PENDAHULUAN
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi ibu dan anak, mulai
dari Ibu Hamil, Ibu Besalin, Bayi baru lahir dan Ibu Nifas, dan paling utama
dalam program kesehatan Ibu dapat dinilai melalui Indikator dalam AKI
AKI tertinggi secara global sekitar 295.000 akibat penyebab yang terkait
oleh kehamilan dan persalinan, dengan resiko kematian ibu sebesar 211
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, LICS (Low-Income Countries) dan
jiwa kematian ibu secara global, beban tertinggi di Afrika Sub-Sahara dengan
196.000 jiwa diikuti oleh Asia Tenggara dan Asia Selatan menyumbang hampir
1 – 5, dengan 58.000 jiwa sampai 69.000 jiwa kematian ibu tahun 2017
(WHO,2021).
AKI terendah yaitu di Singapura mencatat AKI terendah hanya 8 per 100.000
dari 4.226 menjadi 4.221. Di Indonesia penyebab kematian ibu secara langsung
hidup 65.762. Jika diproyeksikan AKI di Provinsi Jambi tahun 2019 adalah 90
Kabupaten Tebo sebanyak 10 Kasus, dan diikuti tertinggi kedua yaitu Kabupaten
Bungo dan Merangin di dapatkan 9 Kasus, sedangkan Kota Sungai Penuh tidak
AKI di Kabupaten Bungo mengalami kenaikan pada tahun 2020 yaitu 126
per 100.000 kelahiran hidup (9 dari 7.065 KH ), sedangkan pada tahun 2019
yaitu 86 per 100.000 kelahiran hidup (6 dari 7.003 KH) dan jika dengan
tahun 2012 yaitu sebesar 228 per 100.000 KH maka AKI di Kabupaten Bungo
dunia. Kejadian KPD ditemukan (6-20%) pada semua kehamilan dan (94%)
diantaranya terjadi pada kehamilan Pretrm, KPD yang terjadi pada kehamilan
menjadi faktor predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara langsung pada
selaput ketuban atau asenden dari vagina dan serviks, servik inkompetensia yaitu
seviks yang membuka terlalu awal sehingga mudah terjadinya KPD, Kelainan
menutupi PAP yang dapat menghalangi tekanan membran bagian bawah, umur,
2018).
berjudul Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini
pada ibu hamil di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 2018, dalam penelitian ini
ini untuk mengetahui hubungan antara kejadian ketuban pecah dini dengan usia
Mengetahui apa itu KPD dan penyebab bisa terjadinya KPD pada ibu
hamil.
1.2 Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui apa itu KPD dan penyebab bisa terjadinya KPD
2.1 Persalinan
secara spontan , berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap selama
persalinan ibu dan bayi dalam kondisi sehat dan baik (walyani.2016).
selaput ketuban keluar dari uterus ibu persalinan diangap normal, dengan
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tampa disertai ada nya
penyulit .
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) , lahir spontan
keluarnya bayi yang sudah cukup bulan berada dalam rahim ibunya,
dengan disusul oleh keluarnya Plasenta yang lengkap dan selaput janin
2. Teori Oxitocin
semakin teregang pula otot otot rahim dan akan menjadi semakin
rentan.
4. Pengaruh janin
5. Teori prostaglandin
kehamilan.
1. Persalinan Spontan
2. Persalinan Buatan
adalah proses persalinan yang di bantu dari tenaga luar atau selain
3. Persalinan Anjuran
yaitu proses proses persalinan yang tidak dengan proses yang seperti
Tahap ini dimulai dari His persalinan yang pertama sampai pembukaan
a. Fase Laten
Fase Laten adalah fase membukaan yang sangat lambat yaitu dari
Fase aktif adalah fase pembukaan yang yang lebih cepat fase
jam.
Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahir nya bayi sampai dengan
Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir masa dimulai nya masa nipas
pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda – tanda persalinan, hal ini
dengan kehamilan kurang bulan. KPD Preterm adalah KPD sebelum usia
37 minggu. Dan KPD memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12
pecah.
2.3.4 Etiologi
yaitu :
1. Infeksi
maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa
sepsis.
(Prawirohardjo,2018).
c. Infeksi genetalia
2. Inkompetensia serviks
(Prawirohardjo,2018).
