Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

AGAMA
KATOLIK
KERASULAN AWAM

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Semua Fakultas Semua Prodi [Kode MK] Agustinus Sukaryadi, S.Sos. S.Ag
Kampus 1-2
10
Pengantar
Kata Kerasulan Awam sudah sering kita dengar, baik dalam khutbah pastor dalam Perayaan
Ekaristis, rekoleksi, rertret, dlnya. Kerasulan Awam menunjuk pada sebuah karya gereja untuk
nmengembangkan iman umat dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang dilakukan
oleh awam, yaitu umat yang tidak ditahbiskan sebagai imam. Gereja mengakui bahwa
perkembangannya tidak hanya bergantung pada karya para imam dan rohaniwan atau misionaris,
tetapi juga oleh umat. Contoh di negeri kita Indonesia, perkembangan Gereja Katolik juga
didukung oleh para katekis. Di Keuskupan Agung Semarang Barnabas Sarikrama dkk. Untuk
wilayah Sendangsana Kalibawang Kulon Progo. Kemudian merambah di setiap paroki juga
didukung oleh para awam. Hal ini juga ditegaskan oleh Konsili Vatikan II dalam Dekrit Tentang
Kerasulan Awam. “Sebab Kerasulan Awam, yang bersumber pada panggilan Kristiani mereka
sendiri, tak pernah dapat tidak ada dalam Gereja. Betapa sukarela sifat Gerakan semacam itu
pada awal mula Gereja, dan betapa suburnya, dipaparkan dengan jelas oleh Kitab Suci sendiri”
(AA. Art.1-2)

Pada saat ini menuntut semangat merasul kaum awam yang lebih besar, intensif dan strategis
dan luas. Sebab semakin bertambahnya jumlah manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, hubungan-hubungan antarmanusia yang lebih erat, bukan saja memperluas tanpa
batas gelanggang kerasulan awam, yang sebagian besar hanya terbuka bagi mereka, melainkan
juga menimbulkan masalah-masalah baru, yang menuntut perhatian serta usaha mereka yang
cekatan. Kerasulan itu semakin mendesak karena otonomi banyak bidang kehidupan manusiawi,
sebagaimana wajarnya, amat banyak bertambah, adakalanya disertai suatu penyimpangan dari
tata kesusilaan dan keagamaan, serta bahaya besar bagi hidup Kristiani.

Panggilan kristiani menurut hakekatnya merupakan panggilan untuk merasul juga. Seperti dalam
tata susunan tubuh yang hidup tidak satupun anggota bisa pasif melulu, melainkan juga beserta
kehidupan tubuh juga menjalankan kegiatannya, begitu pula dalam Tubuh Kristus, yakni Gereja,
seluuruh tubuh “menurut kadar pekerjaan masing-masing anggotanya mengembangkan tubuh”

Dasar yurisdiksi Kerasulan Awam

Dasar yurisdiksi Kerasulan Awam adalah Baptis dan Krisma. Setiap orang yang dibaptis Dalam
Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, mereka mengemban amanat Tritugas Kristus untuk menjadi
imam, nabi dan raja. Menjadi imam berarti menguduskan. Membuat apa yang diciptakan Allah
pada awalnya “baik adanya” tetap baik adanya dan pantas dihadapan Allah. Ada motto “ In
Nomine Yesu” (Dalan Nama Yesus). Itu menjadi ucapan atau doa sebelum melakukan segala
sesuatu. Berarti kita melakukan segala sesuatunya “dalam nama Yesus”. Demikian juga sebelum
kita melakukan segala sesuatu berdoa “Dalam Nama Bapa Putera dan Roh Kudus”. Jadi segala
pikiran, perkataan dan perbuatan dilakukan “dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus”. Itu salah
satu fungsi mengkuduskan. Menjaga diri sebagai “citra Allah” berarti menguduskan diri sendiri.
Kita selalu berupaya untuk tetap hidup baik, kudus. Karena kita juga menjadi satu dalam
persekutuan para kudus. Menjadi nabi, adalah pewarta. Nabi menubuatkan datangnya Juru
Selamat, yang mempersipkan jalan penebusan. Mereka juga membawa pembaharuan, berdaya
ubah atau transformative. Menjadi raja jelas memimpin. Pemimpin juga mesti memilki daya ubah
dan membawa pembaharuan. Salah satu tanda bahwa pemimpin juga mau melayani. “Saya
dating untuk melayani bukan dilayani”

