Penulis:
Wawan Suyatmiko, Alvin Nicola, Nur Fajrin
Segala upaya telah dilakukan untuk memverifikasi keakuratan informasi yang terkandung
dalam laporan ini. Semua informasi diyakini benar pada Oktober 2019-Maret 2020. Namun
demikian, Transparency International Indonesia tidak dapat menerima tanggung jawab
atas konsekuensi penggunaannya untuk tujuan lain atau dalam konteks lain.
Didukung oleh:
iii
DAFTAR ISI
T
ransparency International (TI) Indonesia bersama mitra masyarakat sipil di daerah
dengan dukungan Australia – Indonesia Partnership for Justice (AIPJ)2 dan United
Nations Development Program (UNDP) melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Secara umum, Stranas PK terdiri dari
3 Fokus utama, 11 aksi dan 27 sub-aksi kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah. Pemantauan ini hanya memilih 4 sub-aksi saja, yakni
Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ), Percepatan Online Single Submission (OSS),
Implementasi Kebijakan Satu Peta dan Percepatan Sistem Merit dalam birokrasi
pemerintah. Pemantauan ini hanya berfokus di sembilan wilayah yakni Kota Banda Aceh,
Kota Gorontalo, Kota, Pontianak, Kota Yogyakarta, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi
Kalimantan Timur, Provinsi Riau, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Sulawesi Utara.
Secara umum, ada dua temuan penting dan mendasar yang harus menjadi evaluasi
bagi pemerintah, terutama Tim Nasional Stranas PK yang meliputi KPK, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Kantor Staf Presiden, dan Kementerian Bappenas. Pertama, Stranas PK cenderung
menghindari persoalan-persoalan sulit yang sebetulnya berdampak besar pada korupsi di
Indonesia. Salah satunya adalah korupsi politik. Padahal ada banyak studi dan rekomendasi
yang bisa dilakukan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Dalam Negeri untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas partai politik bersamaan dengan kebijakan
untuk meningkatkan bantuan keuangan partai politik. Kemendagri memiliki kewenangan
untuk meminta Partai Politik membuka dan mempertanggungjawabkan keuangannya
kepada publik dengan insentif kenaikan bantuan keuangan. Jika ini dilakukan, akan
berkontribusi besar dalam pencegahan korupsi di Indonesia.
Kedua, kebijakan Stranas PK terlihat bagi publik sebagai soal teknis dan birokratis.
Presentasi kebijakan ini ke publik cenderung hanya dalam bentuk dokumen-dokumen
pembangunan seperti output dan indikator yang sulit dipahami oleh publik. Karena publik
sulit mencernanya, apalagi melihat langsung keterkaitan dan dampak bagi kehidupan
masyarakat sehari-hari, maka Stranas PK gagal mengundang partisipasi publik. Stranas PK
hanya berhenti pada dokumen dan kegiatan pemerintah. Padahal berbagai kebijakan,
seperti, pengadaan barang dan jasa, atau OSS berdampak nyata pada masyarakat sehari-
hari.
Berangkat dari temuan pemantauan ini, maka pemerintah perlu melakukan langkah-
langkah untuk meningkatkan partisipasi publik, misalnya dengan menyederhanakan
pesan yang hendak disampaikan dan menunjukkan kemajuan rill dari kebijakan Stranas
PK. Selain itu, pemerintah perlu masuk ke sektor-sektor strategis seperti pendanaan partai
politik. Melalui pintu masuk pencegahan, Stranas PK mestinya akan mendapatkan
sambutan dan dukungan besar dari seluruh pihak.
Danang Widoyoko,
Sekretaris Jenderal
Transparency International Indonesia
v
DAFTAR SINGKATAN
PP Peraturan Pemerintah
ZI Zona Integritas
vii
Korupsi. Stranas PK merupakan kebijakan
yang dikembangkan oleh Pemerintah
EKSEKUTIF
dalam memerangi korupsi. Kebijakan ini
melibatkan berbagai sektor dan berbagai
institusi pemerintah melalui 3 fokus,
yakni perizinan dan tata niaga, keuangan
negara, serta penegakan hukum dan
reformasi birokrasi. Dengan demikian,
hasil pemantauan ini dapat dikembangkan
dalam memperkuat aksi-aksi pencegahan
korupsi di masa depan.
L
Hasil pemantauan ini menegaskan
aporan pemantauan pelaksanaan bahwa sebuah kebijakan antikorupsi
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi nasional yang efektif sudah sepatutnya
(Stranas PK) ini disusun oleh tim peneliti melampaui kerja-kerja admininistratif.
dari Transparency International Indonesia Sayangnya, rencana-rencana aksi yang
(TII) bersama kelompok masyarakat tertuang di dalam kerangka Stranas
sipil di daerah dengan dukungan penuh PK selama tahun 2019, masih banyak
dari Australia–Indonesia Partnership for bertumpu pada target-target administratif
Justice (AIPJ)2, United Nations Development guna mematuhi capaian dokumen. Selain
Program (UNDP) dan Sekretariat Nasional berdampak pada rumitnya pengukuran dan
Pencegahan Korupsi (Setnas PK). Tim peninjauan dampak, target-target tersebut
peneliti bersama mitra daerah melakukan tidak secara langsung berkontribusi pada
pemantauan di sembilan wilayah. Dimulai akar masalah korupsi di Indonesia yaitu
dari tanggal 01 Oktober 2019 sampai korupsi politik.
dengan 29 Februari 2020. Tim peneliti menyimpulkan bahwa
Studi ini fokus meninjau 4 dari 27 kapasitas dari unit-unit pelaksana yang
sub-aksi Stranas PK, yang meliputi dipantau secara umum kurang memadai.
pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang Kesimpulan ini didapatkan dengan
dan/Jasa (UKPBJ), Percepatan Online Single- menggunakan instrumen pemantauan
Submission (OSS), Implementasi Kebijakan yang disusun dari komponen UNCAC
Satu Peta dan Percepatan Sistem Merit pasal 5 serta The Kuala Lumpur Statement.
dalam rentang waktu bulan Juli hingga Tim peneliti menggunakan 5 dimensi
Desember 2019. Keempat sub-aksi tersebut (Kelembagaan, Sumber Daya Manusia dan
dipantau karena menjadi perhatian publik, Anggaran, Akuntabilitas, Mitigasi Risiko
dijalankan oleh Kementerian/Lembaga/ Korupsi, dan Pelibatan Masyarakat) serta
Pemerintah Daerah, serta berkontribusi 25 indikator didalamnya untuk meninjau
langsung pada tingkat korupsi. kinerja dan kapasitas masing-masing unit
Temuan-temuan ini diharapkan kerja. Dari 5 dimensi yang dipantau, tim
dapat memperkuat pelaksanaan Stranas peneliti mendorong berbagai kelompok
PK serta mendorong partisipasi dari kepentingan terutama Timnas PK untuk
kelompok masyarakat sipil sesuai memperkuat dimensi Akuntabilitas, Mitigasi
mandat Perpres No. 54 Tahun 2018 Risiko Korupsi, dan Pelibatan Masyarakat
tentang Strategi Nasional Pencegahan dari masing-masing unit pelaksana.
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sistem Merit.1 dilakukan sebagai wujud nyata partisipasi
Hasil tersebut selaras dengan laporan dari kelompok masyarakat sipil untuk
pemantauan mandiri yang disusun oleh memantau pelaksanaan Stranas PK sesuai
Transparency International (TI) Indonesia mandat Perpres No. 54 Tahun 2018.
pada Maret-April 2019. Pemantauan
tersebut menemukan risiko korupsi yang B. Cakupan Pemantauan
terdapat di dalam 3 fokus area Stranas Pemantauan dilakukan dengan
PK—yakni perizinan dan tata niaga, meninjau target-target yang tertuang di
keuangan negara, serta penegakan dalam rencana aksi Stranas PK.
hukum dan reformasi birokrasi—dianggap Pemantauan ini hanya mencakup
masih sangat tinggi.2 Pemantauan pelaksanaan 4 dari 27 sub-aksi Stranas
tersebut juga menemukan pelaksanaan PK, yakni pembentukan UKPBJ,
awal Stranas PK belum diikuti pelibatan pelaksanaan OSS, implementasi kebijakan
masyarakat yang optimal terutama dalam satu peta dan percepatan Sistem Merit.
mengakses informasi seputar aksi Keempat sub-aksi tersebut dipantau
pencegahan korupsi. karena menjadi perhatian publik,
Mempertimbangkan pentingnya untuk dijalankan oleh Kementerian/Lembaga/
mengakselerasi pelaksanaan Stranas PK Pemerintah Daerah, serta berkontribusi
agar lebih optimal, TI Indonesia bersama langsung pada korupsi.
kelompok masyarakat sipil di daerah Keempat sub-aksi Stranas PK tersebut
didukung Australia-Indonesia Partnership dipilih karena lokasi/locus pemantauan
for Justice (AIPJ)2, United Nations yang dilakukan oleh masyarakat sipil
Development Program (UNDP) dan berada pada level daerah, baik level
Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi provinsi dan juga level kabupaten/kota.
(Setnas PK) melakukan pemantauan Selain itu, Sembilan wilayah yang dipantau
pelaksanaan Stranas PK di 9 wilayah, yakni merupakan daerah Komisi Advokasi
Kota Banda Aceh, Kota Gorontalo, Kota Daerah inisiatif dari KPK. Di setiap kota
Pontianak, Kota Yogyakarta, Provinsi Nusa yang disurvei merupakan daerah
Tenggara Timur meliputi Kota: Kupang, dampingan Korsupgah KPK sehingga tim
Provinsi Kalimantan Timur meliputi; Kota peneliti bisa mengelaborasi dari
Balikapapan dan Samarinda, Provinsi implementasi Stranas PK dengan capaian-
Riau, Meliputi Kota Pekanbaru, Kabupaten capaian yang dilakukan oleh keduanya.
Siak, Kabupaten Palalawan, dan Secara sosial, sembilan wilayah
Kabupaten Kampar, Provinsi Jawa Timur tersebut dipilih atas latar belakang karena
meliputi Kota Surabaya, Kota Probolinggo, maraknya kasus korupsi yang terjadi.
