D DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PREEKLAMSIA BERAT
DI RUANG PERSALINAN RSU KABUPATEN TANGERANG
Disusun oleh:
Adhe Tri Putri
2114901022
1. Definisi
Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan
usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).
Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa
wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain yang
menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak
mengalami proteinuri. Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria
diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal
(POGI, 2016).
2. Klasifikasi
a. Preeklampsia Ringan
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 MmHg atau lebih
dengan posisi pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk maupun telentang.
Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2. Edema pada ekstermitas dan muka serta diikuti
kenaikan berat badan > 1 Kg/per minggu.
b. Preeklampsia Berat
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 MmHg atau lebih.
Protein Uria 5 gr/lt atau lebih, terdapat oliguria ( Jumlah urine kuran dari 500 cc
per 2 jam) serta adanya edema pada paru serta cyanosis. Adanya gangguan
serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium.
3. Etiologi
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi Pada
umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola). Faktor faktor lain yang dapat
diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklamsia yaitu sebagai berikut
(sutrimah, 2015).
a. Usia Ibu
Usia merupakan usia individu terhitung mulai saat individu dilahirkan sampai saat
berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam proses berfikir. Insiden tertinggi pada kasus
preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, namun prevalensinya
meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun.
b. Usia Kehamilan
c. Paritas
Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.
Menurut Manuaba paritas adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi
menjadi beberapa istilah:
1) Primigravida: seorang wanita yang telah melahirkan janin untuk pertama
kalinya.
2) Multipara: seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu kali.
3) Grande Multipara: wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima kali.
d. Riwayat preeklampsia
Pada kehamilan sebelumnya adalah faktor utama. Kehamilan pada wanita yang
memiliki riwayat preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan tingginya kejadian
preeklampsia berat, preeklampsia onset dini, dan dampak perinatal yang buruk
(Lalenoh, 2018).
e. Genetik
Riwayat preeklampsia pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko hampir tiga
kali lipat adanya riwayat preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko
sebanyak 3,6 kali lipat (Lalenoh, 2018).
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan akan terkena
preeklampsia meningkat 4 kali lipat. Sedangkan untuk kasus hipertensi,
prevalensi preeklampsia pada ibu dengan hipertensi kronik lebih tinggi dari pada
ibu yang tidak menderita hipertensi kronik.
g. Obesitas
4. Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi air
dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka
tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasai kenaikan tekanan perifer
agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema
yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.
Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia yang dapat
menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya
vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga
terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriola disertai perdarahan mikro tempat
endotel.
Pada preeklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi
sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal,
serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai
antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui
ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang
dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan
mengakibatkan antara lain ; adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas
lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, thromboksan dan
serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti,
terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta
akibat konsumsi oksigen dan perioksidase lemak (Nuraini, 2011).
b. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
8. Penatalaksanaan
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah sebagai berikut:
a. Tirah Baring miring ke satu posisi.
b. Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ.
c. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
d. Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam pemberian cairan
infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
e. Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
f. Monitor keadaan janin (Aminoscopy, Ultrasografi).
Monitor tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus
pada usia kehamilan diatas 37 minggu.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN PRENATAL
Kepala Leher :
Kepala : Bentuk mesosepal, wajah simetris, rambut hitam, berdistribusi normal, tidak
ada alopesia, tidak ada lesi, rambut bersih, tidak ada nyeri tekan, wajah terlihat
pucat
Mata : Tidak ada edema, tidak ada tanda infeksi, sclera anikterik, konjungtiva
anemis, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada penyempitan lapang
pandang, tidak ada hambatan gerakan bola mata, tidak ada strabismus, tidak
ada nystagmus, tidak menggunakan alat bantu melihat.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, mukosa hidung kering,
tidak ada napas cuping hidung, tidak ada siaonis
Mulut : Warna bibir pucat, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, mukosa mulut lembab,
tidak ada gigi berlubang, tidak ada karang gigi, jumlah gigi lengkap, tidak ada
bau mulut, mulut bersih
Telinga : bentuk telinga simetris, ukuran kanan kiri sama, telinga bersih, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan, hasil tes rinne hantaran udara lebih Panjang daripada
hantaran tulang, hasil tes swabach pendengaran klien dan perawat sama, hasil
tes weber getaran tulang kanan dan kiri sama.
Leher : warna kulit merata, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada pembesaran dan
distensi vena jugularis, tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran KGB,
reflek menelan baik.
Masalah khusus : resiko perfusi perifer tidak efektif
Dada :
Warna kulit dada sama rata dengan warna kulit tubuh lainnya, bentuk thorax normal, tidak ada
kelainan spinal, pola napas reguler, tidak ada lesi, pengembangan dada simetris, tidak ada edema,
taktil fremitus getaran teraba sama kanan dan kiri, tidak ada fraktur thorax, clavicula, scapula.
suara bronkus broncovesikular, suara lapang paru kanan dan kiri vesikuler, perkusi paru sonor.
Pemeriksaan jantung teraba denyut ictus cordis di ICS V midclavicular, tidak ada kardiomegali,
terdengar bunyi S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan, perkusi jantung dullness.
