Anda di halaman 1dari 23

DAMPAK ADANYA CELEBRITY ENDORSMENT DAN PAID PROMOTE

INSTAGRAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN MINAT BELI


SEBAGAI VARIABLE INTERVENING

(Survey Pada Pembelian Produk Scarlett Di Karesidenan Madiun)

PROPOSAL PENELITIAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Seminar Manajemen Pemasaran

Disusun Oleh :

Agustin Ria Afrianti (18414786)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2021
A. Judul

Dampak Adanya Celebrity Endorsment Dan Paid Promote Instagram Terhadap


Keputusan Pembelian Dengan Minat Beli Sebagai Variable Intervening. (Survey Pada
Pembelian Produk Scarlett Di Karesidenan Madiun).

B. Latar Belakang Masalah

Kecantikan dan ketampanan merupakan hal yang menunjang setiap penampilan


seseorang. Hal ini kadang kala sering dijadikan sebagai standar kualitas yang diimpikan
dan diidamkan oleh setiap orang. Penampilan seseorang secara tidak langsung juga akan
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat kepercayaan diri seseorang.
Kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan,
dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, dan
mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan(R,
1992). Dari pernyataan tersebut bisa kita simpulkan jika kecantikan dan ketampanan
menjadi faktor penting dalam menunjnag kepercayaan diri seseorang.

Kosmetik menurut KBBI adalah berhubungan dengan kecantikan tentang corak kulit,
obat atau bahan untuk mempercantik wajah, kulit, rambut, dan sebagainya, seperti bedak,
dan pemerah bibir. Munculnya produk - produk kecantikan dewasa ini biasa sering kita
dengar dengan skin care, dianggap sebagai salah satu solusi terbaik untuk bisa membantu
seseorang dalam upaya mewujudkan paras atau penampilan yang maksimal.

Scarlett merupakan salah satu produk kecantikan yang saat ini dikenal luas oleh
masyarakat. Produk ini milik salah satu selebritis ternama tanah air yaitu Felicya
Angelista. Produk Scarlett ini memiliki beberapa varian produk, mulai dari body scrub,
sabun mandi, lotion, perawatan rambut, perawatan wajah, dan serum. Dalam
perkembangannya, produk scarlett ini tentu harus senantiasa berkembang dalam
menghadapi tantangan di bidang produk kecantikan. Tantangan yang dihadapi oleh produk
scarlett ini juga bisa dibilang tidak mudah, munculnya produk-produk pesaing kualitas
yang tidak kalah bagus dan harga yang lebih murah yang terus menerus menuntut scarlett
harus terus berinovasi. Sebagi salah satu produk yang memiliki keunggulan branding yang
sudah bagus dengan pemiliknya merupakan seorang selebritis membuat scarlett memiliki
nilai lebih di banding produk lain. Selebritis saat ini bisa menjadi senjata yang cukup
ampuh dalam strategi memasarkan produk, dengan adanya tingkat popularitas seorang
selebritis, mereka menjadi lebih mudah dalam mempengaruhi seseoarang. Celebrity
Endorsement atau Pencitraan merek melalui selebritis, Menurut Friedman (1979) dalam
Rodriguez (2008) mendefinisikan bahwa selebriti sebagai individu yang dikenal
masyarakat (actor, tokoh olahraga, penghibur, dll). Endorser adalah orang yang membuat
'testimonial', atau menulis atau pernyataan lisan, memuji kebaikan dari beberapa produk.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut diatas, ditemukan rumusan-rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak adanya celebrity endorsement terhadap produk scarlett?


2. Bagaimana dampak adanya paid promote Instagram terhadap produk scarlett?
3. Bagaimana minat beli masyarakat terhadap produk scarlett?
4. Bagaimana keputusan pembelian yang dihasilkan terhadap produk scarlett?

D. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki topik bahasan berupa analisis dampak celebrity endorsement
dan praid promote Instagram terhadap minat beli masyarakat dalam mempengaruhi
keuputusan pembelian. Fokus penelitian ini menyasar di area Karesidenan Madiun
(Magetan, Ponorogo, Ngawi, Pacitan, Kab. Madiun, Kota Madiun).

