Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Pendekatan Nilai
Ada 3 pendekatan dalam filsafat berkenaan dengan nilai yaitu consequentialism,
deontology, dan virtue ethic. Konsep-konsep digunakan juga dalam etika lingkungan,
dengan mengetahui konsep-konsep tersebut diharapkan mahasiswa bisa melakukan
evaluasi tindakan manusia terhadap lingkungan.
1) Consequentialism
Consequentialism merupakan penilaian terhadap konsekuensi suatu tindakan
manusia. Konsekuensi tindakan manusia terhadap alam harus diatasi dengan
maksimalisasi nilai-nilai intrinsik dari alam. Dalam berinteraksi dengan
lingkungan manusia mempunyai tugas dan kewajiban: apakah yang
diperbolehkan, apa kewajiban kita, apa yang tidak diijinkan dalam rangka
memaksimalisasi nilai-nilai intrinsic dari lingkungan: misalnya melestarikan
alam dalam kondisi alamiah. Tindakan memaksimalkan nilai dengan jalan;
restorasi, atau menjaga kelestarian komuniti biotik dan abiotik dalam
linkungan tertentu.
2) Deontology
Etika deontology mengganggap bahwa alam dengan sendirinya mengandung
nilai intrinsik, kesadaran tentang nilai intrinsic ini menghambat manusia untuk
berbuat merusak lingkungan. Prinsip dari deontology adalah jangan merusak
hal-hal yang merusak nilai intrinsic.
3) Virtue Ethic
Menurut virtue ethic dalam hubungannya dengan alam; manusia adalah bagian
dari alam termasuk spesies-spesies lainnya. Alam mempunyai sisi normative,
Ide dan tindakan manusia harus baik secara moral dalam berhadapan dengan
alam.
2) Pendekatan Biosentrisme
Biosentrisme berpendapat bahwa tidak benar apabila hanya manusia yang
mempunyai nilai, akan tetapi alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri
yang terlepas dari kepentingan manusia.
Setiap kehidupan dan makluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada
dirinya sendiri, sehingga semua makluk pantas mendapat pertimbangan dan
kepedulian moral. Alam perlu diperlakukan secara moral, terlepas dari apakah ia
bernilai bagi manusia atau tidak.
Setiap kehidupan yang ada di muka bumi ini memiliki nilai moral yang sama,
sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Manusia mempunyai nilai moral dan
berharga justeru karena kehidupan dalam diri manusia bernilai pada dirinya
sendiri. Hal ini juga berlaku bagi setiap entitas kehidupan lain di alam semesta.
Artinya prinsip yang sama berlaku bagi segala sesuatu yang hidup dan yang
member serta menjamin kehidupan bagi makluk hidup. Alam semesta bernilai
moral dan harus diperlakukan secara moral, karena telah memberi begitu banyak
kehidupan.
Seluruh kehidupan di alam semesta sesungguhnya telah membentuk
komunitas moral. Oleh karena itu, setiap kehidupan makluk apapun pantas
dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral,
terlepas dari perhitungan untung rugi bagi kepentingan manusia.
Manusia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral atas keeberadaan
dan kelangsungan hidup semua organisme, karena mereka adalah subyek moral.
Manusia juga memiliki kewajiban dan tanggung jawan moral kepada benda-
benda/lingkungan abiotik, karena semua makluk hidup, termasuk manusia sebagai
subyek moral, bergantung pada eksistensi dan kalitas bendabenda abiotik.
Faizah, Ulfi. 2020. Etika Lingkungan dan Aplikasinya dalam Pendidikan Menurut Perspektif
Aksiologi. Jurnal Filsafat Indonesia. Vol 3 (hlm 14-22)
Hudha, Atok Miftachul dan Abdulkadir Rahardjanto. 2019. ETIKA LINGKUNGAN (Teori
dan Praktik Pembelajarannya). Malang: UMM Press
http://metala.ukm.ums.ac.id/2020/09/peran-penting-mahasiswa-dalam-menjaga.html?m=1
Suka, I. Ginting.-. Buku Bahan Ajar Teori Etika Lingkungan : Antroposentrisme dan
Ekosentrisme. - : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.