Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) TERHADAP PENDAPATAN


ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN TULUNGAGUNG

TUGAS TAMBAHAN

Untuk Memenuhi Sebagian Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


Analis Keuangan Pusat dan Daerah Ahli Pertama

Oleh :
DHELLA SAFIRA KUSUMANINGTYAS SUWARDUKI, S.E
NIP. 19951030 201903 2 004

ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH


(AKPD) AHLI PERTAMA PADA
BADAN PENDAPATAN DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Otonomi daerah membuat setiap daerah mempunyai hak, kewenangan, dan kewajiban
untuk mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan sesuai Undang-Undang yang
berlaku. Otonomi daerah pertama kali diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Setiap daerah diharapkan dapat berkembang
tidak bergantung kepada pemerintahan pusat namun lebih kepada pengembangan kemampuan
sendiri dalam mengurus dan mengatur pemerintahannya sendiri melalui sumber-sumber
pendapatan yang ada. Pemerintah daerah juga harus menggali potensi untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan
pembangunan.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disebut BPHTB
merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yaitu pajak yang dikenakan atas Hak dan
Perolehan atas Tanah dan Bangunan. Dengan adanya penerimaan Pajak BPHTB dari masyarakat
akan meningkatkan pembangunan dan menunjang percepatan ekonomi, serta mendorong
pemerataan hasil-hasil pembangunan, sehingga kesejahteraan masyarakatnya juga semakin baik.
Seiring dengan semangat otonomi daerah dan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang memberi wewenang pajak Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dipungut oleh pemerintah daerah, jadi segala transaksi
yang dilakukan akan langsung ditangani pemerintah setempat. Sehingga BPHTB menjadi salah
satu unsur pendapatan bagi daerah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor BPHTB karena
semua hasilnya akan dinikmati oleh pemerintah daerah itu sendiri. Oleh Karena itu diharapkan
BPHTB akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial dan diharapkan
juga dengan pengelolaan sendiri hasilnya akan lebih maksimal sehingga target yang telah
ditentukan bisa tercapai bahkan bisa melebihi target.
Alasan peneliti meneliti masalah ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas pajak
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) beserta kontribusinya dalam
meningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tulungagung. Perkembangan penerimaan
pajak terlihat pada laporan pertumbuhan penerimaan pajak daerah, laporan realisasi penerimaan
pajak daerah 2016-2020 Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tulungagung. Penerimaan pajak
daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2016 – 2020 dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
(Realisasi Pajak Daerah Tahun 2016-2020)
Dalam Rupiah

N Realisasi Setiap Tahun


Jenis Pajak
o
2016 2017 2018 2019 2020

1 Pajak Hotel 2.980.530.053,00 2.925.114.480,00 3.090.936.152,00 3.735.934.373,00 1.948.773.375,00

2 Pajak Restoran 5.956.754.832,02 7.342.798.238,00 9.052.841.145,18 10.920.241.763,00 6.413.542.707,00

3 Pajak Hiburan 930.824.930,00 1.412.402.787,00 2.769.382.465,00 3.048.022.517,00 1.557.104.687,00

4 Pajak Reklame 973.791.846,00 910.451.069,00 859.728.935,10 820.445.496,00 762.877.839,00

5 Pajak
Penerangan 22.876.136.173,0 28.971.129.306,0 32.409.641.396,0 33.401.074.155,0
34.029.282.192,00
Jalan 0 0 0 0

6 Pajak Mineral
Bukan Logam 347.215.033,00 360.775.706,00 341.495.869,00 307.234.467,00 246.789.241,00
dan Batuan

7 Pajak Parkir 102.444.398,00 215.852.850,00 380.192.425,00 437.284.861,00 347.229.916,00

8 Pajak Air Tanah 303.525.520,00 309.235.064,00 341.678.262,00 340.013.144,00 383.269.501,00

9 Pajak Sarang
7.450.000,00 7.050.000,00 4.700.000,00 - -
Burung Walet

10 Pajak Bumi dan


Bangunan 25.493.683.398,0 27.056.181.455,0 28.713.211.410,0 28.926.341.939,0
29.178.222.853,00
Pedesaan dan 0 0 0 0

Perkotaan

11 Bea Perolehan
16.315.152.091,2 17.792.065.331,0 19.370.595.678,0
Hak atas Tanah 7.484.812.632,00 19.780.550.379,00
0 0 0
dan Bangunan
Total Pajak 67.457.168.815,0 85.826.143.046,2 95.755.873.390,2 102.597.232.045,0 93.357.599.038,0
Daerah 2 0 8 0 0

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa potensi penerimaan daerah yang dari jenis
pajak BPHTB cukup besar, oleh karena itu perlu dianalisis bagaimana realisasi pajak BPHTB di
Kabupaten Tulungagung. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Efektivitas dan Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung”.

Anda mungkin juga menyukai