Payudara simetris, tidak ada lesi, Puting susu bentuk normal, tidak ada lesi, Pengeluaran ASI
belum ada.
Masalah Khusus : tidak ada
Abdomen:
Bentuk simetris, terdapat línea nigra, tidak ada striae, bising usus 8x/mnt, DJJ 143/mnt, perkusi
hepar dullnes, perkusi lambung thympani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, tidak ada tanda
apendisitis, tidak ada spider navy, tidak ada bunyi bruit. Pemeriksaan Leopold I, Tinggi fundus
uterus 27cm, bagian atas kosong. Leopold II teraba bagian kanan keras, bulat (kepala), teraba
bagian kiri lunak bulat, tidak melenting (bokong). Leopold III teraba keras, memanjang
(punggung), belum ada penurunan kepala, Leopold IV belum masuk PAP. Terdapat kontraksi
dalam 10 menit kontraksi uterus sebanyak 4x selama kurang lebih 60 detik.
Masalah Khusus : posisi bayi melintang resiko cedera pada janin
Ekstremitas
Ekstremitas Atas : tidak ada hiperpigmentasi, bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada edema
ekstremitas atas kanan dan kiri, tidak ada krepitasi, tidak ada varises, palpasi nadi radialis lemah,
CRT kanan dan kiri <2 detik, tidak ada nyeri tekan, ROM kedua ekstremitas kanan dan kiri dapat
melakukan feleksi dan ekstensi, mampu melakukan abduksi adduksi secara mandiri.
Ekstremitas Bawah : tidak ada hiperpigmentasi, bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada
krepitasi, tidak ada varises, terdapat edema lokasi tungkai kanan grade I (kedalaman 2 mm dan
kembali 2 detik) dan tungkai kiri grade I (2 mm dan kembali 2 detik), dorsalis pedis kanan grade
II (Kedalaman 3 mm dan waktu kembali 5 detik), dorsalis pedis kiri grade II (kedalaman 3mm
dan waktu kembali 4 detik), CRT kanan dan kiri <2 detik, tidak ada nyeri tekan, ROM kedua
ekstremitas kanan dan kiri dapat melakukan feleksi dan ekstensi mampu melakukan mandiri
pemeriksaan patella kanan kiri +2
Kekuatan otot: 5555|5555
5555|5555
Masalah Khusus : kaki bengkak sejak usia kehamilan 29 minggu, resiko perfusi jaringan perifer
tidak efektif
Eliminasi:
Kebiasaan sebelum di RS BAK 7-8x/hari, warna kuning jernih, bau khas urine, saat pemeriksaan
fisik terpasang Dower Cateter 2 hari yang lalu, Kebiasaan BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna
kuning kecoklatan, tidak menggunakan obat pencahar, terakhir Defekasi 13/3/2021.
Total cairan masuk : 1415ml
RL Drip MgSo4= 500ml
Dexametason = 10ml
Air = 900ml
AM (5X90) = 300ml
Keadaan Mental :
Adaptasi Psikologis : klien mengatakan tidak pernah hamil dengan tekanan darah sampai
200/110 mmHg, klien mengatakan takut jika di operasi sc, klien sering
bertanya tentang kondisinya.
Penerimaan terhadap kehamilan : klien menerima kondisi kehamilan dan mendapat dukungan
dari suami, dan keluarga.
Masalah Khusus : ansietas
Pola hidup yang meningkatkan risiko kehamilan : klien melakukan aktivitas berlebihan
Persiapan Persalinan :
( )Senam hamil
(√)Rencana tempat melahirkan
(√)Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
( )Kesiapan mental ibu dan keluarga
( )Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses persalinan
( )Perawatan payudara
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dibuktikan
2. Resiko cidera pada ibu dibuktikan dengan penyakit penyerta preeklamsi berat
3. Ansietas bergubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan merasa bingung,
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tekanan darah, muka tampak pucat
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pengaturan posisi
(I.01019)
1. Observasi
- Monitor status
oksigenasi sebelum
dan sesudah
mengubah posisi
2. Terapeutik
- Tinggikan anggota
gerak 20O atau lebih
diatas level janrung
- Tinggikan tempat
tidur bagian kepala
- Berikan bantal yang
tepat pada leher
- Berikan topangan
pada area edema
- Motivasi melakukan
ROM aktif atau pasif
- Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi, sesuai
kebutuhan
- Ubah posisi setiap 2
jam
3. Edukasi
- Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
Manajemen spesimen
darah (I.02047)
1. Observasi
- Identifikasi jenis
pemeriksaan
specimen
2. Terapeutik
- Ambil specimen
darah sesuai
kebutuhan
- Sediakan wadah
spesiemn darah yang
diperlukan
- Gunakan alat
mengambil specimen
sesuai kebutuhan
- Labeli specimen
dengan data-data
yang diperlukan
(mis. Nama pasien,
nomer rekam medis,
tanggal dan waktu
pengambilan
specimen)
- Lengkapi formulir
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
- Kirim specimen ke
laboratorium
Sabtu, 09 Resiko cidera pada Setelah dilakukan Pencegahan cedera
April 2022 ibu dibuktikan intervensi keperawatan (I.14537)
dengan penyakit selama 2x4 jam maka
1. Terapeutik
penyerta preeklamsi tingkat cedera menurun
- Pastikan bel panggilan
berat dengan kriteria hasil:
atau telepon mudah
1. Kejadian cedera dijangkau
menurun - Pastikan barang-
2. Kemampuan barang pribadi mudah
mengidentifikasi dijangkau
factor resiko/ pemicu - Pertahankan posisi
kejang meningkat tempat tidur diposisi
Kemampuan mencegah terendah saat
factor resiko/ pemicu digunakan
kejang meningkat - Pastikan roda tempat
tidur atau kursi roda
dalam kondisi terkunci
- Gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
dengan fasilitas
pelayanan Kesehatan
- Diskusikan Bersama
anggota keluarga
uamh dapay
mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi
observasi dan
pegawasan pasien,
sesuai kebutuhan
2. Edukasi
- Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
- Anjurkan bergantu
posisi secara perlahan
dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
Perawatan kehamilan
resiko tinggi (I. 14560)
1. Observasi
- Identifikasi Riwayat
obsetris (mis.
