Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA


“KELOMPOK PETERNAK SASAK SEJAHTERA, JURIT BARU
LOMBOK TIMUR ”

Disusun oleh :

NAMA : HAIRUDIN
NIM : B1D019085
KELAS : 4A2
PRODI : S1 PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021

I
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Ternak Potong dan Kerja, Di Serahkan
Guna Melengkapi Satu Sks, Serta Menjadi Suatu Syarat Kelulusan
Dari Mata Kuliah Manajemen Ternak Potong dan Kerja di
Fakultas Peternakan Universitas Mataram

Mataram, 24 Mei 2021


Praktikan Dosen Pemgampu

HAIRUDIN B1D019085 Ir. Happy Poerwoto, MP

KATA PENGANTAR

II
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
taufik, hidayah, inayah, serta nikmat yang tak mampu untuk kita menghitung
jumlahnya, sehingga Laporan Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini
dapat diselesaikan dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya yang ditentukan.
Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW., yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Laporan Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja ini disusun
berdasarkan hasil Tabulasi Data Peternak 2021 yang diberikan serta dilengkapi
dengan referensi dari buku-buku, jurnal-jurnal dan hasil penelitian sebelumnya.
Laporan ini disusun untuk melengkapi satu sks pada Mata Kuliah Manajemen
Ternak Potong dan Kerja di Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami mulai dari mengolah data praktikum sampai proses penyusunan
laporan ini yang mungkin terlalu banyak untuk kami mencantumkan namanya satu
persatu.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum Manajemen Ternak Potong dan
Kerja ini masih sangat jauh kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif kesempurnaan dari penulisan laporan ini.

Mataram, 24 Mei 2021

Penyusu.

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................. I
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. II
KATA PENGANTAR .......................................................................................... III

III
DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV
DAFTAR TABEL ................................................................................................ VI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum .................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Praktikum ........................................................................................ 2
1.2.2 Kegunaan Praktikum ............................................................................. 2
1.3 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 3
A. Sapi Bali dan Prospek Usahanya .............................................................. 3
B.Struktur dan Faktor Lamabannya Perkembangan Sapi di Indonesia ......... 3
C.Produktivitas Ternak .................................................................................. 4
D.Produksi Ternak Sapi Potong dengan Performanya .................................. 4
1.4 Waktu dan Tempat Praktikum ....................................................................... 4
BAB II PROFIL PETERNAK .............................................................................. 5
A. Identitas Peternak ............................................................................................. 5
B. Pemilikan Ternak ............................................................................................. 5
C. Struktur Populasi Sapi Peternak ...................................................................... 6
BAB III MANAJEMN KANDANG .................................................................... 8
A. Jenis, Macam dan Ukuran Kandang ................................................................ 8
BAB IV MANAJEMEN TERNAK ..................................................................... 10
A. Produktivitas Ternak ........................................................................................ 10
B. Perkawinan Ternak .......................................................................................... 10
C. Kebersihan, Pemeliharaan dan Hambatan Ternak ........................................... 11
BAB V MANAJEMEN PAKAN ......................................................................... 14
A. Pemberian Pakan dan Frekuensi Pemberian pakan ......................................... 14
BAB VI MANAJEMEN PEMASARAN DAN ANILASI EKONOMI .............. 16
A. Analisa Ekonomi Usaha................................................................................... 16
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 18
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 18
7.2 Saran ............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

IV
LAMPIRAN ......................................................................................................... 20

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identitas Peternak ................................................................................... 5

Tabel 2. Pemilikan Ternak.................................................................................... 5

Tabel 3. Struktur Populasi Sapi Peternak ............................................................. 6

V
Tabel 4. Jenis, Macam, Serta Ukuran Kandang ................................................... 8

Tabel 5. Produktivitas Ternak .............................................................................. 10

Tabel 6. Perkawinan Ternak ................................................................................. 10

Tabel 7. Kebersihan, Pemeliharaan dan Hambatan Ternak.................................. 11

Tabel 8. Pemberian Pakan dan Frekuensi Pemberian Pakan ................................ 14

Tabel 9. Analisis Ekonomi Usaha ........................................................................ 16

VI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sapi potong adalah salah satu hewan ternak terpenting dari jenis-jenis hewan
ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja
dan kebutusan manusia lainnya. Sapi potong asli indonesia adalah sapi potong yang
sejak dahulu kala sudah terdapat di Indonesia,sedangkan sapi lokal adalah sapi
potong yang asalanya dari luar Indonesia, tetapi sudah berkembang biak dan
dibudidayakan lama sekali di Indonesia, sehingga telah mempuanyai ciri khas
tertentu. Bangsa sapi potong asli Indonesia hanya sapi Bali (Bos Soundaicus),
sedangkan yang termasuk sapi lokal adalah sapi Madura dan sapi Sumba Ongole
(SO).

Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi
lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
memanfaatkan pakan berkualitas rendah, dan mempunyai daya reproduksi yang
baik. Potensi dan kelebihan sapi lokal bisa dimanfaatkan secara optimal apabila
manajemen pemeliharaan dan perawatan dilakukan dengan baik.

Pada umumnya ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil


hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan
pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, harus
diperhatikan beberapa faktor yaitu teknik pemberian pakan/ ransum, luas lahan
yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan digemukkan, serta lama
penggemukan.Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk
pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan
produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Kebutuhan ternak
terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan
nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase
(pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan
lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban udara) serta bobot badannya.
Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang
berbeda pula.