Kabupaten Gresik, Kabupaten Malang, Diantara kasus korupsi tersebut banyak di
dan Kabupaten Bojonegoro, serta Provinsi dominasi oleh pengadaan barang dan
Sulawesi Utara meliputi; Kota Manado, jasa dan proses perizinan. Di Kota Banda
Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Aceh misalnya, kasus dugaan malpraktik
Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten pada proses tender proyek di lingkungan
Bolaang Mongondow. Kegiatan ini Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA)
Banda Aceh menjadi contoh kasus yang
perlu di waspadai untuk perbaikan di titik
1 Dapat diakses di: https://stranaspk.kpk.go.id/id/
publikasi/laporan-stranas-pencegahan-korupsi- rawan dalam pengadan barang dana jasa.
semester-i-2019 Kemudian ada kasus suap proyek saluran
2 Dapat diakses di: https://ti.or.id/pemerintah-harus- air hujan (SAH) di Kota Yogyakarta. Kasus
melibatkan-masyarakat-sipil-dalam-pencegahan-
korupsi/ ini telah menjerat dua jaksa dan seorang
3
Tabel 1. Cakupan Empat Sub-Aksi Stranas PK Terpilih
A. Pembentukan UKPBJ
1. Regulasi UKPBJ
Pembentukan UKBPJ Struktural sesuai amanat
2. Integrasi LPSE dan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang
ULP Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
Peraturan LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang
3. Jabatan fungsional dan
Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
Pokja tetap
4. Model kematangan Tingkat kematangan UKPBJ:
organisasi UKPBJ 1. Unggul
2. Strategis
3. Proaktif
4. Esensi
5. Inisiasi
1. Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa (UKPBJ) Dilihat dari 9 indikator, yakni manajemen
2. Kelompok masyarakat pengadaan, manajemen penyedia, manajemen
sipil kinerja, manajemen risiko, pengorganisasian,
tugas dan fungsi, perencanaan SDM,
pengembangan SDM, dan sistem informasi.
Lihat:
http://siukpbj.lkpp.go.id/index_maturity
5
C. Pelaksanaan Online Single-Submission (OSS)
1. Integrasi aplikasi Integrasi dengan Aplikasi Cerdas Layanan
perizinan dengan OSS Perizinan Terpadu untuk Publik (Sicantik) yang
dimiliki Kemenkominfo sebagai sistem pusat
sesuai mandat Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
1. Dinas Penanaman Terintegrasi Secara Elektronik
2. Aplikasi yang Modal dan Pelayanan Identifikasi aplikasi yang digunakan, beserta
digunakan (SICANTIK/ Terpadu Satu Pintu tantangannya di lapangan
lainnya) (DPM-PTSP)
2. Kelompok masyarakat
3. Mekanisme Kepatuhan pemohon izin untuk menyampaikan
sipil
pengendalian kepatuhan Surat Pernyataan Pemenuhan Komitmen, yang
pemohon izin mencakup: IMB, Izin Lokasi, AMDAL, dan Sertifikat
Laik Fungsi. Serta dihapuskannya HO dan SKDU.
4. Pengalaman Identifikasi praktik baik dan hambatan dalam
penggunaan OSS mengakses dan menggunakan OSS
7
mengoordinasikan upaya serta sumber negara-negara di Asia Pasifik yang telah
daya Pemerintah dan pemangku mengeluarkan strategi antikorupsi nasional
kepentingan lainnya, untuk pengembangan tunggal atau serangkaian dokumen yang
dan implementasi kebijakan serta untuk membentuk kerangka kerja antikorupsi
memastikan pemantauan pelaksanaan yang komprehensif dan terkoordinasi
kebijakan tersebut. Dalam laporan Anti- seperti yang dihimbau dalam pernyataan
Corruption Strategies: Understanding Kuala Lumpur.
What Works, What Doesn’t and Why? Sebagian besar negara menyusun
Lessons Learned from the Asia-Pacific strategi selama 2007-2010 yaitu setelah
Region (2014),5 UNDP telah mengidentifikasi berlakunya UNCAC. Hanya dua negara,
9
informasi ini menjadi faktor penting Kementerian/Lembaga (K/L) dan 542
juga yang mengakibatkan rendahnya Pemerintah Daerah (Pemda) pada tanggal
tingkat partisipasi masyarakat dalam 13 Maret 2019 untuk melaksanakan 11 aksi
perumusan, pelaksanaan, pemantauan dan 27 sub-aksi Pencegahan Korupsi 2019-
dan evaluasi Stranas PPK dan RAD PPK. 2020. Perpes Stranas PK 2018 memiliki tiga
fokus sektor pencegahan, yakni: (1)
Sehingga, di dalam kertas kerja tersebut, Perizinan dan Tata Niaga; (2) Keuangan
Transparency International Indonesia Negara; (3) Penegakan Hukum dan
merekomendasikan kepada Timnas PK Reformasi Birokrasi.
untuk memperkuat dua aspek berikut, Tim Nasional Pencegahan Korupsi
yakni: (Timnas PK) kemudian dibentuk untuk
1. Sosialisasi tentang keberadaan Stranas mengawal Stranas PK. Timnas PK terdiri
PK ini di tingkat daerah, khususnya dari Ketua KPK, Mendagri, MenBappenas,
kepada para pemangku kepentingan MenPANRB, dan Kepala Kantor Staf
yang terkait dengan program prioritas Presiden. Guna mendukung kelancaran
Stranas PK (pemerintah daerah, tugas, Timnas PK dibantu oleh Sekretariat
organisasi masyarakat sipil, kalangan Nasional Pencegahan Korupsi, yang
dunia usaha, para anggota DPRD). berkedudukan di KPK, dengan komposisi: 1
2. Perlunya segera dikembangkan model orang Koordinator Harian, 15 orang Tenaga
keterlibatan para pemangku Ahli, dan 28 orang Tim Teknis yang mewakili
kepentingan di dalam pengelolaan 5 anggota Timnas PK, serta 4 orang tenaga
Stranas PK dan program-program administrasi.
aksinya di pusat maupun di daerah. Jika Berbeda dengan Perpres Stranas PPK
diperlukan, terdapat kebijakan Timnas sebelumnya, Perpres Stranas PK
PK yang sifatnya lebih ‘mandatory’ menampakkan upaya sinergitas antar
kepada pemerintah daerah untuk lembaga negara. Dibentuknya Tim Nasional
menerapkan model keterlibatan para Pencegahan Korupsi yang beranggotakan
pemangku kepentingan di daerah agar Komisi Pemberantasan Korupsi,
pengelolaan Stranas PK lebih inklusif Kementerian Bappenas, Kementerian
dan memiliki legitimasi politik yang lebih Dalam Negeri, Kementerian PAN RB dan
kuat. Kantor Staf Presiden. Timnas PK diharapkan
mampu mempercepat pencegahan korupsi
Atas dasar evaluasi-evaluasi ini, Perpres di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
55/2012 direvisi menjadi Perpres 54/2018 Daerah. Harapannya, dengan masuknya
tentang Strategi Nasional Pencegahan KPK ke dalam Tim Nasional kali ini, akan
Korupsi (Stranas PK). Stranas PK terbangun keterpaduan langkah
berkomitmen untuk menjawab kelemahan pencegahan antara pemerintah dan KPK
strategi sebelumnya seperti minimnya dan sekaligus juga mampu memberikan
sinergi dan kolaborasi program pencegahan dorongan politik yang lebih kuat bagi
korupsi, kurang fokus, dan tidak lembaga-lembaga pemerintah untuk
berdampak. Sehingga dalam melaksanakan menjalankan program-program
mandat Perpres 54/2018 Stranas PK pencegahan korupsi.
membentuk sekretariat bersama yang Dalam implementasinya, Perpres
mengawal aksi pencegahan korupsi agar Stranas PK 2018 juga diturunkan melalui
lebih fokus, terukur dan berdampak. Rencana Aksi Nasional namun belum
Menindaklanjuti hal tersebut, Presiden diturunkan menjadi Rencana Aksi Daerah
telah memberi mandat kepada 51 Pencegahan Korupsi (RAN dan RAD PK)
11
terintegrasinya aplikasi yang saat ini kepada pemerintah daerah dan masyarakat
digunakan oleh K/L/D. untuk mencapai hasil yang diharapkan
Sementara masukan kelompok pada setiap sasaran Stranas PK. Selanjutnya
masyarakat sipil, berdasarkan hasil KPK dan Timnas PK juga perlu untuk
pemantauan yang dilakukan Transparency mendorong entitas pemerintah daerah
International Indonesia pada April 2019 di agar terbuka pada setiap proses
empat wilayah (Makassar, Malang, penyusunan kebijakan yang melibatkan
Semarang, dan Pekanbaru),8 ditemukan masyarakat sipil secara transparan,
bahwa risiko korupsi yang tinggi di sektor akuntabel dan partisipatif.
perizinan dan tata niaga, keuangan negara Keseluruhan aksi dan sub-aksi di atas
serta penegakan hukum dan reformasi bertujuan untuk perbaikan tata kelola
birokrasi perlu diantisipasi dengan pemerintahan, pembenahan proses
pelibatan masyarakat sipil yang lebih pelayanan publik, transparansi dan
optimal dalam implementasi kebijakan akuntabilitas pengelolaan keuangan
yang berkaitan dengan pencegahan negara, termasuk penyelamatan
korupsi. Selain itu, Pemerintah diharapkan keuangan/aset negara. Selain itu, Stranas
mengajak seluruh elemen masyarakat sipil PK diharapkan dapat mengurangi beban
dalam mendukung program pencegahan administrasi, tumpang tindih, dan ego
korupsi sehingga dampak kebijakan sektoral instansi pemerintah dalam
antikorupsi bisa dirasakan oleh seluruh pelaksanaan aksi-aksi pencegahan korupsi.
lapisan masyarakat. Strategi yang komprehensif di Stranas PK
Dari hasil temuan tersebut, Transparency tentu membutuhkan dukungan berbagai
International Indonesia juga pihak, sehingga penting bagi kelompok
merekomendasikan agar KPK bersama masyarakat sipil untuk dilibatkan menjadi
anggota Timnas PK perlu melakukan pemangku kepentingan utama dalam
sosialiasi dan diseminasi tentang seluruh proses politik kebijakan ini.
keberadaan Stranas PK yang lebih masif
A. Pendekatan Pemantauan
Tim peneliti menggunakan pendekatan pemantauan dan
evaluasi dari Methods Lab (2016).9 Dalam panduan tersebut,
pemantauan mengacu pada pengumpulan dan analisis data yang
sedang berlangsung tentang sumber informasi, kegiatan, dan hasil
kegiatan. Sedangkan evaluasi mengacu pada proses menimbang
data untuk membuat penilaian tentang manfaat dan nilai kegiatan
yang telah berjalan, yang dapat terjadi secara informal, melalui
refleksi dan diskusi antara mitra dan pemangku kepentingan; dan
secara formal, melalui ulasan dan studi yang ditargetkan.