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui dampak adanya celebrity endorsement terhadap produk


scarlett?
2. Untuk mengetahui dampak adanya paid promote Instagram terhadap produk
scarlett?
3. Untuk mengetahui minat beli masyarakat terhadap produk scarlett?
4. Untuk mengetahui keputusan pembelian yang dihasilkan terhadap produk
scarlett

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
referensi bagi para pembaca, mulai dari akademisi hingga masyarakat umu terkait
pengetahuan akan sistem pemasaran suatu produk yang berfokus pada adanya fenomena
celebrity endorsement dan paid promote Instagram.

G. Tinjauan Pustaka
1. Celebrity Endorsment
Menurut Friedman (1979) dalam Rodriguez (2008 mendefinisikan bahwa selebriti
sebagai individu yang dikenal masyarakat (actor, tokoh olahraga, penghibur, dll). Endorser
adalah orang yang membuat 'testimonial', atau menulis atau pernyataan lisan, memuji
kebaikan dari beberapa produk (Rodriguez, 2008). Selebriti yaitu pribadi (bintang film,
penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang
tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan utnuk
menghentikan (stopping power). Endorser tersebut dapat menarik perhatian atas pesan
iklan ditengah banyaknya iklan lain (Belch, 2008). Shimp (2003:460) berpendapat bahwa
celebrity endorser adalah menggunakan artis sebagai bintang iklan di media-media, mulai
dari media cetak, media sosial, maupun media telivisi. Menurut McCracken (1989) dalam
John White (2012), dukungan selebriti telah lama digunakan oleh pemasar untuk
meningkatkan daya tarik suatu merek, dimana selebriti endorser biasanya didefinisikan
sebagai orang yang dikenali dan dikrontrak untuk mengiklankan suatu produk atau merek.
Berikut ini adalah beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang bisa digunakan
perusahaan dalam sebuah iklan (Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu Noviandra, 2006):
a. Testimonial
Jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak dia
bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit dari produk
atau merek yang diiklankan tersebut.
b. Endorsement
Ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia
secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut
c. Actor
Selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu
terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan
tertentu.
d. Spokeperson
Selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu perusahaan dalam
kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokerperson.
Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang
mereka wakili
Celebrity endorsement dalam perkembangannya memiliki beberapa indikator yang
membentuknya. Menurut Shimp (2003) terdapat lima atribut khusus endorser yang biasa
dikenal dengan akronim TEARS. Adapun penjelasan terkait TEARS adalah sebagai
berikut :
a. Truth Worthiness (dapat dipercaya)
Mengacu pada kejujuran, integritas dan kepercayaan diri dari seorang
sumber pesan.
b. Expertise (keahlian)
Mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki oleh
seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang didukung seorang
endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli pada merek yang
didukungnya akan lebih persuasif dalam menarik audience daripada
seorang endorser yang tidak diterima sebagai seorang yang ahli.
c. Attractiveness (daya tarik fisik)
Mengacu pada diri yang dianggap sebagai hal yang menarik untuk dilihat
dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik.
d. Respect (kualitas dihargai)
Kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas
pencapaian personal
e. Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju)
Mengacu pada kesamaan antara endorser dan audience dalam hal umur,
jenis kelamin, etnis, status sosial, dan sebagainya
Endorsement dengan menggunakan perantara selebritis memang sangat menjamin.
Hal itu dikarenakan dengan popularitas yang dimiliki seorang selebritis dirasa kuat dalam
mendongkrak branding suatu produk. Keuntungan lain yang bisa didapatkan melalui
celebrity endorsement adalah produk yang kita pasarkan akan dipercayai keaslian dan
kualitasnya.
2. Paid Promote
Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, internet saat ini
menjadi media yang banyak digunakan oleh masyarakat terutama di Indonesia.
Penggunaan internet yang mudah, cepat, dan praktis membuat masyarakat lebih memilih
menggunakan internet untuk kegiatan sehari - hari atau untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengguna internet di Indonesia memanfaatkan internet untuk berbagai hal. Internet
kebanyakan digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk menggunakan media sosial.
Media sosial digunakan untuk media berkomunikasi atau mengirimkan pesan informasi
kepada orang lain dengan memanfaatkan teknologi internet. Terdapat berbagai macam
media sosial yang ada di masyarakat, sedangkan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah media sosial Instagram. Paid promote merupakan kegiatan promosi produk dari
sebuah merek tertentu melalui akun pengguna Instagram yang memiliki jumlah pengikut
yang banyak. Paid promote dilakukan tidak harus dari kalangan public figure, namun bisa
jadi berasal dari pengguna Instagram yang memiliki jumlah pengikut yang banyak.
Instagram merupakan salah satu media sosial yang dewasa ini aktif digunakan oleh
kebanyakan masyarkat. Instagram adalah aplikasi yang berbasis pada tampilan visual
berupa foto dan video. Aplikasi ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana dalam usaha
pemasaran produk secara digital. Keefektifan Instagram sebagai media platform diilai
sudah cukup efektif, karena selain tampilannya yang bagus, Instagram juga memiliki biaya
yang cukup terjangkau.
Menurut Fitria (2015) mendefinisikan bahwa paid promote atau promosi berbayar
adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh onlineshop dengan membayar jasa promo
tersebut pada akun media social.

