NIM: 2020405030
PROGRAMSTUDI: MAGISTER EKONOMI SYARIAH
MATA KULIAH: USHUL FIQH
Pendapat ini dilandaskan kepada firman Allah SWT dalam Alquran surah An – Nahl ayat
123:
َثُ َّم َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْيكَ َأ ِن اتَّبِ ْع ِملَّةَ ِإ ْب َرا ِهي َم َحنِيفًا َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang
yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
2. Fatwa Sahabat
Contoh ijtihad pada masa khulafaur rasyidin yang di fatwakan oleh Abu Bakar
radhiallahu ‘anhu, dalam menyikapi para pembangkang zakat setelah wafatnya rasulullah
mereka tidak mau lagi membayar zakat. Maka Abu bakar mengambil sikap tegas dengan
mengatakan akan memerangi kepada orang yang membangkang tersebut, karena telah
memisahkan kewajiban sholat dan zakat yang telah di perintahkan oleh Allah Subhanahu
wata’ala.
3. Istishab
Sebagai contoh misalnya adalah bahwa kita tidak diwajibkan untuk melakukan shalat
fardhu yang keenam dalam sehari semalam –setelah menunaikan shalat lima waktu-,
karena tidak adanya dalil yang membebankan hal itu.
4. Sadduz Dzari’ah
Contoh: Pada transaksi jual beli kredit, perlu diperhatikan kembali dari sisi tujuan atau
akibatnya, karena pada hakikatnya transaksi yang di lakukan ini bisa membawa kepada
perbuatan yang mengandug unsur riba, meskipun sifatnya sebatas praduga yang berat
(galadah azh-zhann), karena syara’ sendiri banyak sekali menentukan hukum berdasarkan
praduga yang berat, disamping itu perlu sikap hati-hati (ihtiyat). Dengan demikian, suatu
perbuatan yang diduga akan mambawa pada kemafsadatan bisa dijadikan dasar untuk
melarang suatu perbuatan.