Kerasulan Awam adalah bentuk kasih dan iman Katolik yang diwujudnyatakan dalam bentuk
pelayanan kepada Gereja dan Masyarakat. Pelayanan (diakonia), adalah salah satu tugas dari
2021 Agama Katolik Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning
Agustinus Sukaryadi, S.Sos.S.Ag http://mercubuana-yogya.ac.id/ 3
panca tugas gereja (Liturgia, koinonia, kerygma, martirya, diakonia). Pelayanan ini diarahkan
untuk yang di luar gereja, artinya untuk memenuhi kesejahteraan umum yaitu aspek-aspek:
ideologi, ekonomi, politik, kebudayaan, Pendidikan, keamanan, hak azasi manusia. Untuk
kelancaran dan menjangkau seluas-luasnya pelayanan pastoral, Konferensi Waligereja Indonesia
(KWI), membentuk Komisi-komisi yang mempunyai tupoksi masing-masing, menurut bidang
karyanya.

a. Komisi-komisi yang melayani ke dalam: Komis Liturgi, Komisi Kitab Suci, Komisi
Pewartaan, Komisi Keluarga, Komisi Seminari,
b. Komisi-komisi yang melayani ke luar gereja: Komisi Pendidikan, Komisi PSE, Komisi
Kerasulan Awam, Komisi KPKC (Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan), Komisi
Komunikasi Sosial,

Bidang-bidang Kerasulan Awam

1. Bidang Kerasulan Awam ke dalam Gereja, wujud pelayanan atau karya umat Katolik untuk
pengembangan iman umat (pastoral), dalam lingkungan interen Gereja: Dalam karya-
karya Liturgi, Pewartaan, Persekutuan, Kesaksian dan pelayanan. Dalam pelayanan ini
kecuali dilakukan oleh awam: Putra-putri Altar, kolektan, pemazmur, lector, koor, organis,
Prodiakon, katekis, Ketua Lingkungan, Dewan Pastoral Paroki, dst
2. Bidang Kerasulan Awam ke luar Gereja, wujud pelayanan atau karya umat Katolik untuk
membangun kesejahteraan masyarakat. Dakam karya-karya seperti: Pendidikan,
ekonomi, politik, keamanan, dll. Hal ini bisa dilakukan oleh umat Katolik dalam
perutusannya sebagai guru, ASN, TNI/POLRI, Hakim, Ekonom, anggota legislative,
eksekutif, yudikatif dll.

Strategi pelayanan:

1. Dilaksanakan secara pribadi


Kerasulan dilaksanakan secara pribadi-pribadi di lingkungan masyarakat dan lingkungan
keberadaan dan tugasnya: lingkungan rumah, lingkungan sekolah/kampus, lingkungan
kerja, lingkungan bermain, dll.
2. Dilaksanakan secara berkelompok
Karya kerasulan awam bisa dilakukan secara berkelompok, organisasi atau lainnya.
Lembaga Pendidikan, Lembaga Kesehatan (rumah sakit-farmasi), Lembaga ekonomi (CU),
Lembaga Konsultasi/pembela hukum, Lembaga sosial lainnya.
3. Dilaksanakan lewat organisasi-organisasi kemasyarakatan Katolik: Wanita Katolik RI,
Pemuda Katolik, PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI), ISKA (Ikatan Sarjana
Katolik), Vox Point Indonesia, FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia),
4. Melalui Komisi-komisi yang ditugaskan untuk menangani bidang-bidang kemasyarakatan:
Komisi Komunikasi Sosial, Komisi Pendidikan, Komisi PSE (Pengembangan Sosial
Ekonomi); Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan, Komisi Kesehatan
5. Khusus Bidang Politik, Konferensi Waligereja Indonesia memutuskan agar ditangani
Komisi Kerasulan Awam.

Mengenal organisasi kemasyarakatan Katolik:

UU No.16 Tahun 2017, menjadi paying hukum keberadaan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
termasuk ormas-ormas Katolik. Ormas berbadan hukum dan terdaftar resmi di pemerintahan.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 4 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Ormas Katolik sudah ada sebelum kemerdekaan atau pada masa kemerdekaan. Ormas-ormas
Katolik menjadi salah satu pilar penyangga perjuangan kemerdekaan. Sebelum Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928, sudah ada Young Catholiken Bond, Wanita Katolik RI dan Perkumpulan Politik
Katolik. Bahkan sebelum Sumpah Pemuda 28 Oktober, malam sebelumnya rapat persiapannya di
markas Young Catholiken Bond.

