6.3 Materialitas
Materialitas pelaksanaan (Performance materiality) berarti jumlah atau jumlah-jumlah yang
ditetapkan oleh auditor kurang dari angka materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan .Materialitas merupakan tingkat ketidakakuratan atau ketidaktepatan yang dianggap
masih dapat diterima mengingat tujuan dari laporan keuangan.
a. Tingkat Materialitas, Materialitas perencaan (planning materiality) merupakan konsep yang
digunakan untuk merancang audit, sehingga auditor dapat memperoleh asurans yang memadai
bahwa setiap kesalahan dari ukuran atau sifat dasar yang relevan (material) akan dapat
diidentifikasi.
b. Ukuran Komponen, penggunaan materialitas yang paling umum terkait dengan ukuran
komponen (size of the item) yang dipertimbangkan. Komponen dengan nilai besar yang
dihilangkan dari laporan keungan umumnya bersifat material.
c. Sifat Dasar Komponen, merupakan karakteristik kualitatif. Auditor tidak dapat mengukur
keputusan materialitas dalam seluruh kasus, komponen-komponen tertentu yang mungkin
memiliki sinifikasi meskipun nilainya.
d. Situs-situs dari Kejadian, materialitas dari kesalahan bergantung pada situasi-situasi dari
keterjadiannya (circumstancesof its occurrence). Terdapat 2 tipe dari situasi-situasi yang
relevan, yakni :
Para pengguna dari informasi akuntanasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi
Konteks dari informasi akuntansi yang mana komponen atau kesalahan terjadi.
e. Reabilitas, ketepatan dan jumlah bukti, menurut ISA 320, auditor harus mempertimbangkan
materialis dan keterkaitannya dengan risiko audit ketika melakukan audit. Apakah artinya ?
dalam pengembalian sampel secara startistik, terdapat hubungan tetap di antara :
Relibilitas asersi berdasarkan pegambilan sampel
Ketepatan dari laporan ini (dalam pengauditan ini ditentukan oleh materialitas)
Jumlah bukti yang seharusnya dikumpulkan untuk membuat asersi ini.
f. Area untuk menentukan materialitas, kesesuian dasar laporan keuangan untuk menghitung
materialitas akan bervariasi berdasarkan sifat dasar dari bisnis klien. Misal, jika posisi
perusahaan berada di dekat titik impasnya, maka laba bersih untuk tahun berjalan akan jauh
lebih baik kecil untuk digunakan sebagai dasar laporan keungan. Pada kasus ini, ,auditor
sering kali akan memilih menggunakan rata-rata nilai laba bersih pada tahun sebelumnya.