Anda di halaman 1dari 15

Test 3

1. Berdasarkan klasifikasi minuman beralkohol, berapakah kadar alcohol minuman golongan

C?

A. <5%

B. 5 – 10%

C. 5 – 20%

D. 20 – 55%

E. >55%

2. Etanol dalam tubuh akan di metabolisir terutaman di hepar. Apakah hasil metabolism

tersebut?

A. Asam asetat

B. Acetaldehid

C. Asam format

D. Methanol

E. Propanol

3. Diagnosis definitive keracunan etanol adalah kadarnya dalam darah. Sampel yang

digunakan adalah darah utuh. Antikoagulan apakah yang paling tepat?

A. EDTA

B. heparin

C. Na-citrat

D. K-oksalat

E. Li-heparin

4. Jika diperlukan analisis kuatitatif kadar alcohol dalam darah, metode apakah yang paling

sesuai?

A. Titrasi

B. Volumetri

C. Kromatografi Gas

D. Spektrofotometri

E. KLT-spktrodensitometri

5. Metode apakah yang dapat menggambarkan kadar alcohol dalam darah?

A. Alcohol breath test


B. Alcohol saliva test

C. Alcohol Urine test

D. Alcohol Sweat test

E. Alcohol hair test

Test 2

1. Amfetamin adalah obat psikotropika. Menurut UU No. 5 tahun 1997, termasuk golongan

berapakah obat tersebut ?

A. I

B. II

C. III

D. IV

E. Tidak diatur dalam UU tersebut

2. Amfetamin dimetabolisir di hepar, hasil metabolism kemudian diekskresi. Dalam bentuk

apakah senyawa tersebut sebagian besar diekskresi?

A. MDA

B. MDMA

C. Asam urat

D. Metamfetamin

E. Amfetamin

3. Senyawa apakah yang dapat terdeteksi dalam urin pada pemeriksaan pengguna

Metamfetamin?

A. Amfetamin

B. Metamfetamin

C. Asam urat

D. Asam orotat

E. Asam hipurat

4. Jika pada pemeriksaan benzodiazepine dengan metode KLT menggunakan penampak

bercak pereaksi Dragendorf, bagaimanakan karakteristik benzodiazepine?

A. Bercak berwarna ungu

B. Bercak berwarna biru


C. Bercak berwarna jingga

D. Bercak berfluoresensi hijau

E. Bercak berfluoresensi ungu

5. Metode apakah yang dapat digunakan untuk membedakan amfetamin dan derivatnya?

A. LFI

B. KLT

C. KG

D. Spektrofotometri

E. Spektrodensitometri

Test 1

1. Jika diterima suatu sampel berupa herbal kering untuk pemeriksaan ganja, uji screening

apakah yang tepat dilakukan?

A. Makroskopis

B. Mikroskopis

C. Uji warna Mayer

D. Uji warna Marquis

E. Metode LFI atau ICT

2. Jika hasil pemeriksaan sampel urin untuk pemeriksaan dugaan penggunaan ganja dengan

metode LFI atau ICT didapatkan hasil positif, tindakan apa yang selanjutnya tepat

dilakukan?

A. Sampel urin segera dibuang

B. Sampel urin sebera diberi pengawet

C. Hasil positif didokumentasikan dengan foto

D. Uji kunatitasi atau penetapan kadar

E. Uji konfirmasi dengan KLT

3. Senyawa apakah yang terdeteksi pada sampel urin pada pengguna morfin?

A. Heroin

B. Dimetil morfin

C. Benzoilecgonin

D. Monoasetilmorfin

E. Morfin glukoronida
4. Heroin dalam tubuh akan dimetabolisir menjadi bentuk senyawa yang masih mempunyai

aktivitas tinggi. Apakah senyawa tersebut?

A. Morfin

B. Codein

C. Cocain

D. Benzoilecgonin

E. Dimethyl-morfin

5. Jika sampel berupa serbuk yang diduga kokain, uji screening apakah yang sesuai dilakukan

di lapangan?

A. Makroskopis

B. Mikroskopis

C. Uji warna Scott

D. Uji warna Simon

E. Uji warna Marquis


1. Sejumlah sampel ditimbang kemudian dihaluskan dan ditambah akuades.Setelah

diasamkan dengan asam fosfat selanjutnya didestilasi. Destilat direaksikan dengan asam

kromatrofat dalam penangas air mendidih selama 15 menit. Prosedur ini dilakukan untuk

identifikasi ….