Secara khusus, perbedaan aspek pemantauan dan evaluasi
dapat dilihat sebagai berikut:
9 Dapat diakses di: Pasanen, T., and Shaxson, L. (2016) ‘How to design a monitoring
and evaluation framework for a policy research project’. A Methods Lab publication.
London: Overseas Development Institute.
13
Tabel 4. Perbedaan Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan Evaluasi
Dalam proses penilaian Stranas PK ini, kendala konkret yang ditemukan para
tim peneliti fokus pada aspek pemantauan pelaksana sub-aksi.
saja, dan tidak melakukan penilaian sampai Dalam konteks yang lebih besar, proses
pada tingkat evaluasi. Fokus ini dipilih pemantauan dan evaluasi dapat mengguna-
karena mempertimbangkan dua hal utama, kan banyak metode. Penilaian ini secara
yakni Stranas PK berada dalam fase proses khusus menggunakan dua metode peman-
yang masih sedang berlangsung dan tauan, yakni pembandingan (benchmarking)
kebijakan ini baru berjalan dalam rentang dan evaluasi proses yang mengacu pada
satu tahun sehingga sangat kompleks jika panduan Planning, Monitoring, and Evalua-
ingin mengukur hingga tingkat dampak. tion: Methods and Tools for Poverty and
Berfokus pada proses yang sedang berjalan Inequality Reduction Programs dari World
dalam hal ini juga akan sangat bermanfaat Bank.10
dalam mengidentifikasi praktik baik dan
15
metode ini dapat memberikan informasi komponen di dalam instrumen UNCAC dan
berharga tentang implementasi di berbagai the Kuala Lumpur Statement, tim peneliti
lokasi yang berbeda dan mengidentifikasi Transparency International Indonesia
praktik terbaik. membangun sebuah instrumen yang dapat
Pendekatan ini kemudian juga dapat digunakan sebagai panduan pemantauan
melihat tantangan dalam rancangan asli Stranas PK bagi kelompok masyarakat sipil.
program. Metode ini sangat mungkin Instrumen ini meliputi 5 dimensi dengan
mendorong perbaikan program yang lebih total 25 indikator yang dapat dilihat di
besar guna memastikan dampak yang lebih dalam tabel dibawah ini.
jangka panjang dapat tercapai. Melalui Kelima dimensi tersebut kemudian
pendokumentasian dan penilaian secara dinilai berdasarkan 4 kategori, yaitu (a)
ketat terhadap komponen operasional dari tidak memadai, (b) kurang memadai, (c)
suatu program, proses evaluasi dapat memadai, dan (d) sangat memadai dengan
menjadi sebuah pelengkap penting, seperti rincian sebagai berikut:
misalnya bagi evaluasi dampak yang lebih a. Kategori (a) mengindikasikan bahwa
fokus pada pengukuran hasil spesifik dan indikator terkait tidak pernah dilakukan
tidak terlalu bergantung pada bagaimana dan/ tidak didukung oleh sebuah
sebuah tujuan tercapai atau tidak tercapai. perangkat regulasi dari target sub-aksi
Stranas PK terkait. Kategori ini akan
B. Dimensi Pemantauan diberi warna merah;
Pentingnya pemantauan strategi b. Kategori (b) mengindikasikan bahwa
nasional antikorupsi digarisbawahi dalam indikator terkait sudah pernah dilakukan
UNCAC terutama di pasal 5 dan the Kuala dan/ tidak didukung oleh sebuah
Lumpur Statement tentang strategi perangkat regulasi dari target sub-aksi
antikorupsi. Di dalam kedua instrumen Stranas PK terkait, namun belum
tersebut, terdapat berbagai cara dan teknik dijalankan secara maksimal. Kategori ini
untuk memantau intervensi kebijakan akan diberi warna kuning;
antikorupsi dan proses mengevaluasinya. c. Kategori (c) mengindikasikan bahwa
Dalam memantau strategi antikorupsi indikator terkait sudah dijalankan sesuai
nasional, pendekatan terbaik biasanya dengan standar-standar dari sebuah
akan menggabungkan dua jenis regulasi yang mendukung pencapaian
pemantauan dan evaluasi: satu yang target sub-aksi Stranas PK terkait.
menilai pelaksanaan dan yang kedua Kategori ini akan diberi warna hijau;
meninjau dampak. d. Kategori (d) mengindikasikan bahwa
Pemantauan ini secara khusus indikator terkait sudah dijalankan
mendedikasikan pada proses pelaksanaan melampaui standar-standar dari sebuah
Stranas PK saja, dan belum berfokus pada regulasi yang mendukung pencapaian
peninjauan dampak. Alasan utamanya target sub-aksi Stranas PK terkait serta
terletak pada bahwa rentang waktu aktif menjalankan program-program
pelaksanaan Stranas PK masih berusia antikorupsi lain yang dapat saling
pendek, serta target-target yang ditetapkan memperkuat pencapaian sub-aksi
dalam satu tahun memang berfokus pada Stranas PK. Kategori ini akan diberi
kegiatan (output) saja. warna biru.
Dengan memanfaatkan komponen-
Dimensi Indikator
Independensi Komitmen Kewenangan Dukungan Dukungan
politik Pemerintah Sekretariat
Kelembagaan Pusat Nasional
Pencegahan
Korupsi
Sumber Daya Proporsi dan Gaji dan Seleksi Perlindungan Pelatihan dan
Manusia dan stabilitas insentif pegawai pegawai pendidikan
Anggaran anggaran pegawai pegawai
17
regulasi, anggaran, serta kebutuhan ini berfokus pada kapasitas fungsional—
pendukung lainnya dari kepala kapasitas yang diperlukan untuk
pemerintahan setempat, yang diikuti manajemen—dan kapasitas teknis—
dengan kewenangan yang jelas dan terukur. kapasitas yang terkait dengan bidang
Indikator kelembagaan lain juga dapat keahlian yang diperlukan untuk
tercermin dari tingkat dukungan menjalankan fungsinya. Sehingga faktor
Pemerintah Pusat dan Sekretariat Nasional kunci yang menentukan efektivitas dari
Pencegahan Korupsi (Setnas PK) sebagai sebuah strategi nasional antikorupsi
pengelola aksi Stranas PK. Dalam hal ini, terletak pada rekrutmen pegawai di unit-
tim peneliti meninjau tingkat komunikasi, unit pelaksana yang harus dilakukan
koordinasi, serta kolaborasi di antara unit- dengan pendekatan merit berdasarkan
unit pelaksana dengan para pembuat kompetensi.
kebijakan.
3. Akuntabilitas
2. Sumber Daya Manusia dan Pengelolaan unit-unit pelaksana yang
Anggaran menjalankan strategi nasional antikorupsi
Sesuai mandat UNCAC dan Kuala tetap perlu menjalankan kewajibannya
Lumpur Statement, keberadaan strategi dalam pelaporan berkala dan disaat
nasional antikorupsi perlu diikuti dengan bersamaan terus berkomitmen
dukungan komitmen politik yang salah membangun mekanisme-mekanisme
satunya tercermin melalui dukungan kontrol. Dimensi ketiga ini secara khusus
terhadap anggaran yang memadai sehingga ingin meninjau perihal pengembangan
unit-unit pelaksana dapat menjalankan manajemen kualitas dan kepatuhan di
fungsinya secara efektif. dalam unit-unit pelaksana.
Dalam hal ini, anggaran yang Peninjauan standar akuntabilitas di
dialokasikan oleh Negara dapat dijadikan dalam UKPBJ, DPM-PTSP, Dinas
salah satu indikator utama dukungan Perkebunan/Dinas Kehutanan dan BKD
politik pemerintah. Indikator spesifik dalam dapat dilakukan melalui mekanisme kontrol
dimensi ini meliputi pola konsistensi internal dan pengawasan eksternal,
pendanaan dari pemerintah dan dukungan mekanisme evaluasi serta mekanisme
politik yang berkelanjutan baik dalam penanganan hukum. Unit-unit pelaksana
dukungan finansial kelembagaan maupun ini harus dikelola oleh pegawai yang
gaji serta insentif bagi pegawainya. berintegritas dan kompeten.
Sama pentingnya dengan alokasi Dimensi akuntabilitas fokus meninjau
anggaran, kapasitas pegawai di masing- upaya dari masing-masing unit pelaksana
masing unit pelaksana merupakan aspek di dalam mengembangkan, melaksanakan,
penting yang dapat menentukan kualitas serta mengevaluasi proses kerja. Kelima
dari hasil strategi nasional antikorupsi. indikator di dalam dimensi ini menjadi
Selain kapasitas, perlindungan hukum dasar bagi peninjauan antikorupsi secara
terhadap pegawai di unit pelaksana perlu jangka panjang.
mendapatkan perhatian yang lebih serius.
