Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

CARA PEMBERIAN OBAT

SMK BINA HUSADA PAMEKASAN

KELAS XI/GASAL

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

I. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan pendekatan

Scientific dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar,

penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan peserta didik

terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin

tahu, teliti dalam menganalisis keuntungan dan kerugian obat berdasarkan

cara pemberian obat (oral, oromukosal, parenteral, rektal, transdermal,

inhalasi, perkutan, intranasal, intramukosal, dan intravaginal) dan

mengidentifikasi cara pemberian obat berdasarkan kondisi pasien dengan tepat

dengan mengembangkan nilai karakter berpikir kritis, kreatif

(kemandirian),kerja sama (gotong royong), dan kejujuran (integritas) serta

kemampuan literasi sebagai wujud syukur kehadirat Tuhan YME.

II. Kompetensi Dasar dan Indiktor Pencapaian Kompetensi

KD Indikator Penacapaian Kompetensi

3.2 Memahami cara pemberian obat 3.2.1 Mengklasifikasikan bentuk sediaan

obat berdasarkan cara pemberian obat

dan berdasarkan efek lokal atau sistemik


3.2.2.Memppraktekkan cara pemberian

obat

4.2 Mengidentifikasi obat berdasarkan 4.2.1 Menganalisa keuntungan dan

cara pemberian kerugian berbagai bentuk sediaan

4.2.2 Mengidentifikasi cara pemberian

obat berdasarkan kondisi pasien

III. DASAR TEORI

Selain faktor formulasi suatu obat, cara pemberian obat turut menentukan cepat atau

lambatnya dan lengkap atau tidaknya resorpsi obat oleh tubuh. Cara pemberian obat yang

diberikan kepada pasien juga tergantung pada :

1. Efek yang diinginkan, efek sistemik (seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat)

2. Keadaan pasien

3. Sifat fisikokimia obat

Cara pemberian obat untuk mendapatkan efek sistemik meliputi:

1. Oral

Pemberiannya melalui mulut, mudah, dan aman pemakaiannya, lazim, dan praktis.

Contoh bentuk sediaan oral adalah tablet, kapsul, tablet hisap, sirup, obat tetes, dan

lainnya. Obat yang diberikan secara oral juga akan mengalami metabolisme tingkat

pertama di hati (first pass effect) yang dapat menyebabkan berkurangnya efikasi obat.

Tidak semua obat dapat diberikan secara oral, misalnya :

 Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin)


 Obat yang terurai asam lambung ( benzilpenisilin, insulin, oksitosin)

 Obat dinonaktifkan oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya

 Obat dimaksudkan untuk mencapai efek lokal, misalnya obat cacing, obat

diagnostik untuk pemotretan lambung-usus, ataupun untuk mengobati infeksi

usus

Keuntungan cara pemberian oral :

 Mudah

 Ekonomis

 Tidak perlu steril

Kerugian cara pemberian oral :

 Rasa obat yang tidak enak mengurangi kepatuhan pasien dalam menggunakan

obat

 Dapat menimbulkan iritasi lambung/ usus

 Pasien yang menggunakan obat harus dalam kondisi sadar

 Obat mengalami first pass effect

 Absorbsi obat dapat terganggu dengan adanya makanan

2. Oromukosal

Pemberiannya melalui mukosa di rongga mulut, ada dua macam cara, yaitu :

a. Sublingual

Obat diletakkan di bawah lidah sehingga tidak dinonaktifkan karena tidak

melewati hati. Peredaran zat aktif yang dilepaskan dari selaput di bawah lidah

langsung beredar ke peredaran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat,

contohnya pada pasien serangan jantung dan asma. Kekurangannya adalah kurang
praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir

mulut. Obat dengan cara pemberian sublingual juga hanya terbatas untuk obat

yang bersifat lipofil, bentuk tabletnya kecil atau semprotan, contohnya tablet

isosorbid dinitrat

b. Bukal

Obat diletakkan di antara pipi dan gusi, obat langsung masuk ke peredaran darah

melalui mukosa mulut. Contoh obat bukal adalah tablet sandopart yang digunakan

untuk mempercepat kelahiran jika tidak ada kontraksi uterus.

Keuntungan cara pemberian oromukosal :

 Mudah

 Tidak perlu steril

 Efek cepat

Kerugian cara pemberian oromukosal :

 Rasa obat harus enak

 Dapat mengiritasi mulut

 Pasien harus sadar

 Hanya untuk obat yang bersifat lipofil

3. Parenteral

Pemberian obat secara parenteral dilakukan di bawah atau menembus kulit atau

selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk memberikan efek dengan cepat.

Jenis-jenis suntikan/ cara pemberian parenteral :

a. Subkutan/hipodermal (s.c)

b. Intramuskular (i.m)

c. Intravena (i.v)
d. Intraarteri (i.a)

e. Intrakutan (i.c)

f. Intalumbal

g. Intraperitonial

h. Intrakardial

i. Intrapleural

j. Intraartikuler

Keuntungan cara pemberian parenteral :

 Absorbsi cepat

 Dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar

 Dapat dilakukan untuk dosis yang sangat kecil

Kerugian cara pemberian parenteral :

 Tidak praktis, harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

 Dapat menimbulkan iritasi pada tempat penyuntikan

 Obat harus steril

 Tidak nyaman, dapat menimbulkan rasa nyeri pada area penyuntikan

4. Implant

Keuntungan cara pemberian implant:

 Daya guna tinggi

 Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

 Pengembalian kesuburan yang cepat

 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

 Bebas dari pengaruh estrogen


 Tidak mengganggu kegiatan sanggama

 Tidak mengganggu ASI

 Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

 Dapat dicabut setiap saat

 Mengurangi jumlah darah haid

 Mengurangi / memperbaiki anemia

Kerugian cara pemberian implant:

 Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah

darah haid, serta amenorea.

