PRAKTIKUM 2
(Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Jagung)
Dosen Pengampu :
Oleh
Firda Adelia
2002301004
Keterangan :
Skala Warna Tekstur Aroma
1 Kuning Sangat halus Sangat kuat
2 Agak kuning Halus Kuat
3 Putih kekuningan Cukup halus Cukup kuat
4 Agak putih Agak halus Agak kuat
5 Putih Tidak halus Tidak kuat
4.2. Pembahasan
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan secara langsung pada 1 Maret
2022 pukul 13.00 - Selesai WITA bertempat di laboratorium Pangan, pada
praktikum kali ini memberikan gambaran membuat produk berbasis jagung
yaitu pati jagung. Adapun hal yang diamati pada praktikum kali ini ialah,
persiapan bahan dengan berbagai perlakuan, rendeman yang dihasilkan dan uji
organoleptic produk jadi.
Pada praktikumn ini, kami melakukan persiapan bahan untuk pembuatan
pati jagung dengan cara mensortasi jagung agar terhindar dari singkong yang
jelek/rusak. Lalu jagung di kupas kulitnya agar bagian yang tidak berguna tidak
menggangu proses kedepannya dan di cuci, untuk memisahkan kotoran yang
menempel pada jagung karena apabila jagung tidak dicuci dengan bersih, maka
pada saat penjemuran jagung akan berubah menjadi coklat akibat kotoran yang
masih menempel pada permukaan jagung pun tepung menjadi berwarna coklat.
Kemudian dilakukan pengecilan dengan menambahkan sejumlah air dan
berbagai perlakuan guna memecah dinding sel agar butir pati dapat keluar,
Setiap kelompok dalam 1 kelas diberikan perlakuan yang berbeda pada jagung
saat akan diambil patinya, yaitu jagung manis 100%, jagung biasa 100%,
campuran 100%.
Setelah persiapan bahan dilakukan pengendapan sari pati yang sudah
diambil sampai terbentuk 2 lapisan, pada baggian bawah dilakukan penjemuran
atau pengeringan dengan menggunakan sinar matahari atau dengan
menggunakan oven pada suhu 68°C sampai diperoleh kadar air di bawah 14 %.
atau kadar air maksimal adalah 17 % (SNI), penghilangan kadar air di dalam
pati, agar pada saat pati jagung diolah dalam keadaan kering sempurna dan
tidak ada lagi tepung jagung yang menggumpal akibat masih terdapat
kandungan air di dalamnya. Pati jagung dihaluskan menggunakan blender
sampai (sekurang kurangnya 80 mesh) karena pati yang didapat setelah
pengeringan pati jagung kasar kemudian dilakukan penghitungan rendemen
dan uji organoleptik Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini ialah
sebagai berikut
4.2.1 Lama pengeringan
Perbedaan komposisi jagung, secara nyata berpengaruh terhadap lama
pengeringan. Semakin banyak jagung manisnya, maka akan dibutuhkan
pengeringan dengan waktu yang lebih lama. Semakin singkatnya pengeringan
dengan semakin banyak jagung biasa berkaitan dengan semakin banyaknya
kandungan air didalamnya.
4.2.2 Rendemen
Penghitungan kadar rendemen dilakukan dengan membandingkan berat
akhir dengan berat jagung, awal sebelum dilakukan pengupasan dikalikan
100%. Hasil analisis tepung jagung, dari 3 perlakuan menghasilkan rendemen
berbeda-beda yaitu berkisar antara 3,1% - 5,41%. Rendemen tepung paling
tinggi yaitu tepung dengan komposisi jagung biasa 100% yaitu 5,41%,
sedangkan tepung jagung, dengan komposisi jagung manis 100% memiliki
rendemen paling rendah yaitu 3,1%. Hal ini dikarenakan saat pengeluaran pati,
pati yang terdapat pada P3 tidak optimal dan juga kain saring yang mesh nya
sangat kecil dibadingkan dengan perlakuan yang lain. Yulifianti et al. (2012)
menyatakan rendemen tepung komposisi jagung manis dapat ditingkatkan
menjadi 33% (3000 g jagung segar untuk menghasilkan 1000 g).
Perbedaan komposisi jagung, secara nyata berpengaruh terhadap
rendemen yang dihasilkan. Semakin banyak jagung biasa, maka akan semakin
besar rendemen yang diperoleh.
4.3.3 Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakuka dengan kriteria yang diuji adalah warna,
tekstur dan aroma dengan skala penilain 1-5 untuk setiap kelompok. Warna
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan produk pangan
(Holinesti, 2009). Berdasarkan data Tabel 2 diperoleh informasi bahwa
penilaian panelis tertinggi terhadap tepung jagung terdapat pada perlakuan P1.