Unit-unit yang menjalankan strategi ini 4. Mitigasi Risiko Korupsi
tidak luput dari risiko hukum, sehingga Dimensi ini berdedikasi penuh untuk
perlu ditinjau mekanisme apa yang tepat meninjau dukungan terhadap perangkat-
untuk memberikan diskresi atau upaya perangkat antikorupsi di dalam unit-unit
pencegahan tertentu. pelaksana. Hal ini penting mengingat kerja-
Penilaian kapasitas pegawai dalam hal kerja unit pelaksana seperti perizinan,
19
dukungan politik yang luas dari masyarakat. menjadi kerja teknokratis dan memiliki
Demikian juga dengan Stranas PK dan akuntabilitas publik yang lemah.
program aksinya. Dengan minimnya Dengan mempertimbangkan hal
kepedulian masyarakat dan rendahnya tersebut, dimensi ini berupaya meninjau
rasa “memiliki” agenda-agenda Stranas PK apakah program aksi Stranas PK telah
dan program-programya, maka kecil mendukung sejumlah kegiatan untuk
kemungkinan aksi pencegahan korupsi memastikan meluasnya dukungan publik
akan berjalan efektif dan memberikan tersebut. Sebagai konsekuensinya, kerja-
dampak bagi masyarakat. kerja Timnas PK bukan semata
Pengalaman TI Indonesia menunjukkan melaksanakan tiga program prioritas
bahwa program-program pemberantasan Stranas PK, tetapi sekaligus juga
korupsi yang minim perhatian publik dan memperluas dukungan publik terhadap
terpisah dari keresahan publik, tidak akan agenda-agenda pemberantasan korupsi
dapat berjalan efektif. Program dalam kerangka yang lebih luas.
pemberantasan kosupsi hanya akan
D
alam siklus pemantauan di tahun tim peneliti didasarkan pada berbagai
pertama ini, tim peneliti dari temuan kualitatif dari wawancara men-
Transparency International Indone- dalam, diskusi kelompok terfokus, serta
sia berfokus meninjau efektivitas dan tinjauan-tinjauan literatur.
tantangan yang ditemui oleh unit-unit Dari hasil pemantauan keempat sub-
pelaksana di masing-masing sub-aksi, yakni aksi yang dilakukan di 9 wilayah (dapat
Unit Kerja Pengadaan Barang dan/ Jasa dilihat di lampiran daftar informan), tim
(UKPBJ), Dinas Penanaman Modal Pela- peneliti menemukan bahwa secara umum
yanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), kapasitas dari keempat unit pelaksana
Dinas Perkebunan/Kehutanan, serta Badan dalam menjalankan Stranas PK bervariasi
Kepegawaian Daerah. pada kategori memadai dan kurang
Dalam rangka mengidentifikasi kom- memadai. Tim peneliti menyadari bahwa
ponen-komponen tersebut, tim peneliti untuk mengurai berbagai tantangan yang
merumuskan 5 dimensi yang memiliki 25 ditemukan oleh unit-unit pelaksana,
indikator yang diasumsikan dapat mem- dibutuhkan kerja-kerja kolektif dari
pengaruhi kinerja dari unit-unit pelaksana berbagai pemangku kepentingan.
tersebut. Indikator-indikator tersebut me- Secara umum, tim peneliti menemukan
ngacu pada instrumen-instrumen anti- lima temuan yang sepatutnya juga
korupsi internasional, seperti UNCAC pasal diperhatikan secara seksama oleh berbagai
5 dan the Kuala Lumpur Statement. Penilaian pihak, yaitu meliputi:
21
1. Perubahan regulasi di tingkat nasional dengan kelompok masyarakat sipil di
sangat berdampak pada efektitvitas daerah. Kecenderungan ini dapat dilihat
kerja pemerintah daerah dalam dari rendahnya pengetahuan dan
melaksanakan mandat Stranas PK. rendahnya partisipasi kelompok
Strategi nasional antikorupsi bukan masyarakat sipil terhadap Stranas PK.
hanya merupakan dokumen teknokratis 3. Perbedaan kapasitas dan modalitas
saja, sehingga implementasinya sangat yang besar diantara Pemerintah
bergantung pada komitmen politik. Provinsi, Pemerintah Kota, dan
Pemantauan ini menemukan bahwa Pemerintah Kabupaten. Pemantauan
komitmen politik baik dalam mendukung menemukan bahwa terdapat jurang
UKBPJ, DPM-PTSP, serta Badan kemampuan yang cukup besar antar
Kepegawaian Daerah sangat bervariasi Pemerintah Daerah. Jurang kemampuan
namun kurang memadai. Berdasarkan ini disebabkan oleh minimnya
kasus-kasus yang dianalisis selama komunikasi diantara Pemerintah Daerah
pemantauan, dapat disimpulkan bahwa terkait pelaksanaan Stranas PK, kuatnya
tingkat kemauan politik yang tinggi budaya kompetisi antar Pemerintah
sangat sulit dipertahankan sepanjang Daerah, serta diikuti kurangnya inisiatif
siklus implementasi. Regulasi-regulasi Timnas PK dalam menjembatani
nasional yang dinamis perubahannya, kebuntuan sosial ini. Pemantauan juga
justru kontraproduktif bagi Pemerintah menyimpulkan bahwa Pemerintah
Daerah dalam melaksanakan Daerah secara umum fokus pada
kebijakannya. Dalam hal implementasi, capaian target administratif Stranas PK
koordinasi, dan pemantauan, aksi-aksi semata, tanpa secara jangka panjang
pencegahan korupsi dalam kerangka memperkuat budaya integritas dan
Stranas PK, ditemukan kurang kapasitas antikorupsi di masing-masing
mendapatkan dukungan politik dan unit.
operasional yang memadai. 4. Kemampuan unit-unit pelaksana
2. Minimnya pendampingan aksi daerah kurang mencukupi. Mayoritas
pencegahan korupsi daerah dari unit pelaksana dari lembaga-lembaga
Timnas PK. Hasil pemantauan terkait sangat kekurangan personil,
menemukan bahwa selain Timnas PK kapasitas teknis, dan sumber daya yang
minim melaksanakan sosialisasi seputar diperlukan untuk menjalankan tugas.
Stranas PK, pelaksanaan tiga sub-aksi Selain masalah sumber daya manusia,
pencegahan korupsi di daerah dukungan anggaran dan infrastruktur di
terhambat karena tidak diikuti dengan masing-masing unit juga kurang
koordinasi dan komunikasi yang efektif memadai. Beban berat pada lembaga
antara Timnas PK, Pemerintah Daerah tidak sejalan dengan tugas yang sangat
dan Pemerintah Pusat. Dukungan dan sulit, terlebih memiliki risiko-risiko
pendampingan banyak dilakukan oleh hukum yang tidak kecil. Unit-unit ini juga
pemerintah pusat seperti LKPP, BPK dan secara umum belum patuh pada aturan-
Korsupgah KPK. Timnas PK kurang aturan kelembagaan yang baru,
menjembatani hambatan-hambatan sehingga menghambat reformasi di
regulasi yang berdampak pada operasi tubuh mereka sendiri.
bisnis masing-masing unit. Selain itu, 5. Minimnya keterlibatan kelompok
pemantauan juga menemukan bahwa masyarakat sipil. Komponen krusial
Timnas PK masih perlu membangun dan yang ditemukan selama proses
menjalin model komunikasi yang efektif pemantauan adalah kurangnya
23
Hasil pemantauan di sub aksi UKPBJ di dapat dinikmati kelompok elit saja,
Sembilan wilayah, mendapatkan empat termasuk orang-orang dengan
temuan utama yang meliputi: pendidikan tinggi.
1. Mayoritas pengelola belum berstatus 3. Risiko hukum besar, sementara
pegawai fungsional. Banyak dari insentif kecil. Hasil pemantauan
pengelola dan/ anggota Pokja belum menemukan bahwa banyak keengganan
diangkat menjadi pokja permanen dan para pegawai untuk menjadi anggota
masih berstatus paruh waktu. Kondisi Pokja tetap atau mengikuti sertifikasi
ini berimplikasi pada independensi LKPP untuk menjadi tenaga ahli
pengelola, serta mempengaruhi pengadaan, dikarenakan risiko hukum
efektivitas kinerja unit secara yang besar. Para pengelola mengakui
keseluruhan. Seperti yang ditemukan di bahwa kerja pokja terganggu karena
lingkungan Provinsi Nusa Tenggara banyaknya intervensi dari pihak-pihak
Timur, situasi jumlah pengelola yang eksternal. Ruang untuk sanggah
terbatas sudah direspon dengan memang dibuka, beberapa dapat
mengusulkan untuk dibentuk pokja diselesaikan melalui forum klarifikasi,
permanen, namun sayangnya usulan sementara lainnya harus masuk ke
yang sudah didasarkan pada proses penegakan hukum. Dampaknya
pertimbangan Analisis Jabatan dan dapat dilihat Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Beban Kerja tidak selalu misalnya, tenaga pendukung saja
diakomodir, sementara jumlah bahkan belum terpenuhi, dalam hal ini
pengadaan setiap tahunnya semakin seperti Kasubag yang tidak memiliki
meningkat. Beberapa Pemda merespon staf. Di beberapa daerah, seperti
situasi ini dengan mengangkat pegawai Provinsi Sulawesi Utara, beberapa gaji
kontrak melalui skema Pegawai dan insentif di UKBPJ masih bersumber
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dari masing-masing OPD atau dalam
(P3K) atau melakukan alih jabatan. kata lain, belum tersentralisasi. Disisi
2. Minimnya Dukungan dan asistensi lain, ditemukan bahwa fungsi
dari Timnas PK. Meskipun Tim UKPBJ di pengawasan dan pendampingan dari
daerah telah mendapatkan dukungan Inspektorat dan APIP masih belum
dari pemerintah pusat berupa optimal.
pendampingan baik teknis maupun 4. Konsolidasi pengadaan belum
substansi, namun dukungan tersebut berjalan maksimal. Pengetahuan dan
bukan dari Timnas PK. Dukungan dan perspektif tentang sentralisasi
pendampingan tersebut dilakukan oleh pengadaan ditemukan cukup
Lembaga pemerintahan yang bergerak mempengaruhi minimnya dukungan
khusus dalam pengadaan barang dan politik dari pemimpin daerah. Kondisi ini
jasa seperti Lembaga Kebijakan salah satunya disebabkan oleh
Pengadaan Pemerintah (LKPP), maupun kurangnya koordinasi antara pihak
dari Korsupgah KPK. Secara khusus dari Pemerintah Daerah dan LKPP, serta
TImnas PK, belum memberikan minimnya kesadaran para Kepala Dinas
dukungan dan pendampingan kepada tentang pentingnya melaksanakan
UKPBJ, maupun masyarakat sipil di konsolidasi pengadaan. Selain itu, fungsi
daerah. Hal tersebut yang menyebabkan koordinasi di tingkat provinsi, dengan
kurang membuminya stranas PK di kabupaten/kota belum berjalan
kalangan OPD dan masyarakat sipil. maksimal dalam konteks konsolidasi
Pengetahuan terkait Stranas PK hanya pengadaan belum berjalan optimal.