A. boraks

B. formalin

C. asam salisilat

D. parasetamol

E. arsen

 Toksikologi Klinik 367

2. Prosedur pada soal nomor 1 merupakan uji kualitatif. Untuk mengetahui jumlah zat yang

terdapat dalam sampel, prosedur di atas dapat dilanjutkan dengan cara ….

A. spektrofotometri infra merah

B. spektrofotometri ultra violet

C. kromatografi cair kinerja tinggi

D. spektrofotometri sinar tampak

E. spektrofotometri serapan atom

3. Sejumlah sampel setelah dihaluskan ditambah suspensi kalsium oksida,kemudian

diuapkan.Setelah dipijarkan dan diasamkan dengan asam klorida,diteteskan pada kertas

kurkumin. Setelah kering dilanjutkan dengan penetesan ammonium hidroksida.Prosedur

ini dilakukan untuk identifikasi ….

A. boraks

B. formalin

C. asam salisilat

D. parasetamol

E. arsen

4. Pada prosedur soal nomor 3 kertas kurkumin setelah diteteskan larutan ammonium

hidroksida atau dikenakan dengan uap ammonium hidroksida menunjukkan hasil positif

bila warna yang terbentuk adalah ….

A. merah
B. kuning

C. hijau

D. biru

E. ungu

5. Sejumlah sampel dalam corong pisah setelah diasamkan dengan asam klorida diekstraksi

dengan dietil eter. Lapisan eter setelah dipisahkan kemudian diuapkan.Sisa penguapan

ditetesi larutan besi(III)klorida.Prosedur ini dilakukan untuk identifikasi ….

A. boraks

B. formalin

C. asam salisilat

D. parasetamol

E. arsen

6. Pada prosedur soal nomor 5 sebelum diekstraksi dengan dietil eter, sampel diasamkan

dengan asam klorida (1:3).Tujuan penambahan asam klorida tersebut adalah untuk ….

A. menurunkan kelarutan zat dalam air

B. menaikkan kelarutan zat dalam air

C. menurunkan kelarutan zat dalam dietil eter

D. menaikkan kelarutan zat dalam dietil eter

E. melarutkan zat pengganggu

Test 2

1. Toksisitas parasetamol termasuk dalam kategori ….

A. Hepatotoksik

B. Neurotoksik

C. Nefrotoksik

D. Karsinogen

E. Teratogen

F.

2. Jika pada serbuk yang dicurigai parasetamol dilakukan uji warna metode alfa naftol,

bagaimana kita dapat menyimpulkan hasil positif?

A. terbentuk warna biru


B. terbentuk warna violet

C. terbentuk warna merah

D. terbentuk fluoresensi ungu

E. terbentuk endapan merah

3. Parasetamol mengalami metabolism di dalam hepar. Senyawa metabolit apakah yang

bersifat toksik dari hasil reaksi tersebut?

A. fenacetin

B. acetamonifen

C. APAP

D. NAPQI

E. Glukoronida

4. Jika sampel pemeriksaan parasetamol berupa urin, senyawa apakah yang dominan

terdeteksi dalam urin tersebut?

A. Parasetamol utuh

B. Konjugat sisten

C. konjugat sulfat

D. Merkapturat

E. glukoronida

5. Pada pengujian parasetamol dalam jamu didapatkan data sebagai berikut: Rf standar

parasetamol: 0.57, Rf bercak sampel : 0,50 ; bagaimanakah interpretasi hasil tersebut?

A. Sampel positif mengandung parasetamol

B. Sampel negatif, tidak mengandung parasetamol

C. Sampel positif mengandung BKO selain parasetamol

D. Sampel negatif, tidak mengandung BKO

E. Sampel positif mengandung BKO


1. Pestisida organofosfat termasuk senyawa toksik, salah satunya adalah diazinon dengan

LD50 300 mg/kg. Termasuk kategori apakah toksisitas diazinon?

A. Super toksik

B. Sangat toksik

C. Toksik

D. Kurang toksik

E. Relatuf tidak toksik

2. Pestisida organofosfat termasuk senyawa toksik, apakah toksisitas utama senyawa

tersebut?

