Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PRENATAL PADA NY.

D DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PREEKLAMSIA BERAT
DI RUANG PERSALINAN RSU KABUPATEN TANGERANG

Disusun oleh:
Adhe Tri Putri

2114901022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022
A. Konsep Penyakit Preeklamsi

1. Definisi

Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan
usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan


tingginya tekanan darah, tingginya kadar protein dalam urine serta edema. Diagnosis
preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan
kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas
20 minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi
dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
proteinuria) (POGI, 2016).

Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa
wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain yang
menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak
mengalami proteinuri. Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria
diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal
(POGI, 2016).

2. Klasifikasi

Menurut (Sukarni, 2017) dalam bukunya menjelaskan hipertensi dalam kehamilan


dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

a. Preeklampsia Ringan

Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 MmHg atau lebih
dengan posisi pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk maupun telentang.
Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2. Edema pada ekstermitas dan muka serta diikuti
kenaikan berat badan > 1 Kg/per minggu.
b. Preeklampsia Berat

Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 MmHg atau lebih.
Protein Uria 5 gr/lt atau lebih, terdapat oliguria ( Jumlah urine kuran dari 500 cc
per 2 jam) serta adanya edema pada paru serta cyanosis. Adanya gangguan
serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium.

3. Etiologi

Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi Pada
umumnya disebabkan oleh (vasopasme arteriola). Faktor – faktor lain yang dapat
diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklamsia yaitu sebagai berikut
(sutrimah, 2015).

a. Usia Ibu

Usia merupakan usia individu terhitung mulai saat individu dilahirkan sampai saat
berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam proses berfikir. Insiden tertinggi pada kasus
preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, namun prevalensinya
meningkat pada wanita dengan usia diatas 35 tahun.

b. Usia Kehamilan

Preeklampsia biasanya akan muncul setelah usia kehamilan minggu ke 20,


gejalanya yaitu kenaikan tekanan darah. Jika terjadi di bawah usia kehamilan 20
minggu, masih dikategorikan dalam hipertensi kronik. Sebagian besar kasus
preeklampsia terjadi pada minggu > 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan
maka semakin berisiko terjadinya preeklampsia.

c. Paritas

Paritas merupakan keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.
Menurut Manuaba paritas adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi
menjadi beberapa istilah:
1) Primigravida: seorang wanita yang telah melahirkan janin untuk pertama
kalinya.

2) Multipara: seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu kali.

3) Grande Multipara: wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima kali.

4) Riwayat Hipertensi / preeklamsia

d. Riwayat preeklampsia

Pada kehamilan sebelumnya adalah faktor utama. Kehamilan pada wanita yang
memiliki riwayat preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan tingginya kejadian
preeklampsia berat, preeklampsia onset dini, dan dampak perinatal yang buruk
(Lalenoh, 2018).

e. Genetik

Riwayat preeklampsia pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko hampir tiga
kali lipat adanya riwayat preeklampsia. Pada ibu dapat meningkatkan risiko
sebanyak 3,6 kali lipat (Lalenoh, 2018).

f. Penyakit Terdahulu (Diabetes Militus)

Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis diabetes, kemungkinan akan terkena
preeklampsia meningkat 4 kali lipat. Sedangkan untuk kasus hipertensi,
prevalensi preeklampsia pada ibu dengan hipertensi kronik lebih tinggi dari pada
ibu yang tidak menderita hipertensi kronik.

g. Obesitas

Terjadinya peningkatan risiko munculnya preeklampsia pada setiap peningkatan


indeks masa tubuh. Sebuah studi kohort mengemukakan bahwa ibu dengan indeks
masa tubuh >35 akan memiliki risiko mengalami preeklampsia sebanyak 2 kali
lipat.
h. Bad Obstetrik History

Ibu hamil yang pernah mempunyai riwayat preeklampsia, kehamilan


molahidatidosa, dan kehamilan ganda kemungkinan akan mengalami
preeklampsia pada kehamilan selanjutnya, terutama jika diluar kehamilan
menderita tekanan darah tinggi menahun.

4. Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi air
dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka
tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasai kenaikan tekanan perifer
agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema
yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.
Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia yang dapat
menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya
vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga
terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriola disertai perdarahan mikro tempat
endotel.
Pada preeklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi
sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal,
serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai
antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui
ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang
dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan
mengakibatkan antara lain ; adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas
lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, thromboksan dan
serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti,
terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta
akibat konsumsi oksigen dan perioksidase lemak (Nuraini, 2011).

5. Tanda dan gejala


Menurut Mitayani (2012), preeklamsia memiliki dua gejala yang sangat penting yaitu
hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab
dari kedua masalah diatas yaitu sebagai berikut:
a. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting pada
preeklamsia. Tekanan diastolik adalah tanda prognostik yang lebih andal
dibandingkan dengan tekanan sistolik. Pada tekanan diastolik sebesar 90 mmHg
atau lebih yang terjadi terus-menerus menunjukkan keadaan abnormal.
b. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan preeklamsia serta
bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan adalah tanda pertama
preeklamsia pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal ialah 0,5 kg
per minggu. Apabila 1 kg dalam seminggu, maka kemungkinan terjadinya
preeklamsia harus dicurigai. Peningkatan berat badan terutama disebabkan karena
retensi cairan serta selalu dapat ditemukan sebelum timbulnya gejala edema yang
tampak jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan yang
membesar.
c. Proteinuria
Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua, atau
tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat ditemukan serta dapat
mencapai 10 g/dL. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan
hipertensi serta kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan.
Adapaun gejala-gejala subyektif yang dirasakan pada preeklamsia yaitu sebagai
berikut.
1) Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, namun akan sering terjadi pada kasus-
kasus berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, dan
tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa.
2) Nyeri epigastrium
Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklamsia berat. Keluhan ini
disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat edema atau perdarahan.
3) Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasme arterial,
iskemia, serta edema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan
oleh ablasio retina. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan tanda-tanda
subjektif Proteinuria Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal
positif
6. Komplikasi
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin,
namun beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah
sebagai berikut (Marianti, 2017) :
a. Bagi Ibu
1) Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim
liver, dan rendahnya jumlah trombosit.
2) Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai
dengan kejang-kejang.
3) Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan
dengan fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika
mempunyai riwayat preeklamsia.
4) Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa
organ seperti, paru, ginjal, dan hati.
5) Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa
perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk pembekuan
darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena
protein tersebut terlalu aktif.
6) Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran
dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang akan
membahayakan keselamatan wanita hamil dan janin.
7) Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah
otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut. Ketika
seseorang mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami
kerusakan karena adanya penekanan dari gumpalan darah, dan juga karena
tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat terputusnya aliran darah,
kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.
b. Bagi Janin
1) Prematuritas.
2) Kematian Janin.
3) Terhambatnya pertumbuhan janin.
4) Asfiksia Neonatorum.
7. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia adalah
sebagai berikut (Abiee, 2012) :
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr %)
b) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
c) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
2) Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi hati
a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).
b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45
u/ml).
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= <31 u/l).
f) Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)
4) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)

b. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah

8. Penatalaksanaan
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah sebagai berikut:
a. Tirah Baring miring ke satu posisi.
b. Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ.
c. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
d. Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam pemberian cairan
infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
e. Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
f. Monitor keadaan janin (Aminoscopy, Ultrasografi).
Monitor tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus
pada usia kehamilan diatas 37 minggu.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN PRENATAL

DATA UMUM KLIEN


1. Initial Klien : Ny.D
2. Usia : 32 th
3. Status Perkawinan : Kawin
4. Pekerjaan : IRT
5. Pendidikan Terakhir : SMA

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu


Jenis Jenis Keadaan Bayi Masalah
No. Tahun Penolong
Persalinan kelamin Waktu Lahir Kehamilan
Normal BB
1. 2017 Normal Bidan P Tidak ada
3200gram
2. 2019 - - - - Abortus

Pengalaman menyusui : Ya Berapa lama : 6 Bulan


Riwayat Ginekologi :
1. Masalah Ginekologi : Klien mengatakan pernah keguguran hamil ke dua tahun 2019 usia
kehamilan 8 minggu.
2. Riwayat KB : klien mengatakan menggunakan KB suntik setiap dua bulan dan berhenti tahun
2019

Riwayat Kehamilan Saat Ini


HPHT : 3 Juli 2021 Taksiran Partus : 10 April 2022
BB sebelum hamil : 80kg TD sebelum hamil : 100/70 mmHg

Letak/Presentasi Usia Data


TD BB/TB TFU DJJ Keluhan
Janin Gestasi Lain
Kaki
bengkak
Posisi janin
34 dan TBJ:
160/90 90/163 30 cm melintang, belum 143x/mnt
minggu tekanan 2325gr
masuk PAP
darah
tinggi

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status Obstetrik : G3P1A1 H34 Minggu
Keadaan Umum : pucat Kesadaran : composmentis BB/TB : 90Kg/163cm
Tanda Vital :Tekanan Darah : 160/90 mmHg ; Nadi 100x/mnt; Suhu : 36,2OC
Pernapasan : 21x/menit

Kepala Leher :

Kepala : Bentuk mesosepal, wajah simetris, rambut hitam, berdistribusi normal, tidak
ada alopesia, tidak ada lesi, rambut bersih, tidak ada nyeri tekan, wajah terlihat
pucat
Mata : Tidak ada edema, tidak ada tanda infeksi, sclera anikterik, konjungtiva
anemis, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada penyempitan lapang
pandang, tidak ada hambatan gerakan bola mata, tidak ada strabismus, tidak
ada nystagmus, tidak menggunakan alat bantu melihat.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, mukosa hidung kering,
tidak ada napas cuping hidung, tidak ada siaonis
Mulut : Warna bibir pucat, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, mukosa mulut lembab,
tidak ada gigi berlubang, tidak ada karang gigi, jumlah gigi lengkap, tidak ada
bau mulut, mulut bersih
Telinga : bentuk telinga simetris, ukuran kanan kiri sama, telinga bersih, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan, hasil tes rinne hantaran udara lebih Panjang daripada
hantaran tulang, hasil tes swabach pendengaran klien dan perawat sama, hasil
tes weber getaran tulang kanan dan kiri sama.
Leher : warna kulit merata, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada pembesaran dan
distensi vena jugularis, tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran KGB,
reflek menelan baik.
Masalah khusus : resiko perfusi perifer tidak efektif

Dada :
Warna kulit dada sama rata dengan warna kulit tubuh lainnya, bentuk thorax normal, tidak ada
kelainan spinal, pola napas reguler, tidak ada lesi, pengembangan dada simetris, tidak ada edema,
taktil fremitus getaran teraba sama kanan dan kiri, tidak ada fraktur thorax, clavicula, scapula.
suara bronkus broncovesikular, suara lapang paru kanan dan kiri vesikuler, perkusi paru sonor.
Pemeriksaan jantung teraba denyut ictus cordis di ICS V midclavicular, tidak ada kardiomegali,
terdengar bunyi S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan, perkusi jantung dullness.
Payudara simetris, tidak ada lesi, Puting susu bentuk normal, tidak ada lesi, Pengeluaran ASI
belum ada.
Masalah Khusus : tidak ada

Abdomen:
Bentuk simetris, terdapat línea nigra, tidak ada striae, bising usus 8x/mnt, DJJ 143/mnt, perkusi
hepar dullnes, perkusi lambung thympani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, tidak ada tanda
apendisitis, tidak ada spider navy, tidak ada bunyi bruit. Pemeriksaan Leopold I, Tinggi fundus
uterus 27cm, bagian atas kosong. Leopold II teraba bagian kanan keras, bulat (kepala), teraba
bagian kiri lunak bulat, tidak melenting (bokong). Leopold III teraba keras, memanjang
(punggung), belum ada penurunan kepala, Leopold IV belum masuk PAP. Terdapat kontraksi
dalam 10 menit kontraksi uterus sebanyak 4x selama kurang lebih 60 detik.
Masalah Khusus : posisi bayi melintang resiko cedera pada janin

Perineum dan genital.