Setelah kemerdekaan kemerdekaan, ormas Katolik ada Pemuda Katolik, PMKRI, Wanita Katolik,
ISKA, Ikatan Petani dan Nelayan Pancasila, Ikatan Buruh Pancasila dl. Pada saat reformasi muncul
FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia), Vox Point Indonesia. Mari kita mengenal satu
persatu:

1. Wanita Katolik RI
Lahir di Yogyakarta, 26 Juni 1924, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Dengan
nama pelindung Santa Anna. Berbadan hukum dan disyahkan oleh Menteri Kehakiman
dengan Surat Keputusan No.J.A.5/23/8, tanggal 5 Februari 1952. Kewilayahan meliputi
seeluruh wilayah NKRI. Keanggotaan aktif. Kepengurusan : Presidium di tingkat Pusat dan
Propinsi, Cabang untuk tingkat Kota/Kabupaten, Timgkat Ranting.
Tujuan Wanita Katolik RI:
- Mendorong dan membina Wanita Katolik untuk meningkatkan kualitas dan
mempertinggi kemampuan dalam pengabdian pada keluarga, gereja dan masyarakat.
- Menghimpun aspirasi dan potensi wanita Katolik agar karya dan pengabdiannya
dapat terwujud secara optimal dan berkesinambungan
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mengangkat harkat dan martabat
manusia
- Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok tersebut diatas, Wanita Katolik dapat
mendirikan Yayasan-yayasan, hal-hal mengenai Yayasan diatur dalam ART dan
Peraturan-peraturan lain.
2. Pemuda Katolik
Berdiri pada 15 November 1945, di Yogyakarta, berkedudukan di wilayah NKRI. Santo
Pelindung Pemuda Katolik adalah Santo Yohanes Berchman. Dengan semboyan Pro
Ecclesia et Patria. Perintis dan pendiri antara lain I.J.Kasimo dan Munajat Danusaputra.
Ikrar Tri Prasetya Pemuda Katolik:
 Kami Pemuda Katolik Indonesia, pendukung hari-hari depan Gereja dan Negara,
berjanji: tetap berjuang demi kepentingan Gereja dan Negara
 Kami Pemuda Katolik Indonesia, pendukung hari-hari depan Gereja dan Negara
berjanji: tetap berjuang demi kepentingan Gereja dan Negara
 Kami Pemuda Katolik Indonesia, pendukung hari-hari depan Gereja dan Negara
berjanji: selalu mengutamakan persatuan, kekeluargaan dan toleransi.

Tujuan Pemuda Katolik:

 Menegakkan, memelihara, mengamalkan, mengawal dan membela nilai-nilai


Pancasila, UUD 1945, dan Ajaran Gereja Katolik
 Mengembangkan watak Kristiani dalam diri kaum muda Katolik Indonesia,
menumbuhkan kesasdaran kaum muda Katolik Indonesia akan tanggungjawabnya
kepada Gereja dan negara Indonesia, serta meningkatkan kepekaannya akan
masalah-masalah yang dihadapi oleh Gereja dsan Nusa Bangsanya.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 5 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
 Mempersiapkan, memberi bekal dan menempa kaum muda Katolik Indonesia
menjadi penggerak kegiatan membangun dan sekaligus menjadi pembangun yang
Tangguh dan terpercaya bagi Gereja dan Nusa Bangsa Indonesia
 Mempersiapkan kamu muda Katolik Indonesia menjadi pelopor dan penggalang
kehidupan yang rukun damai peneguh kasih, toleransi sejati dan Kerjasama positif,
bai kantar umat Katolik maupun dengan umat yang beragama/kepercayan lain,
terutama dengan generasi muda pada umumnya.