Manajemen pemeliharaan sapi potong perlu dilakukan. Untuk itu ada


beberapa metode yang harus dilakukan. Metode pemeliharaan sapi potong
berdasarkan tujuan pemeliharaan yaitu : 1.) Sapi induk, Selain pemberian pakan
yang baik pemeliharaan kesehatan dalam pemeliharaan sapi induk perlu juga
diperhatikan sistim perkawinannya, sehingga induk dapat melahirkan setiap 1 – 18
bulan sekali. 2.) Induk bunting, Sapi yang mengalami proses produksi harus
mendapat perlakuan dan pakan yang baik. Pakan harus cukup baik, berikan pakan

1
penguat sebanyak 2-3 kg/ek/hr ditambahkan mineral. Tempatkan sapi dikandang
tersendiri agar merasa tenang. Jagalah kebersihan kandang, alasi lantainya dengan
jerami/rumput kering. 3.) Pemelihraan anak sapi, Setelah anak sapi lahir segera
bersihkan lendir yang menempel pada tubuhnya, terutama bagian hidung dan mulut.
Potong tali pusar dan olesi dengan yodium. Biarkan anak sapi menyusui pada
induknya sampai 4 bulan. Mulai diperkenalkan dengan konsentrat pada umur 3
minggu.

Selain itu tatalaksana perkandangan juga merupakan salah satu faktor


produksi yang harus mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong
khususnya pada peternakan rakyat, dimana syarat yang diperlukan dalam
mendirikan kandang yaitu memenuhi persyaratan kesehatan ternak, mempunyai
ventilasi yang baik, efisiensi dalam pengelolaan, melindungi ternak dari pengaruh
iklim dan keamanan kecurian. Sehingga konstruksi kandang harus kuat dan tahan
lama, penataan dan perlengkapan kandang hendaknya dapat memberikan
kenyamanan kerja bagi petugas dalam proses produksi misalnya memberi pakan,
pembersihan, pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum


1.2.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari Praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang peternak
2. Untuk mengetahui status fisiologis ternak
3. Untuk mengetahui struktur populasi dan tatalaksana pemeliharaan ternak
4. Untuk mengetahui produktifitas dan pemasaran ternak
5. Untuk mengetahui pendapatan bersih peternak dan kesejahteraan peternak.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis pakan yang diberikan pada ternak
7. Untuk mengetaui hambatan- hambatan yang dihadapi peternak dan
pemecahannya.

1.2.2 Kegunaan Praktikum


Adapaun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Agar Mahasiswa mengetahui latar belakang peternak
2. Agar Mahasiswa mengetahui struktur populasi ternak
3. Agar Mahasiswa mengetahui tatalaksana pemeliharaan ternak
4. Agar Mahasiswa mengetahui pemasaran dan pendapatan bersih peternak
5. Agar Mahasiswa mengetahui produktifitas ternak dan kesejahteraan
peternak.
6. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis pakann yang diberikan pada
ternak

2
7. Agar Mahasiswa mengetaui hambatan hambatan yang dihadapi peternak
dan pemecahannya.

1.3 Tinjauan Pustaka


A. Sapi Bali dan Propsek Usahanya

Sapi bali merupakan salah satu ternak lokal yang berasal dari domestikasi
banteng (Bos Sondaicus). Sapi bali salah satu tipe sapi lokal yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil daging dan pekerja (dwiguna). Sapi bali memiliki
karakteristik warna merah bata dan sapi bali jantan memiliki warna kecoklatan
sampai warna hitam, kaki dari lutut ke bawah dan pantat berwarna putih, mampu
beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru, berukuran sedang, dadanya
dalam, tidak berpunuk dan kaki-kakinya ramping, hidung, kuku, bulu ujung
ekornya berwarna hitam. Pada punggungnya terdapat garis hitam memanjang dari
gumba hingga pangkal ekor. Sapi bali juga memiliki sifat subur, cepat beranak,
dapat hidup pada lahan kritis, dan mampunyai daya cerna yang baik terhadap
pakan. Selain itu, sapi bali juga memiliki keunggulan lain, yaitu persentase
karkasnya yang tinggi kurang lebih 57%. Sapi bali memiliki bobot badan mencapai
300-400 Kg (Salim, 2013).

Usaha peternakan dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok


berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak, yaitu : 1) peternakan
sebagai usaha sambilan, yaitu petani mengusahakan komoditas pertanian terutama
tanaman pangan, sedangkan ternak hanya digunakan sebagai usaha sambilan
dengan skala usaha rakyat untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan tingkat
pendapatan dari peternak kurang dari 30 % ; 2) peternakan sebagai cabang usaha
pokok, peternak mengusahakan pertanian campuran dengan ternak dengan tingkat
pendapatan dari peternakan sebesar 30 – 70 % ; 3) peternakan sebagai usaha pokok,
peternak mengusahakan ternak sebagai usaha pokok dengan tingkat pendapatan
mencapai 70 - 100 % ; 4) peternakan sebagai skala industri dengan tingkat
pendapatan dari usaha peternakan mencapai 100 % (Anggraini, 2004).

B. Struktur dan Faktor Lamabannya Perkembangan Sapi di Indonesia

Struktur industri peternakan di Indonesia sebagain besar tetap bertahan pada


skala usaha rakyat. Ciri – ciri usaha rakyat yaitu tingkat pendidikan peternak
rendah, pendapatan rendah, penerapan manajemen dan tekhnologi konvensional,
lokasi ternak menyebar, ukuran usaha relatif sangat kecil, dan pengadaan input
utama yaitu HMT bergantung pada musim, ketersediaan tenaga kerja keluarga,
penguasan lahan HMT terbatas, produksi butiran terbatas dan sebagaian besar
bergantung pada impor (Yusdja, 2005).

