Bahan Ajar 3-1
Bahan Ajar 3-1
KELAS XI/GASAL
I. Tujuan Pembelajaran
terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin
obat
Selain faktor formulasi suatu obat, cara pemberian obat turut menentukan cepat atau
lambatnya dan lengkap atau tidaknya resorpsi obat oleh tubuh. Cara pemberian obat yang
1. Efek yang diinginkan, efek sistemik (seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat)
2. Keadaan pasien
1. Oral
Pemberiannya melalui mulut, mudah, dan aman pemakaiannya, lazim, dan praktis.
Contoh bentuk sediaan oral adalah tablet, kapsul, tablet hisap, sirup, obat tetes, dan
lainnya. Obat yang diberikan secara oral juga akan mengalami metabolisme tingkat
pertama di hati (first pass effect) yang dapat menyebabkan berkurangnya efikasi obat.
Obat dimaksudkan untuk mencapai efek lokal, misalnya obat cacing, obat
usus
Mudah
Ekonomis
Rasa obat yang tidak enak mengurangi kepatuhan pasien dalam menggunakan
obat
2. Oromukosal
Pemberiannya melalui mukosa di rongga mulut, ada dua macam cara, yaitu :
a. Sublingual
melewati hati. Peredaran zat aktif yang dilepaskan dari selaput di bawah lidah
langsung beredar ke peredaran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat,
contohnya pada pasien serangan jantung dan asma. Kekurangannya adalah kurang
praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir
mulut. Obat dengan cara pemberian sublingual juga hanya terbatas untuk obat
yang bersifat lipofil, bentuk tabletnya kecil atau semprotan, contohnya tablet
isosorbid dinitrat
b. Bukal
Obat diletakkan di antara pipi dan gusi, obat langsung masuk ke peredaran darah
melalui mukosa mulut. Contoh obat bukal adalah tablet sandopart yang digunakan
Mudah
Efek cepat
3. Parenteral
Pemberian obat secara parenteral dilakukan di bawah atau menembus kulit atau
selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.
a. Subkutan/hipodermal (s.c)
b. Intramuskular (i.m)
c. Intravena (i.v)
d. Intraarteri (i.a)
e. Intrakutan (i.c)
f. Intalumbal
g. Intraperitonial
h. Intrakardial
i. Intrapleural
j. Intraartikuler
Absorbsi cepat
4. Implant
Nyeri kepala
Jerawat
AIDS.
5. Rektal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat
dan lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali untuk obat yang mudah dirusak
6. Trandermal
Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester. Obat menyerap secara
perlahan dan kontinyu, msuk ke dalam sistem peredaran darah, langsung ke jantung.
Obat diberikan dengan dioleskan pada permukaan kulit. Bentuk obat dapat berupa
1. Untuk efek lokal : efek samping sistemik minimal, mencegah first pass effect
2. Inhalasi
Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat
3. Efek sistemik minimal atau dihindarkan (tidak ada nyeri akibat infeksi )
4. Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak diabsorbsi
5. Waktu kerja bronkodilator lebih cepat bila diberikan inhalasi pada oral
6. Relatif kecil, ringan, dan mudah dibawa dalam tas, saku, atau koper
1. Sulit bagi beberapa orang untuk berkoordinasi, terutama anak kecil, cacat mental,
terkadang sulit untuk ditemukan pada saat dibutuhkan secara mendadak (misal:
membuat kurang ideal pada saat perburukan gejala (seperti pada asma)
Obat ini diberikan melalui mukosa mata dan telinga, bentuknya obat tetes atau salep
1. Waktu kontak relatif singkat antara obat dan permukaan yang terabsorbsi
3. Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih
tinggi.
saat tidur.
4. Intravaginal
Obat diberikan melalui selapu lendir mukosa vagina,biasanya berupa obat antifungi
1. Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral, karena
5. Intranasal
Obat ini diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan mukosa hidung
yang membengkak
3. Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorbsi serta profil konsentrasi obat dalam
1. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang dapat
Selain memberikan efek sistemik, pemberian obat melalui anus juga dapat
memberikan efek lokal, seperti salep dan suppositoria untuk pengobatan hemoroid.