D0SEN PENGAMPUH
Disusun Oleh
ACHMAD FUADI
FAJRIYAH SA’BANDIYAH
2022
i
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................10
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................10
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya adapun
tema dari makalah ini adalah “PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF
STRUKTURALISME”
Kami jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya
13 April 2022
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
iii
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
iv
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah :
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini, diantaranya:
. a. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai
b. Untuk memperluas wawasan penulis
c. Agar dapat untuk mengembangkan wawasan kepada orang banyak
BAB II PEMBAHASAN
v
Fenomena perubahan sosial kehidupan masyarakat cukup kompleks. Fenomena
sosial yang ada seringkali mengacu pada adanya indikasi-indikasi yang rentan
sekali melahirkan perbedaan dan bahkan perselisihan dalam hal persepsi dan
interpretasi. Hal ini dikarenakan persoalan kemanusiaan sangat erat hubungannya
dengan perubahan dan perkembangan sosial.
Manusia senantiasa membutuhkan satu sama lain untuk kelangsungan hidup dan
mempertahankan predikatnya sebagai manusia. Wujud dari itu akan melahirkan
ketergantungan yang pada akhirnya mendatangkan sebuah bentuk kerjasama,
berlangsung dalam rentang waktu yang tak terbatas. Dari interaksi-interaksi
tersebut pada akhirnya akan melahirkan sebuah bentuk masyarakat yang beraneka
ragam, baik dari segi struktur, politik maupun sosialnya. Ini adalah sebuah
keniscayaan, karena sejak kehadirannya, mereka telah dianugerahi gelar sebagai
makhluk social.
Dalam kerangka premis tersebut, berbagai usaha telah dilakukan, bahkan ada
sebagian yang terkesan berlebihan dalam mengkaji dan mengadakan penelitian
social. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan waktu, sampai saat ini belum
selesai perjalanan menemukan sebuah teori kehidupan sosial yang mapan dan jitu,
kendati telah banyak teori yang kita telah pelajari.
vi
Dari ulasan diatas, jelas bahwa teori struktural fungsional berpandangan terhadap
segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat serba fungsional, baik yang
dinilai positif maupun negatif. Misalkan kasus kemiskinan, adalah gejala sosial
dalam suatu sistem sosial yang fungsional bagi si kaya, karena dengan si miskin
mereka dapat memanfaatkan tenaganya.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teori struktural fungsional
mempunyai premis sebagai berikut:
• Masyarakat adalah suatu system yang secara keseluruhan terdiri dari bagian-
bagian yang saling tergantung. Keseluruhan system yang utuh menentukan bagian-
bagian. Artinya, bagian yang satu tidak dipahami secara parsial dan terpisah
kecuali dengan mempertahankan hubungan dengan system keseluruhan yang lebih
luas.
Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah studi tentang strata sosial (struktur)
dan dinamika sosial (proses/fungsi). Didalam membahas struktur masyarakat
disebutkan bahwa masyarakat adalah organisme hidup.
vii
Sebagaimana telah dijelaskan diawal , bahwa teori struktural fungsional tidak bisa
terpisahkan. Stratifikasi yang ada dalam masyarakat mempunyai peran atau fungsi.
Ekstrimisme toeri ini adalah mendarah dagingnya asumsi bahwa semua even
dalam tatanan adalah fungsional bagi suatu masyarakat. Berbicara tentang
masyarakat maka hal tersebut tidak bisa dipisahkan dengan “integrasi” (satu
kesatuan yang utuh, padu) seperti dikemukakan Parson, yang berarti bahwa
struktur dalam masyarakat mempunyai keterkaitan atau hubungan satu dengan
yang lain. Pendidikan khususnya, tidak bisa dipisahkan dari struktur yang
terbentuk dalam masyarakat. Kita tidak bisa pungkiri bahwa terbentuknya
stratifikasi dalam masyarakat salah satunya dibentuk oleh pendidikan itu sendiri.
Demikian sebaliknya Durkheim(1858-1917) berpendapat bahwa masyarakat secara
keseluruhan dan lingkungannya akan menentukan tipe-tipe pendidikan yang
diselenggarakan. Demikian pula, pendidikan merupakan alat untuk
mengembangkan kesadaran diri sendiri dan kesadaran sosial.
psikologis, para anggota masyarakat dipandang sebagai hasil yang ditentukan oleh
norma-norma dan lembaga-lembaga yang memelihara norma-norma itu.
Parsons melihat masyarakat adalah sistem sosial yang dilihat secara total.
Bilamana sistem sosial sebagai sebuah sistem parsial, maka masyarakat itu dapat
berupa setiap jumlah dari sekian banyak sistem yang kecil-kecil, misalnya
keluarga, sistem pendidikan, dan lembaga-lembaga keagamaan.
viii
Penerapan Teori Strukturalisme dalam Pendidikan di Sekolah
Dalam buku Manajemen Pendidikan Mutu berbasis Sekolah yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas (1999:6-
7) diungkapkan beberapa indikator yang menjadi karesteristik dari konsep MPBS
sekaligus mereflaksikan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak antara
lain; (1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (2) sekolah memiliki misi dan
target mutu yang ingin dicapai, (3) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (4)
adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf
lainnya, termasuk siswa) untuk berprestasi, (5) adanya pengembangan staf sekolah
yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, (6) adanya pelaksanaan evaluasi yang
terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administrative, dan
pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan dan atau perbaikan mutu, (7) adanya
komunikasi dan dukungan insentif dar orang tua siswa dan masyarakat lainnya.
ix
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/pengertian-sosiologi/