A. Meningkatkan kadar ACh

B. Meningkatkan hidrolisis Ach

C. Meningkatkan kadar enzim AChE

D. Menghambat sintesis enzim AChE

E. Menghambat aktivitas enzim AChE

3. Apakah fungsi enzim Acetylcholinesterase (AChE)?

A. Meningkatkan kadar ACh

B. Menghambat sintesis ACh

C. Mengkatalisis sintesis ACh

D. Mengkatalisis hidrolisis ACh

E. Menghambat hidrolisis Ach

4. Pengukuran aktivitas enzim AChE adalah parameter penting pada keracunan senyawa

organofosfat. Sampel apakah yang tepat diambil?

A. Urin

B. Darah

C. muntahan

D. Udara ekspirasi

E. Cairan lambung

5. Jika hasil metabolit p-nitrofenol yang akan dibuktikan, sampel apakah yang paling tepat?

A. Urin

B. Darah

C. muntahan
D. Udara ekspirasi

E. Cairan lambung

Co

1. Gas karbonmonoksida memiliki afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin dalam eritrosit,

maka akibatnya adalah terjadi….

A. Anemia

B. Hipoksia

C. Hemolysis

D. Hipotermia

E. Leukopenia

2. Pada keracunan, karbonmonoksida juga berikatan dengan enzim sitokrom mitokondria,

maka akibatnya adalah terjadi ….

A. Pusing

B. Mual

C. Penurunan produksi energy

D. Penurunan suhu tubuh

E. Peningkatan radikal bebas

3. Akibat kekurangan energy berupa ATP maka tubuh mengkompensasi dengan

mengaktifkan jalur an aerob, akibatnya adalah terjadi …

A. Laktat asidosis

B. Respirasi asidosis

C. Metabolic alkalosis

D. Metabolic alkalosis

E. Aterosklerosis

4. Penegakan diagnosis keracunan karbonmonoksida adalah dengan pemeriksaan ….

A. Kadar hemoglobin

B. Kadar deoksi-Hb

C. Kadar Met-HB

D. Kadar CO-Hb

E. Indeks eritrosit
5. Penegakan diagnosis keracunan karbonmonoksida pada korban hidup memerlukan

pemeriksaan laboratorium, maka sampel yang diambil adalah ….

A. Biopsy otot jantung

B. Darah vena atau arteri

C. Udara ekspirasi

D. Darah kapiler

E. Urin

Pestisida

1. Pestisida organoklorin termasuk senyawa toksik, salah satunya adalah DDT dengan LD51

mg/kg. Termasuk kategori apakah toksisitas diazinon?

A. Super toksik

B. Sangat toksik

C. Toksik

D. Kurang toksik

E. Relatif tidak toksik

2. Pestisida organoklorin termasuk senyawa toksik, salah satu toksisitasnya adalah

menghambat neurotransmitter GABA. Kategori apakah toksisitas tersebut?

A. Nefrotoksik

B. Neurotoksik

C. Hepatotoksik

D. Karsinogen

E. Teratogen

3. Salah satu factor toksisitas senyawa organoklorin adalah persistensinya. Disebut apakah

persistensi senyawa ini di dalam tubuh?

A. Biomagnofikasi

B. Bioekivalensi

C. Bioakumulasi

D. Bioefisiensi

E. Bioaktivasi

4. Kelarutan senyawa organoklorin juga berpengaruh pada masa toksisitasnya. Pada jaringan
apakah terjadi penumpukan?

A. Tulang

B. Rambut

C. Jaringan ikat

D. Jaringan lemak

E. Jaringan keratin

5. Berkaitan dengan kelarutan senyawa organoklorin, maka ekskresi utama senyawa ini

adalah melalui….

A. Pernafasan

B. Keringat

C. Empedu

D. Urin

E. ASI
ARSEN

1. Arsen diketahui mampu menyebabkan keracunan karena kehadirannya di dalam air

minum dan spesies arsen yang paling umum adalah arsenat {HAsO4

2+},bilangan oksidasi

arsen pada senyawa tersebut adalah :

A. 2

B. 3

C. 4

D. 5

E. 6

2. Pada keracunan arsen menurut Casarett dan Doull’s (1986), menentukan indikator biologi

dari keracunan arsen merupakan hal yang sangat penting karena:

A. Arsen mempunyai waktu paruh yang singkat

B. Paparan arsen bersifat kronis.

C. Paparan akut arsen dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 10 mg As

D. Paparan kronis arsen dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As

E. Arsen mempunyai waktu paruh yang lama

3. Rumus kimia arsin yang digunakan meracuni penumpang kereta api bawah tanah di

Jepang memiliki rumus...