Faktor yang menjadi permasalahan lambannya perkembangan sapi di


Indonesia adalah sistem pemeliharaan ternak di Indonesia. Sebagaian besar ternak

3
dipelihara secara tradisional dalam usaha rakyat. Ada tiga sistem pemeliharaan
yang umum diguanakan oleh peternak rakyat, yaitu 1) sistem ekstensif yaitu sistem
pengembalaan atau grazing (NTT, NTB, Bali, Kalsel, sebagaian Sumatera, dan
sebagaian Kalimantan), pemeliharaan dengan sistem ini hanya untuk status sosial
peternak dan tabungan, 2) sistem intensif yaitu sapi tidak digembalakan dengan
sistem cut and cary (Jatim dan Jateng, sebagaian Sumatera) pengembangan
peternakan dengan sistem ini sangat bergantung pada ketersediaan tenaga kerja
keluarga yang bertugas mencari pakan hijauan. Pengembangan ternak dengan
penyediaan pakan hijaun akan mengurangi tenaga kerja keluarga dan skala usaha
bisa meningkat. Tujuan produksi sistem ini adalah tenaga kerja tanpa
memperdulikan pasar dan produksi, 3) sistem kombinasi, ternak digembalakan pada
lahan yang terbatas dan kekurangan pakan hijauan dalam kandang. Sistem
pemeliharaan kombinasi bertujuan untuk menghasilkan daging, susu, dan sapi
bakalan. Pada pemeliharaan intensif, sapi dikandangkan terus menerus atau
dikandangkan pada malam hari dan digembalakan pada siang hari ( Sugeng, 2006).

C. Produktivitas Ternak

Produktivitas ternak ditentukan oleh dua aspek yaitu penampilan produksi


dan penampilan reproduksi. Produktivitas biasanya dinyatakan sebagai fungsi dari
tingkat rreproduksi dan pertumbuhan. Secara umum produktivitas seekor ternak
ditentukan oleh tiga faktor yaitu genetik, lingkungan, dan umur. Faktor keturunan
akan mempengaruhi performa seekor ternak dan faktor lingkungan merupakan
pengaruh kumulatif yang dialami oleh ternak sejak terjadinya pembuahan hingga
dewasa. Produksi sapi yang baik akan dihasilkan apabila seekor ternak selain
mempunyai genetik yang tinggi, ternak juga memiliki daya adaptasi lingkungan
serta tatalaksana yang baik.

D. Produksi Ternak Sapi Potong dengan Performanya

Produksi ternak sapi potong berhubungan erat dengan performansnya .


performans ternak dapat dilihat dari bobot badan, ukuran tubuh, komposisi tubuh,
kondisi tubuh. Bobot badan ternak dapat diketahui dengan melakukan penimbangan
atau menggunakan alat penduga bobot hidup untuk menggambarkan penampilan
produksi seekor ternak. Beberapa ukuran tubuh dapat dijadikan sebagai indikator
bobot hidup seperti lingkardada, panjang badan, dan tinggi gumba ( Hardjosubroto,
1994).

1.4 Waktu dan Tempat Praktikum

Tabulasi Data Peternak 2021 Periode 3 ini diambil pada Hari Minggu, 23 mei
2021 bertempat di Peternak Kelompok Sasak Sejahtera, Jurit Baru, Pringkasela,
Lombok Timur.

4
BAB II
PROFIL PETERNAK

A. Identitas Peternak

Tabel 1. Identitas Peternak

No Variabel I II III IV V Rata- Standar


rata deviasi
1 Nama A.Rihun Ahmad M.Saleh Judin Haerul
2 Umur 60 35 50 75 65 38
(tahun)
3 Pendidikan SD SMP SD SMP SMP
4 Tanggungan 3 4 4 3 3 3,4
Keluarga
5 Pekerjaan

5
Pokok Petani Peternak Petani Petani Tukang
Sampingan Peternak Pekebun Peternak Peternak Peternak
6 Pemilikanan
Lahan 10 2 3 3 3 3 1,59
Pekarangan
(are)
Lahan 0 0 20 15 15 15 9,10
Sawah (are)
Kebun (are) 30 30 3,23
7 Kursus yang
pernak
diikuti
Pernah X X
Tidak
8 Pengalaman 10 15 15 10 10 12 2,74
Beternak
(tahun)

B. Pemilikan Ternak

Tabel 2. Pemilikan Ternak

No Variabel I II III IV V Rata- Standar


rata deviasi
1 Jumlah Ternak
yang dimiliki
Sapi 3 4 4 4 3 3,6 0,55
Kerbau
Ruminantia
kecil
Babi
Kuda
2 Jumlah Ternak
Sapi
Anak Menyusui 1 1 1 1 1 1 0
Anak Sapihan - 1 - 1 1 1 0
Muda - 1 1 - - 1 0
Dewasa 2 1 2 2 1 1,6 0.55
3 Bangsa sapi
Sapi Bali 3 3 3 3 3 3 0
Sapi Silangan - 1 1 1 - 1 0

6
4 Asal Ternak
Keturunan 3 3 3 3 3 3 0
sendiri
Membeli - 1 1 - - 1 0
Warisan orang
tua
Kadasan
pemerintah
Kadasan orang - - - 1 - 1
lain

C. Struktur Populasi Sapi Peternak

Tabel 3. Struktur Populasi Sapi Peternak

Umur Status Fisiologis Jumlah (ekor) Presentase (%)