Vagina tidak varises, vagina bersih, terdapat keputihan, warna jernih, konsistensi kental, tidak
ada bau, tidak ada hemorroid
Masalah Khusus : tidak ada

Ekstremitas
Ekstremitas Atas : tidak ada hiperpigmentasi, bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada edema
ekstremitas atas kanan dan kiri, tidak ada krepitasi, tidak ada varises, palpasi nadi radialis lemah,
CRT kanan dan kiri <2 detik, tidak ada nyeri tekan, ROM kedua ekstremitas kanan dan kiri dapat
melakukan feleksi dan ekstensi, mampu melakukan abduksi adduksi secara mandiri.
Ekstremitas Bawah : tidak ada hiperpigmentasi, bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada
krepitasi, tidak ada varises, terdapat edema lokasi tungkai kanan grade I (kedalaman 2 mm dan
kembali 2 detik) dan tungkai kiri grade I (2 mm dan kembali 2 detik), dorsalis pedis kanan grade
II (Kedalaman 3 mm dan waktu kembali 5 detik), dorsalis pedis kiri grade II (kedalaman 3mm
dan waktu kembali 4 detik), CRT kanan dan kiri <2 detik, tidak ada nyeri tekan, ROM kedua
ekstremitas kanan dan kiri dapat melakukan feleksi dan ekstensi mampu melakukan mandiri
pemeriksaan patella kanan kiri +2
Kekuatan otot: 5555|5555
5555|5555
Masalah Khusus : kaki bengkak sejak usia kehamilan 29 minggu, resiko perfusi jaringan perifer
tidak efektif

Eliminasi:
Kebiasaan sebelum di RS BAK 7-8x/hari, warna kuning jernih, bau khas urine, saat pemeriksaan
fisik terpasang Dower Cateter 2 hari yang lalu, Kebiasaan BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna
kuning kecoklatan, tidak menggunakan obat pencahar, terakhir Defekasi 13/3/2021.
Total cairan masuk : 1415ml
RL Drip MgSo4= 500ml
Dexametason = 10ml
Air = 900ml
AM (5X90) = 300ml

Total cairan yang keluar : 2150ml


Urin = 1100ml/24jam
IWL = (15X90/24 = 56,25 ml/jam)
Jika dalam 24 jam = 1350ml
Balance cairan:
= cm – ck
= 1710-2450
= -740
Urine Output/24 jam 1100 ml (1100:90:24 = 0,5)
Masalah Khusus : tidak ada

Istirahat dan Kenyamanan.


Kebiasaan tidur khusus tidak ada, malam lama 8 jam dan siang 1 jam
Keluhan ketidaknyamanan : klien mengeluh sesak jika tidur posisi terlentang

Mobilisasi dan Latihan :


Tingkat mobilisasi : klien melakukan mobilisasi berpindah dari tempat tidur ke kursi roda
dibantu orang lain, klien BAK dibantu menggunakan DC. Klien mengatakan dianjurkan banyak
beristirahat.
Latihan/senam : tidak ada
Masalah Khusus : klien mengatakan tidak nyaman dalam beraktivitas karena kaki bengkak

Nutrisi dan Cairan :


Asupan Nutrisi : klien makan 3x/hari, 2x selingan, makan selalu dihabiskan, Nafsu
makan baik
Asupan Cairan : klien minum sehari 2 botol air mineral ukuran 600ml
Masalah Khusus : tidak ada

Keadaan Mental :
Adaptasi Psikologis : klien mengatakan tidak pernah hamil dengan tekanan darah sampai
200/110 mmHg, klien mengatakan takut jika di operasi sc, klien sering
bertanya tentang kondisinya.
Penerimaan terhadap kehamilan : klien menerima kondisi kehamilan dan mendapat dukungan
dari suami, dan keluarga.
Masalah Khusus : ansietas
Pola hidup yang meningkatkan risiko kehamilan : klien melakukan aktivitas berlebihan

Persiapan Persalinan :
( )Senam hamil
(√)Rencana tempat melahirkan
(√)Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
( )Kesiapan mental ibu dan keluarga
( )Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses persalinan
( )Perawatan payudara

Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :


 RL Drip MgSO4 500cc
 Dexamethason 1x1 amp (IV)
 Nifedipin 4x10mg oral

Hasil Pemeriksaan Penunjang : 29-03-2022


Pemeriksaan darah lengkap
TES HASIL REFERENSI
Hemoglobin 14 12,0-16,0 g/dl
Leukosit 6,6 3,80-10,6x10^3/ul
Hematokrit 41,5 40-52%
Trombosit 204 140-440 x10^3/ul
GDS 124 <180 mg/dl
Ureum 38 0-50 mg/dl
Kreatinin 1,3 0-1,3
Natrium 135 135-147mEq/L
Kalium 5,0 3,5-5,0 mEq/L
Chloride 96 95-105 mEq/L