25
Upaya-upaya mengkampanyekan memahami bahwa UKPBJ hanya
manfaat langsung dari konsolidasi beroperasi pada saat proses pengadaan
pengadaan perlu dimaksimalkan. berlangsung saja. Namun guna
mencegah transaksi korupsi dilakukan
Disisi lain, mendorong mitigasi risiko pada fase pra-pengadaan, UKPBJ dapat
yang lebih komprehensif tentu sangat mulai berpartisipasi dan memberikan
penting karena praktik korupsi di sektor masukan dalam forum KUA-PPAS.
pengadaan barang dan jasa terus Inisiatif serupa sudah dilakukan UKBPJ
berkembang. Tim peneliti mencatat di Kota Surabaya, dengan ikut
setidaknya terdapat enam praktik baik memberikan pertimbangan berdasarkan
yang sudah dilakukan beberapa Pemerintah catatan pengadaan dan rekam jejak
Daerah dalam merespon maraknya korupsi perusahaan.
di sektor pengadaan barang dan/ jasa, 3. UKPBJ didorong untuk membuat
yaitu: rencana tindak pengendalian risiko.
1. Mengaktifkan daftar hitam Dalam mencegah terjadinya korupsi di
perusahaan. Di wilayah-wilayah yang pengadaan barang dan jasa, di beberapa
dipantau, perusahaan-perusahaan yang wilayah yang dipantau saat ini sedang di
memiliki sejarah kinerja yang buruk dorong untuk menjalankan rencana
sudah didaftarkan di dalam daftar hitam tindak pengendalian risiko dengan cara
perusahaan. Sebagai contoh, masih dilakukannya pemeriksaan atas
ditemukan informasi bahwa praktik kepatuhan UKPBJ. Selain itu, UKPBJ juga
memecah belah paket pengadaan di tuntut untuk memberikan
langsung masih terus berjalan terutama pengawasan di titik-titik rawan korupsi
di pengadaan-pengadaan konstruksi baik dari perencanaan sampai dengan
dan jalan umum, dimana agar tidak pelaksana pengadaan. Titik-titik rawan
melewati batas paket penunjukan yang dimaksud adalah dimana ada
langsung, alokasi paket didistribusikan paket yang dinilai besar, dibagian
kepada banyak penyedia dimana perencanaan tim pokja lebih teliti untuk
mayoritas tidak memiliki sertifikasi yang mengevaluasi syarat-syarat dokumen
dapat dibuktikan. Banyak dari calon lelang. Dalam pelaksanaan juga lebih
penyedia dalam modus ini juga masih hati-hati, dari proses pengumuman
berada di dalam daftar hitam yang lelang sampai proses sanggah, ketika
dibuat oleh pengelola bersama tim klarifikasi calon pemenang, untuk
Inspektorat. Dua strategi yang dapat memberikan penilaian yang obyektif,
ditempuh adalah dengan mendorong tim UKPBJ menerapkan tidak boleh
aktivasi daftar hitam perusahaan, bertemu secara langsung antara pokja
seperti yang dilakukan di Provinsi Nusa dan penyedia. Selain itu, untuk
Tenggara Timur dan menggunakan menerapkan transparansi anggaran, tim
Aplikasi Sistem Informasi Kinerja UKPBJ mempublikasikan anggaran
Penyedia (SIKaP) dari LKPP11 sebagai melalui media koran anggaran dan
referensi daftar kinerja penyedia. website.
2. UKPBJ terlibat sejak pembahasan 4. Menolak paket pengadaan berisiko
Pokok Pikiran (Pokir) serta Kebijakan tinggi pada fase perancangan RAPBD-
Umum APBD dan Prioritas dan Plafon Perubahan. Salah satu siklus pengadaan
Anggaran Sementara (KUA-PPAS). publik yang paling rawan intervensi
Dalam proses pemantauan, tim peneliti adalah ketika pembahasan rancangan
anggaran daerah perubahan. Pada
11 Dapat diakses di: sikap.lkpp.go.id
27
perizinan yang menyangkut cagar kebingungan diantara para pengelola di
budaya di daerah tertentu. Sehingga DPM-PTSP. Para pemohon izin juga
DPMPTSP di Kota Yogyakarta menjadi korban dari instabilitas ini,
menggunakan aplikasi yang sebelumnya terutama karena permohonan izin
sudah dijalankan, yaitu Jogja Smart hanya dibatasi 200 izin setiap harinya di
Service (JSS). Serupa di Kota Surabaya seluruh Indonesia. Selain itu, aplikasi-
yang terlebih dahulu mempunyai aplkasi pendukung seperti aplikasi
aplikasi Surabaya Single Window (SSW) SIPINTER, siCANTIK, atau siMANTRA
yang lebih mapan dan sudah diadopsi sangat banyak sehingga membingunkan
dalam SIMBG Kementerian PUPR. para pengelola maupun pemohon izin.
2. Sistem perizinan yang banyak pintu. Disisi lain infrastruktur di tingkat
Setelah diterapkannya OSS, proses Kabupaten dan Kota ditemukan masih
perizinan dapat dibillang menjadi kurang mendukung, sehingga mereka
lambat. Hal ini dikarenakan alur dari lebih banyak fokus pada pemenuhan
proses perizinan yang multi pihak. infrastruktur alih-alih menjalankan
Sebagai contoh ketika seorang proses perizinan secara profesional.
mengajukan permohonan perizinan, Koordinasi dengan Pemerintah Pusat
setelah diterima akan diteruskan ke dalam hal ini cukup birokratik,
Inpektorat, kemudian DPM-PTSP akan sementara dukungan dari Setnas PK
menunggu tindak lanjut permohonan belum membuahkan hasil. Selain itu
izin dari inspektorat. Hal ini yang ditemukan bahwa OSS versi 1.1 (terbaru)
menyebabkan proses perizinan menjadi tidak memiliki fitur pencarian history
lambat. Jika sebelumnya proses dari versi sebelumnya, sehingga rekap
perizinan langsung ditangani oleh DPM- data kembali dilakukan manual. Hingga
PTSP, maka saat ini fungsi DPM-PTSP kini, sistem OSS juga belum terhubung
hanya menjad jembatan bagi pemohon dengan data RDTR dan RTRW.
perizinan dan inspektorat. Dengan kata 4. Sulitnya memenuhi Surat
lain, penerapan OSS di kota Yogyakarta Keterangan Pemenuhan Komitmen.
masih belum optimal daripada proses Selain mengurus syarat-syarat formal,
perizinan pada sistem yang sudah para pemohon izin diwajibkan
dibangun sebelumnya. memenuhi dokumen diatas. Dokumen-
3. Aplikasi OSS tidak stabil. Sejak dokumen ini meliputi IMB, Izin Lokasi,
diluncurkan secara aktif tahun 2018, AMDAL, dan Sertifikat Laik Fungsi.
aplikasi OSS memang masih terus Penelusuran dari banyak informan
dikembangkan. Disamping mendorong memberikan informasi bahwa para
kemudahan berusaha, masalah- calon pengusaha merasa sulit
masalah teknis seperti instabilitas melengkapi dokumen ini karena tidak
jaringan dan dinamisnya perubahan jarang harus menyuap, serta kurang
sistem di OSS justru kontrproduktif efektif karena dinilai oleh pihak ketiga.
dengan semangat diatas. Sementara di Jika calon pengusaha tidak dapat
Kota Surabaya—yang sejak awal enggan memenuhi satu saja dari keempat
menggunakan aplikasi OSS—sudah dokumen tersebut, maka izin tidak
sejak tahun 2013 menggunakan aplikasi dapat diterbitkan. Beberapa daerah,
Surabaya Single Window (SSW) yang seperti Kota Surabaya, sudah
terbukti hingga kini lebih stabil dan menerbitkan diskresi melalui Peraturan
secara fitur lebih lengkap. Ketidakjelasan Walikota No. 14 Tahun 2018 agar syarat
dalam sistem ini memunculkan SLF dapat diurus setelah izin selesai. Tim
29
peneliti menemukan dalam beberapa ini terhitung sangat efektif, sehingga
aspek, aplikasi OSS memang dapat mempermudah akses warga di tingkat
mempercepat proses perizinan, namun Kecamatan. Selain itu, terdapat petugas
disaat yang bersamaan mengorbankan pendamping yang siap sedia untuk
para pengusaha dari kalangan non- membantu para calon pengurus izin,
privilese yang tidak mendapatkan yang biasanya adalah dari kalangan
keistimewaan literasi informasi seperti ekonomi menengah ke bawah dengan
para pengusaha UMKM serta pengusaha tingkat literasi yang rendah. Inisiatif ini
yang menggunakan rumah kontrak. dilakukan misalnya oleh Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur, dimana
Selain temuan utama diatas, tim peneliti secara simultan berdampak pada
juga menemukan lima praktik baik yang naiknya tingkat investasi daerah,
sudah dilakukan pelaksana Aksi stranas PK terutama dari kalangan pengusaha
di daerah diantaranya: UMKM.
1. Akses disabilitas sudah di perhatikan. 4. Desk konsultasi calon pengusaha.
Di Kota Banda Aceh, dalam proses Pemerintah Kota Samarinda membuat
perizinan sudah mengakomodasi kaum inisiatif Samarinda Virtual for Business
difabel. Kemudahan kaum difabel (SVFB) untuk menjembatani calon
menjadi perhatian dalam proses pengusaha dan calon investor untuk
perizinan baik dari sisi pelayanan konsultasi. Program ini menjawab
maupun akses perizinan. Ketersediaan kebutuhan para calon pengusaha yang
in dapat di temukan di di Mall Pelayanan tidak tahu dan tidak ada waktu dalam
Publik (MPP) maupun di kantor walikota. mengurus proses perizinan, sekaligus
2. Komitmen yang kuat dan pemetaan menjawab ketakutan akan proses yang
titik-titik rawan korupsi. Di Kota rumit dan berbiaya mahal. Hal yang
Yogyakarta, dan Pontianak, pemetaan sama juga dilakukan di Kota Yogyakarta,
titik rawan korupsi dilakukan di kepala pemerintah daerah membuka forum
dinas, dibidang PTSP (pelayanan), bidang konsultasi dan pelatihan bagi calon
pengawasan, bidang data. Bidang data investor melalui kanal pengaduan.
menjadi rawan, karena penyalahgunaan Sementara di Kota Gorontalo DPMTSP
data. Dalam pengawasan investasi, PTSP menyediakan ruangan khusus untuk
berkoordinasi dengan LKPM membentuk pelayanan pengaduan dari masyarakat.