Anak Menyusui 5 28%
Sapihan 3 17%
Muda Betina 2 11%
Dewasa Jantan 2 11%
Betina 6 33%
Total 18 100%

Dari data tabel Identitas peternak dan Pemilkan ternak kita dapati bahwa rata - rata
peternak di kelompok ternak ini masih tergolong peternak muda, pendidikan dari setiap
peternak juga tergolong minim mulai dari SD, SMP dan SMA, peternak di kelompok ini
rata - rata pekerjaan pokoknya adalaha petani hewan ternak yang mereka pelihara hanya
sebagai penghasilan sampingan bagi mereka. Ada beberapa peternak yang pernah
mengikuti kursus peternakan tetapi rata - rata peternak hanya mengandalkan
pengalaman beternak yang turun menurun, tidak mengandalkan hasil kusus ataupun
riset penelitian.

Pemilikan ternak dari setiap peternak hanya memiliki 3 - 4 ekor ternak yang
terdiri dari ternak menyusui rata - rata 1, ternak sapihan rata – rata 1, ternak muda rata –
rata 1 dan ternak dewasa rata - rata 1-2. Kelompok ternak disini rata - rata memelihara
ernak spesies Sapi Bali dan ada beberapa peternak juga melihara ternak silangan. Asal
ternak yang mereka pelihara rata - rata hasil keturunan ternak yang mereka kawinkan
sendiri ada juga yang membeli dan ada juga melihara ternak kadasan orang.

Dari tabel struktur populasi sapi peternak di dapati presentase (%) anak
menyusui 28%, sapihan 17% dan muda betina di dapati 11% serta dewasa jantan 11%,
betina 33%. Dengan menggunakan rumus :

7
= Jumlah ternak x 100%
Jumlah keseluruhan ternak

BAB III
MANAJEMEN KANDANG

8
A. Jenis, Macam, Serta Ukuran Kandang

Tabel 4. Jenis, Macam, Serta Ukuran Kandang

No Variabel I II III IV V Rata- Standar


rata deviasi
1 Cara Pemelihraan
-Dikandang X X x x X
-Dikandang + Diikat
-Dilepas/
digembalakan
2 Kandang milik Kelom Kelom Kelom Kelom Kelom
Kelompok/sendiri pok pok pok pok pok

3 Ukuran Kandang
-Panjang 5 5 5 5 5 5 0
-Lebar 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 0
-Luas

Manajemen kandang yang dipakai kelompok ternak disini tergolong


sedehana, ternak dikandangkan dan juga peternak disini mengunakan sistem kandang
kelompok dalam memelihara ternak mereka dari setiap kandang memliki ukuran rata -
rata panjang 5 meter dan lebar 2,5 meter. Ada beberapa persyaratan manajemen kadang
yang baik bagi ternak, sebagai berikut :

1. Kandang dibuat dari bahan dengan kualitas yang baik


2. Luas kandang harus sesuai dengan standar peruntukannya serta disesuaikan dengan
jumlah sapi pada kandang
3. Luas kandang dibuat dengan mempertimbangkan tingkat kemudahan dalam
membersihkan kandang, misal lantai dibuat dengan kemiringan 5-10° mengarah ke
selokan dan tidak licin
4. Kandang dibuat sedemikian rupa sehingga sinar matahari dapat memasuki area
kandang pada pagi dan sore hari
5. Sistem ventilasi diatur agar sirkulasi udara berjalan dengan baik. Kelembapan yang
dibutuhkan sapi adalah 60-70%
6. Atap kandang dibuat dari bahan yang ringan namun memiliki daya tahan yang baik
dan dapat melindungi sapi dari berbagai cuaca
7. Dinding kandang sapi dibuat kokoh agar sapi terlindungi dari terpaan angin. Tipe
kandang sapi yang cocok di Indonesia adalah kandang dengan dinding setengah
terbuka agar sirkulasi udara berjalan optimal.
8. Tempat pakan lebar sehingga memudahkan sapi dalam mengambil pakan
9. Tempat minum dibuat agar air selalu tersedia setiap hari (ad libitum)

9
Dan juga ada beberpa acuan ukuran kandang yang baik bagi ternak, sebagai berikut :

1. Panjang dan lebar lantai untuk sapi lokal adalah 2.10 x 1.45 meter. Sementara untuk
sapi impor yaitu 2.10 x 1.5 meter.
2. Tempat panjang ransum dan air minum adalah selebar tempat sapi
3. Kedalaman tempat ransum sapi adalah ±40 cm
4. Kedalaman tempat air minum sapi adalah ±40 cm
5. Terdapat selokan sedalam ±20 cm dengan lebar 20-30 cm
6. Terdapat jalan di antara kandang baris dengan lebar 1 meter

Arah kandang sangat berkaitan erat dengan tipe kandang. Untuk tipe kandang
tunggal, arah kandang dibangun menghadap ke timur. Sementara untuk kandang ganda,
arah kandang dibangun menghadap ke arah utara dan selatan dengan posisi membujur.
Arah kandang dibuat dengan mempertimbangkan cahaya matahari yang berfungsi
sebagai desinfektan alami untuk menghambat perkembangbiakan bakteri.

