AUDIT INTERNAL
OLEH
KELOMPOK 6:
ELVIRA DIAN (0813066)
CHERY (0813067)
HYPPO CRATES D (0813068)
0
1
kelompok, kebutuhan waktu untuk kegiatan non operasi dan pendokumentasian serta
penulisan draf laporan audit berisi hasil-hasil pekerjaan lapangan.
7. Metode pekerjaan lapangan - Ada enam metode, yaitu: observasi, konfirmasi,
verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi.
8. Metode pendokumentasian - melibatkan akumulasi bahan bukti dan penyiapan kertas
kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan dan
juga penggunaan akhir dari audit.
9. Penyiapan laporan - Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan pembaca
dan pengguna. Pertimbangan kemampuan dan tanggapan pembaca haruslah menjadi
perhatian utama dalam rancangan dan isinya.
10. Rencana kontinjensi - Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa dicapai, yang
biasa, dan yang terburuk.
Audit Berhenti-Kemudian-Lanjut
Teknik "audit berhenti-kemudian-lanjut" membantu menghilangkan audit dengan
pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar di balik
pendekatan berhenti-kemudian-lanjut adalah untuk memberdayakan auditor lapangan untuk
menghentikan audit, jika tidak ada indikasi adanya risiko-risiko yang substansial atau tidak
ada temuan-temuan penyimpangan potensial. Saat audit tersebut dihentikan, auditor pindah
ke audit selanjutnya yang termasuk dalam rencana audit tahunan departemen.
Komite Audit dari Dewan Komisaris di Edison diperkenalkan dengan teknik audit
berhenti-kemudian-lanjut dan kemudian menerapkannya karena audit ini:
- Memaksa tuiuan aktivitas audit untuk memusatkan sumber dayanya pada hal-hal
berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari perusahaan (yaitu bekerja pada titik tinggi
dalam kurva prioritas) dan memberikan Komite Audit keyakinan bahwa rebih banyak
upaya audit yang dihabiskan pada hal-hal tersebut daripada bidang-bidang berisiko
rendah.
2
Control Self-assessment
Control self-assessmenf merupakan salah safu jenis audit partisipatif. Audit tersebut
diterapkan untuk mendapatkan informasi yang terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf
audit tradisional.
Bisa jadi kejadian yang mendorong inovasi ini menjadi menonjol adalah
pengembangan konsep COSO tentang kontrol internal. Konsep ini mengidentifikasi aspek-
aspek kontrol internal yang kurang substantif dibandingkan metode tradisional yang sedang
dipertimbangkan. Control self-assessment memperbaiki kekurangan ini dengan menggunakan
staf untuk mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal ini berdasarkan apa yang mereka lihat,
alami, dan praktikkan.
Metode yang digunakan adalah mengembangkan semacam pertemuan yang dilakukan
staf audit, tetapi terdiri dari karyawan klien yang akan mengevaluasi dan mengukur aspek-
aspek "lunak' dari kontrol internal. Peserta audit interhal membuat pertanyaan dan masalah
yang akan didiskusikan. Peserta dari klien membahas bahan-bahan tersebut dan mencapai
kesimpulan mengenai diterapkannya aspek-aspek kontrol internal dan efektivitas yang sedang
didiskusikan. Mereka juga berusaha mengidentifikasi penyebab masalah dan aktivitas
perbaikan yang mungkin.
Audit Smart
Metode audi SMART merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal
ini dimaksudkan untuk”... mencerminkan efektivitas sistem kontrol internal dan
3
Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti, auditor mencari unit pengukuran dan
kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksi pekerjaan, arahan organisasi,
anggaran, spesifikasi produk, praktik industri, standar minimum kontrol internal, GAAP,
kontrak-kontrak, praktik-praktik bisnis yang wajar, atau bahkan dalam tabel perkalian. Jadi,
dengan membandingkan temuan mereka dengan standar, mereka bisa membuat kesimpulan
yang objektif.
Pengembangan Standar
Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal-hal yang
bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki
kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien. Satu contoh pendekatan ini melibatkan
audit atas sistem kontrol keselamatan suatu organisasi.
Bila tidak ada standar, maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian, untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar dan relevan, mereka
meminta wakil lokal dari Dewan Keamanan Nasional (National Safety Council) untuk
menelaah standar tersebut. Standar yang sudah divalidasi dibahas dengan manajemen klien
dan diterima. Auditor kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untuk
dibandingkan dengan hasil pengukuran mereka.
4
Penggunaan tolok ukur adalah proses audit yang diterapkan pada disiplin ilmu audit
internal secara utuh untuk mengidentifikasi metode-metode yang inovatif dan produktif dan
akan menghasilkan operasi audit internal yang lebih efisien. Penggunaan tolok ukur dapat
digunakan untuk meningkatkan semua tingkatan fungsi audit internal.
Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis,
dan unfuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Evaluasi jarang
digunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi lebih pada menemukan hal-hal sejenis
dalam istilah-istilah yang lebih dikenal-seperti 'ketepatan waktu pemrosesan faktur, atau
akurasi matematisnya, atau akurasi dalam pemeriksaan penerimaan. Namun, evaluasi
melibatkan lebih dari sekadar perbandingan ukuran dengan standar. Hal ini membutuhkan
pertimbangan baik pada standar maupun pada hasil-hasil perbandingan. Hal ini juga
membutuhkan penerapan konsep yang kongruen dalam standar dan proses pengukuran.
Aspek-aspek Operasi
Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek
penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal.
Pengujian
Tujuan Umum Pengujian
Bagi auditor internal, pengujian berarti pengukuran hal-hal yang representatif dan
perbandingan hasilnya dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk
memberi auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian audit biasanya mencakup
evaluasi transaksi, catatan, aktivitas, fungsi, dan asersi dengan memeriksa semua atau
sebagiannya. Teknik audit berbantuan komputer dalam kondisi-kondisi tertentu dapat
menguji keseluruhan populasi. Perangkat lunak tersebut melakukan pengujian dan
pengecualian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya guna pemeriksaan audit.
Merencanakan Pengujian
5
Standar kinerja atau kriteria bisa berbentuk eksplisit dan implisit. Berbentuk eksplisit
bila dinyatakan secara jelas dalam arahan, instruksi pekerjaan, spesifikasi, atau hukum.
Standar bersifat implisit bila manajemen mungkin telah menetapkan tujuan dan sasaran, atau
sedang mengupayakan penetapannya, tetapi tidak menyatakan secara eksplisit bagaimana
mencapainya.
Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya
adalah opini atas transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi mencerminkan
populasi. Jika tujuannya adalah memberi opini atas kecukupan, efektivitas, dan efisiensi
sistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin lebih terbatas.
Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit:
baik melalui pertimbangan maupun menggunakan metode statistik. Pemilihan yang paling
andal dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari catatan transaksi itu sendiri.
6
disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan atau tulisan
dengan mengujinya, seperti membandingkannya dengan fakta yang diketahui, dengan
data asli, atau dengan suatu standar.
5. Menginvestigasi, merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan
tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran.
Hal ini mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan
auditor bisa ditemukan atau perlu diketahui. Cara ini mencakup, tapi tidak terbatas
pada, penyidikan-investigasi yang menyelidiki lebih dalam dan ekstensif dengan
maksud mendeteksi kesalahan.
6. Mengevaluasi. Mengevaluasi berhubungan dengan melibatkan estimasi nilai. Dalam
audit, hal ini berarti menuju suatu pertimbangan. Artinya menimbang apa yang telah
dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya. Hal ini
merupakan langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini
audit di sisi yang lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor
berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan.
Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi
lini organisasi. Audit fungsional cenderung lebih berkonsentrasi pada operasi dan proses
dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi. Audit ini
bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling
berinteraksi dan bekerja sama.
7
bisa memberikan pandangan yang luas atas operasi, melebihi yang diperoleh hanya dari
pengujian transaksi.
Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai opersasi dan fungsi,
auditornya sebaiknya disarankan untuk menentukan seberapa baik manajemen telah
melakukan pengelolaan seberapa baik transaksi mengalir atau mengucur melalui saluran pipa
organisasi.
Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka
panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi manajemen,
membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi.
Auditor harus menerapkan semua teknik memengaruhi yang mereka miliki sejak
permulaan dan disepanjang penugasan. Mereka harus membuat manajemen tetap mengetahui
informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar sebelum menyajikan ke
manajemen
Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang
seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung. Tujuan auditnya adalah
memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan
membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam penelahaan ini, akan
membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman yang sama atas istilah-
istilah yang digunakan.
Auditor internal ingin menentukan tiga hal dalam audit atas program, yaitu: (1) apa
yang dicapai? (2) apakah program tersebut berhasil? (3) apakah terdapat sistem yang
memadai untuk memastikan keberhasilan di masa yang akan datang? Dalam sektor swasta,
pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan. Dalam sektor publik,
auditor internal akan memerhatikan keluaran, manfaat, dan dampaknya.
Audit Kontrak
Kontrak konstruksi atau operasi sering kali melibatkan uang dalam jumlah besar;
kontrak konstruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi; kontrak
operasi bisa memberikan jasa atau operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu
memahami biaya konstruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan sendiri. Oleh karena
itu auditor internal sangat membantu dalam mengaudit kontrak seperti ini. Kontrak umumnya
terdiri atas tiga kategori:
1. Kontrak Biaya sekaligus (lump-sum). Kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan
dengan harga tetap. Jika pekerjaan dilakukan sesuai perjanjian, hanya sedikit yang
bisa diaudit oleh auditor.
2. Kontrak Biaya tambahan (cost-plus). Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek
konstruksi atau operasi, karena banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek
seperti ini.
8
3. Kontrak Harga per unit (unit-price). Berguna jika suatu proyek membutuhkan
pekerjaan yang seragam dalam jumlah yang besar.
Audit Terintegrasi
Konsultan
Suatu evaluasi audit yang mendalam mungkin membutuhkan jasa dari konsultan
teknis. Auditor harus ingat bahwa konsultan tersebut membantu, tidak mengambil alih
evaluasi atau melindungi tanggung jawab auditor. Konsultan teknis dibutuhkan untuk
mengklarifikasi hal-hal teknis atau yang diketahui orang-orang tertentu saja, mengarahkan
pemeriksaan ke bidang-bidang tertentu, dan melindungi auditor dari informasi yang tidak
akurat atau dari pernyataan sepihak oleh karyawan lini.
Kepala bagian audit bertanggung jawab atas kualitas jasa yang diberikan pihak luar.
Bantuan dari luar atau dari mitra harus digunakan dalam proses perencanaan jika diperlukan,
serta dalam evaluasi aktivitas audit. Pengunaan sumber daya dari luar atau dari mitra yang
terstruktur dengan baik dan memiliki keahlian tinggi akan membawa nilai teknis dan
kredibilitas bagi operasi audit internal.
Penelaahan Analitis
Penelaahan analitis digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu. Beberapa
metodologi yang digunakan yaitu:
Analisis Tren – pengujian yang dilakukan dengan membandingkan data sekarang
dengan data sebelumnya.
Analisis rasio – digunakan untuk menentukan kewajaran informasi saat ini.
Analisis Regresi – digunakan untuk mengetahui hubungan-hubungan variabel
tertentu
9
Auditor menguji kontrol atas aktiva tetap diantaranya dengan menganalisis umur dan
manfaat aktiva, biaya pemeliharaan, dan lain-lain. Analisis ini mengungkapkan kebijakan
penggantian yang terlalu liberal, biaya perbaikan yang abnormal, atau pemeliharaan
pencegahan yang berlebihan.
Statistik Karyawan
Perputaran Persediaan
Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan, tingkat perputaran
karyawan per departemen / organisasi harus dianalisis dan dibandingkan dengan organisasi
lainnya.
Pengiriman Persediaan
Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu penggunaan ban
mobil (organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja, gudang, galangan kapal, waktu angkut,
dan waktu pengiriman.
Auditor bisa menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon dan
penggunaan telepon, sehingga mengahasilkan hasil yang baik dan mengurangi jumlah dan
10
lamanya penggunaan telepon. Auditor harus berhati-hati dalam melakukan analisis ini, hal ini
bisa jadi signifikan dan bisa menunjukan cara untuk investigasi labih lanjut dalam
menemukan sebab akibat. Jenis analisis serupa bisa dilakukan menggunakan komputer.
Bukti Hukum
Bukti hukum dan bukti audit memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan
bukti, untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas
suatu masalah. Fokus bukti audit dan bukti hukum berbeda, bukti hukum sangat
mengandalkan pengakuan lisan, bukti audit lebih mengandalkna bukti dokumen.
Bukti hukum terdiri dari:
Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu
kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari:
Bukti fisik – bukti yang diperoleh dengan mengamati orang, properti, dan kejadian.
Bukti pengakuan – berbentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban atas
pertanyaan.
Bukti dokumen – merupakan bentuk bukti audit yng paling biasa, terdiri dari
dokumen internal dan eksternal.
Bukti analisis – bukti yang berasal dari analisis dan verifikasi.
Standar-standar Bukti Audit:
Kecukupan – bukti dianggap memadai jika bersifat faktual memadai dan
meyakinkan sehingga bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk
mengambil kesimpulan yang sama dengan auditor.
Kompetensi – bukti yang andal, baik dari sisi keaslian bukti atau pun pernyataan
lisan secara langsung.
11
Kertas Kerja
Audit Berkelanjutan
12
otomatis dan pemicu tanda bahaya”. Pemicu tanda bahaya ini akan menjadi penanda bagi
auditor internal dan manajemen bahwa salah satu hal berikut ini terjadi:
Ketika enterprise – wide systems dimodifikasi, masalah-masalah pun harus diubah.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara apa yang dilaporkan ke manajemen pada tingkat
yang mana dan apa yang dilaporkan ke audit internal. Karena enterprise – wide systems telah
semakin berkembang dan perusahaan bergerak menuju perlengkapan audit berkelanjutan
yang konsisten dengan evaluasi risiko mereka, pekerjaan lapangan tradisional yang dilakukan
auditor akan berubah, khususnya untuk bidang-bidang berisiko tinggi. Pekerjaan lapangan
tidak akan dilakukan dalam periode waktu yang berlainan tetapi dalam periode yang
berkelanjutan, laporan yang akan dikeluarkan berupa laporan pengecualian untuk audit yang
sedang berjalan dan laporan ringkas di akhir periode tertentu.
13