Prematuritas, post
maturitas,
preeklamsia,
kehamilan multifetal,
retardasi pertumbuhan
intrauterine, abrupsi,
plasenta previa,
sentisitasi Rh, ketuban
pecah dini, dan
Riwayat kelainan
genetic keluarga)
- Monitor sosial dan
demografi (mis. Usia
ibu, ras, kemiskinan,
terlambat atau tidak
ada perawatan
prenatal, penganiayaan
fisik, dan
penyalahgunaan zat)
- Monitor status fisik
dan psikososial selama
kehamilan
2. Terapeutik
- Damping ibu saat
cemas
- Diskusikan
ketidaknyamanan
selama hamil
- Diskusikan persiapan
persalinan dan
kelahiran
3. Edukasi
- Jelaskan risiko janin
mengalami kelahiran
premature
- Informasikan
kemungkinan
intervensi selama
proses kelahiran (mis.
Pemantauan janin
elektronik
intrapartum, induksi,
perawatan SC)
- Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan
Kesehatan
- Anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan
beristirahat yang
cukup
- Anjurkan aktivitas
yang aman selama
hamil
- Ajarkan mengenali
tanda bahaya (mis.
Perdarahan vagina
merah terang,
perubahan cairan
ketuban, penurunan
Gerakan janin,
kontraksi sebelum 37
minggu, sakit kepala,
gangguan penglihatan,
nyeri epigastric, dan
penambahan berat
badan yang cepat
dengan edema wajah)
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
spesaialis jika
ditemukan tanda dan
bahaya kehamilan
Persiapan pemeriksaan
Ultrasonografi (USG)
(I.14574)
1. Observasi
- Identifikasi
pengetahuan tentang
prosedur pemeriksaan
- Monitor hasil
pemeriksaan
2. Terapeutik
- Siapkan pasien secara
fisik dan emosional
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemeriksaan
Promosi dukungan
spiritual (I.09306)
1. Terapeutik
- Tunjukkan
keterbukaan, empati
dan kesediaan
mendengarkan
perasaan pasien
- Yakinkan bahwa
perawat selalu ada dan
mendukung
- Motivasi penggunaan
sumber spiritual
2. Edukasi
- Anjurkan untuk
berdoa
- Anjurkan penggunaan
media
spiritualAnjurkan
metode relaksasi (mis.
Teknik napas dalam,
imajinasi terbimbing,
dan meditasi)
Sabtu, 09 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
April 2022 berhubungan dengan intervensi keperawatan
1. Observasi
kurang terpapar selama 2x4 jam maka
- Identifikasi saat
informasi dibuktikan tingkat ansietas
tingkat ansietas
dengan menurun dengan berubah (mis. Kondisi,
kriteria hasil: waktu, stressor)
Data subyektif:
1. Verbalisasi - Identifikasi
- Klien mengatakan kebingungan kemampuan
takut jika di 2. Verbalisasi khawatir mengambil keputusan,
operasi sc akibat kondisi yang monitor tanda-tanda
- Klien mengatakan dihadapi menurun ansietas (verbal dan no
belum pernah 3. Pucat menurun verbal)
menjalani operasi Tekanan darah 2. Terapeutik
SC
110/80mmHg - Temani pasien untuk
Data objektif:
mengurangi
- Tekanan darah kecemasan, jika
160/90mmHg memungkinkan
Muka klien terlihat - Pahami situasi yang
pucat membuat ansietas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
3. Edukasi
- Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih Teknik relaksasi
Teknik distraksi (I.08247)
1. Observasi
- Identifikasi pilihan
Teknik distraksi yang
diinginkan
2. Terapeutik
- Gunakan Teknik
distraksi
3. Edukasi
- Jelaska manfaat dan
jenis distraksi bagi
panca indera
- Anjurkan
menggunakan Teknik
sesuai dengan tingkat
energi, kemampuan,
usia, tingkat
perkembangan
- Anjurkan berlatih
Teknik distraksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/ Diagnosis
No Tanggal Keperawatan Evaluasi
Implementasi