Lokasi yang ideal untuk membangun sebuah peternakan sapi adalah daerah
yang terletak jauh dari pemukiman warga namun mudah diakses oleh kendaraan. Hal
tersebut bertujuan untuk menghindari bau kotoran sapi yang dapat mengganggu
masyarakat sekitar. Kandang sebaiknya terpisah dari rumah dengan jarak minimal 10
meter agar tidak terjadi pencemaran sumber-sumber lain seperti selokan, irigasi, dll.
Namun jika kondisi tidak memungkinkan, peternak dapat membangun barrier (tembok
pembatas) atau tembok. Tembok setinggi 3 meter sebagai peredam angin memiliki
fungsi setara dengan jarak 50 meter. Lokasi peternakan juga sebaiknya memiliki lahan
untuk bangunan tempat tinggal karyawan dan gudang. Selain itu, lokasi juga harus
berada pada wilayah yang bebas penyakit ternak, seperti antraks dan Penyakit Mulut
dan Kuku (PMK).

10
BAB IV
MANAJEMEN TERNAK

A. Produktivitas Ternak

Tabel 5. Produktivitas Ternak

No. Sex Peternak Muda Dewasa Panjang Lingkar Tinggi Berat


Badan Dada Badan Badan
1. Betina I -  116 cm 136 cm 108 cm 237,16 kg
2. Betina I -  115 cm 130 cm 106 cm 219,04 kg
3. Betina II  - 109 cm 130 cm 112 cm 219,04 kg
4. Betina II -  115 cm 134 cm 111 cm 231,04 kg
5. Betina III  - 110 cm 130 cm 110 cm 219,04 kg
6. Jantan III -  125 cm 145 cm - 265,69 kg
7. Betina III -  119 cm 135 cm 109 cm 234,09 kg
8. Jantan IV -  127 cm 145 cm - 265,69 kg
9. Betina IV -  118 cm 135 cm 110 cm 234,09 kg
10. Betina V -  120 cm 140 cm 104 cm 249,64 kg

11
Rata - 117,4cm 136 cm 108,75 cm 237,452 kg
Rata
Standar 5,76 cm 5,40 cm 2,66 cm 16,81 kg
deviasi

B. Perkawinan Ternak

Tabel 6. Perkawinan Ternak

No. Variabel I II III IV IV Rata - Standar


rata Deviasi
1. Kapan ternak
kawin
-Sepanjang tahun X x - - -
-Musim hujan - - X x x
-Musim kemarau
-Tidak tentu
2. Cara kawin ternak
-Kawin alam
-Kawin suntik X x X x x
3. Tempat terjadinya
perkawinan
-Padang
penggembalaan
-Kandang X X X x x
-Tidak pernak
4. Apakah menyewa
pejantan
-Ya ( sebesar )
-Tidak X X X X x
5. Apakah mengetahui
gejala birahi
-Ya (siang / malam) X X X X x
-Tidak
6. Birahi setelah 60 60 60 60 60 57 6,71
beranak ( hari )
7. Kawin pertama
Umur ( bulan )
-Jantan 30 24 30 24 24 26,4 3,29
-Betina 36 30 36 24 24 30 6,00
Bobot badan

12
-Jantan
-Betina
8. Kawin kembali 75 80 90 75 90 82 7,58
setelah beranak
( hari )
9. Jumlah kawin 2 3 2 2 3 2,4 0,55
sampai bunting
10. Ternak mandul X x X X x
11. Termak kebiri X x X X x

C. Kebersihan, Pemeliharaan dan Hambatan Ternak

Tabel 7. Kebersihan, Pemeliharaan dan Hambatan Ternak

Rata- Standar
No Variabel I II III IV V
rata deviasi
1 Apakah ternak
biasa
dimandikan
setiap hari
1 x seminggu x
1 x 2 minggu X X
tidak tentu X
tidak pernah x
2 Jumlah tenaga
kerja yang
terlibat
anggota 2 3 2 2 2 2,2 0,45
keluarga
orang luar
3 Hambatan dalam
pemeliharaan
Ada x X X X x
tidak ada
4 Hambatan yang
dirasakan
Pakan x
Kurangnya
padang
penggembalaan
Tenaga kerja

13
Penyakit
Keamanan X X x X X
Lainnya

Dari tabel produktivitas ternak kita sudah mendapatkan panjang badan,


lingkar dada dan tinggi badan. Untuk dapat mengetahu berat badan ternak saya disini
menggunakan rumus Scroohl Indonesia dengan rumus :

= ( LD + 18 )2
100

Menurut saya dan dari beberapa referensi yang saya baca rumus Scroohl
Indonesia ini sudah mendekati berat badan asli jka ternak ditimbang dengan timbangan
digital. Rumus ini juga sesuai dengan produktivitas ternak yang ada di Indonesia. Kita
juga mendapatkan rata - rata dan standart deviasi tinggi badan ternak sebesar 117,4 cm
dan 5,76 cm , lingkar dada kita dapatkan sebesar 136 cm dan 5,40 cm, tnggi badan kita
dapatkan 108,75 cm dan 2,66 cm data pada tinggi badan pada ternak III jantan dan IV
jantan tidak ada, serta berat badan kita dapatkan sebesar 237,452 kg dan 16,18 kg.

Dari tabel data perkawinan ternak di dapat ternak kawin sepanjang tahun pada
musim hujan. Peternak disini mengawinkan ternaknya dengan cara disuntk atau
Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma
atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal
dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode
dan alat khusus yang disebut 'Insemination Gun'. Pada ternak kelompok ini rata - rata
birahi setelah beranak selama 57 hari dengan standar deviasi sebesar 6,71. Rata ternak
disini kawin pada bulan ke 26 pada jantan dengan standar deviasi 3,29 pada betina
bulan ke 30 dengan standar deviasi 6,00 dan ternak kawin kembali setelah beranak
dengan rata -rata 82 hari dengan standar deviasi 7,58 serta jumlah kawin setelah bunting
dengan rata - rata 2,4 dengan standar deviasi 0,55.