A. As2O3

B. AsH3

C. AsI3

D. H3AsO4

E. As2O3

4. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan MakananRepublik

Indonesia(Bpom) Nomor Hk.00.06.1.52.4011. Untuk Kategori Udang Dan Krustasea Nilai

ambang batasnya adalah ...

A. 10 mg/Kg

B. 1,0 g/Kg

C. 10, ug/Kg

D. 1,0 mg/Kg
E. 10 g/Kg

 Toksikologi Klinik 269

5. Kesalahan acak dalam analitik seringkali disebabkan oleh hal berikut,KECUALI :

A. Instrumen yang tidak stabil

B. Variasi temperatur

C. Variasi reagen dan kalibrasi

D. Variasi teknik prosedur pemeriksaan (pipetasi, pencampuran, waktu inkubasi)

E. Spesifitas reagen atau metode pemeriksaan rendah (mutu reagen)

6. Aturan 13s (Walter A. Shewhart) : Aturan ini mendeteksi kesalahan acak. Satu saja nilai

kontrol beradadi luar batas 3 SD, maka tindakan atau kemungkinannya adalah ...

A. Instrument harus dievaluasi dari adanya kesalahan acak.

B. Adanya masalah pada instrument atau malfungsi metode.

C. Kontrol dinyatakan keluar apabila dua nilai kontrol pada satu level berturut-turut

diluar batas 2SD.

D. Dapat digunakan pada satu level kontrol saja maupun pada lebih dari satu level

kontrol.

E. Sepuluh nilai kontrol pada level yang sama maupun berbeda secara berturut-turut

berada di satu sisi yang sama terhadap rerata

7. Arsen direduksi menjadi arsen (III),direaksikan dengan hidrogen mejadi gas arsin (AsH3)

pada generator arsen , dilewatkan pada kapas timbal asetat. Perak dietilditiokarbamat

dimasukkan ke dalam tabung penampung dan bereaksi dengan gas arsin membentuk

senyawa kompleks.Fungsi kapas timbal asetat pada prosedur ini adalah ….

A. Menangkap gas arsin

B. Menahan uap air

C. Menghilangkan gangguan hidrogen sulfida

D. Menangkap iodium

E. Menghasilkan gas hidrogen

8. Sedangkan fungsi penambahan seng granul (serbuk ) pada penetapan kadar arsen sesuai

prosedur nomor 10 adalah ….

A. Menangkap gas arsin


B. Menahan uap air

C. Menghilangkan gangguan hidrogen sulfida

D. Menangkap iodium

E. Menghasilkan gas hydrogen

TIMBAL

1. Logam berat merupakan senyawa yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh, keracunan

kronis terjadi jika dosis yang masuk dibawah dosis toksik tetapi jangka waktu yang lama

akan berbahaya terhadap tulang karena akan menggantikan posisi kalsium. Logam berat

apakah yang dimaksud?

A. Tembaga

B. Kadmium

C. Timbal

D. Krom

E. Raksa

2. Timbal merupakan logam non esensial yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh,

keracunan akut timbal organik akan menyerang organ yang vital menyebabkan

kerusakan secara anatomis dan fisiologis. Organ apakah yang paling dipengaruhinya?

A. Otak

B. Hati

C. Ginjal

D. Paru paru

E. Jantung

3. Pemeriksaan keracunan kronis logam dapat dilakukan terhadap berbagai sampel cairan

tubuh meliputi darah, urin, dan berbagai organ, diperlukan metode yang spesifik dan

sensitif untuk melakukan pemeriksaannya karena seringkali kadar yang terdapat dalam

sampel masih dibawah dosis toksik. Metode apakah yang paling tepat untuk

pemeriksaan tersebut?

A. Spektrofotometri ultra violet

B. Spektrofotometri visibel
C. Spektrofotometri absorpsi serapan atom

D. Spektrofotometer infra merah

E. Spektrofotometri fluorosensi

4. Senyawa logam berat timbal menyebabkan kerusakan beberapa organ, pada keracunan

kronis timbal dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan apa yang sering dilakukan

untuk skrining keracunan?

A. Bilirubin

B. Nilai Hb

C. Gula darah

D. Kolesterol

E. leukosit

Anda mungkin juga menyukai