Paid promote juga dapat dijadikan sebagai media promosi dalam meningkatkan
potensial konsumen. Paid promote dapat diartikan sebagai media promosi dengan
mempertimbangkan beberapa indikator :
a. Buzzer
Dengan memperhatikan jumlah followers dan keaktifan followers dan pada saat
followers member komentar atau mention kepada orang lain, hal itu memberikan potensi
postingan tersebut dapat dilihat dan diikuti orang lain serta dapat memberikan keyakinan
bahwa paid promote tersebut memberikan respon dari followers.
b. Caption
Tulisan atau keterangan yang dilampirkan dengan menarik dalam sebuat postingan
dapat memberikan saran dengan produk yang dipromosikan. Bough dan Agresta dalam
Syaukat (2011) menyatakan untuk terlihat natural, soft-sale sangat penting buzzer diminta
untuk mempertahankan cirri khas diri mereka dan memposting dengan gaya aslinya dan
sesuai dengan kemampuannya.
3. Minat Beli
Menurut Kotler & Keller (2009, p.137) minat beli adalah perilaku konsumen yang
muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk
melakukan pembelian. Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli
terdiri dari empat faktor, yaitu: motivasi (dorongan seseorang untuk bertindak guna
memuaskan kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya),
persepsi (proses seseorang individu memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi
masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna), pengetahuan
(pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman), serta keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui
bertindak dan belajar.
Menurut Ferdinand (2002) minat beli merupakan apapun yang berhubungan dengan
perencanaan dalam membeli produk dan jumlah unit yang diperlukan pada waktu tertentu
pada konsumen.
Sehingga dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan jika minat beli adalah
sebuah kemampuan dari seorang konsumen yang menunjukkan keinginannya dalam
melakukan pembelian suatu produk.
Minat beli konsumen dapat diukur dari berbagai indicator yaitu :
- Minat Transaksional
Minat Transaksional merupakan kecenderungan konsumen untuk selalu membeli
produk (barang atau jasa) yang dihasilkan perusahaan, ini didasarkan karena adanya
kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.
- Minat Referensional
Minat referensional merupakan kecenderungan konsumen untuk mereferensikan
produknya kepada orang lain. Minat tersebut muncul setelah konsumen memiliki
pengalaman dan informasi tentang produk tersebut.
- Minat Prefensial
Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang
memiliki preferensi utama terhadap produk – produk tersebut.
- Minat Eksploratif
Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati dan mencari informasi untuk
mendukung sifat – sifat positif produk tersebut.
4. Keputusan Pembelian
Menurut Peter dan James (2004 : 48) keputusan pembelian merupakan proses dimana
konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk dan merek yang dimulai
dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat
pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli. Ada lima tahap model
tingkat proses keputusan pembelian konsumen: pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian. Keputusan
pembelian juga bisa diartikan sebagai sebuah kuasa seorang calon pembeli dalam
mengambil sebuah keputusan untuk membeli suatu produk yang didasarkan pada keadaan
pembeli tersebut.
Pengambilan keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam hal ini berkaitan dengan faktor
eksternal yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Salah satu faktor eksternal
tersebut berasal dari yang dinamakan dengan IMC (Integrated Marketing Communication)
atau biasanya disebut dengan Komunikasi Pemasaran Terpadu. IMC yang merupakan
proses mengkoordinasikan berbagai saluran komunikasi perusahaan untuk menyampaikan
pesan yang menarik, dan jelas tentang produk yang ditawarkan (Kotler dan Armstrong,
2008).
Dalam keputusan membeli suatu produk, menurut Swastha dalam Ambarani (2013:3)
memiliki struktur sebanyak 7 komponen, antara lain keputusan tentang jenis produk,
bentuk produk, tentang merek, tentang penjualnya, tentang jumlah produk, waktu
pembelian dan cara pembayaran (Swastha, 1996:118).
Dimensi keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2008:146), sehingga
indikator untuk keputusan pembelian adalah:
1. Pemilihan produk/jasa
Pemilihan produk atau jasa adalah alasan mengapa konsumen memilih produk/jasa
untuk memenuhi kebutuhan.
2. Pemilihan merek
Pemilihan merek yaitu bagaimana suatu merek memposisikan dirinya di dalam bentuk
konsumen yang meliputi citra (image) merek yang unik dari sebuah produk/jasa.
3. Pemilihan waktu
Waktu adalah salah satu unsur terpenting bagi konsumen untuk membeli suatu
produk/jasa.
4. Pilihan metode/cara pembayaran
Konsumen harus mengambil pilihan tentang metode/cara pembayaran produk yang
dibeli.
Dari uraian diatas, dalam penelitian ini diambil indikator keputusan pembelian yaitu
pemilihan produk/jasa, pemilihan merek, pemilihan waktu, pilihan metode/cara
pembayaran.

c. Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Variabel Hasil


Yoel Media Pengaruh Paid Variabel 1.Hasil Penelitian
Setiawan Sitorus Promote Instagram Independent: menunjukkan bahwa
Pada Minat Beli dan - Paid Promote variabel Paid
Dampaknya Variabel Intervening: Promote memiliki
Terhadap Keputusan - Minat Beli pengaruh secara
Pembelian Variabel Dipenden : signifikan terhadap
- Keputusan variabel minat beli.
Pembelian 2.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel Paid
Promote
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian.
3.Hasil penelitian
menunjukkan
variabel Minat Beli
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian.
Sendik Wijayanti Pengaruh Iklan Variabel Independen: Secara simultan,
Melalui Selebgram - Selebgram iklan melalui
Endorse Dan Citra endors selebgram endorse
Merek Terhadap - Citra Merek dan citra merek
Minat Beli Variabel Dipenden : berpengaruh secara
Konsumen - Minat Beli signifikan terhadap
Kosmetik Implora minat beli konsumen
(Studi Kasus kosmetik
Mahasiswa Iain Implora (studi kasus
Ponorogo) mahasiswa IAIN
Ponorogo). Hal ini
ditunjukkan
dengan nilai Fhitung
> Ftabel yaitu
46,465 > 3,09 dan
nilai signifikansi
0,000 < 0,50.
Besarnya variabel
independen (iklan
melalui selebgram
endorse dan citara
merek) terhadap
variabel dependen
(minat beli
konsumen) adalah
48,9% sedangkan
51,1% dipengaruhi
oleh faktor
lain.
Alfiyah Nuraini Pengaruh Celebrity Variabel Independen: Hasil penelitian ini
Endorser Dan - Celebrity menunjukkan bahwa
Kualitas Produk Endorser variabel celebrity
Terhadap Keputusan - Kualitas endorser (X1) dan
Pembelian Melalui produk kualitas produk (X2)
Citra Merek Pada Variabel Intervening: berpengaruh
Kosmetik Wardah - Citra Merek langsung terhadap
Di Kota Semarang Variabel Dipenden: keputusan
- Keputusan pembelian. Variabel
pembelian celebrity endorser
(X1) dan kualitas
produk (X2)
berpengaruh tidak
langsung terhadap
keputusan
pembelian. Hasil
dari Uji path
analysis
menunjukkan bahwa
celebrity endorser
(X1) berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian melalui
citra merek, dan
kualitas produk (X2)
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian melalui
citra merek,
sehingga dapat
dikatakan bahwa
citra merek
memediasi
pengaruh celebrity
endorser dan
kualitas produk
terhadap keputusan
pembelian
d. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini dibuat kerangka pemikiran untuk menjadi landasan penulisan
agar mengetahui variabel – variabel yang ada didalamnya. Penelitian ini menggunkan
Variabel Independen berupa Celebrity Endorsment dan Paid Promote, Variabel
Intervening berupa Minat Beli, dan Variabel Dipenden berupa Keputusan Pembelian. Dari
penjelasan tersebut dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Celebrity Endorsment
H3

H1
Minat Beli Keputusan Pembelian
H5

Paid Promote H2

H4

e. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis sebagai berikut :

H1 : Celebrity Endorsment berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli.

H2 : Paid Promote berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Beli.

H3 : Celebrity Endorsment berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan


Pembelian.

H4 : Paid Promote berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

H5 : Minat Beli berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

f. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif melalui
explanatory survey. Sugiono (2013) mengemukakan bahwa explanatory survey adalah
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang sedang diteliti dan
menjelaskan hubungan antara variabel yang akan melalui pengujian hipotesis.

2. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti pada wilayah
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah para
pemakai produk Scarlett yang ada di Karisedanan Madiun.

b. Sampel

Menurut Santoso (2001), sampel merupakan sekumpulan data yang diambil atau
dipilih dari suatu populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel
non-probabilitas atau tidak acak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Purposive sampling adalah salah satu jenis teknik pengambilan sampel yang
biasa digunakan dalam penelitian ilmiah. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008).

3. Metode Pengumpulan Data

Joko Subagyo (1997) mengemukakan bahwa adalah adalah semua keterangan sesorang
yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk
statistik maupun dalam bsentuk lainnya guna keperluan penelitian.

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. (Sugiyono, 2008:402). Data primer dalam penelitian ini adalah data
didapatkan peneliti dari kuesioner, observasi dan wawancara dengan pengelola dan
responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. (Sugiyono, 2008:402). Dalam penelitian ini data sekunder yang
digunakan adalah data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur,
buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya.
4. Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2013) mengatakan bahwa skala pengukuran merupakan


kesepakatan yang dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang dan pendeknya
interval yang ada dalam sebuah alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
penyebaran kuisioner adalah menggunakan skala likert dengan masing – masing diberi
bobot nilai. Skala linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini fenomena
sosial sudah ditentukan oleh penulis yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sehingga untuk untuk setiap


pertanyaan atau pernyataan akan dijawab oleh responden yang diberikan skor tertentu.
Jawaban – jawaban tersebut dapat diberikan skor yang dapat dilihat dari table berikut ini :

No. Alternatif Jawaban Bobot


1. SS (Sangat Setuju) 5
2. S (Setuju) 4
3. KS (Kurang Setuju) 3
4. TS (Tidak Setuju) 2
5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1
5. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:59) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini meliputi
variabel dependen, variabel independen dan variabel intervening.

- Variabel Independen

Dalam bahasa Indonesia variabel independen sering disebut variabel bebas. Menurut
Sugiyono (2008:59), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Celebrity Endorsment dan Paid
Promote.
- Variabel Intervening

Tuckman dalam Sugiyono (2008:61) mengatakan bahwa variabel intervening adalah


variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen, tetapi tidak diamati dan diukur. Variabel intervening dalam penelitian
ini adalah Minat Beli.

- Variabel Dependen

Dalam bahasa Indonesia variabel dependen sering disebut variabel terikat. Menurut
Sugiyono (2008:59), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah keputusan pembelian.
b. Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Pengukuran
Operasional
1. Independen
Celebrity Shimp Menurut Shimp Skala likert 5
Endorsment (2003:460) (2003) : point
berpendapat -Truth
bahwa celebrity Worthiness
endorser adalah (dapat
menggunakan dipercaya)
artis sebagai -Expertise
bintang iklan di (keahlian)
media-media, -Attractiveness
mulai dari media (daya tarik
cetak, media fisik)
sosial, maupun -Respect
media telivisi. (kualitas
dihargai)
-Similarity
(kesamaan
dengan
audience yang
dituju)

Paid Menurut Fitria -Buzzer Skala likert 5


(2015)
Promote mendefinisikan
-Caption point
bahwa paid
promote atau
promosi berbayar
adalah kegiatan
promosi yang
dilakukan oleh
onlineshop dengan
membayar jasa
promo tersebut
pada akun media
social.