Darri tabel kebersihan, pemeliharaan dan hambatan tenak didapati rata - rata
peternak memandikan ternak 1 hingga 2 kali dalam seminggu dan terkadang tidak tentu
ataupun tidak pernah. Ternak yang dipelihara oleh peternak rata - rata dipelihara oleh 2
hingga 3 orang anggota dari keluarga peternak itu sendiri. Hambatan pemeliharaan
ternak selalu ada misal dari peternak I hambatan mulai dari pakan ternak yang kurang
mecukupi dan hambatan yang paling utama dari peternak adalah keamaan ternak
mereka seperti maling yang sangat menjadi hambatan.

14
BAB V
MANAJEMEN PAKAN

A. Pemberian Pakan dan Frekuensi Pemberian Pakan

Tabel 8. Pemberian Pakan dan Frekuensi Pemberian Pakan

Rata - Standar
No. Variabel I II III IV V rata deviasi
1. Pakan yang
diberikan
Rumput lapangan
( karung) 2 3 4 3 2 2,8 0,84

Rumput unggul X X x X X
Legume X X x X X
Limbah 10 10 10 10 X 11,25 2,50
Konsentrat X X x X X
Lainnya
2. Frekuensi pemberian
pakan 2 2 2 2 2 2 0

Variabel diatas menunukan pemberian pakan pada ternak hanya


mengandalkan rumput lapangan yg diberkan 2,5 s/d 3 karung untuk semua ternak

15
mereka dan timbah dengan limbah. Peternak tidak menggunakan konsterat untuk
penambah energi dan sumber protein bagi ternak itu sendiri. Frekuensi pemberian pakan
yang diberikan hanya 2 kali dalam sehari.

Memang banyak jenis bahan makanan yang dapat digunakan untuk pakan
ternak. Tetapi secara umum, bahan pakan ternak dibagi menjadi beberapa jenis, pakan
kasar, pakan penguat/ konsentrat dan vitamin.

1. Pakan Kasar

Pakan kasar adalah pakan yang bervolume besar tetapi berat dari setiap unit
volume-nya rendah. Makanan yang termasuk pakan kasar dapat berasal dari hijauan,
antara lain:Rumput, bisa rumput lapangan, rumput tanaman, rumput grinting, rumput
benggala, rumput kolonjono, rumput tuton, daun leguminos, sisa hasil panen seperti
jerami, baik jerami padi, jerami kedelai, jerami jagung, maupun jerami kacang tanah.

Pakan ternak yang berasal dari hijauan memiliki kandungan serat kasar
sekitar 18% tetapi memiliki kandungan energi yang rendah. Hijauan yang menjadi
sumber nutrisi yang baik adalah hijauan yang mengandung protein kasar sebanyak 20 %
total bahan kering seperti leguminosa/ kacang – kacangan.

Sedangkan, pakan dari sisa hasil panen seperti jerami, hanya memiliki kandungan
protein kasar sekitar 3 – 4 % bahan kering. Dari pakan hijau – hijauan yang berasal dari
daun dan rumput yang berkualitas, hewan ternak seperti sapi hanya dapat berproduksi
70% dari kemampuan seharusnya.

Namun bagaimanapun juga, pakan kasar sangat diperlukan untuk hewan


ternak ruminansia karena memiliki serat kasar tinggi yang dibutuhkan untuk
merangsang rumen serta menentukan kadar lemak susu.

2. Pakan Penguat (Konsentrat)

Pakan penguat atau disebut juga konsentrat adalah pakan ternak yang
memiliki kandungan serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi utama dari pakan
konsentrat berupa energi dan protein. Ada dua perbedaan konsentrat, yakni konsentrat
sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein.Konsentrat sumber energi adalah
konsentrat yang memiliki kadar protein kurang dari 20%. Sebaliknya, konsentrat
sumber protein adalah konsentrat yang memiliki kadar protein di atas 20%.

Konsentrat merupakan suatu bahan pakan ternak yang diberikan bersamaan


dengan bahan pakan ternak lainnya untuk meningkatkan kandungan gizi pakan ternak
yang dicampurkan sebagai pakan pelengkap.Sebab, sapi tidak mampu menampung
pakan kasar sesuai dengan energi yang dibutuhkan. Karenanya, untuk mencukupi
energi, maka diperlukanlah tambahan pakan konsentrat. Pakan konsentrat bisa
berasal,dari hewan:Tepung daging, Tepung daging dan tulang, Tepung darah, Tepung

16
bulu, Tepung cacing, Dari tumbuhan:Hasil panen pertanian seperti kedelai, kacang
hijau, jagung, dan yang lainnya.Sisa industri pertanian seperti bungkil kelapa/ kelapa
sawit, bungkil wijen, bungkil kedelai, biji palm, biji karet, ampas tahu, dedak sekam
padi, yang lainnya..

Pemberian pakan ternak konsentrat harus memperhatikan kebutuhan nutrisi


hewan ternak, jangan sampai pemberian pakan ternak konsentrat terlalu berlebihan
karena konsentrat hanyalah penguat atau pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi saja.Pemberian pakan ternak konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah
produksinya, susu ataupun daging..

4. Vitamin

Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan menjaga


fungsi alami dari sistem tubuh hewan ternak.Ada dua 2 kelompok vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak, yaitu vitamin yang larut dalam air diantaranya
vitamin B kompleks, B6, B12, C, biotin, kholin, inondol, niacin. Dan vitamin yang larut
dalam lemak seperti vitamin, A, D, E, dan K.