 Terjadi perubahan pola haid pada tahun pertama penggunaan

 Nyeri kepala

 Peningkatan berat badan

 Jerawat

 Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

 Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

 Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk

AIDS.

 Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

 Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin)

atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

  Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi

5. Rektal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat

dan lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali untuk obat yang mudah dirusak

oleh asam lambung.

Keuntungan cara pemberian rektal:

 Obat cepat diserap

 Dapat mengurangi FPE hingga 50%

 Pasien tidak harus sadar

Kerugian cara pemberian rektal:

 Cara penggunaan tidak nyaman

 Hanya untuk obat lipofil

 Perlu kondisi khusus untuk penyimpanan obat

6. Trandermal

Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester. Obat menyerap secara

perlahan dan kontinyu, msuk ke dalam sistem peredaran darah, langsung ke jantung.

Keuntungan cara pemberian obat transdermal :

 Obat dapat menembus kulit secara kontinyu

 Dapat langsung masuk ke pembuluh darah

 Tidak perlu prosedur steril

Kerugian cara pemberian obat transdermal :

 Hanya efektif untuk obat lipofil

 Dapat terjadi iritasi lokal

Cara pemberian obat untuk mendapatkan efek lokal


1. Kulit (perkutan)

Obat diberikan dengan dioleskan pada permukaan kulit. Bentuk obat dapat berupa

sediaan salep, krim, lotion, dan bedak

Keuntungan cara pemberian obat secara topikal

1. Untuk efek lokal : efek samping sistemik minimal, mencegah first pass effect

Kerugian cara pemberian obat secara topikal

1. Secara kosmetik kurang menarik

2. Absorbsi kurang menentu (Dipengaruhi oleh lokasi penempatan, kondisi kulit,

temperartur media yang dipakai (vehicle))

2. Inhalasi

Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat

terjadi pada selaput mulut, tenggorokan, dan pernapasan

Keuntungan cara pemberian secara inhalasi:

1. Efek langsung ke target pengobatan di saluran pernapasan

2. Lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas

3. Efek sistemik minimal atau dihindarkan (tidak ada nyeri akibat infeksi )

4. Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak diabsorbsi

pada pemberian oral (antikolinergik dan kromolin)

5. Waktu kerja bronkodilator lebih cepat bila diberikan inhalasi pada oral

6. Relatif kecil, ringan, dan mudah dibawa dalam tas, saku, atau koper

7. Relatif mudah digunakan dengan petunjuk yang benar

Kekurangan cara pemberian obat secara inhalasi :

1. Sulit bagi beberapa orang untuk berkoordinasi, terutama anak kecil, cacat mental,

dan orang usia tua (lansia)


2. Ukuran relatif kecil, mudah dibawa, dan relatif mudah hilang. Oleh karena itu

terkadang sulit untuk ditemukan pada saat dibutuhkan secara mendadak (misal:

saat terjadi perburukan serangan asma)

3. Membutuhkan aliran inspirasi tertentu untuk menggerakkan obat-obatan,

membuat kurang ideal pada saat perburukan gejala (seperti pada asma)

3. Mukosa mata dan telinga

Obat ini diberikan melalui mukosa mata dan telinga, bentuknya obat tetes atau salep

Keuntungan cara pemberian obat secara tetes mata

1. Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep

2. Tidak mengganggu ppenglihatan saat digunakan

Kerugian cara pemberian obat secara tetes mata

1. Waktu kontak relatif singkat antara obat dan permukaan yang terabsorbsi

Keuntungan penggunaan salep mata : (Remington, 1965)

1. Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam

air yang ekuivalen.

2. Onset dan waktu puncak absorbsi lebih lama.

3. Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih

tinggi.

Kerugian penggunaan salep mata : (Remington, 1965)

1. Dapat mengganggu penglihatan dan menjadi kabur, kecuali pemakaian pada

saat tidur.

4. Intravaginal
Obat diberikan melalui selapu lendir mukosa vagina,biasanya berupa obat antifungi

dan pencegah kehamilan

Keuntungan cara pemberian secara intravaginal :

1. Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral, karena

gangguan cerna, pingsan dsb.

2. Dapat diberikan pada anak bayi, lansia ang susah menelan

3. Bisa menghindari first fast efek dihati

Kekurangan cara pemberian secara intravaginal :

1. Daerah absorpsinya lebih kecil

2. Absorpsi hanya melalui difusi pasif

3. Pemakaian kurang praktis

4. Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH vagina

5. Intranasal

Obat ini diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan mukosa hidung

yang membengkak

Keuntungan cara pemberian obat secara intranasal

1. Metabolisme melalui enterohepatik dan dinding usus dikurangi

2. Penguraian di saluran pencernaan dihindari

3. Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorbsi serta profil konsentrasi obat dalam

plasma terhadapa waktu sebanding dengan pemberian melalui intravena

Kerugian cara pemberian obat secara intranasal

1. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang dapat

digunakan untuk ukuran yang tepat

Lokasi obat yang sulit dicapai


6. Rektal

Selain memberikan efek sistemik, pemberian obat melalui anus juga dapat

memberikan efek lokal, seperti salep dan suppositoria untuk pengobatan hemoroid.

Anda mungkin juga menyukai