Pemeriksaan urine : protein urine +3

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN


Ny. D usia 32 th dengan G3P1A1H34 minggu, diagnosa medis PEB, keluhan saat ini tekanan
darah tinggi. Klien mengatakan sebelum di rujuk ke RS melakukan pemeriksaan ke bidan dengan
tekanan darah 200/110 mmHg. klien mengatakan riwayat kehamilan sebelumnya tekanan darah
normal. Klien mengatakan riwayat persalinan lalu tahun 2017, jenis persalinan normal, penolong
bidan, jenis kelamin bayi perempuan, keadaan bayi waktu lahir normal dengan berat badan
3200gr, tidak ada masalah dalam kehamilan pertama. Tahun 2019 mengalami abortus saat usia
kehamilan 8 minggu. Klien mengatakan pernah menyusui anak pertama selama 6 bulan. Riwaya
menggunakan KB, Klien mengatakan pernah mengguanakan KB suntik setiap dua bulan dan
berhenti tahun 2019. HPHT: 3 Juli 2021, taksiran partus: 10 April 2022. Berat badan sebelum
hamil 80Kg dan Tekanan darah sebelum hamil 100/70mmHg. Hasil pemeriksaan fisik tanggal 28
maret 2022, keadaan umum klien tampak pucat, kesadaran composmentis, BB 90kg, TB 163cm,
TBJ 2325Kg. Tekanan Darah : 160/90 mmHg ; Nadi 100x/mnt; Suhu : 36,2OC, Pernapasan :
21x/menit. Pemeriksaan kepala bentuk mesosepal, wajah simetris, rambut hitam, berdistribusi
normal, tidak ada alopesia, tidak ada lesi, rambut bersih, tidak ada nyeri tekan, wajah terlihat
pucat. Pemeriksaan mata tidak ada edema, tidak ada tanda infeksi, sclera anikterik, konjungtiva
anemis, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada penyempitan lapang pandang, tidak ada
hambatan gerakan bola mata, tidak ada strabismus, tidak ada nystagmus, tidak menggunakan
alat bantu melihat. Pemeriksaan hidung bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
mukosa hidung kering, tidak ada napas cuping hidung, tidak ada siaonis. Pemeriksaan mulut,
warna bibir pucat, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, mukosa mulut lembab, tidak ada gigi
berlubang, tidak ada karang gigi, jumlah gigi lengkap, tidak ada bau mulut, mulut bersih.
Pemeriksaan telinga, bentuk telinga simetris, ukuran kanan kiri sama, telinga bersih, tidak ada
lesi, tidak ada nyeri tekan, hasil tes rinne hantaran udara lebih Panjang daripada hantaran tulang,
hasil tes swabach pendengaran klien dan perawat sama, hasil tes weber getaran tulang kanan dan
kiri sama. Pemeriksaan leher, warna kulit merata, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada
pembesaran dan distensi vena jugularis, tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran KGB,
reflek menelan baik. Pemeriksaan dada, Warna kulit dada sama rata dengan warna kulit tubuh
lainnya, bentuk thorax normal, tidak ada kelainan spinal, pola napas reguler, tidak ada lesi,
pengembangan dada simetris, tidak ada edema, taktil fremitus getaran teraba sama kanan dan
kiri, tidak ada fraktur thorax, clavicula, scapula. suara bronkus broncovesikular, suara lapang
paru kanan dan kiri vesikuler, perkusi paru sonor. Pemeriksaan jantung teraba denyut ictus cordis
di ICS V midclavicular, tidak ada kardiomegali, terdengar bunyi S1 dan S2, tidak ada bunyi
jantung tambahan, perkusi jantung dullness. Payudara simetris, tidak ada lesi, Puting susu
bentuk normal, tidak ada lesi, Pengeluaran ASI belum ada. Pemeriksaan abdomen bentuk
simetris, terdapat línea nigra, tidak ada striae, bising usus 8x/mnt, DJJ 143/mnt, perkusi hepar
dullnes, perkusi lambung thympani, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, tidak ada tanda
apendisitis, tidak ada spider navy, tidak ada bunyi bruit. Pemeriksaan Leopold I, Tinggi fundus
uterus 27cm, bagian atas kosong. Leopold II teraba bagian kanan keras, bulat (kepala), teraba
bagian kiri lunak bulat, tidak melenting (bokong). Leopold III teraba keras, memanjang
(punggung), belum ada penurunan kepala, Leopold IV belum masuk PAP. Terdapat kontraksi
dalam 10 menit kontraksi uterus sebanyak 4x selama kurang lebih 60 detik. Pemeriksaan
perineum dan vagina, vagina tidak varises, vagina bersih, terdapat keputihan, warna jernih,
konsistensi kental, tidak ada bau, tidak ada hemorroid. Pemeriksaan ekstremitas, Ekstremitas
Atas : tidak ada hiperpigmentasi, bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada edema ekstremitas
atas kanan dan kiri, tidak ada krepitasi, tidak ada varises, palpasi nadi radialis lemah, CRT kanan
dan kiri <2 detik, tidak ada nyeri tekan, ROM kedua ekstremitas kanan dan kiri dapat melakukan
feleksi dan ekstensi, mampu melakukan abduksi adduksi secara mandiri.
Ekstremitas Bawah : tidak ada hiperpigmentasi, bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada
krepitasi, tidak ada varises, terdapat edema lokasi tungkai kanan grade I (kedalaman 2 mm dan
kembali 2 detik) dan tungkai kiri grade I (2 mm dan kembali 2 detik), dorsalis pedis kanan grade
II (Kedalaman 3 mm dan waktu kembali 5 detik), dorsalis pedis kiri grade II (kedalaman 3mm
dan waktu kembali 4 detik), CRT kanan dan kiri <2 detik, tidak ada nyeri tekan, ROM kedua
ekstremitas kanan dan kiri dapat melakukan feleksi dan ekstensi mampu melakukan mandiri
pemeriksaan patella kanan kiri +2
Kekuatan otot: 5555|5555
5555|5555
Pemeriksaan Eliminasi, Kebiasaan sebelum di RS BAK 7-8x/hari, warna kuning jernih, bau khas
urine, saat pemeriksaan fisik terpasang Dower Cateter 2 hari yang lalu, Kebiasaan BAB 1x/hari,
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, tidak menggunakan obat pencahar, terakhir
Defekasi 13/3/2021. Urine Output/24 jam 1100 ml (1100:90:24 = 0,5). Kebiasaan tidur khusus
tidak ada, malam lama 8 jam dan siang 1 jam. Pengakijan Nutrisi dan Cairan, Asupan Nutrisi:
klien makan 3x/hari, 2x selingan, makan selalu dihabiskan, Nafsu makan baik. Asupan Cairan:
klien minum sehari 2 botol air mineral ukuran 600ml . klien mengatakan cemas, klien
mengatakan tidak pernah hamil dengan tekanan darah sampai 200/110 mmHg, klien mengatakan
takut jika di operasi sc, klien sering bertanya tentang kondisinya. Pemeriksaan penunjang urine
protein +3.
Analisa data
Data Etiologi Problem
Data subyektif: Preeklamsia Perfusi perifer tidak efektif
- Klien mengatakan tidak ↓ (D.0009)
pernah hamil dengan
tekanan darah sampai Peningkatan Tekanan darah
200/110 mmHg ↓
Data obyektif:
Perfusi perifer tidak efektif
- Pemeriksaan Konjungtiva
anemis
- Inspeksi Mukosa bibir
pucat
- Klien terlihat pucat
- Palpasi nadi radialis teraba
lemah
- Edema lokasi tungkai
kanan grade I (kedalaman 2
mm dan kembali 2 detik)
dan tungkai kiri grade I (2
mm dan kembali 2 detik),
dorsalis pedis kanan grade
II (Kedalaman 3 mm dan
waktu kembali 5 detik),
dorsalis pedis kiri grade II
(kedalaman 3mm dan
waktu kembali 4 detik)
- Tekanan darah
160/90mmHg
Data subyektif: Penyakit penyerta (PEB) Resiko cedera pada ibu
Data obyektif: ↓ (D. 0137)
- Diagnose medis: Pre Resiko kejang
eklamsi berat
- TD 160/90mmHg ↓
Protein urine +3 Resiko cedera pada ibu
Data subyektif: klien belum mendapat Ansietas
informasi operasi sc
- Klien mengatakan takut (D.0080)
jika di operasi sc ↓
- Klien mengatakan belum
pernah menjalani operasi kurang informasi
SC ↓
Data objektif: ansietas
- Tekanan darah
160/90mmHg
Muka klien terlihat pucat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dibuktikan