17
BAB VI
MANAJEMEN PEMASARAN DAN ANALISA EKONOMI

A. Analisa Ekonomi Usaha

Tabel 9. Analisis Ekonomi Usaha

Rata- Standar
No Variabel I II III IV V rata deviasi

1 Biaya Pakan
Rumput 10.000/krg 10.000/krg 10.000/krg 10.000/krg 10.000/krg 10.000 0

lapangan
(karung) /hari
Rumput 7.300.000 10.950.000 14.600.000 10.950.000 7.300.000 10.220.000 3053809

lapangan
selama setahun
Rumput
unggul
(karung)
Konsntrat
Limbah
pertanian
Lainnya
2 Biaya kawin 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 0

/thn
3 Biaya 50.000 50.000 50.000 50.000 25.000 45.000 11180

suntik/imunisa
si /thn
4 Biaya tenaga
kerja
5 Biaya kandang 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 0

/thn
6 Biaya alat /thn 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 0

7 Biaya beranak 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 0

18
/thn
8 Biaya lainnya 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 0

/thn
9 Hasil 18.000.000 20.000.000 24.000.000 20.000.000 15.000.000 19.400.000 3286335

penjualan
ternak
10 Hasil
Penjualan
kotoran
11 Ternak yang
dipotong
12 Pengembalian
ternak
13 Ternak Akhir 40.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000 30.000.000 44.000.000 8944272

perhitungan

Dari tabel analisa ekonomi usaha kita sudah mendaptkan rata - rata dan standar
deviasi dari masing - masing peternak dari mulai biaya pakan, biaya kawin, biaya
suntik, biaya kandang, biaya alat, biaya beranak dan biaya lainnya serta terdapat hasil
penjualan ternak dan ternak akhir perhitunngan. Kita juga dapat menganlisis ekonomi
usaha ternak untuk mencari keuntungan dari setiap peternak di kelompok Patuh Angen
dengan cara, menjumlahkan semua biaya pengeluaran peternak dan selanjutnya hasil
penjualan + ternak akhir perhitungan – jumlah biaya pngeluaranpeternak, hasil dari itu
adalah keuntungan peternak /tahunnya. Dan hasil keuntungan yang kita dapati dari
setiap peternak, sebagai berikut :

P. I = 50.025.000
P.II = 58.375.000
P.III = 58.725.000
P. IV = 58.375.000
P.V = 37.025.000

Dengan rata - rata keuntungan dari seluruh peternak sebesar 52.505.000 dan
standar deviasinya sebesar 9399242, maka dari itu kita sudah mendapatkan keuntungan
dan rata - rata dan standar deviasi dari kelompok peternak Patuh Angen.

19
BAB VII
KESMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari data tabulasi praktkum manajemen ternak potong dan kerja yang
diberikan dapat disimpulakan ternak yang dipelihara secara kelompok rata - rata
hanya menjadi pekerjaan samping bagi peternak bukan pekerjaan pokok dan
anggap saja ternak yang mereka hanya menjadi tabungan bagi mereka apabila
sesuatu saat nanti membutuhkan keperluan dan sebagian hal lainnya maka mereka
akan jual. Dari produktivitas ternak dilihat dari berat badan sangat kurang apabila

20
dijadikan ternak potong / pedaging. Peternak kurang mengetahui akan jenis pakan
yang tinggi akan nutrisi dan protein untuk meningkatkan bobot badan yang ideal
untuk sapi potong / pedaging. peternak hanya mengetahui jenis pakan serat kasar
dan pemfaatan limbah saja sehingga meraka kurang tau akan bahan pakan penguat /
konsentrat yang bagus untuk ternak. Dari segi analisa usaha didapati pengeluaran
peternak pertahunnya terbilang besar, tetapi setelah dianalisa keuntungan
peternakpun juga tergolong lumayan besar. Usaha peternakan kelompok ini
terbilang sangat mebantu perekonomian peternak, tetapi kurang akan ilmu lebih
tentang manfaat pakan yang kaya akan nutrisi dan protein bagi ternak sangat minim
bagi peternak itu sendiri.

7.2 Saran

Saran saya masih terdapat data diberikan kurang lengkap, mohon untuk
lebih lengkap dalam memberikan data agar kami yang mengolah data untuk
praktikum tidak kebingungan.

Semoga kedepannya para serjanawan lulusan peternakan baik yang senior


maupun yang pemula, di maksimalkan pelatihan ilmu yang dimilki untuk
menyediakan sarana dalam meningkatkan pemahaman serta pengetahuan kepada
para peternak untuk lebih maju lagi terkait ilmu peternakan dan cara beternak yang
baik dan benar sehingga persaingan mampu terobos dunia peternakan Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. 2003. Kebijakan perkembangbiakan sapi potong sebagai upaya mendukung


tercapainya Swasembada daging 2014. Kanisius : Jakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak dilapangan. Grasindo :


Jakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak dilapangan. Grasindo :


Jakarta.

21
Salim, E. 2013. Sukses Beternak Sapi Potong. Lily Publisher ; Yogyakarta

Sugeng. 2006. Sapi Potong. Penebar Swadaya: Jakarta.

Yusdja, W. 2005. Pedoman spesifikasi Teknis Perkembangan Ternak sapi Potong di


Indonesia. Penebar Swadaya : Jakarta.

