuatan dalam masyarakat modern (khususnya
yang bertransaksi dengan komunikasi elektronik) berawal dari penciptaan arsip yang harus
dapat menjamin arsip sebagai informasi autentik dan reliabel dengan pemeliharaan sesuai
kebutuhan, hingga penyediaan layanan siap akses kepada pengguna. Karena itu sudah
sewajarnya pada saat kita mengkampanyekan keterbukaan dan akses yang lebih besar
terhadap informasi, maka pada saat yang sama kita juga harus mengkampanyekan
pengelolaan arsip dinamis dan statis yang lebih baik.
Undang-undang 43 Tahun 2009 menyatakan bahwa salah satu azas dalam
penyelenggraan kearsipan adalah azas akuntabilitas yang dimana penyelenggaraan
kearsipan harus memperhatikan arsip sebagai bahan akuntabilitas dan harus bisa
merefleksikan kegiatan dan peristiwa yang direkam. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
manajemen kearsipan agar rekaman kegiatan suatu organisasi dapat dijadikan alat
pertanggungjawaban kepada publik. Sehingga tercipta tata kelola pemerintahan (good
governance) yang akuntabel dan transparan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas menurut KBBI adalah
pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Akuntabilitas
dalam manajemen kearsipan diartikan bahwa pengelolaan kearsipan yang efektif efisien dan
sistematis dan sesuai dengan kaidah kearsipan akan menjamin ketersediaan arsip yang
autentik, terpercaya dan sebagai alat bukti yang sah. Selain itu arsip yang autentik dapat
dijadikan pertanggung jawaban (akuntabilitas) kinerja instansi pemerintah dan wujud
pertanggung jawaban birokrasi, sehingga arsip yang tercipta harus akuntabilitas agar dapat
dijadikan alat bukti ketika sewkatu waktu dibutuhkan. Sebaliknya jika arsip tidak dikelola
dengan baik maka dampak yang ditimbulkan arsip hilang dan tidak dapat dijadikan bukti
pertanggung jawaban.
Menurut pendapat saya kasus hilangnya data kependudukan (DPT) yang menjadi
tanggung jawab KPU/KPU Daerah yang seharusnya dicatat dan ditata seapik mungkin
melalui sistem administrasi dan arsip dinamis melenceng dari salah satu fungsi arsip yaitu
“akuntabilitas”.Data yang hilang berdampak pada hilangnya rekaman informasi yang
nantinya digunakan sebagai bukti pertanggung jawaban. Kasus tersebut juga menjadi bukti
lemahnya akuntabilitas kinerja KPU/KPU Daerah. KPU/KPU Daerah dianggap gagal dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga penyelenggaraan pemilu. KPU
seharusnya dapat menyediakan data yang akuntabel guna mendukung pelaksanaan pemilu
yang jujur adil dan transparan.
Dalam bidang kearsipan adanya data yang akurat mengenai suatu peristiwa atau
kegiatan akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan sehingga
harus disimpan sebagai bukti, termasuk juga terhadap data kependudukan yang hilang. Data
kependudukan yang hilang merupakan salah satu permasalahan yang sering dijumpai dalam
persiapan awal pelaksanaan pemilu,
Oleh karena itu penting untuk semua pihak menyadari dan mengimplementasikan
manajemen kearsipan yang sesuai dengan aturan, dengan kata lain
manajemen kearsipan yang baik akan menjamin keselamatan bahan pertanggung jawaban
nasional tentang rencana,pelaksanaan dan penyelengaraan kehidupan kebangsaan, serta untuk
menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintah
1. Kurangnya pengetahuan dalam pelaksanaan pengarsipan
Masih dirasa kurangnya pengetahuan dalam pengarsipan terjadi baik di pusat
dan daerah, sehingga diperlukan Bimbingan Teknis yan simultan dari ANRI dan KPU
dengan maksud menyelamatkan dan melestarikan arsip Pemilu baik Pemilu Kepala
Daerah,Legislatif maupun Presiden. ANRI berkewajiban memberikan bantuan teknis
dan sarana dan prasarana, sehingga arsip tersebut tersimpan dan teregistrasi dengan
baik dan memudahkan untuk dilakukan pencarian kembali.
2. Fasilitas penyimpanan arsip yang minim
Sumber:
Mirmani, Anom.2019.Pengawasan Kearsipan.Edisi Kedua.Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
http://dpad.jogjaprov.go.id/public/article/
106/8acbaed284b32759c41a23696c3ca837.pdf
https://www.anri.go.id/download/jurnal-vol.4anri122009-1571893398
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/download/61/55