Pokja Pengawasan Penanaman Modal 5. Tim inspeksi izin. Di beberapa daerah
melakukan inspeksi. Selain itu prinsip pantauan seperti Provinsi Riau,
kehati-hatian dan ketelitian diterapkan Kalimantan Timur, dan Jawa Timur,
guna mencegah kesalahan adminstrasi dibentuk sebuah tim gabungan yang
yang berpotensi pada perilaku tindak secara berkala melakukan peninjauan
korupsi terhadap efektivitas izin. Tidak
3. Penjangkauan pengusaha UMKM di tersedianya dashboard data tentang izin
tingkat Kecamatan. Beberapa yang efektif dan tidak, membuat para
Pemerintah Daerah, salah satunya Kota Pemerintah Daerah membuat tim ini.
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur Walaupun tidak melakukan inspeksi ke
memiliki inisiatif untuk menjangkau seluruh wilayah kerja, beberapa hasil
lebih banyak calon pengusaha, salah dari tim ini ditemukan sangat efektif
satu diantaranya melalui pembentukan dalam menemukan efektivitas dari izin
pusat pendaftaran perizinan di kantor yang diberikan.
Kecamatan (desentralisasi OSS). Inisiatif
Dimensi
Rerata Sumber Daya Mitigasi
Wilayah Kelemba- Akuntabili- Pelibatan
Skor Manusia & Risiko
gaan tas Masyarakat
Anggaran Korupsi
Provinsi
Kurang
Kalimantan
memadai
Timur
Kurang
Provinsi Riau
memadai
31
dilakukan dengan melalui akuisisi dan rezim OSS), hingga saat ini belum
perusahaan lain. Dalam praktiknya, dikonsolidasikan sehingga pusat
aturan ini menimbulkan permasalahan datanya tidak tersentralisir dengan baik.
baru dimana persaingan antar Disisi lain, pengarsipan dokumen-
perusahaan menjadi semakin tidak dokumen dari perusahaan sama
sehat dalam perizinan lahan. Selain itu, buruknya, sehingga ketika Dinas
Badan Pertanahan Nasional (BPN) juga Perkebunan/Kehutanan menagih
ditemukan tidak melakukan perannya dokumen izin lahan atau HGU misalnya,
dalam pengambilalihan lahan yang tidak perusahaan tidak dapat menunjukkan
beroperasi sebagaimana amanat UU dokumen tersebut. Kekacauan dokumen
Perkebunan. Peraturan Menteri ini mendudukan masyarakat, terutama
Pertanian nomor 45 tahun 2019 kelompok masyarakat adat, sebagai
menimbulkan potensi kekacauan pada korban utama karena akses publik
penataan peta karena tidak adanya menjadi terhambat. Situasi
kewenangan Pemerintah Provinsi dalam ketidakpastian ini dapat menjadi sumber
pemantauan. Selain itu kolaborasi dari kejahatan peta, sebuah istilah
dengan stakeholders dalam proses yang menunjukan basis pemetaan
berbagi informasi dan data belum dimanipulasi agar mendapatkan izin-
berjalan maksimal. Dalam permasalahan izin pengelolaan lahan yang sebenarnya
tumping tindih izin ini, sayangnya ditujukan bagi kepentingan publik.
ditemukan bahwa peran dari Stranas PK Bencana kebakaran panjang di Riau
dalam mendorong harmonisasi menjadi salah satu pelanggaran
peraturan masih belum cukup terlibat. terhadap kepatuhan ini.
2. Komunikasi berjalan kurang
harmonis dengan BIG, Dinas Sementara itu, jika ada praktik baik yang
Perkebunan dan Kehutanan, sangat dapat ditemukan di dalam sub-aksi ini,
bergantung pada data peta dari Badan praktik itu datang dari aksi kolektif
Informasi dan Geospasial (BIG). Namun kelompok masyarakat sipil yang terus
tim peneliti menemukan bahwa mendorong transparansi dan akuntabilitas
koordinasi antar keduanya belum sektor sumber daya alam. Di Provinsi
berjalan secara efektif, meskipun sudah Kalimantan Timur, berbagai LSM dari
sering diadakan program dan kegiatan berbagai latar belakang dan fokus isu,
bersama. Peranan BIG juga dianggap bergerak bersama dalam menyelamatkan
minim dalam digitalisasi dan sinkronisasi aset-aset sumber daya alam. Kelompok
data peta. Ketidaksinkronan antar dua masyarakat sipil juga rutin berkoordinasi
unit ini menyebabkan data perizinan dengan inisiatif Gerakan Nasional
lahan perkebunan atau perhutanan Penyelamatan Sumber Daya Alam
menjadi tumpang tindih dan tidak (GNPSDA) yang dbentuk Komisi
memiiliki standar pemetaan. Pemberantasan Korupsi. Di Provinsi Riau,
3. Akses publik terhadap dokumen peta akibat bencana asap berkepanjangan,
tidak transparan. Dalam pemantauan koalisi masyarakat sipil menggugat
ini, upaya-upaya membuka akses Pemerintah Pusat melalui citizen lawsuits
dokumen terkendala dengan kesulitan terkait kebakaran hutan Kalimantan 2015.
masing-masing unit sendiri dalam Hasilnya, Presiden dihukum Mahkamah
melakukan inventarisir data peta. Proses Agung (MA) untuk memperbaiki regulasi
sinkorinsasi izin pada rezim izin lahan terkait lingkungan agar kebakaran hutan
tiap periode (reformasi, pasca reformasi, tidak kembali terjadi.
Dimensi
Rerata
Wilayah
Skor Sumber Daya Mitigasi
Kelemba- Akunta- Pelibatan
Manusia & Risiko
gaan bilitas Masyarakat
Anggaran Korupsi
Pontianak Memadai
Gorontalo Memadai
Kurang
Yogyakarta
Memadai
Provinsi Nusa
Memadai
Tenggara Timur
Provinsi
Kurang
Kalimantan
memadai
Timur
Kurang
Provinsi Riau
memadai
Provinsi Jawa
Memadai
Timur
Provinsi Kurang
Sulawesi Utara memadai
33
meskipun secara implementasi sudah favoritisme, dan stereotip negatif. Sistem
berjalan, namun keputusan-keputusan tersebut diharapkan dapat membuka
dalam JPT terkadang berbeda dengan hasil peluang yang sama bagi ASN laki-laki dan
akhir. perempuan di birokrasi.
Pada dimensi mitigasi risiko dan Pada sistem merit, peneliti menemukan
pelibatan masyarakat, masuk dalam beberapa temuan khusus diantaranya:
kategori kurang memadai. Dalam proses 1. Mitigasi risiko korupsi sudah
pelaksanaan aksi PK, pemerintah daerah dilakukan. Secara umum, di 9 wilayah
belum mendorong fungsi masyarakat sipil yang dipantau, sudah memiliki upaya
sebagai pihak terkait. Padahal sesuai untuk mencegah terjadinya praktik
dengan amanat Perpres No 54 tahun 2018, korupsi pada aksi sistem merit. Namun
masyarakat sipil sebagai pihak terkait wajib demikian, praktik nepotisme masih sulit
dilibatkan mulai dari proses perencanaan, dihindari dikalangan pegawai. Untuk itu
pelaksanaan hingga pemantauan aksi-aksi BKP-SDM di kota Pontianak
stranas PK. mengatasinya dengan cara melakukan
Sistem merit merupakan sebuah assessment berdasarkan kemampuan
pendekatan yang mengedepankan pegawai, menggunakan aplikasi untuk
kapasitas dan kualifikasi ASN untuk mengatasi kecurangan. Mitigasi risiko
menempati jabatan tertentu. Salah satu juga dilakukan dengan penandatanganan
komponen yang paling jelas adalah pakta integritas bagi pegawai yang baru
mengadakan seleksi jabatan terbuka. Tim saja di tugaskan.
peneliti menemukan bahwa seluruh 2. Rendahnya partisipasi perempuan
wilayah telah menerapkan seleksi Jabatan dan golongan disabilitas dalam
Pimpinan Tinggi (JPT). Regulasi penerapan jabatan publik. Sistem merit nyata
sistem merit mulai berlaku, ditambah masih mengabaikan persoalan nyata
dengan peta jalan kepegawaian. Hanya saja bagi ASN perempuan. Data Badan
sempat menjadi tertunda karena datang Kepegawaian Negara (BKN) 2011-2012
isu penghapusan eselon III dan IV. dan 2014-2016 yang diolah oleh lembaga
Aspek lain yang menjadi penghambat riset Cakra Wikara Indonesia
percepatan sistem merit salah satunya menunjukkan bahwa jumlah ASN
bersumber dari dinamika regulasi antara perempuan yang menduduki jabatan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, eselon jauh lebih sedikit dibandingkan
terutama dari Kemendagri dan PNS laki-laki dimana pada eselon (1-5)
KemenpanRB. Namun banyak hanya mencapai 22,38 persen pada
mendapatkan pendampingan melalui periode 2011-2012 dan hanya meningkat
program Sipintar dari Komisi Aparatur Sipil menjadi 23,48 persen pada periode
Negara (KASN). 2015-2016.12 Walaupun studi tersebut
Dalam konteks kesetaraan partisipasi dilakukan pada tingkat Kementerian,
laki-laki dan perempuan, Pemerintah telah hasil pemantauan juga menemukan
berupaya untuk mengatasi ketimpangan secara tidak langsung bahwa di tingkat
tersebut lewat sistem meritokrasi yang Pemerintah Daerah, memiliki
diregulasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun kecenderungan yang sama. Tim peneliti
2014 mengenai Aparatur Sipil Negara (UU menilai bahwa situasi ini disebabkan
ASN). UU ini menerapkan sistem meritokrasi masih mengakar kuatnya paradigma
dalam perekrutan, pola karier, dan relasi
kerja dalam birokrasi, untuk mengikis
12 Dapat diakses di: https://cakrawikara.id/2019/02/
distorsi seperti senioritas, diskriminasi, ksixchange-8-menimbang-afirmasi-vs-sistem-merit-
di-birokrasi-34-kementerian/
35
penilai (asesor) dari Pemerintah Provinsi Utara yang dinobatkan sebagai salah
atau bahkan dari luar kota. Ketiadaan satu daerah dengan tingkat netralitas
tim penguji yang independen juga dapat ASN terburuk, telah mendorong
meningkatkan risiko transaksi jabatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
semakin besar. untuk menyusun pedoman tentang
Namun demikian di kota Yogyakarta konflik kepentingan bagi para jajarannya.
sudah menerapkan mekanisme Pedoman tersebut juga termasuk
asessment pegawai dan talent pool membahas etika dalam menggunakan
untuk mengetahui tingkat kompetensi media sosial di kalangan ASN yang saat
pegawai di OPD. Program talent pool ini ini merupakan sarana primer dalam
nantinya dapat menjadi database dukung-mendukung calon. Sehingga
kompetensi pegawai pemerintah Kota penting bagi Setnas PK (dan juga
Yogyakarta. Selain itu, untuk mengukur Korsupgah KPK) untuk terus menagih
kinerja baik ASN maupun tenaga implementasi sistem merit melalui
kontrak, di Kota Banda Aceh dilakukan penyusunan dokumen pedoman konflik
melalui aplikasi e-Disiplin. kepentingan dan kemudian menegakkan
etik secara serius di level daerah.