dengan nadi perifer teraba lemah, warna kulit pucat, edema

2. Resiko cidera pada ibu dibuktikan dengan penyakit penyerta preeklamsi berat

3. Ansietas bergubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan merasa bingung,

merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tekanan darah, muka tampak pucat
INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Diagnose SLKI SIKI


keperawatan
Sabtu, 09 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
April 2022 efektif berhubungan intervensi keperawatan (I.02079)
dengan peningkatan selama 2x4 jam maka
1. Observasi
tekanan darah perfusi perifer
- Periksa sirkulasi
dibuktikan dengan meningkat dengan
perifer (mis. Nadi
kriteria hasil: perifer, edema,
Data subyektif:
- Klien mengatakan 1. Kekuatan nadi pengisian kapiler,
tidak pernah perifer meningkat warna, suhu, ankle
hamil dengan 2. Warna kulit pucat brachial index)
tekanan darah menurun - Identifikasi factor
sampai 200/110 3. Edema perifer resiko gangguan
mmHg menurun sirkulasi (mis,
4. Tekanan darah diabetes, perokok,
Data obyektif: sistol dan diastole orang tua, hipertensi,
- Pemeriksaan 110/80mmHg. dan kadar kolesterol
Konjungtiva tinggi)
anemis 2. Terapeutik
- Inspeksi Mukosa - Hindari pemasangan
bibir pucat infus atau
- Klien terlihat pengambilan darah di
pucat area keterbatasan
- Palpasi nadi perfusi
radialis teraba - Hindari pengukuran
lemah tekanan darah pada
- Edema lokasi ekstremitas dengan
tungkai kanan keterbatasan perfusi
grade I 3. Edukasi
(kedalaman 2 mm - Anjurkan
dan kembali 2 menggunakan obat
detik) dan tungkai penurun tekanan
kiri grade I (2 mm darah, jika perlu
dan kembali 2 Edukasi proses penyakit
detik), dorsalis (I.12444)
pedis kanan grade
1. Observasi
II (Kedalaman 3
- Identifikasi kesiapan
mm dan waktu
dan kemampuan
kembali 5 detik),
menerima indormasi
dorsalis pedis kiri
2. Terapeutik
grade II
- Siapkan materi dan
(kedalaman 3mm media Pendidikan
dan waktu Kesehatan
kembali 4 detik) - Jadwalkan Pendidikan
- Tekanan darah Kesehatan sesuai
160/90mmHg kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
3. Edukasi
- Jelaskan penyebab dan
factor resiko penyakit
- Jelaskan proses
patofisiologi
munculnya penyakit
- Jelaskan tanda dan
gejala penyakit yang
ditimbulkan oleh
penyakit
- Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
- Ajarkan melapor jika
merasakan tanda dan
gejala memperberat
atau tidak biasa.
Pemantauan cairan
(I.03121)
1. Observasi
- Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
- Monitor frekuensi
napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor elastisitas
turgor kulit
- Monitor jumlah,
warna, berat jenis
urine
- Monitor intake output
cairan

2. Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan dengan
kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pengaturan posisi
(I.01019)
1. Observasi
- Monitor status
oksigenasi sebelum
dan sesudah
mengubah posisi
2. Terapeutik
- Tinggikan anggota
gerak 20O atau lebih
diatas level janrung
- Tinggikan tempat
tidur bagian kepala
- Berikan bantal yang
tepat pada leher
- Berikan topangan
pada area edema
- Motivasi melakukan
ROM aktif atau pasif
- Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi, sesuai
kebutuhan
- Ubah posisi setiap 2
jam

3. Edukasi
- Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi

Manajemen spesimen
darah (I.02047)
1. Observasi
- Identifikasi jenis
pemeriksaan
specimen
2. Terapeutik
- Ambil specimen
darah sesuai
kebutuhan
- Sediakan wadah
spesiemn darah yang
diperlukan
- Gunakan alat
mengambil specimen
sesuai kebutuhan
- Labeli specimen
dengan data-data
yang diperlukan
(mis. Nama pasien,
nomer rekam medis,
tanggal dan waktu
pengambilan
specimen)
- Lengkapi formulir
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
- Kirim specimen ke
laboratorium
Sabtu, 09 Resiko cidera pada Setelah dilakukan Pencegahan cedera
April 2022 ibu dibuktikan intervensi keperawatan (I.14537)
dengan penyakit selama 2x4 jam maka
1. Terapeutik
penyerta preeklamsi tingkat cedera menurun
- Pastikan bel panggilan
berat dengan kriteria hasil:
atau telepon mudah
1. Kejadian cedera dijangkau
menurun - Pastikan barang-
2. Kemampuan barang pribadi mudah
mengidentifikasi dijangkau
factor resiko/ pemicu - Pertahankan posisi
kejang meningkat tempat tidur diposisi
Kemampuan mencegah terendah saat
factor resiko/ pemicu digunakan
kejang meningkat - Pastikan roda tempat
tidur atau kursi roda
dalam kondisi terkunci
- Gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
dengan fasilitas
pelayanan Kesehatan
- Diskusikan Bersama
anggota keluarga
uamh dapay
mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi
observasi dan
pegawasan pasien,
sesuai kebutuhan