LAMPIRAN

22
TABULASI DATA PETERNAK TAHUN 2020

LOKASI KLP. PATUH ANGEN, SEMBUNG - NARMADA


KELOMPOK V
PERIODE 2

No Variabel I II III IV V
IDENTITAS PETERNAK
1 Nama
2 Umur (tahun) 30 35 50 40 35
3 Pendidikan SMA SMP SD SMP SMP
4 Tanggungan Keluarga 3 4 4 3 3
5 Pekerjaan
Pokok Petani Peternak Petani Petani Tukang
Sampingan Peternak Peternak Peternak Peternak Peternak
6 Pemilikanan
Lahan Pekarangan (are) 4 2 3 3 3
Lahan Sawah (are) 0 25 20 15 15
Kebun (are)
7 Kursus yang pernak diikuti
Pernah x x
Tidak
8 Pengalaman Beternak (tahun)10 15 15 10 10
PEMILIKAN TERNAK
1 Jumlah Ternak yang dimiliki
Sapi 3 4 4 4 3
Kerbau
Ruminantia kecil
Babi
Kuda
2 Jumlah Ternak sapi
Anak Menyususi 1 1 1 1 1
Anak sapihan 1 1 1
Muda 1 1
Dewasa 2 1 2 2 1
3 Bangsa sapi
Sapi Bali 3 3 3 3 3
Sapi Silangan 1 1 1
4 Asal Ternak

23
1 x seminggu x
1 x 2 minggu x x
tidak tentu x
tidak pernah x
7 Jumlah tenaga kerja yang terlibat
anggota keluarga 2 3 2 2 2
orang luar
8 Hambatan dalam pemeliharaan
ada x x x x x
tidak ada
9 Hambatan yang dirasakan
Pakan x
Kurangnya padang penggembalaan
Tenaga kerja
Penyakit
Keamanan x x x x x
Lainnya
PERKAWINAN
1 Kapan ternak kawin
Sepanjang tahun x x
Musim Hujan x x x
Musim Kemarau
Tidak tentu
2 Cara kawin ternak
Kawin Alam
Kawin Suntik x x x x x
3 Tempat terjadinya perkawinan
Padang penggembalaan
Kandang x x x x x
Tidak pernah
4 Apakah menyewa pejantan
Ya (sebesar)
Tidak x x x x x
5 Apakah mengetahui gejala birahi
Ya (siang/malam) x x x x x
Tidak
6 Birahi setelah beranak 60 60 60 45 60
7 Kawin pertama
Umur (bulan)
Jntan 30 24 30 24 24
Betina 36 30 36 24 24
Bobot badan
Jntan
Betina
8 Kawin kembali setelah beranak
75 80 90 75 90

24
TABULASI DATA PETERNAK TAHUN 2020

KLP. PATUH ANGEN, SEMBUNG - NARMADA


KELOMPOK V
2

Variabel I II III IV V
IDENTITAS PETERNAK
Nama
Umur (tahun) 30 35 50 40 35
Pendidikan SMA SMP SD SMP SMP
Tanggungan Keluarga 3 4 4 3 3
Pekerjaan
Pokok Petani Peternak Petani Petani Tukang
Sampingan Peternak Peternak Peternak Peternak Peternak
Pemilikanan
Lahan Pekarangan (are) 4 2 3 3 3
Lahan Sawah (are) 0 25 20 15 15
Kebun (are)
Kursus yang pernak diikuti
Pernah x x
Tidak
Pengalaman Beternak (tahun) 10 15 15 10 10
PEMILIKAN TERNAK
Jumlah Ternak yang dimiliki
Sapi 3 4 4 4 3
Kerbau
Ruminantia kecil
Babi
Kuda
Jumlah Ternak sapi
Anak Menyususi 1 1 1 1 1
Anak sapihan 1 1 1
Muda 1 1
Dewasa 2 1 2 2 1
Bangsa sapi
Sapi Bali 3 3 3 3 3
Sapi Silangan 1 1 1
Asal Ternak
Keturunan sendiri 3 3 3 3 3
Membeli 1 1
Warisan orang tua
Kadasan pemerintah
Kadasan orang lain 1
Catatan: : Gambarkan/buat tabel struktur populasi sapi peternak
Ukuran Tubuh

25
TABULASI DATA PETERNAK TAHUN 2020

LOKASI KLP. PATUH ANGEN, SEMBUNG - NARMADA


KELOMPOK V
PERIODE 2

No Variabel I II III IV V
IDENTITAS PETERNAK
1 Nama
2 Umur (tahun) 30 35 50 40 35
3 Pendidikan SMA SMP SD SMP SMP
4 Tanggungan Keluarga 3 4 4 3 3
5 Pekerjaan
Pokok Petani Peternak Petani Petani Tukang
Sampingan Peternak Peternak Peternak Peternak Peternak
6 Pemilikanan
Lahan Pekarangan (are) 4 2 3 3 3
Lahan Sawah (are) 0 25 20 15 15
Kebun (are)
7 Kursus yang pernak diikuti
Pernah x x
Tidak
8 Pengalaman Beternak (tahun) 10 15 15 10 10
PEMILIKAN TERNAK
1 Jumlah Ternak yang dimiliki
Sapi 3 4 4 4 3
Kerbau
Ruminantia kecil
Babi
Kuda
2 Jumlah Ternak sapi
Anak Menyususi 1 1 1 1 1
Anak sapihan 1 1 1
Muda 1 1
Dewasa 2 1 2 2 1
3 Bangsa sapi
Sapi Bali 3 3 3 3 3

26
LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI

27
28

Anda mungkin juga menyukai