Selain temuan utama diatas, tim peneliti 4. Pelibatan Inspektorat dan PPK dalam
juga menemukan lima praktik baik yang seleksi JPT. Kedua organ ini memiliki
sudah dilakukan dalam percepatan sistem kecakapan terkait penelusuran rekam
merit diantaranya: jejak dari para kandidat. Pemerintah
1. Dilakukannya peningkatan kapasitas Provinsi Nusa Tenggara Timur telah
di level Kepala Desa (Lurah). Di Kota melaksanakan inisiatif untuk melibatkan
Gorontalo, sebagai upaya peningkatan Inspektorat dan PPK dalam peninjauan
kualitas sumber daya bagi aparatur kandidat. Hasil penelusuran tersebut
negara di level Desa. Pemkot Kota dirangkum dalam sebuah nota
Gorontalo melakukan pengingkatan rekomendasi yang kemudian dapat
kapasitas di level Kepala Desa (Lurah). menjadi pertimbangan bagi tim seleksi.
Peningkatan kapasitas ini meliputi 5. Uji publik. Dalam proses seleksi, Badan
Konten SDM, Pelayanan Publik, Kepegawaian Daerah (BKD) di masing-
Pemerintahan, dan Antikorupsi. masing wilayah telah membuka kanal
2. Sudah adanya mekanisme kontrol pengaduan masyarakat terkait rekam
internal dan eksternal bagi pelaksana jejak calon yang mengikuti JPT sebagai
aksi stranas PK. Mayoritas dari bahan pertimbangan Panitia Seleksi.
Sembilan wilayah yang dipantau, sudah Selain itu, BKD juga telah melibatkan
terdapat mekanisme kontrol eksternal tokoh-tokoh masyarakat untuk menjadi
maupun dari internal. Mekanisme anggota Pansel yang secara khusus
kontrol ini dilakukan melalui rapat melihat dari sisi integritas calon.
internal mingguan maupun rapat Keterbukaan yang sudah dilakukan oleh
bulanan yang mellibatkan kepala Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
daerah. Timur, sebagai contoh, dapat
3. Pedoman konflik kepentingan. meningkatkan pengawasan dari
Menanggapi isu ASN yang ikut dan aktif masyarakat terhadap para kandidat
terlibat dalam kampanye-kampanye sehingga proses seleksi dapat berjalan
calon pejabat menimbulkan lebih kompetitif dan menghindari risiko
kekhawatiran serius. Provinsi Sulawesi jual-beli jabatan.
37
tidak diikuti dukungan finansial dan B. Saran dan Masukan
teknis untuk fase implementasi. Dari berbagai temuan dan kesimpulan
Sementara disisi lain, banyak dari unit yang didapat tersebut, tim peneliti
pelaksana dibiarkan membiayai sendiri. merumuskan strategi-strategi umum agar
3. Akuntabilitas dilaksanakan oleh para pemangku
Peninjauan terhadap dimensi kepentingan yaitu:
akuntabilitas menemukan bahwa 1. Kepada Pemerintah Pusat, untuk
mekanisme ini masih dijalankan secara meninjau ulang, melakukan sinkronisasi,
parsial. Mayoritas wilayah yang dipantau dan penguatan koordinasi di dalam
kurang memaknai bahwa keterbukaan, penerbitan regulasi-regulasi pendukung
partisipasi yang inklusif, serta dari Stranas PK. Pemerintah Pusat perlu
mekanisme evaluasi yang simultan konsisten dan mengambil langkah
merupakan proses yang penting. serius dalam meninjau tumpang tindih
Akuntabilitas kurang lebih hanya dilihat aturan, baik seputar pengadaan publik,
sebagai kepatuhan memenuhi capaian- perizinan, kebijakan satu peta, dan
capaian target saja. sistem merit yang sangat berdampak
4. Mitigasi Risiko Korupsi bagi pelaksanaan aksi pencegahan
Peran dan tanggung jawab dalam korupsi di daerah. Pemerintah Pusat
menyiapkan infrastruktur dalam perlu melakukan upaya yang sinergis
menjalankan aksi pencegahan korupsi dalam pembuatan kebijakan, sehingga
daerah masih lemah. Di semua lima tidak menimbulkan kesimpangsiuran
wilayah pemantauan, ditemukan dalam penerapan kebijakan diantara
minimnya komimen dari masing-masing para pemangku kepentingan daerah di
unit pelaksana dalam membangun masa depan.
kultur antikorupsi melalu kebijakan, 2. Kepada Tim Nasional Pencegahan
kode perilaku dan sanksi, hingga Korupsi dan Sekretariat Nasional
peningkatan kapasitas untuk mencegah Pencegahan Korupsi, agar secara
terjadinya korupsi. serius menjalankan fungsi-fungsi
5. Partisipasi Kelompok Masyarakat koordinasi baik dengan Pemerintah
Sipil Pusat maupun Pemerintah Daerah
Hasi pemantauan menemukan bahwa dalam mengakselerasi aksi-aksi
komunikasi terkait Stranas PK sangat pencegahan korupsi. Sekretariat
lemah di hampir semua unit pelaksana Nasional Pencegahan Korupsi perlu
yang dipantau. Selain itu dokumen- merumuskan strategi pemantauan dan
dokumen tidak mudah diakses bagi evaluasi yang berbasis dampak,
masyarakat. Tujuan dan kemajuan membuka dokumen-dokumen aksi
strategi antikorupsi di daerah juga tidak pencegahan korupsi seluas-luasnya
dikomunikasikan secara proaktif kepada kepada masyarakat, dan merumuskan
publik sehingga gagal menciptakan model kolaborasi serta komunikasi yang
debat politik yang konstruktif dan efektif dengan kelompok-kelompok
berkelanjutan. Kelompok masyarakat masyarakat sipil di daerah terutama
sipil tidak dilibatkan dalam semua siklus dalam perumusan aksi-aksi pencegahan
aksi pencegahan korupsi daerah, mulai korupsi. Tim ini perlu memperkuat kerja
dari perencanaan, pelaksanaan hingga sama dengan unit Koordinasi dan
evaluasi. Supervisi Pencegahan (Korsupgah) dari
Komisi Pemberantasan Korupsi, dimana
Setnas PK sebagai perpanjangan tangan
39
Kepala Daerah menaruh keseriusan mengenai Stranas PK, potensi korupsi di
dalam pembenahan unit-unit pelaksana sektor pengadaan publik, serta
terkait dan memberikan komitmen yang meningkatkan integritas kelompok
besar melalui dukunga regulasi-regulasi bisnis. Sementara di DPM-PTSP, tim
pendukung. peneliti mendesak agar NSPK (Norma,
3. Memastikan inklusivitas dan Standar, Prosedur, dan Kriteria) dari
memperluas keterlibatan publik. Tim proses perizinan segera dapat
peneliti mendorong agar Timnas PK diterbitkan sehingga tidak terjadi
bersama Setnas PK memastikan ketidakpastian, mendorong peran yang
partisipasi yang layak dari berbagai lebih optimal dari Pokja Pengawasan
pihak terutama masyarakat pada saat Penanaman Modal bekerjasama dengan
merumuskan aksi pencegahan korupsi LKPM, memberikan pertimbangan
untuk tahun 2021-2022. Pemantauan ini khusus bahkan diskresi terhadap Surat
menemukan bahwa peran masyarakat Pemenuhan Komitmen terutama IMB
semakin krusial, dan melibatkan mereka sehingga pengusaha-pengusaha skala
sejak tahap awal merupakan kunci kecil dapat tetap memulai usahanya,
efektivitas dari kebijakan nasional serta secara teknis memunculkan fitur
antikorupsi. Berbagai dokumen- di aplikasi OSS dimana terdapat
dokumen pendukung selama fase dashboard bagi calon pengusaha
perumusan aksi, harus dapat diakses melakukan simulasi proses perizinan
masyarakat dengan mudah. Selain sebelum mendaftar. Bagi Dinas
dalam tahap perencanaan, partisipasi Perkebunan/Kehutanan, temuan-
dari masyarakat dalam memantau temuan ini mendorong agar membenahi
pelaksanaan Stranas PK juga sangat proses tumpang tindih izin dari berbagai
relevan karena pencegahan korupsi periode secara cepat, serta membangun
membutuhkan keterlibatan banyak model komunikasi yang lebih baik
pihak. Tim peneliti mendorong berbagai dengan BIG. Terakhir, bagi Badan
pihak untuk melibatkan masyarakat di Kepegawaian Daerah agar menaruh
dalam seluruh siklus kebijakan, terutama fokus utama pada pembangunan
dalam prsoes pengawasan dan evaluasi infrastruktur assessment center sehingga
aksi pencegahan korupsi. Kelompok dapat melaksanakan proses seleksi
masyarakat sipil di tingkat daerah perlu secara layak, memberikan peningkatan
menjadi aktor utama dalam kapasitas secara serius kepada calon-
mengakselerasi aksi-aksi pencegahan calon lurah, merespon cepat kekosongan
korupsi. jabatan melalui proses talent pool dan
4. Mempercepat pelaksanaan Stranas talent management, serta merumuskan
PK di 4 sub-aksi. Tim peneliti mekanisme-mekanisme yang
merekomendasikan bahwa di dalam dibutuhkan agar indepedensi dan
unit UKBPJ, peran asosiasi dan Komite keragaman dari panitia seleksi JPT tetap
Advokasi Daerah perlu lebih terjaga.
dioptimalkan dalam sosialisasi
Buku
Pasanen, T., and Shaxson, L. (2016). How to design a monitoring and evaluation framework for
a policy research project. A Methods Lab publication. London: Overseas Development
Institute.