2. Edukasi
- Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
- Anjurkan bergantu
posisi secara perlahan
dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
Perawatan kehamilan
resiko tinggi (I. 14560)
1. Observasi
- Identifikasi Riwayat
obsetris (mis.
Prematuritas, post
maturitas,
preeklamsia,
kehamilan multifetal,
retardasi pertumbuhan
intrauterine, abrupsi,
plasenta previa,
sentisitasi Rh, ketuban
pecah dini, dan
Riwayat kelainan
genetic keluarga)
- Monitor sosial dan
demografi (mis. Usia
ibu, ras, kemiskinan,
terlambat atau tidak
ada perawatan
prenatal, penganiayaan
fisik, dan
penyalahgunaan zat)
- Monitor status fisik
dan psikososial selama
kehamilan

2. Terapeutik
- Damping ibu saat
cemas
- Diskusikan
ketidaknyamanan
selama hamil
- Diskusikan persiapan
persalinan dan
kelahiran
3. Edukasi
- Jelaskan risiko janin
mengalami kelahiran
premature
- Informasikan
kemungkinan
intervensi selama
proses kelahiran (mis.
Pemantauan janin
elektronik
intrapartum, induksi,
perawatan SC)
- Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan
Kesehatan
- Anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan
beristirahat yang
cukup
- Anjurkan aktivitas
yang aman selama
hamil
- Ajarkan mengenali
tanda bahaya (mis.
Perdarahan vagina
merah terang,
perubahan cairan
ketuban, penurunan
Gerakan janin,
kontraksi sebelum 37
minggu, sakit kepala,
gangguan penglihatan,
nyeri epigastric, dan
penambahan berat
badan yang cepat
dengan edema wajah)
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
spesaialis jika
ditemukan tanda dan
bahaya kehamilan
Persiapan pemeriksaan
Ultrasonografi (USG)
(I.14574)
1. Observasi
- Identifikasi
pengetahuan tentang
prosedur pemeriksaan
- Monitor hasil
pemeriksaan
2. Terapeutik
- Siapkan pasien secara
fisik dan emosional
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemeriksaan

Promosi dukungan
spiritual (I.09306)
1. Terapeutik
- Tunjukkan
keterbukaan, empati
dan kesediaan
mendengarkan
perasaan pasien
- Yakinkan bahwa
perawat selalu ada dan
mendukung

- Motivasi penggunaan
sumber spiritual
2. Edukasi
- Anjurkan untuk
berdoa

- Anjurkan penggunaan
media
spiritualAnjurkan
metode relaksasi (mis.
Teknik napas dalam,
imajinasi terbimbing,
dan meditasi)
Sabtu, 09 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
April 2022 berhubungan dengan intervensi keperawatan
1. Observasi
kurang terpapar selama 2x4 jam maka
- Identifikasi saat
informasi dibuktikan tingkat ansietas
tingkat ansietas
dengan menurun dengan berubah (mis. Kondisi,
kriteria hasil: waktu, stressor)
Data subyektif:
1. Verbalisasi - Identifikasi
- Klien mengatakan kebingungan kemampuan
takut jika di 2. Verbalisasi khawatir mengambil keputusan,
operasi sc akibat kondisi yang monitor tanda-tanda
- Klien mengatakan dihadapi menurun ansietas (verbal dan no
belum pernah 3. Pucat menurun verbal)
menjalani operasi Tekanan darah 2. Terapeutik
SC
110/80mmHg - Temani pasien untuk
Data objektif:
mengurangi
- Tekanan darah kecemasan, jika
160/90mmHg memungkinkan
Muka klien terlihat - Pahami situasi yang
pucat membuat ansietas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
3. Edukasi
- Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih Teknik relaksasi
Teknik distraksi (I.08247)
1. Observasi
- Identifikasi pilihan
Teknik distraksi yang
diinginkan
2. Terapeutik
- Gunakan Teknik
distraksi
3. Edukasi
- Jelaska manfaat dan
jenis distraksi bagi
panca indera
- Anjurkan
menggunakan Teknik
sesuai dengan tingkat
energi, kemampuan,
usia, tingkat
perkembangan
- Anjurkan berlatih
Teknik distraksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ Diagnosis
No Tanggal Keperawatan Evaluasi
Implementasi

1. Sabtu Perfusi perifer - Memeriksa sirkulasi S:


09/4/2022 - Klien mengatakan kaki
tidak efektif perifer Nadi perifer, masih bengkak
berhubungan edema, pengisian kapiler O:
dengan - Menghindari - TD: 150/90mmHg,
peningkatan pemasangan infus atau - HR 90x/mnt,
tekanan darah pengambilan darah di - RR 17x/mnt
dibuktikan area keterbatasan perfusi - Edema tungkai kanan
dan kiri grade I
dengan nadi - Menghindari pengukuran (kedalaman 2mm,
perifer teraba tekanan darah pada waktu Kembali 2
detik)
lemah, warna ekstremitas dengan
- Edema punggung kaki
kulit pucat, keterbatasan perfusi grade II (Kedalaman 3
edema - Menganjurkan mm dan waktu
Kembali 4 detik)
menggunakan obat
- Intake:
penurun tekanan darah,
RL drip MgSO4
jika perlu 500ml
- Memonitor frekuensi dan Dexametasone 10ml
kekuatan nadi Minum 600ml
- Memonitor frekuensi AM 300ml
napas Output :
- Memonitor tekanan Urine 1000ml/24 jam
darah IWL 1350ml

- Memonitor elastisitas BAB 100ml

turgor kulit Balance : 1410-2450=


- 1040
- Memonitor jumlah,
- Urine 0,4/kg/jam
warna, berat jenis urine
- Warna urin kuning
- Memonitor intake output jernih
cairan - Turgor kulit baik
- Mengatur interval waktu - Warna muka pucat
pemantauan TTV setiap - Nadi teraba kuat
satu jam dan Urine setiap A: masalah belum teratasi
4 jam - Kekuatan nadi perifer
meningkat
- Menjelaskan tujuan dan
- Warna kulit pucat menurun
prosedur pemantauan
- Menginformasikan hasil - Edema perifer menurun

pemantauan, jika perlu - Tekanan darah sistol dan


diastole 110/80mmHg.
- Meninggikan anggota
P: lanjutkan intervensi
gerak 20O diatas level
- Kolaborasi pemberian
janrung antiangina (Nifedipin
3x10mg)
- Meninggikan tempat
- Monitor tekanan darah,
tidur bagian kepala semi frekuensi nadi dan
kekuatan nadi, respirasi
fowler
rate setiap jam
- Memberikan bantal yang - Monitor intake output
- Monitor warna dan jumlah
tepat pada leher
urine
- Memberikan topangan - Periksa sirkulasi perifer
Nadi perifer, edema,
pada area edema
pengisian kapiler
- Memotivasi melakukan - Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
ROM aktif atau pasif
- Berikan topangan diarea
- Memotivasi terlibat edema
dalam perubahan posisi,
sesuai kebutuhan
- Mengubah posisi setiap
2 jam
- Menginformasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi

2. Sabtu Resiko cidera - Memastikan bel S:


09/4/2022 pada ibu panggilan atau telepon - Klien mengatakan
istirahat 8 jam
dibuktikan mudah dijangkau - Klien mengatakan
mudah dalam
dengan - Memastikan barang- menjangkau barang-
penyakit barang pribadi mudah barang
O:
penyerta dijangkau
- Posisi tempat tidur
preeklamsi - Mempertahankan posisi posisi terendah
berat tempat tidur diposisi - Handrail terpasang
terendah saat digunakan
- Memastikan roda tempat A: masalah belum teratasi
- Kejadian cedera menurun
tidur atau kursi roda
P: lanjutkan intervensi
dalam kondisi terkunci
- Pertahankan posisi
- Menggunakan pengaman tempat tidur diposisi
tempat tidur sesuai terendah saat
digunakan
dengan fasilitas
- Pastikan roda tempat
pelayanan Kesehatan
tidur atau kursi roda
- Mendiskusikan Bersama dalam kondisi terkunci
anggota keluarga yang - Gunakan pengaman
mendampingi pasien tempat tidur sesuai
dengan fasilitas
- Meningkatkan frekuensi pelayanan Kesehatan
observasi dan pegawasan
- Informasikan
pasien, sesuai kebutuhan kemungkinan
- Menjelaskan alasan intervensi selama
proses kelahiran (mis.
intervensi pencegahan Pemantauan janin
jatuh ke pasien dan elektronik intrapartum,
induksi, perawatan SC)
keluarga
- Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan
Kesehatan
Menganjurkan ibu untuk - Anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan
beraktivitas dan beristirahat
beristirahat yang cukup
yang cukup
- Anjurkan aktivitas
yang aman selama
hamil
- Ajarkan mengenali
tanda bahaya (mis.
Perdarahan vagina
merah terang,
perubahan cairan
ketuban, penurunan
Gerakan janin,
kontraksi sebelum 37
minggu, sakit kepala,
gangguan penglihatan,
nyeri epigastric, dan
penambahan berat
badan yang cepat
dengan edema wajah)
- Identifikasi
pengetahuan tentang
prosedur pemeriksaan
USG
- Monitor hasil
pemeriksaan USG

3 Sabtu Ansietas - Mengidentifikasi saat S:


09/4/2022 bergubungan - Klien mengungkapan
tingkat ansietas berubah
dengan lebih merasa rileks
kurang (mis. Kondisi, waktu, setelah mendengar
terpapar murrotal
stressor)
informasi - Klien mengungkapkan
dibuktikan - Mengidentifikasi merasa takut di ruangan
operasi tidak bisa
dengan kemampuan mengambil
ditemani keluarga
merasa
keputusan, monitor O:
bingung, -TD: 150/90mmHg
merasa tanda-tanda ansietas
-Ekspresi wajah klien
khawatir (verbal dan no verbal) tidak tampak tegang
dengan akibat A: masalah belum teratasi
dari kondisi - Menemani pasien untuk
- Verbalisasi kebingungan
yang mengurangi kecemasan,
dihadapi, - Verbalisasi khawatir
jika memungkinkan akibat kondisi yang
tekanan darah,
muka tampak - Memahami situasi yang dihadapi menurun
pucat membuat ansietas - Pucat menurun
- Mendengarkan dengan - Tekanan darah
penuh perhatian 110/80mmHg
P:
- Menggunakan - Anjurkan keluarga untuk
pendekatan yang tenang tetap bersama pasien, jika
perlu
dan meyakinkan
- Menginformasikan - Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
secara factual mengenai
- Latih Teknik relaksasi
diagnosis, pengobatan,
- Identifikasi pilihan Teknik
dan prognosis
distraksi yang diinginkan
- Menganjurkan keluarga
- Gunakan Teknik distraksi
untuk tetap bersama
- Jelaska manfaat dan jenis
pasien, jika perlu distraksi bagi panca indera
- Menganjurkan
- Anjurkan menggunakan
mengungkapkan Teknik sesuai dengan
perasaan dan persepsi tingkat energi,
kemampuan, usia, tingkat
- Melatih Teknik relaksasi perkembangan
napas dalam
- Mdentifikasi pilihan
Teknik distraksi yang
diinginkan
- Menggunakan Teknik
distraksi mendengarkan
murrotal Ar Rahman
selama 15 menit
- Menjelaskan manfaat
dan jenis distraksi bagi
panca indera
- Menganjurkan
menggunakan Teknik
sesuai dengan tingkat
energi, kemampuan,
usia, tingkat
perkembangan
1. Sabtu Perfusi perifer - Memeriksa sirkulasi S:
09/4/2022 tidak efektif perifer Nadi perifer, - Klien mengatakan kaki
masih bengkak
berhubungan edema, pengisian
dengan kapiler O:
peningkatan - TD: 150/80mmHg,
- Menghindari
tekanan darah
pemasangan infus atau - HR 90x/mnt,
dibuktikan
pengambilan darah di RR 17x/mnt
dengan nadi -
area keterbatasan perfusi
perifer teraba - Edema tungkai kanan
lemah, warna - Menghindari dan kiri grade I
kulit pucat, pengukuran tekanan (kedalaman 2mm,
edema darah pada ekstremitas waktu Kembali 2
dengan keterbatasan detik)
perfusi - Edema punggung kaki
- Menganjurkan grade II (Kedalaman 3
mm dan waktu
menggunakan obat
Kembali 4 detik)
penurun tekanan darah,
jika perlu - Intake:

- Memonitor frekuensi dan RL drip MgSO4


500ml
kekuatan nadi
Dexametasone 10ml
- Memonitor frekuensi
Minum 800ml
napas AM 300ml
- Memonitor tekanan Output :
darah Urine 1200ml/24 jam
- Memonitor elastisitas IWL 1350ml
turgor kulit Balance : 1610-2450=
- Memonitor jumlah, - 840

warna, berat jenis urine - Urine 0,6/kg/jam


- Warna urin kuning
- Memonitor intake output
jernih
cairan
- Turgor kulit baik
- Mengatur interval waktu - Warna muka pucat
pemantauan TTV setiap - Nadi teraba kuat
satu jam dan Urine setiap A: masalah belum teratasi
4 jam - Kekuatan nadi perifer
meningkat
- Menjelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan - Warna kulit pucat menurun

- Menginformasikan hasil - Edema perifer menurun

pemantauan, jika perlu - Tekanan darah sistol dan


diastole 110/80mmHg.
- Meninggikan anggota
gerak 20O diatas level P: lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian
janrung antiangina (Nifedipin
- Meninggikan tempat 3x10mg)
- Monitor tekanan darah,
tidur bagian kepala semi frekuensi nadi dan
fowler kekuatan nadi, respirasi
rate setiap jam
- Memberikan bantal yang - Monitor intake output
- Monitor warna dan jumlah
tepat pada leher
urine
- Memberikan topangan - Periksa sirkulasi perifer
pada area edema Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler
- Memotivasi melakukan - Tinggikan tempat tidur
ROM aktif atau pasif bagian kepala
- Berikan topangan diarea
- Memotivasi terlibat edema
dalam perubahan posisi,
sesuai kebutuhan
- Mengubah posisi setiap
2 jam
- Menginformasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
2. Sabtu Resiko cidera - Memastikan bel S:
09/4/2022 pada ibu - Klien mengatakan
panggilan atau telepon istirahat 8 jam
dibuktikan - Klien mengatakan
dengan mudah dijangkau mudah dalam
penyakit - Memastikan barang- menjangkau barang-
penyerta barang
preeklamsi barang pribadi mudah O:
berat dijangkau - Posisi tempat tidur
posisi terendah
- Mempertahankan posisi
- Handrail terpasang
tempat tidur diposisi
- Hasil USG AFI <5
terendah saat digunakan
- Memastikan roda tempat
A: masalah belum teratasi
tidur atau kursi roda - Kejadian cedera menurun

dalam kondisi terkunci P: lanjutkan intervensi


- Menggunakan pengaman - Pertahankan posisi
tempat tidur diposisi
tempat tidur sesuai terendah saat
dengan fasilitas digunakan
pelayanan Kesehatan - Pastikan roda tempat
- Mendiskusikan Bersama tidur atau kursi roda
dalam kondisi terkunci
anggota keluarga yang
- Gunakan pengaman
mendampingi pasien tempat tidur sesuai
- Meningkatkan frekuensi dengan fasilitas
pelayanan Kesehatan
observasi dan pegawasan
pasien, sesuai kebutuhan - Informasikan
kemungkinan
- Menjelaskan alasan intervensi selama
intervensi pencegahan proses kelahiran (mis.
Pemantauan janin
jatuh ke pasien dan
elektronik intrapartum,
keluarga induksi, perawatan SC)
- Menganjurkan ibu untuk - Anjurkan melakukan
beraktivitas dan perawatan diri untuk
meningkatkan
beristirahat yang cukup
Kesehatan
- Monitor hasil
- Anjurkan ibu untuk
pemeriksaan USG
beraktivitas dan
beristirahat yang cukup
- Anjurkan aktivitas
yang aman selama
hamil
- Ajarkan mengenali
tanda bahaya (mis.
Perdarahan vagina
merah terang,
perubahan cairan
ketuban, penurunan
Gerakan janin,
kontraksi sebelum 37
minggu, sakit kepala,
gangguan penglihatan,
nyeri epigastric, dan
penambahan berat
badan yang cepat
dengan edema wajah)

3. Selasa Ansietas - Mengidentifikasi saat S:


09/4/2022 bergubungan - Klien mengungkapan
tingkat ansietas berubah
dengan lebih merasa rileks
kurang (mis. Kondisi, waktu, setelah mendengar
terpapar murrotal
stressor)
informasi O:
dibuktikan - Mengidentifikasi -TD: 150/80mmHg
-Ekspresi wajah klien
dengan kemampuan mengambil
tidak tampak tegang
merasa
keputusan, monitor A: masalah belum teratasi
bingung, - Verbalisasi kebingungan
merasa tanda-tanda ansietas
khawatir (verbal dan no verbal) - Verbalisasi khawatir
dengan akibat akibat kondisi yang
dari kondisi - Menemani pasien untuk dihadapi menurun
yang mengurangi kecemasan, - Pucat menurun
dihadapi,
jika memungkinkan
tekanan darah, - Tekanan darah
muka tampak - Memahami situasi yang 110/80mmHg
pucat membuat ansietas P:
- Anjurkan keluarga untuk
- Mendengarkan dengan tetap bersama pasien, jika
penuh perhatian perlu

- Menggunakan - Anjurkan mengungkapkan


perasaan dan persepsi
pendekatan yang tenang
dan meyakinkan - Latih Teknik relaksasi

- Menginformasikan - Identifikasi pilihan Teknik


secara factual mengenai distraksi yang diinginkan
diagnosis, pengobatan, - Gunakan Teknik distraksi
dan prognosis - Jelaska manfaat dan jenis
distraksi bagi panca indera
- Menganjurkan keluarga - Anjurkan menggunakan
untuk tetap bersama Teknik sesuai dengan
tingkat energi,
pasien, jika perlu kemampuan, usia, tingkat
- Menganjurkan perkembangan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Melatih Teknik relaksasi
napas dalam
- Mdentifikasi pilihan
Teknik distraksi yang
diinginkan
- Menggunakan Teknik
distraksi mendengarkan
murrotal Ar Rahman
selama 15 menit
- Menjelaskan manfaat
dan jenis distraksi bagi
panca indera
- Menganjurkan
menggunakan Teknik
sesuai dengan tingkat
energi, kemampuan,
usia, tingkat
perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

Lowdermilk, Perry, Cashion. (2013). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika


POGI. (2016). PNPK Pre Eklamsi. Retrieved from https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-
ppk/
SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: PPNI.
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI.
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI.
Sukarni, I. (2017). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko

Anda mungkin juga menyukai