Warna putih pada pati jagung disebabkanoleh berkurangnya reaksi Maillard.
Semakin banyak penggunaan jagung manis, maka warna yang dihasilkan
semakin putih. Apabila protein pada tepung-tepungan bereaksi dengan gula
pereduksi akan menyebabkan terjadinya reaksi browning atau kekuningan
membentuk senyawa mellanoidin (Noviyanti, 2016). Semakin dominannya
warna kuning ini diduga berkaitan dengan semakin tingginya pembentukan
gugus O-kuinon. Hal lain yang menambah pengaruh terhadap warna, karena
warna bahan bakunya (jagung manis) memiliki warna yang lebih pucat;
Aroma ditimbulkan oleh rangsangan kimia senyawa volatil yang tercium
oleh saraf-saraf olfaktori yang berada dalam rongga hidung ketika bahan
pangan dicium dan masuk kemulut (Winarno, 2004). Berdasarkan data Tabel
2 diperoleh informasi bahwa tingkat kesukaan panelis ialah P1. Aroma pati
jagung dengan komposisi jagung manis memiliki aroma khas, Hal ini sesuai
dengan pendapat Arief (2011), terjadi perubahan glukosa menjadi aroma.
Adapun pengaruh lainnya karena kadar air yang ada didalam jagung manis
tersisa dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga untuk aroma tidak menguap
terlalu banyak
Tekstur makanan sangat ditentukan oleh kandungan air, lemak, protein
dan karbohidrat (Fellow, 2012). Berdasarkan data Tabel 2 diperoleh informasi
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur sama, artinya tekstur tidak
mengalami pengaruh yang nyata.. Hal ini dikarenakan tekstur jagung manis
tetap dalam keadaan mudah hancur sehingga saat penggilingan akan
terkecilkan secara menyeluruh, maka dari itu tepung jagung manis betekstur
halus
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan pati jagung memiliki 5 proses utama yaitu persiapan
bahan baku, pemerasan, pengendapan, pengeringan, dan analisis produk
seperti kadar rendemen serta uji organoleptiknya.
2. Perbedaan perlakuan komposisi sangat berpengaruh nyata terhadap
rendemen dan sifat organoleptiknya. Hal ini sebagian besar berdasarkan
kadar air yang terkandung didalam komposisi terkait, semakin banyak kadar
air (jagung manis) maka semakin menurun pengaruhnya seperti rendeman
dan warna yang akan semakin rendah karena banyak yang menguap, namun
untuk tekstur dan aroma tetap semakin tinggi.
3. Pada praktikum ini metode yang terbaik terdapat pada tepung jagung manis,
karena walaupun hasil rendeman menunjukkan angkat terendah sebab
massa tersisa cukup sedikit namun hasil uji organoleptic memberikan
penilaian yang terbaik.
5.2. Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah diharapkan praktikan lebih dahulu
memperhatikan penuntun praktikum yang disampaikan dosen pengampu,
berhati-hati pada saat melakukan praktikum, dikarenakan apabila terdapat
kesalahan di proses awal maka akan mempengaruhi proses akhir, serta selalu
menjaga kebersihan laboratorium agar nyaman pada saat melakukan praktikum
agar lebih mudah dalam proses penyelesaian tugas yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, Asri Eka. 2017. Pengaruh Subtitusi Jagung (Zea mays L.) Terfermentasi
Terhadap karakteristik Organoleptik dan nlai Gizi cake Tulban. Jurnal Sains
dan Teknologi Pangan (JSTP) Vol. 2 , No. 3, Universitas halu Oleo.
Maflahah, Irfan. 2010. Analisis pembuatan Pati jagung (Maizena) Berbasis Neraca
Massa. Embryo Vol. 7, No. 1. Universitas Trunojoyo.
Noviyanti. 2016. Analisis Penilaian Organoleptik Cake Brownies Substitusi
Tepung Wikau Maombo. J. Sains dan Teknologi Pangan 1(1): 58-66, Th. 2016
ISSN 2527-6271.
Rasyid, Nur Pratiwi. 2018. Pemanfaatan Pati Jagung Termodifikasi teknik
Microwave pada Mie Jagung. Jurnal Teknologi Pertanian Volume 9, Nomor
2. Gorontalo
Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Pangan dan Agro. IPB Press, Bogor.
Suarni, S., Firmansyah, I. U., & Aqil, M. (2013). Keragaman mutu pati beberapa
varietas jagung. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 32(1), 50–56.
LAMPIRAN