Anda di halaman 1dari 14

 

AUDIT INTERNAL

PEKERJAAN LAPANGAN I Dan II 

OLEH
KELOMPOK 6:
  ELVIRA DIAN (0813066) 
  CHERY (0813067)  
  HYPPO CRATES D (0813068)

UNIVERSITAS ATMA JAYA


MAKASSAR
2011

0
 

BAB 6. PEKERJAAN LAPANGAN - I

Proses dan Tujuan Pekerjaan Lapangan


Proses Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan


secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi
entitas, mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat
diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan menyediakan informasi
untuk pengambilan keputusan manajemen.
Semua bahan bukti audit harus dikumpulkan melalui pendekatan yang mengandung
skeptisme profesional yang sehat. Semua bahan bukti-harus dianggap meragukan hingga
keraguan tersebut bisa dihilangkan melalui verifikasi yang tidak bias. Iadi, pikiran dengan
disiplin ilmu yang baik merupakan bahan baku penting bagi audit internal yang profesional.

Tujuan Pekerjaan Lapangan

Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan


melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang
ingin dicapai. Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi tetapi memiliki sedikit
perbedaan.

Pembuatan Strategi untuk Melakukan Pekerjaan Lapangan


Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan dilakukan pada saat survei
pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Bagian-bagian dari
rencana strategis mencakup:
1.  Kebutuhan pegawai - merencanakan jumlah dan kualifikasi staf yang akan melakukan
audit.
2.  Kebutuhan sumber daya dari luar (sumber dari luar, sumber dari mitra, penggunaan
ahli, peminjaman staf, dan sebagainya).  –  menidentifikasi kebutuhan sumber daya
dari luar jika audit dilakukan pada hal yang bersifat khusus dimana tidak adanya staf 
yang memiliki pengetahuan khusus tersebut.
3.  Pengorganisasian staf audit  –  mengidentifikasi apakah rencana berbentuk ramping
(dengan lapisan supervisi yang terbatas) atau gemuk (banyak lapisan supervisi)
tergantung pada kompleksitas kerja dan rentang kontrol yang dibutuhkan.
4.  Wewenang dan tanggung jawab - mencakup alur wewenang yang berkaitan dan
secara khusus menggambarkan otorisasi yang didelegasikan ke setiap lini dan staf 
dalam tim audit.
5.  Struktur pekerjaan lapangan - urutan-urutan progam audit direncanakan. Aktivitas
yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur
kerja.
6.  Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan - Estimasi waktu harus mencakup kebutuhan
waktu untuk aspek aiministratif seperti penghubung antarkelompok dan dalam

1
 

kelompok, kebutuhan waktu untuk kegiatan non operasi dan pendokumentasian serta
penulisan draf laporan audit berisi hasil-hasil pekerjaan lapangan.
7.  Metode pekerjaan lapangan - Ada enam metode, yaitu: observasi, konfirmasi,
verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi.
8.  Metode pendokumentasian - melibatkan akumulasi bahan bukti dan penyiapan kertas
kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan dan
 juga penggunaan akhir dari audit.
9.  Penyiapan laporan - Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan pembaca
dan pengguna. Pertimbangan kemampuan dan tanggapan pembaca haruslah menjadi
perhatian utama dalam rancangan dan isinya.
10. Rencana kontinjensi - Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa dicapai, yang
biasa, dan yang terburuk.

Tim Audit dengan Pengarahan Mandiri


Tim merupakan sebuah unit operasional, yang sering kali terdiri dari ahli-ahli dalam
berbagai bidang audit, dan memiliki kepemimpinan dalam rotasi atau dasar-dasar lainnya.
Tim tersebut membuat keputusan sendiri, sering kali dengan bantuan ahli yang bersama
pimpinan tim memberikan keahlian dan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Tim
tersebut menerima tanggung jawab atas pekerjaannya dan berbagi tanggung jawab bila terjadi
kegagalan - termasuk pula penghargaan dan bonus, jika ada, untuk pekerjaan yang bagus.
Harus terdapat resolusi mengenai tujuan-tujuan dasar organisasi, independensi, pekerjaan
audit yang tidak bagus, dan pengambilan keputusan yang tidak memadai.
Untuk beroperasi secara efektif, tim harus beranggotakan orang-orang yang tidak 
egois dan sepakat untuk berbagi kepemimpinan. Pembimbing (yang mungkin membimbing
lebih dari satu tim) diberi banyak tanggung jawab administratif. Karena lebih besarnya
produktivitas dan efektivitas yang dimiliki tim maka tim audit seperti ini dianggap sebagai
aset operasional baru yang potensial.

Audit Berhenti-Kemudian-Lanjut
Teknik "audit berhenti-kemudian-lanjut" membantu menghilangkan audit dengan
pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar di balik 
pendekatan berhenti-kemudian-lanjut adalah untuk memberdayakan auditor lapangan untuk 
menghentikan audit, jika tidak ada indikasi adanya risiko-risiko yang substansial atau tidak 
ada temuan-temuan penyimpangan potensial. Saat audit tersebut dihentikan, auditor pindah
ke audit selanjutnya yang termasuk dalam rencana audit tahunan departemen.
Komite Audit dari Dewan Komisaris di Edison diperkenalkan dengan teknik audit
berhenti-kemudian-lanjut dan kemudian menerapkannya karena audit ini:
-  Memaksa tuiuan aktivitas audit untuk memusatkan sumber dayanya pada hal-hal
berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari perusahaan (yaitu bekerja pada titik tinggi
dalam kurva prioritas) dan memberikan Komite Audit keyakinan bahwa rebih banyak 
upaya audit yang dihabiskan pada hal-hal tersebut daripada bidang-bidang berisiko
rendah.

2
 

-  Memungkinkan fleksibilitas auditor untuk berhenti-kemudian-lanjut, guna


mengurangi atau meningkatkan lingkup audit, dan memotivasi auditor untuk fokus
pada aktivitas-aktivitas perusahaan yang akan menghasilkan temuan-temuan yang
paling bermanfaat dan bernilai tinggi bagi organisasi.
-  Meningkatkan jumlah audit di atas cakupan audit minimum, karena auditor
melakukan lebih banyak audit dengan jangka waktu yang lebih pendek setiap tahun.

Control Self-assessment
Control self-assessmenf merupakan salah safu jenis audit partisipatif. Audit tersebut
diterapkan untuk mendapatkan informasi yang terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf 
audit tradisional.
Bisa jadi kejadian yang mendorong inovasi ini menjadi menonjol adalah
pengembangan konsep COSO tentang kontrol internal. Konsep ini mengidentifikasi aspek-
aspek kontrol internal yang kurang substantif dibandingkan metode tradisional yang sedang
dipertimbangkan. Control self-assessment memperbaiki kekurangan ini dengan menggunakan
staf untuk mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal ini berdasarkan apa yang mereka lihat,
alami, dan praktikkan.
Metode yang digunakan adalah mengembangkan semacam pertemuan yang dilakukan
staf audit, tetapi terdiri dari karyawan klien yang akan mengevaluasi dan mengukur aspek-
aspek "lunak' dari kontrol internal. Peserta audit interhal membuat pertanyaan dan masalah
yang akan didiskusikan. Peserta dari klien membahas bahan-bahan tersebut dan mencapai
kesimpulan mengenai diterapkannya aspek-aspek kontrol internal dan efektivitas yang sedang
didiskusikan. Mereka juga berusaha mengidentifikasi penyebab masalah dan aktivitas
perbaikan yang mungkin.

Bagian-bagian Pekerjaan Lapangan


Tujuan-tujuan Audit

Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki maksud


yag berbeda. Tujuan-tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah tujuan-tujuan operasi
tertentu telah dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit
untuk menentukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan
mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan-tujuan
audit ditetapkan oleh auditor.
Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan auditor untuk 
memenuhi tujuan-tujuan auditnya. Prosedur-prosedur audit merupakan langkah-langkah
dalam proses audit yang menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan penelaahan
yang direncanakan, berdasarkan tujuan-tujuan audit yang ditetapkan.

Audit Smart
Metode audi SMART merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal
ini dimaksudkan untuk”... mencerminkan efektivitas sistem kontrol internal dan

3
 

memungkinkan auditor untuk dengan segera mengidentifikasi masalah-masalah potensial,


tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal". Metode ini
menggunakan "indikator-indikator kunci” sebagai elemen dasar dari proses audit. Terdapat
empat tahap yaitu:
-  Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan.
-  Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan.
-  Implementasi.
-  Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART.

Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti, auditor mencari unit pengukuran dan
kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksi pekerjaan, arahan organisasi,
anggaran, spesifikasi produk, praktik industri, standar minimum kontrol internal, GAAP,
kontrak-kontrak, praktik-praktik bisnis yang wajar, atau bahkan dalam tabel perkalian. Jadi,
dengan membandingkan temuan mereka dengan standar, mereka bisa membuat kesimpulan
yang objektif.

Pengembangan Standar
Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal-hal yang
bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki
kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien. Satu contoh pendekatan ini melibatkan
audit atas sistem kontrol keselamatan suatu organisasi.
Bila tidak ada standar, maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian, untuk 
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar dan relevan, mereka
meminta wakil lokal dari Dewan Keamanan Nasional (National Safety Council) untuk 
menelaah standar tersebut. Standar yang sudah divalidasi dibahas dengan manajemen klien
dan diterima. Auditor kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untuk 
dibandingkan dengan hasil pengukuran mereka.

Penggunaan Tolok Ukur


Tolok ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh organisasi-
organisasi lainnya atau oleh bagian-bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk 
membawa pencapaian tujuan. Pengembangan tolok ukur biasanya merupakan hasil dari
proses belajar. Arthur Andersen melakukan studi Praktik-praktik Global Terbaik (Globat Best
Practices) yang mengidentifikasi empat tahap yang tepat untuk menentukan aktivitas-
aktivitas yang akan meningkatkan upaya organisasi. Yaitu:
- Analisis proses-proses audit
- Merencanakan studi
- Laksanakan studi
- Dapatkan pemahaman

4
 

Penggunaan tolok ukur adalah proses audit yang diterapkan pada disiplin ilmu audit
internal secara utuh untuk mengidentifikasi metode-metode yang inovatif dan produktif dan
akan menghasilkan operasi audit internal yang lebih efisien. Penggunaan tolok ukur dapat
digunakan untuk meningkatkan semua tingkatan fungsi audit internal.

Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis,
dan unfuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Evaluasi jarang
digunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi lebih pada menemukan hal-hal sejenis
dalam istilah-istilah yang lebih dikenal-seperti 'ketepatan waktu pemrosesan faktur, atau
akurasi matematisnya, atau akurasi dalam pemeriksaan penerimaan. Namun, evaluasi
melibatkan lebih dari sekadar perbandingan ukuran dengan standar. Hal ini membutuhkan
pertimbangan baik pada standar maupun pada hasil-hasil perbandingan. Hal ini juga
membutuhkan penerapan konsep yang kongruen dalam standar dan proses pengukuran.

Aspek-aspek Operasi

Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek 
penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal.

Pengujian
Tujuan Umum Pengujian

Bagi auditor internal, pengujian berarti pengukuran hal-hal yang representatif dan
perbandingan hasilnya dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk 
memberi auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian audit biasanya mencakup
evaluasi transaksi, catatan, aktivitas, fungsi, dan asersi dengan memeriksa semua atau
sebagiannya. Teknik audit berbantuan komputer dalam kondisi-kondisi tertentu dapat
menguji keseluruhan populasi. Perangkat lunak tersebut melakukan pengujian dan
pengecualian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya guna pemeriksaan audit.

Tujuan Khusus Pengujian

Tujuan khusus proses pengujian adalah untuk menentukan:

-  Validitas, yaitu kelayakan, keaslian, kewajaran,


-  Akurasi, yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi.
-  Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku, dan lain-lain.
-  Kompetensi kontrol, yaitu tingkat kenetralan risiko.

Merencanakan Pengujian

Rencana tersebut harus diformalkan dengan dokumentasi dan harus mencakup:


-  Pendefinisian tujuan pengujian.
-  Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan.

5
 

-  Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup: keahlian dan disiplin ilmu


yang dimiliki, kualifikasi pengalaman, dan jumlah.
-  Penentuan urutan proses pengujian.
-  Pendefinisian standar atau kriteria.
-  Pendefinisian populasi pengujian.
-  Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan.
-  Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih.

Pendefinisian Standar Kinerja atau Kriteria

Standar kinerja atau kriteria bisa berbentuk eksplisit dan implisit. Berbentuk eksplisit
bila dinyatakan secara jelas dalam arahan, instruksi pekerjaan, spesifikasi, atau hukum.
Standar bersifat implisit bila manajemen mungkin telah menetapkan tujuan dan sasaran, atau
sedang mengupayakan penetapannya, tetapi tidak menyatakan secara eksplisit bagaimana
mencapainya.

Pendefinisian Populasi Pengujian

Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya
adalah opini atas transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi mencerminkan
populasi. Jika tujuannya adalah memberi opini atas kecukupan, efektivitas, dan efisiensi
sistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin lebih terbatas.

Metodologi Pengambilan Sampel yang Akan Dilakukan

Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit:
baik melalui pertimbangan maupun menggunakan metode statistik. Pemilihan yang paling
andal dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari catatan transaksi itu sendiri.

Teknik-teknik Pemeriksaan Transaksi-transaksi atau Proses-proses


Terpilih
1.  Mengamati. Mengamati berarti melihat, memerhatikan, tidak melewatkan hal-hal
yang dianggap  penting. Hal ini mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang
berhati-hati dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-barang. Hal
ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa
perbandingan dengan standar, dan suatu pandangan yang evaluatif.
2.  Mengajukan pertanyaan. Mengajukan pertanyaan mungkin rnerupakan teknik yang
paling pervasif bagi auditor yang menelaah operasi. Pertanyaan diajukan selama audit
dan bisa secara lisan ataupun tertulis.
3.  Menganalisis, berarti memeriksa secara rinci. Artinya kita memecah entitas yang
kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yang
sebenarnya. Istilah ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau
sekelompok transaksi dan menetukan hubungannya masing- masing.
4.  Memverifikasi, berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas
sesuatu. Cara ini paling sering digunakan untuk mendapatkan kebenaran fakta atau
rincian dalam suatu akun atau laporan. Hal ini mengimplikasikan upaya yang

6
 

disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan atau tulisan
dengan mengujinya, seperti membandingkannya dengan fakta yang diketahui, dengan
data asli, atau dengan suatu standar.
5.  Menginvestigasi, merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan
tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran.
Hal ini mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan
auditor bisa ditemukan atau perlu diketahui. Cara ini mencakup, tapi tidak terbatas
pada, penyidikan-investigasi yang menyelidiki lebih dalam dan ekstensif dengan
maksud mendeteksi kesalahan.
6.  Mengevaluasi. Mengevaluasi berhubungan dengan melibatkan estimasi nilai. Dalam
audit, hal ini berarti menuju suatu pertimbangan. Artinya menimbang apa yang telah
dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya. Hal ini
merupakan langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini
audit di sisi yang lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor
berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan.

BAB 7. PEKERJAAN LAPANGAN  –  II

Penerapan Teknik-teknik Audit


Teknik Audit

Teknik-teknik audit diterapkan pada beragam kondisi. Teknik-teknik tersebut


digunakan, sendiri-sendiri maupun secara gabungan, kapan pun auditor melakukan
pemeriksaan. Namun teknik-teknik ini diterapkan dalam kerangka tertentu, tergantung pada
masalah yang menjadi subjek yang diaudit. Kebanyakan penugasan audit akan dilakukan
dalam satu dari empat bentuk: audit fungsional, audit organisasional, studi manajemen, dan
audit atas program.

Audit Fungsional

Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi
lini organisasi. Audit fungsional cenderung lebih berkonsentrasi pada operasi dan proses
dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi. Audit ini
bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling
berinteraksi dan bekerja sama.

Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)

Audit organisasional tidak hanya memerhatikan aktivitas yang dilakukan dalam


organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan untuk memastikan bahwa
aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan. Pendekatan organisasional yang tajam sering kali

7
 

bisa memberikan pandangan yang luas atas operasi, melebihi yang diperoleh hanya dari
pengujian transaksi.
Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai opersasi dan fungsi,
auditornya sebaiknya disarankan untuk menentukan seberapa baik manajemen telah
melakukan pengelolaan seberapa baik transaksi mengalir atau mengucur melalui saluran pipa
organisasi.

Studi dan Konsultasi Manajemen

Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka
panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi manajemen,
membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi.
Auditor harus menerapkan semua teknik memengaruhi yang mereka miliki sejak 
permulaan dan disepanjang penugasan. Mereka harus membuat manajemen tetap mengetahui
informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar sebelum menyajikan ke
manajemen

Audit Atas Program

Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang
seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung. Tujuan auditnya adalah
memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan
membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam penelahaan ini, akan
membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman yang sama atas istilah-
istilah yang digunakan.
Auditor internal ingin menentukan tiga hal dalam audit atas program, yaitu: (1) apa
yang dicapai? (2) apakah program tersebut berhasil? (3) apakah terdapat sistem yang
memadai untuk memastikan keberhasilan di masa yang akan datang? Dalam sektor swasta,
pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan. Dalam sektor publik,
auditor internal akan memerhatikan keluaran, manfaat, dan dampaknya.

Audit Kontrak

Kontrak konstruksi atau operasi sering kali melibatkan uang dalam jumlah besar;
kontrak konstruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi; kontrak 
operasi bisa memberikan jasa atau operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu
memahami biaya konstruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan sendiri. Oleh karena
itu auditor internal sangat membantu dalam mengaudit kontrak seperti ini. Kontrak umumnya
terdiri atas tiga kategori:
1.  Kontrak Biaya sekaligus (lump-sum). Kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan
dengan harga tetap. Jika pekerjaan dilakukan sesuai perjanjian, hanya sedikit yang
bisa diaudit oleh auditor.
2.  Kontrak Biaya tambahan (cost-plus). Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek 
konstruksi atau operasi, karena banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek 
seperti ini.

8
 

3.  Kontrak Harga per unit (unit-price). Berguna jika suatu proyek membutuhkan
pekerjaan yang seragam dalam jumlah yang besar.

Audit Terintegrasi

Audit terintegrasi mengombinasikan aspek-aspek audit keuangan dengan audit


kinerja, sebuah prosedur yang menghasilkan sebagian audit keuangan akhir tahun
diselesaikan sebelum audit operasional. Tingkat integrasi tergantung pada:

  Ukuran staf audit.


  Keahlian yang dimiliki staf atau yang tersedia melalui sumber-sumber luar.
  Filosofi audit yang dipagang manajemen organisasi dan organisasi audit.
  Tingkat aktivitas teknologi di klien dan organisasi audit.
  Biaya-manfaat dari pengoperasian audit semacam itu.

Konsultan
Suatu evaluasi audit yang mendalam mungkin membutuhkan jasa dari konsultan
teknis. Auditor harus ingat bahwa konsultan tersebut membantu, tidak mengambil alih
evaluasi atau melindungi tanggung jawab auditor. Konsultan teknis dibutuhkan untuk 
mengklarifikasi hal-hal teknis atau yang diketahui orang-orang tertentu saja, mengarahkan
pemeriksaan ke bidang-bidang tertentu, dan melindungi auditor dari informasi yang tidak 
akurat atau dari pernyataan sepihak oleh karyawan lini.

Penggunaan Sumber Daya dari Luar atau dari Mitra


Penggunaan sumber daya dari mitra, yang dianggap sebagai bagian dari penggunaan
sumber daya dari luar, umumnya dipahami sebagai pengoperasian audit bila pihak luar
melaksanakan bagian dari audit internal bersama dengan aktivitas audit organisasi.
Penggunaan sumber daya dari luar dan dari mitra merupakan hal penting dibanyak bidang
spesialis.

Kepala bagian audit bertanggung jawab atas kualitas jasa yang diberikan pihak luar.
Bantuan dari luar atau dari mitra harus digunakan dalam proses perencanaan jika diperlukan,
serta dalam evaluasi aktivitas audit. Pengunaan sumber daya dari luar atau dari mitra yang
terstruktur dengan baik dan memiliki keahlian tinggi akan membawa nilai teknis dan
kredibilitas bagi operasi audit internal.

Penelaahan Analitis
Penelaahan analitis digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu. Beberapa
metodologi yang digunakan yaitu:

  Analisis Tren  –  pengujian yang dilakukan dengan membandingkan data sekarang
dengan data sebelumnya.
  Analisis rasio – digunakan untuk menentukan kewajaran informasi saat ini.
  Analisis Regresi  –  digunakan untuk mengetahui hubungan-hubungan variabel
tertentu

9
 

Pemeliharaan Aktiva Tetap

Auditor menguji kontrol atas aktiva tetap diantaranya dengan menganalisis umur dan
manfaat aktiva, biaya pemeliharaan, dan lain-lain. Analisis ini mengungkapkan kebijakan
penggantian yang terlalu liberal, biaya perbaikan yang abnormal, atau pemeliharaan
pencegahan yang berlebihan.

Statistik Karyawan

Laporan bisa dianalisis untuk menunjukan berbagai hubungan antara jumlah


karyawan dan tren organisasi lainnya. Laporan untuk cabang yang berbeda bisa dipelajari
untuk menemukan penyimpangan dalam prosedur atau efisiensi penyebaran karyawan.

Perputaran Persediaan

Analisis tingkat perputaran, termasuk catatan barang-barang tertentu, bisa


mengungkapkan berapa banyak persediaan yang lebih dari setahun. Analisis tersebut bisa
menunjukan kesalahan pembelian yang tersembunyi dalam persediaan dan tertutup oleh rasio
perputaran keseluruhan yang memuaskan. Rasio yang terlalu rendah juga bisa menunjukan
kecurangan dalam pembebanan persediaan.

Biaya-biaya Karyawan dan Perputaran Karyawan

Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan, tingkat perputaran
karyawan per departemen / organisasi harus dianalisis dan dibandingkan dengan organisasi
lainnya.

Pengiriman Persediaan

Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu penggunaan ban
mobil (organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja, gudang, galangan kapal, waktu angkut,
dan waktu pengiriman.

Penyimpangan Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor

Analisis saldo perlengkapan dengan jumlah karyawan pengguna, bila barang-barang


merupakan kebutuhan rumah tangga dan bila kontrol fisik atas persediaan menunjukan
barang-barang yang ingin dimiliki karyawan.

Catatan Bahan Baku

Auditor menganalisis laporan yang menunjukan jumlah permintaan gudang yang


diproses. Namun jika harga rata-rata terlalu rendah, maka tidak membutuhkan aliran kertas
untuk palaporan yang berlebihan.

Telepon dan Komputer

Auditor bisa menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon dan
penggunaan telepon, sehingga mengahasilkan hasil yang baik dan mengurangi jumlah dan

10
 

lamanya penggunaan telepon. Auditor harus berhati-hati dalam melakukan analisis ini, hal ini
bisa jadi signifikan dan bisa menunjukan cara untuk investigasi labih lanjut dalam
menemukan sebab akibat. Jenis analisis serupa bisa dilakukan menggunakan komputer.

Bukti Hukum
Bukti hukum dan bukti audit memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan
bukti, untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas
suatu masalah. Fokus bukti audit dan bukti hukum berbeda, bukti hukum sangat
mengandalkan pengakuan lisan, bukti audit lebih mengandalkna bukti dokumen.
Bukti hukum terdiri dari:

  Bukti terbaik  – bukti primer, bukti yang paling alami.


  Bukti sekunder  –  berada di bawah bukti primer dan tidak dapat disamakan
keandalannya.
  Bukti langsung  –  membuktikan fakta tanpa harus menggunakan pernyataan atau
rujukan untuk menetapkan suatu bukti.
  Bukti tidak langsung – membuktikan fakta sementara atau sekumpulan fakta yang
dapat dirujuk seseorang untuk mengetahui keadaan beberapa fakta primer yang
signifikan atas masalah yang sedang dipertimbangkan.
  Bukti yang meyakinkan – bukti yang tak terbantahkan apapun bentuknya.
  Bukti yang menguatkan  –  merupakan bukti tambahan dari karakter yang berbeda
menyangkut hal yang sama.
  Bukti opini – saksi harus memberikan kesaksian hanya terhadap fakta yang ada.
  Bukti kabar angin – memberikan pernyataan yang tidak dapat diterima yang dibuat
seseorang.

Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu
kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari:

  Bukti fisik  – bukti yang diperoleh dengan mengamati orang, properti, dan kejadian.
  Bukti pengakuan  –  berbentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban atas
pertanyaan.
  Bukti dokumen  –  merupakan bentuk bukti audit yng paling biasa, terdiri dari
dokumen internal dan eksternal.
  Bukti analisis – bukti yang berasal dari analisis dan verifikasi.
Standar-standar Bukti Audit:

  Kecukupan  –  bukti dianggap memadai jika bersifat faktual memadai dan
meyakinkan sehingga bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk 
mengambil kesimpulan yang sama dengan auditor.
  Kompetensi –  bukti yang andal, baik dari sisi keaslian bukti atau pun pernyataan
lisan secara langsung.

11
 

  Relevansi  –  mengacu pada hubungan informasi dengan penggunaannya, dimana


merupakan hubungan yang logis dan masuk akal.

Penanganan Bukti yang Sensitif 


Rencana harus dibuat untuk mengamankan bukti-bukti yang sensitif. Rencana ini
termasuk metode untuk menjaga integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen
kertas kerja biasa dan harus disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penyimpan yang
aman.
Dalam situasi yang sangat sensitif yang dapat berakibat terjadinya tindakan hukum,
harus ada konsultasi dengan penasihat hukum untuk menjaga bukti dari tindakan yang
mungkin terjadi. Saran hukum dan pengamanan harus diperoleh sehubungan dengan
penanganan selama prosedur penemuan dalam situasi kriminal atau penggunaan biasa.

Kertas Kerja

Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang mengandung substansi


dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit khususnya pada tahap
pekerjaan lapangan. Kertas kerja harus diberikan pengawasan dan pemeriksaan untuk 
menentukan keabsahannyadan tidak meninggalkan pertanyaan yang tersisa.

Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi


Enterprise-Wide Systems

Perusahaan yang berkembang pesat menggunakan enterprise-wide systems, yang juga


disebut system perencanaan sumber daya perusahaan. Auditor menghadapi komplikasi
dimana memiliki potensi mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis perusahaan mulai dari
pemasaran hingga manufaktur dan logistik hingga ke sumber daya dan pelaporan keuangan.
Oleh karena itu auditor harus terlibat penuh dalam proses, termasuk instalasinya. Hal ini
penting dilakukan mengingat kontrol tradisional yang mengandalkan auditor umumnya
dihapuskan dan tidak ada kontrol lain yang bisa menggantikannya. Satu pendekatan untuk 
menghadapi masalah ini adalah mengembangkan basis data untuk pemrosesan dan yang
lainnya untuk kontrol internal. Kontrol ini penting karena sistem tersebut dirancang
berdasarkan teori bahwa dokumen tunggal informasi merupakan situasi yang paling
diinginkan. Bagian penting dari kontrol yang dibangun dalam sistem didasarkan pada
proteksi sandi rahasia. Hal ini menjadi penting khususnya menyangkut penekanan pada
otorisasi dalam sistem-sistem ini.

Audit Berkelanjutan

Audit berkelanjutan sebagai sebuah metodologi yang memungkinkan auditor


independen memberikan keyakinan tertulis mengenai suatu objek masalah menggunakan
serangkaian laporan auditor yang dikeluarkan secara simultan dengan, atau setelah suatu
periode yang pendek, terjadinya suatu kejadian yang melandasi masalah tersebut.
Audit berkelanjutan dilakukan pada perusahaan yang menggunakan enterprise-wide systems.
Komponen kunci dalam audit berkelanjutan yaitu perancangan den implementasi “kontrol

12
 

otomatis dan pemicu tanda bahaya”. Pemicu tanda bahaya ini akan menjadi penanda bagi
auditor internal dan manajemen bahwa salah satu hal berikut ini terjadi:

   Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang


harus diinvestigasi dan atau diperbaiki.
   Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.

Masalah-masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko

Ketika enterprise  –  wide systems dimodifikasi, masalah-masalah pun harus diubah.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara apa yang dilaporkan ke manajemen pada tingkat
yang mana dan apa yang dilaporkan ke audit internal. Karena enterprise  – wide systems telah
semakin berkembang dan perusahaan bergerak menuju perlengkapan audit berkelanjutan
yang konsisten dengan evaluasi risiko mereka, pekerjaan lapangan tradisional yang dilakukan
auditor akan berubah, khususnya untuk bidang-bidang berisiko tinggi. Pekerjaan lapangan
tidak akan dilakukan dalam periode waktu yang berlainan tetapi dalam periode yang
berkelanjutan, laporan yang akan dikeluarkan berupa laporan pengecualian untuk audit yang
sedang berjalan dan laporan ringkas di akhir periode tertentu.

Perdagangan Elektronik (E-Commerce / E-Business) dan Audit Berkelanjutan

Karena perusahaan bergerak menuju E-commerce dan E-business, audit berkelanjutan


mungkin diharuskan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat diterima. Jika suatu
entitas menggunakan e-commerce untuk menjual produk ke palanggan, terdapat beberapa
risiko yang harus dipertimbangkan auditor dalam merencanakan pekerjaan lapangannya.
Risiko-risiko ini mencakup kemungkinan penjualan dan retur fiktif dan kemungkinan pesaing
bisa mengakses informasi yang penting dari perusahaan.

13

Anda mungkin juga menyukai