3. Umur
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum
lebih dari 35 tahun kesehatan ibu sudah mulai menurun jalan lahir
paritas tiga, rahim ibu bisa kembali seperti sebelum hamil, Setiap
a. primipara
b. multipara
c. grandemulti
5. Polihidramnion/ Hidramnion
6. Kehamilan ganda
tinggi baik bagi janin maupun ibu janin. Kehamilan kembar ini dapat
berhungan dengan KPD yaitu faktor risiko terjadi KPD pada hamil
kembar 2 50% pada hamil kembar lebih dari 2 90% ini dapat
7. Kelainan letak
bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat
menghalangi tekanan terhadap membran bagian terbawah. Terutama
pusat (pendek, terdapat lilitan tali pusat pada leher) letak sungsang
8. Golongan darah
9. Trauma
(Tahir,2021)
riwayat kelahiran yang belum cukup bulan dan riwayat KPD ibu
sebelumnya (Irmawati,2016).
volume plasma tersebut terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
(Prawirohardjo,2014).
rapuh.
dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan
2.3.6 Diagnosa
1. Anamnesa
yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir, cairan berbau khas,
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih
konsentrasi, bau dan PH nya, cairan yang keluar dari vagina ini
kecuali air ketuban mungkin juga urin atau secret vagina , secret
penderita olighidromnion.
2.3.8. Komplikasi
terjadi pada 10-40% bayi baru lahir , risiko infeksi meningkat pada
pada korion dan amnion ) selain itu kejadian prolaps atau keluarnya
tali pusat dapat terjadi pada KPD, risiko kecacatan dan kematian
2.3.9 Penatalaksanaan
cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan
yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS
dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi dan ibunya (his
seksiosesaria.
(walyani,2020).
pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum
lebih dari 35 tahun kesehatan ibu sudah mulai menurun jalan lahir
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun akan mempunyai resiko yang
2.4.2 Paritas
kali melahirkan, pada Primipara alat panggul masih kaku dan blum
a. Primipara
b. Multipara
paritas 1 dan lebih dari 4. Paritas 2-3 adalah merupakan paritas yang
karena anak pertama ada kekuatan otot atau serviks yang kaku
secara spontan.
2.4.3 Kelainan Letak
(Prawirohardjo,2018)
adalah kelainan letak, hal ini dikarenakan posisi janin dalam rahim
yang tidak sesuai dengan jalan lahir, misalnya letak sungsang dan
bagian bawah.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGUMPULAN DATA
Pada tanggal : 21 Maret 2022
Pukul : 09.00 WIB
6. Keluhan pada
a. TM 1 : Mual muntah
b. TM 2 :Tidak nafsu makan
c. TM 3 :Sering BAK
7. Imunisasi TT : TT 2
8. Riwayat Kontrasepsi : Tidak ada
9. Tanda-tanda persalian
a. Kontraksi : Ada
b. Frekuensi :
c. Lamanya : -
d. Kekuatan : Kuat
e. Lokasi ketidaknyamanan :Perut menjalar ke pinggang
10. Pengeluaran pervagianam
a. Darah + lendir : Tidak Ada
b. Air Ketuban :pecah
c. Darah :Ada
11. Pola makan terakhir
a. Makan
Jenis : Nasi, lauk dan sayur
Masalah : Tidak ada
b. Minum
Jenis : Air putih dan susu
Masalah : Tidak ada
12. Dukungan selama hamil
a. Status kesehatan suami : Baik
b. Beban kerja : Dalam batas normal
c. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
d. Hubungan seks :2x seminggu
13. Pola tidur
a. Siang :1-2 jam
b. Malam :6-7 jam
14. Riwayat kesehatan
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Liver : Tidak ada
d. DM : Tidak ada
e. Asma : Tidak ada
f. Ginjal : Tidak ada
g. Rubella : Tidak ada
h. TBC : Tidak ada
i. Alergi : Tidak ada
10. Abdomen
a. Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Ukuran dan bentuk : Tidak ada
Linea dan strie :Ada
Gerakan janin : Ada
Nyeri abdomen : Tidak ada
b. Palpasi
Kelembutan
Massa
Pembesaran hati dan lien
c. Ukur tinggi fundus
d. Auskultasi/ DJJ : 132 x/i
e. Palpasi
Leopold 1 :TFU 36 cm, di bagian atas teraba lembek dan tidak
melinting kemungkinan bokong janin
Leopold 2 :Dibagian kiri perut ibu teraba panjang memapan
kemungkinan punggung janin dan sebelah kanan teraba
tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas jani
Leopold 3 :Dibagian terbawah ibu teraba bulat melinting
kemungkinan kepala janin
Leopold 4 : Konvergan
11. Lipatan Paha
a. Pembesaran kelenjer limfe : Tidak ada
12. Vulva dan Perineum
a. Inpeksi (labia, klitoris dan perineum)
1) Vulva
Bekas garukan, luka atau benjolan : Tidak ada
Pembesaran pembuluh darah : Tidak ada
Tanda-tanda trauma : Tidak ada
Discharge abnormal : Tidak ada
Tanda-tanda inflamasi (kutil, bisul) : Tidak ada
2) Pemeriksaan dalam
Atas indikasi : keluar air-air dari jalan lahir
Perineum kaku/tidak :Tidak
Pembukaan : Belum ada
Keadaan ketuban : Air ketuban merembes dari jalan lahir
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Hemoglobin : 12 gram %
2. Protein Urine : (-) Negatif
3. Glukosa Urine : (-) Negatif
II. ASSASMENT
A. DIAGNOSA
intra uteri, puki, preskep keadaan umum ibu dan janin baik dengan KPD.