2. Variabel
Intervening
Minat Beli Menurut Kotler -Minat Skala likert 5
& Keller (2009,
transaksional point
p.137) minat beli
adalah perilaku -Minat
konsumen yang
Referensional
muncul sebagai
respon terhadap -Minat
objek yang
Prefensial
menunjukkan
keinginan -Minat
pelanggan untuk
Eksploratif
melakukan
pembelian.
3. Variabel
Dependen
Keputusan Menurut Peter Menurut Kotler Skala likert 5
dan James (2004
Pembelian dan Amstrong point
: 48) keputusan
pembelian (2008):
merupakan
-Pemilihan
proses dimana
konsumen Produk Jasa
membuat
-Pemilihan
keputusan untuk
membeli berbagai Merek
produk dan
-Pemilihan
merek yang
dimulai dengan Waktu
pengenalan
-Pilihan metode
kebutuhan,
pencarian cara bayar
informasi,
evaluasi
informasi,
membuat
pembelian dan
kemudian
mengevaluasi
keputusan setelah
membeli
g. Uji Instrumen Data
a. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang di
ukur. Adapun dasar pengambilan keputusan suatu item valid atau tidak valid, dapat
diketahui dengan cara mengorelasikan antara skor butir dengan skor total. Bila korelasi
tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,361 ke atas maka dapat disimpulkan bahwa butir
instrument tersebut valid sebaliknya jika korelasi r di bawah 0,361 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau
dibuang.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya


untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) > 60% (0,6) maka variabel
tersebut dikatakan reliabel, sebaliknya jika cronbach’s alpha (α) < 60% (0,6) maka variabel
tersebut tidak reliabel. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.16

h. Alat Analisis Data


- Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan dan bersama – sama antar variabel independen celebrity endorment, paid
promote, variabel intervening minat beli terhadap variabel dependen keputusan pembelian
. Analisis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y1= a + b1 X1 + b2 X2 + error1

Y2= a +b3 X1 + b4 X2 + b5 Y1 +erorr2

Keterangan

Y1 : minat beli

X1 : celebrity rndorment
X2 : paid promote

Y2 : keputusan pembelian

a : konstanta

- Uji T

Analisis perbandingan satu variabel bebs dikenal dengan uji t. Uji t digunakan untuk
mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesiskan yaitu seperti : Ha diterima, jika
|thitung| > ttabel dan jika sig < α (0,05). Sedangkan H0 diterima jika |thitung| < ttabel dan
jika sig > α (0,05). Ha bersifat positif, sedangkan H0 bersifat negatif.

- Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi yang dikuadratkan (R2) dinamakan dengan koefisien


determinasi atau koefisien penentu. Koefisien dterminasi merupakan proporsi untuk
menentukan terjadinya presentase antara variabel X dengan variabel Y jika dikalikan
dengan 100%. Oleh karena itu koefisien determinasi adalah 0 < R2 < 1 dan tidak ada
koefisien determinasi yang bertanda negative karena dikuadratkan.
- Analisis Path

Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan antar
variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. (Ghozali (2011:249).
Analisis jalur path adalah sebagai berikut :

Celebrity Endorsment

X1 PY2X1

PY1X1

Minat Beli Keputusan Pembelian


PY2Y1
Y1 Y2
PY1X2

PY2X2
Paid Promote

X2
E1 E2

Berdasarkan gambar diatas maka diketahui terdapat dua persamaan substruktural yaitu :

1.Sub Struktural 1 : Y1 = PY1X1 + PY1X2 + E1


2.Sub Struktural 2 : Y2 = PY2X1 + PY2X2 + PY2Y1 +E2

Keteragan simbol :

X1 = Celebrity Endorsment (variabel eksogen 1)

X2 = Paid Promote (variabel eksogen 2)

Y1 = Minat Beli (variabel endogen 1 atau intervening)

Y2 = Keputusan Pembelian (variabel endogen 2)

P = Koefisien Jalur (Path)

E1, E2 = Standar Eror

Pengaruh Langsung :

PY1X1 : Dampak Celebrity Endorsment terhadap minat beli


PY1X2 : Dampak paid promote terhadap minat beli

PY2X1 : Dampak celebrity endorsment terhadap keputusan pembelian

PY2X2 : Dampak paid promote terhadap keputusan pembelian

PY2Y1 : Dampak minat beli terhadap keputusan pembelian

Pengaruh Tidak Langsung :

X1 Y1 Y2 = Dampak celebrity endorsment terhadap keputusan


pembelian melalui minat beli

X2 Y1 Y2 = Dampak paid promote terhadap keputusan pembelian


melalui minat

Anda mungkin juga menyukai