Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Mekanisme Aging Phase

Penuaan (aging) disebabkan oleh stresor seluler endogen dan


eksogen yang mengurangi kemampuan pemulihan seluler bawaan.
Penuaan disebabkan oleh perubahan informasi genetik, struktur
kromosom, dan homeostasis protein. Misalnya, kerusakan genomik,
perubahan epigenetik, pemendekan telomer, dan gangguan proteostasis
yang meningkat selama penuaan sel, jaringan, dan organisme, serta
akumulasi kerusakan dalam sel dapat lebih mempercepat proses
penuaan. Penuaan sel, didefinisikan sebagai penghentian siklus sel yang
ireversibel, yaitu karakteristik penting lain dari sel-sel yang menua.
Dalam fenotipe penuaan, reactive ocygen species (ROS) menunjukkan
efek bifasik yang kompleks, meskipun mungkin bermanfaat pada
tingkat optimal, tetapi dapat memberikan efek negatif apabila
berlebihan. Penuaan seluler memiliki beberapa manfaat fisiologis,
seperti menekan tumorigenesis, tetapi akumulasi berlebihan dari sel-sel
tua akan memperburuk efek negatif dari penuaan (Pyo, 2020).
Beberapa teori memberikan penjelasan mengenai proses dari
penuaan sebagai berikut (Karamivand, 2022).
A. Teori Biologis
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa perubahan fisik terjadi
pada usia lanjut. Telah ditemukan bahwa semua anggota suatu spesies
mengalami penurunan fungsi secara bertahap dan progresif dari waktu ke
waktu karena struktur habitat mereka. Banyak pandangan biologis
penuaan tumpang tindih karena terdapat pendapat bahwa penyebab
penuaan terjadi pada tingkat sel dan beberapa teori penuaan melihat
penuaan dari perspektif genetik.
1. Teori Terprogram
Teori ini menyarankan bahwa setiap orang memiliki jam
biologis yang mulai bekerja saat pembuahan. Menurut teori ini, setiap
individu memiliki program genetik yang memprogram jumlah
pembelahan sel yang tidak diketahui, tetapi telah ditentukan
sebelumnya. Seperti yang ditunjukkan oleh program genetik, seseorang
mengalami perubahan yang dapat diprediksi seperti penyusutan timus,
menopause, perubahan kulit, dan rambut beruban. Teori yang hampir
serupa adalah teori penghentian program yang menyatakan bahwa
setiap individu memiliki jumlah materi genetik yang terbatas, yang
diaktifkan dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan perubahan
tertentu yang terlihat di usia tua dan membatasi kehidupan seseorang.

B. Teori Molekuler
Teori ini menyatakan bahwa penuaan dikendalikan oleh bahan
genetik rekayasa genetika.
1. Error Theory
Teori ini menunjukkan bahwa kesalahan dalam sintesis protein
RNA menyebabkan kesalahan dalam sel-sel tubuh yang mengarah
pada penurunan progresif fungsi biologis.
2. Teori Mutasi Somatik
Teori ini mirip dengan teori sebelumnya, tetapi menunjukkan
bahwa penuaan terjadi karena kerusakan DNA yang disebabkan
oleh paparan radiasi atau bahan kimia.
Kerusakan ini menyebabkan kelainan pada kromosom yang
menyebabkan penyakit atau disfungsi berikutnya dalam hidup.
1. Teori Seluler
Diduga penuaan merupakan proses yang terjadi akibat
kerusakan sel. Ketika sejumlah sel rusak, semua fungsi tubuh
berkurang.
2. Teori Radikal Bebas
Teori ini menjelaskan kerusakan sel. Radikal bebas adalah
molekul tidak stabil yang diproduksi oleh tubuh selama proses alami
respirasi dan metabolisme, atau dengan paparan radiasi dan polusi.
Radikal bebas diduga merusak sel, DNA, dan sistem kekebalan tubuh.
Akumulasi radikal bebas yang tinggi dalam tubuh tampaknya terlibat
atau menyebabkan perubahan fisiologis usia tua dan berbagai penyakit
seperti radang sendi, penyakit peredaran darah, diabetes dan
aterosklerosis. Lipofecin radikal bebas menyebabkan pembentukan
granula berpigmen berminyak yang menyebabkan bintik-bintik
penuaan pada orang tua. Orang yang mendukung teori ini, disarankan
agar jumlah radikal bebas dapat dikurangi dengan menggunakan
antioksidan seperti vitamin, karotenoid, selenium dan makanan nabati.
3. Crosslink Theory
Crosslink theory atau teori jaringan ikat menyatakan bahwa
DNA dan molekul sel jaringan ikat mengganggu radikal bebas untuk
membentuk ikatan yang mengurangi kemampuan jaringan untuk
memperbaiki dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan perubahan kulit
yang berkaitan dengan usia seperti kekeringan, kerutan, dan
berkurangnya elastisitas kulit.
4. Clicker Theory
Teori ini menggabungkan teori evolusi tubuh, radikal bebas,
dan crosslinking yang menyatakan bahwa bahan kimia yang dibuat
oleh metabolisme menumpuk di sel normal dan merusak organ seperti
otot, jantung, saraf, dan otak.
5. Wear and Tear Theory
Tubuh manusia diasumsikan sebagai mesin yang kehilangan
fungsinya ketika bagian-bagiannya aus. Seiring bertambahnya usia,
sel, jaringan, dan organ rusak oleh tekanan internal dan eksternal.
Ketika berbagai bagian tubuh rusak parah, fungsi tubuh secara
keseluruhan menurun. Teori ini juga menunjukkan bahwa praktik
perawatan kesehatan mengurangi tingkat kelelahan dan kehancuran
dan mengarah pada fungsi tubuh yang lebih baik dan lebih lama.
Teori Imunologi Teori ini menyatakan bahwa penuaan adalah
perubahan dari fungsi sistem kekebalan tubuh. Menurut teori ini,
sistem kekebalan, yaitu mekanisme pertahanan tubuh yang penting,
melemah seiring waktu dan orang tua menjadi lebih rentan terhadap
penyakit. Teori kekebalan juga menunjukkan bahwa peningkatan
penyakit autoimun dan alergi di usia tua disebabkan oleh perubahan
sistem kekebalan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Pyo, IS., et al. 2020. Mechanism of Aging and the Preventive Effects of
Resvaterol on Age-Related Diseases. Molecules. 25: 1-2.
Karamivand, V., Mohamadi, A. 2022. A Review of Theories of Aging, with
Emphasizing the Theory of Disengangement in a Nursing Home. Journal of
Geriatric Nursing and Health Sciences. 4(1): 11.

Anda mungkin juga menyukai