Dasar:
4. Leopold 2: Puki
5. Leopold 3: Preskep
B. MASALAH
C. KEBUTUHAN
1. Informed Consent
5. Personal Hygene
D. DIAGNOSA POTENSIAL
1. Infeksi
III PLANNING
1. Informed consent
oleh ibu kepada ibu dan keluarga sebelum melakukan tindakan serta
kita lakukan.
mengalami KPD dengan keadaan umum ibu baik dan kesadaran ibu
composmentis
c. Ketuban merembes
TD : 120/70 mmHg
S : 36,7 C
N : 90 x/i
R : 23x/i
Saat ada kontraksi , DJJ bisa berubah sesaat hingga apabila ada
kontraksi
normal
membesar.
kesehatan.
Evaluasi : personal hygine pada ibu sudah diberikan dan ibu sudah
bersih.
dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatiakn bidan. Keadaan psikologi
ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan hasil akhir persalinan
maret 2022 jam 12.00 WIB dengan keluhan utama keluar air dari jalan lahir
sejak 2 jam yang lalu. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
ketuban pecah dini 2 jam yang lalu janin tunggal hidup dengan presentasi
kepala.
09-05-2021 dan datang dengan keluhan keluar air dari jalan lahir sejak 2 jam
sebelum masuk rumah sakit. air yang keluar berwarna putih bening dan tidak
berbau. Keluhan ini disertai dengan adanya sakit perut menjalar ke pinggang dan
keluar lendir darah berdasarkan usia kandungan pasien sudah lebih bulan
postterm yaitu 41 minggu dan keluhan yang dirasakan oleh pasien mengarah
kepada diagnosis ketuban pecah dini dan menyatakan belum ada tanda-tanda
inpartu.
Pada kasus pemeriksaan fisik secara umum dalam batas normal baik
pasien belum didapatkan adanya tanda-tanda infeksi. Suhu pasien normal yaitu
36,6 C. Denyut nadinya juga dalam batas normal yaitu 86 kali per menit.
Tekanan darah pasien juga dalam batas normal yaitu. 120/70 mmHg.
berdasarkan teori pemeriksaan fisik pada kasus KPD ini penting untuk
menentukan ada tidak nya tanda-tanda infeksi pada ibu. hal ini terkait dengan
penatalaksanaan KPD selanjutnya dimana risiko infeksi ibu dan janin meningkat
Selain itu juga didapatkan adanya nadi yang cepat. Tetapi pada kasus ini tidak
akan tampak keluar cairan dari orifisium uteri eksternum (OUE). Pada pasien
KPD akan tampak cairan keluar dari vagin. Cairan yang keluar dari vagina perlu
diperiksa warna, bau dan pHnya. Air ketuban yang keruh dan berbau
menunjukkan adanya proses infeksi. Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan
inspekulo.
tidaknya pembukaan. Pada saat di lakukan pemeriksaan dalam pada pasien ini
meningkat yaitu 12.210 mm. Hal ini menunjukkan adanya proses infeksi.
Pada kasus ini keluar air ketuban dari jalan lahir atau dalam hal ini
pecahnya ketuban dicurigai terjadi 2 jam sebelum masuk rumah sakit sementara
pasien KPD yaitu umur kehamilan dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada
ibu. Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu. Waktu
yang telah dilakukan pasien pada kasus ini didiagnosis sebagai KPD. Kasus
yang ditemukan sudah sesuai dengan teori yang ada. Penatalaksanaan KPD pada
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebelum ada tanda – tanda persalinan, hal ini dapat terjadi pada akhir
kurang bulan. KPD Preterm adalah KPD sebelum usia 37 minggu. Dan
KPD memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan.
5.2 Saran
menambahan wawasan dan memberi kritik serta saran apabila dirasa ada
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA