Anda di halaman 1dari 6

Nama: M.

Istajib Amin
Nim: 2181111002
Matakuliah: Penguatan Kelembagaan Sosial Ekonomi
SEM merupakan suatu metode analisis statistik multivatirat. Melakukan olah data SEM
berbeda dengan oalh data regresi atau analisis jalur. Olah data sem lebih rumit karena SEM di
bangun oleh model pengukuran dan model struktural. Di dalam SEM ada tiga kegiatan secara
bersamaan, yaitu pemeriksaan, validitas dan relibilitas instrumen, pengujian model antar
variabel , dan mendapatkan model yang cocok untuk prediksi. Sebuah pemodalan lengkap
pada padasarnya terdiri dari model pengukuran dan struktral model atau casual model. Model
pengukuran dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai validitas dan validitas
dikriminan, sedangkan model struktural, yaitu pemodelan yang menggambarkan hubungan-
hubungan yang di hipotesiskan.
Dari penelitian jurnal Srengthening Role of Farmer Institution in Enchance Innovation
Capability based on ICT in Java Province, Indonesia oleh Perwiranegara (2015)
Di dalam salasatu penelitiannya beliau menggunakan metode SEM untuk mengetau faktor
penguatan kelembagaan di bidang Teknologi Informasi dan komunikasi.
Adapaun variabel Eksogen yang di gunakan untuk mengetauhi faktor Information Quality,
Characteristic Farmer, Group dynamic dan Eksternal Institusional ialah sebagai berikut:
Variabel Eksogen Variabel Terukur
Information Quality Relevance
Understanding
accuracy
Reliability DLL.

Variabel Eksogen Variabel Terukur


Characteristic farmer Age
Education
IT Ownership
Experience DLL.

Variabel Eksogen Variabel Terukur


Group dynamic Purpose
Stucture
Function asigment
Development. DLL.

Variabel Eksogen Variabel Terukur


External Institusional Extentions Agendes
Education and training
Research Institusions
Input output Institusion DLL.
Kemudian hasil dari pada perhitungan dari ke empat faktor Variabel tersebut di gunakan
sebagai untuk faktor variabe Endogen Farmer Institusional Role dan Farmer Inovation
Capability
Variabel Endogen variabel
Farmer Institusional Role Information Quality

Characteristic Farmer
Group dynamic
Eksternal Institusional

Kemudian hasil dari perhitungan faktor Farmer Inovation Capability mengambil dari variabel
dari
Variabel Endogen variabel
Farmer Inovation Farmer Institusional Role
Capability
Characteristic Farmer
Information Quality
Kemudian hasil dari perhitungan faktor tersebut di jabarkan menggunakan diagram jaring
laba-laba sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan menggunakan metode analisis SEM untuk faktor Farmer Institusion
Role menunjukkan bahwa Managing Information menunjukkan nilai tertinggi di bandingkan
dengan faktor yang lain sedangkan untuk Coorperation forum menunjukkan nilai terndah di
bandingkan dengan yang lain.

Kemudian untuk hasil dari perhitungan dari faktor Farmer Inovation Capability menunjukkan
hasil bahwa Implementation memiliki nilai tertinggi di bandingkan dengan yang lain
sedangkan untuk Managing menunjukkan nilai yang paling rendah di bandingkan dengan
yang lain.
Dalam jurnal yang berjudul Institutional Strangthening model of oil Palm Independent
Smallholder In Riau and. Jambi Provinces, Indonesia Oleh Raharja et al. (2020) dimana
mengulas penguatan kelembagaan pekebun mandiri memerlukan perhatian dan dukungan
dari pemerintah dan pelaku usaha lainnya dalam rantai pasok agroindustri kelapa sawit.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model penguatan kelembagaan melalui
penerapan metodologi soft system tujuh langkah pengayaan. Asumsi-asumsi yang harus
dipenuhi dalam memperkuat lembaga ini diuraikan. Model penguatan kelembagaan
dikembangkan dalam tiga tahap, yaitu pembentukan korporasi pekebun, pembentukan
koperasi mandiri, dan revitalisasi asosiasi pekebun mandiri sawit Indonesia.

Di dalam salasatu metode penelitian menggunakan metode Bisnis Model Canvas yang
merupakan sebuah tool dalam strategi manajemen untuk menterjemahkan konsep, konsumen,
infrastruktur maupun keuangan perusahaan dalam bentuk elemen-elemen visual. Konsep
bisnis model canvas mengandalkan gambar-gambar ide sehingga setiap orang memiliki
pemahaman yang sama dan riil terhadap tipe-tipe konsumen mereka, pengeluaran biaya, cara
kerja perusahaan dan sebagainya.

BMC adalah alat untuk merancang, memvisualisasikan, dan menggambarkan ide


bisnis, tercermin dalam kanvas yang dapat dengan mudah dirancang untuk merencanakan
model bisnis kreatif. Osterwalder dkk. (2010)mengusulkan sembilan blok BMC yang dapat
digunakan untuk menggambarkan model bisnis, termasuk aktivitas utama, mitra utama,
sumber daya utama, struktur biaya, hubungan pelanggan, segmen pelanggan, preposisi nilai,
saluran, dan aliran pendapatan. Semua ide yang terkait dengan bisnis dijelaskan di setiap blok
BMC. Merancang model bisnis menggunakan BMC adalah proses siklus yang dapat direvisi
selama implementasi bisnis di dunia nyata.
BMC untuk mengimplementasikan model kelembagaan
Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, model bisnis menggunakan BMC digunakan untuk
mengimplementasikan model institusional di dunia nyata. BMC dirancang menggunakan
sembilan blok kanvas, yang diusulkan olehOsterwalder dkk. (2010). Model konseptual untuk
memperkuat pekebun sawit mandiri dijelaskan dalam BMC secara rinci agar mudah
diterapkan di dunia nyata. Seluruh komponen BMC didiskusikan dengan para ahli dan
dikonfirmasikan kepada pemangku kepentingan di lapangan melalui FGD. Selanjutnya,
makalah ini mengusulkan modifikasi BMC untuk menggambarkan
BMC umumnya dirancang sebagai strategi bisnis perusahaan (Pamungkassari, 2018). Dalam
hal ini, BMC diterapkan untuk membantu penguatan manajerial kelembagaan petani sawit.
Untuk menerapkan BMC di lapangan, harus memperhatikan semua blok dalam model.
Sebelum implementasi, semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam model harus
mengisi ulang perspektif model. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan utama dari
model konseptual adalah untuk mengembangkan model konseptual dalam memperkuat
kelembagaan petani kecil di industri kelapa sawit. Semua pemangku kepentingan yang
terlibat dalam model harus menerapkan model kelembagaan untuk memperkuat pekebun
mandiri di dunia nyata.

Selanjutnya, untuk memudahkan pembacaan hasil kajian penguatan kelembagaan pekebun


swadaya, keseluruhan model yang dibahas dirangkum dalam bentuk BMC yang dimodifikasi,
seperti terlihat pada Angka 8. Modifikasi BMC diimplementasikan pada dua blok terbawah
yang membahas tentang manfaat yang diperoleh dan faktor penghambatnya sesuai dengan
hasil penelitian sebelumnya. Selanjutnya, sebagai isu terkini dalam pemodelan bisnis,
direkomendasikan bahwa perhatian harus diberikan pada keberlanjutan (Joyce dan Paquin,
2016), makalah ini mengusulkan model bisnis yang memiliki pertimbangan sosial.
Dengan adanya penyertaan Metode BMC dimana penyajian data teratur dan di susun secara
visual maka hasil yang di analisa di harapkan menjadi lebih akurat dan sempurna dengan
demikian para pembaca lebih mudah memahami hasil dari apa yang di jabarkan di dalam
jurnal.

Anda mungkin juga menyukai