Mackay, K. (2007). How to Build M&E Systems to Support Better Government. World Bank,
Washington, DC
Higher Education Innovation Fund at the University of Oxford. (2014). A step by step guide to
Monitoring and Evaluation. https://www.geog.ox.ac.uk/research/technologies/projects/
mesc/guide-to-monitoring-and-evaluation-v1-march2014.pdf
Jurnal Artikel
Persson, Rothstein, Teorell. (2010). The Failure of Anti-Corruption Policies: A Theoretical
Mischaracterization of the Problem. https://www.qog.pol.gu.se/
digitalAssets/1350/1350163_2010_19_persson_rothstein_teorell.pdf
Victoria, Arthur. (2019). Anti-Corruption Strategies and Interventions. https://www.researchgate.
net/publication/336025521_Anti_Corruption_Strategies_and_Interventions
Waziri-Azi, Fatima. (2017). An Evaluation of the Nigerian Anti-Corruption Strategy. Vol. 5 No. 5,
2017
https://www.idpublications.org/wp-content/uploads/2017/09/Full-Paper-AN-EVALUATION-OF-
THE-NIGERIAN-NATIONAL-ANTI-CORRUPTION-STRATEGY.pdf
Prakoso & Setyaningati. (2018). Law Protection for Procurement Officers: Legal Protection
against the Procurement Instrument of Goods and Services. https://iopscience.iop.org/
article/10.1088/1755-1315/175/1/012128/pdf
Matei, Ani and Matei, Lucica (2010): Assessing the Anti-Corruption Strategies: Theoretical and
Empirical Models. Published in: Journal of Management and Strategy, Vol. 2, No. 1/2011 (15
March 2011): pp. 23-40. https://mpra.ub.uni-muenchen.de/30035/
U4 brief. (2008). Anti-corruption policy making in practice: Implications for implementing
UNCAC. https://www.u4.no/publications/anti-corruption-policy-making-in-practice-
implications-for-implementing-uncac/
U4 brief. (2007). Anti-corruption policy making in practice: What can be learned for implementing
Article 5 of UNCAC? https://www.u4.no/publications/anti-corruption-policy-making-in-
practice-what-can-be-learned-for-implementing-article-5-of-uncac
U4 brief. (2012). Theories of change in anti-corruption work: A tool for programme design and
evaluation. https://www.u4.no/publications/theories-of-change-in-anti-corruption-work-a-
tool-for-programme-design-and-evaluation/
Laporan
National Anti-Corruption Strategies: A Practical Guide for Development and Implementation
(UNODC, 2015) https://www.unodc.org/documents/corruption/Publications/2015/
National_Anti-Corruption_Strategies_-_A_Practical_Guide_for_Development_and_
Implementation_E.pdf
41
Hanna, R., Bishop, S., Nadel, S., Scheffler, G, Durlacher, K. (2011) The effectiveness of anti-
corruption policy: what has worked, what hasn’t, and what we don’t know–a systematic
review. Technical report. London: EPPI-Centre, Social Science Research Unit, Institute of
Education, University of London. https://assets.publishing.service.gov.uk/
media/57a08ab8e5274a27b2000719/Anti_corruption_2011Hanna.pdf
Norton Rose Fulbright. (2017). Research comparing 41 national anti-corruption strategies.
https://curbingcorruption.com/wp-content/uploads/2018/07/Pyman-et-al-2017-Research-
comparing-41-national-anti-corruption-strategies.pdf
UNDP. (2015). A Users’ Guide to Measuring Corruption and Anti-corruption. https://www.undp.
org/content/undp/en/home/librarypage/democratic-governance/anti-corruption/user-s-
guide---measuring-corruption-and-anticorruption.html
Eastern Partnership-Council of Europe. (2015). Designing and Implemeting Anti-Corruption
Policies. https://rm.coe.int/16806d8ad7
United Kingdom Anti-Corruption Strategy 2017-2022 (UK HM Government, 2017) https://www.
gov.uk/government/publications/uk-anti-corruption-strategy-2017-to-2022
Istanbul Anti-Corruption Plan: Methodology for the 4th monitoring round (OECD, 2017) http://
www.oecd.org/corruption/acn/OECD-ACN-4th-Round-Monitoring-Methodology-
Amendments-2017-ENG.pdf
Istanbul Anti-Corruption Plan: Manual for Monitoring Experts (OECD, 2014) http://www.oecd.
org/corruption/acn/IAP-Manual-Monitoring-Experts-EN.pdf
Istanbul Anti-Corruption Plan: How to Conduct Monitoring by Civil Society (OECD, 2014) http://
www.oecd.org/corruption/acn/ACN-Civil-Society-Monitoring-Practical-Guide-ENG.pdf
Laporan Stranas PK Semester I (Setnas PK, 2019) https://stranaspk.kpk.go.id/id/publikasi/
laporan-stranas-pencegahan-korupsi-semester-i-2019
Laporan Monitoring dan Evaluasi Stranas PK (TI Indonesia, 2019) https://ti.or.id/pemerintah-
harus-melibatkan-masyarakat-sipil-dalam-pencegahan-korupsi/
Kertas Kerja Stranas PK (TI Indonesia, 2018) https://ti.or.id/wp-content/uploads/2018/10/
kertas_kerja_stranasPK_-TII.pdf
Afirmasi vs Sistem Merit pada Birokrasi di Indonesia (Cakra Wikara Indonesia, 2019) https://
cakrawikara.id/wp-content/uploads/2019/02/Paparan-CWI_Diskusi-KSIxChange-22-
Februari-2019._edpptx.pdf
43
LAMPIRAN
A. Daftar Informan
45
No Kota Posisi/Jabatan Lembaga
57 Staf Inspektorat Pemerintah Kota Kupang
58 Ketua dan Staf LSM Bengkel APPeK
59 Ketua dan Staf LBH APIK
60 Ketua dan Staf LSM CIS Timor
61 Dekan Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang
62 Dekan Fakultas Ilmu Universitas Nusa Cendana Kupang
Sosial dan Ilmu Politik
63 Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Nusa Cendana Kupang
64 Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Artha Wacana Kupang
65 Dekan Fakultas Ilmu Universitas Kristen Artha Wacana Kupang
Sosial dan Ilmu Politik
66 Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang
67 Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kupang
68 Dekan Fakultas Ilmu Universitas Muhammadiyah Kupang
Sosial dan Ilmu Politik
69 Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Kupang
70 Dosen Fakultas Hukum/ Universitas Nusa Cendana Kupang
Ketua Pusat Antikorupsi
71 Dosen Fakultas Ilmu Universitas Katolitk Widya Mandira Kupang
Sosial dan Ilmu Politik
72 Ketua AJI Kupang
73 Jurnalis Harapan Pagi Pos Kupang
74 Jurnalis Timor Express NTT
75 Jurnalis Victory News Kupang
76 Jurnalis Fortuna Kupang
77 Provinsi Kepala Unit Kerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Kalimantan Pengadaan Barang dan/
Timur Jasa
78 Kepala Badan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Kepegawaian Daerah
79 Kepala Badan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Perencanaan
Pembangunan Daerah
80 Kepala Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
81 Kepala Unit Kerja Pemerintah Kota Samarinda
Pengadaan Barang dan/
Jasa
82 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kota Samarinda
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
83 Ketua Pokja 30
84 Direktur Eksekutif Sentra Program Pemberdayaan dan
Kemitraan Lingkungan (STABIL)
47
No Kota Posisi/Jabatan Lembaga
109 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kabupaten Siak
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
110 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kabupaten Pelalawan
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
111 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kabupaten Kampar
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
112 Kepala Dinas Perkebunan/ Pemerintah Provinsi Riau
Kehutanan
113 Kepala Dinas Perkebunan/ Pemerintah Kota Pekanbaru
Kehutanan
114 Kepala Dinas Perkebunan/ Pemerintah Kabupaten Siak
Kehutanan
115 Kepala Dinas Perkebunan/ Pemerintah Kabupaten Pelalawan
Kehutanan
116 Kepala Dinas Perkebunan/ Pemerintah Kabupaten Kampar
Kehutanan
117 Kepala Badan Pemerintah Provinsi Riau
Kepegawaian Daerah
118 Kepala Badan Pemerintah Kota Pekanbaru
Kepegawaian Daerah
119 Kepala Badan Pemerintah Kabupaten Siak
Kepegawaian Daerah
120 Kepala Badan Pemerintah Kabupaten Pelalawan
Kepegawaian Daerah
121 Kepala Badan Pemerintah Kabupaten Kampar
Kepegawaian Daerah
122 Pengajar Universitas Islam Riau
123 Ketua Senarai
124 Ketua Grasi
125 Ketua Lembaga Bantuan Hukum Pekanbaru
126 Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru
127 Ketua Forum Indonesia untuk Transparansi
Anggaran (FITRA) Riau
128 Ketua Suara Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Riau
129 Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI) Riau
130 Ketua Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau
(Jikalahari)
49
No Kota Posisi/Jabatan Lembaga
151 Ketua Suara Perempuan Anti Korupsi (SPAK)
Surabaya
152 Ketua IdFOS Bojonegoro
153 Direktur Bojonegoro Institute
154 Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya
155 Jurnalis/Koresponden Tempo Surabaya
156 Jurnalis/Koresponden Suarabanyuurip
157 Provinsi Sulawesi Kepala Unit Kerja Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
Utara Pengadaan Barang dan/
Jasa
158 Kepala Unit Kerja Pemerintah Kota Manado
Pengadaan Barang dan/
Jasa
159 Kepala Unit Kerja Pemerintah Kota Tomohon
Pengadaan Barang dan/
Jasa
160 Kepala Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Minahasa
Pengadaan Barang dan/
Jasa
161 Kepala Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
Pengadaan Barang dan/
Jasa
162 Kepala Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
Pengadaan Barang dan/
Jasa
163 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
164 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kota Manado
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
165 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kota Tomohon
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
166 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kabupaten Minahasa
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
167 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
168 Kepala Dinas Penanaman Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
169 Kepala Badan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
Kepegawaian Daerah
B. Daftar Peninjau
51
PENGHARGAAN