Karya yang dijalankan:

 Menyelenggarakan Pembinaan Iman dan Moral Kristiani secara rutin, agar dalam diri
kaum muda Katolik Indonesia tertanam motivasi yang kuat dan murni untuk
mengabdi kepada kepentingan Gereja dan Masyarakat Indonesia
 Menyelenggarakan ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, dan kegiatan-kegiatan lainnya,
untuk meningkatkan pengetahuan kaum muda Katolik Indonesia, mengenal Ajaran
Gereja dan masalah sosial kemasyarakatan
 Menyelenggarakan Latihan hidup berorganisasi dan laihan kepemimpinan sebagai
sarana mengembangkan sikap bertanggungjawab, disiplin bermasyarakat, dan harkat-
harkat kepemimpinan dalam diri kaum muda Katolik Indonesia
 Melatih ketrampilan kaum muda Katolik dalam bidang-bidang yang amat dibutuhkan
sebagai bekal untuk membangun Gereja dan meningkatkan taraf hidup rakyat
Indonesia.
 Meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 di kalangan
kaum muda Indonesia melalui penataran-penataran, Latihan-latihan dan dialog-dialog
dengan kelompok Pemuda lainnya
 Mengadakan/menjalankan aksi-aksi sosial dan pembangunan yang menunjang
perbaikan hidup masyarakat di bidang moral maupun material dan mendorong kaum
muda Katolik Indonesia serta generasi muda pada umumnya untuk melibatkan diri
secara aktif dalam aksi-aksi semacam itu.
 Meningkatkan keterlibatan kaum muda Katolik Indonesia dalam dialog karya dan
Kerjasama positif dengan kelompok-kelompok pemuda lainyya maupun dengan
pemerintah, dalam rangka usaha lebih mewujudkan semangat membangsa dan
menegara.
3. PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Repblik Indonesia)
PMKRI didirikan pada 25 Mei 1947, dengan pelindunh Santo Thomas Aquinas. Semboyan
“Religio Scientiarum Anima (Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan).
Tujuan:
 Mengembangkan kerohanian, pengetahuan dan kejasmanian para anggotanya agar
tercipta sarjana ahli yang Pancasilais, Katolik dan patriotic
 Turut serta menyelesaikan dan memperjuangkan kepentingan mahasiswa umumnya
dan anggota khususnya
 Turut serta menyempurnakan kehidupan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat adil dan Makmur yang berlandaskan Pancasila

4. ISKA (Ikatan Sarjana Katolik)


Berdiri pada 22 Mei 1958 di Jakarta, pelindung Santo Albertus Magnus (ISKA Daerah atau
Cabang boleh mengambil Santo pelindung sendiri)

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 6 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Bertujuan, membantu sarjana/cendekiawan Katolik meningkatkan iman dan ilmu dan
mengabdikan ilmu tersebut menurut semangat iman Kristiani demi kebaikan Bersama
manusia dalam masyarakat, bangsa dan negara dan demi kemuliaan Tuhan sumber iman
dan ilmu.
Fungsi:
 Wadah komunikasi antar sarjana/cendekiawan Katolik untuk memperluas wawasan
masing-masing, membentuk pendapat Bersama, saling meneguhkan hati Nurani,
sesuai dengan ajaran iman sdan Susila Katolik.
 Wadah komunikasi dan Kerjasama antara sarjana/cendekiawan Katolik dengan hirarki
dan umat Katolik, masyarakat, pemerintah dan organisasi/Lembaga lainnya
 Wadah pelayanan sarjana/cendekiawan Katolik untuk mewujudkan tujuan ISKA dan
mengabdikan Bersama kepada masyarakat, bangsa, negara dan negara.

Vox Point Indonesia

1. Organisasi Kemasyarakatan Katolik yang lahir Sabtu, 12 Maret 2016, Vox Point
Indonesia resmi dideklarasikan.
2. Menjadi wadah umat Katolik yang komitmen pada bidang politik, baik di tingkat pusat
maupun daerah. Didirikan oleh Handoyo Budhisedjati, dkk

5. FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia)


 Lahir ditengah reformasi 22 Mei 1998, mundurnya Soeharto setelah menjadi presiden
selama 32 tahun.
 Politik Katolik mau diwadahi dalam wadah seperti apa setelah Partai Katolik tidak ada,
berfusi ke Partai Demokrasi Indonesia, pada tahun 1971
 Disepakati FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia) sebagai rumah Bersama bagi
aktivis sospolmas
 Lahir 15 Agustus 1998, pada hari raya Santa Maria di Jakarta.

Bentuk

 Forum (disebutkan sebagai rumah Bersama para aktivis kemasyarakatan)


 Kepengurusan otonom, baik di tingkat kota/kabupaten, propinsi atau keuskupan
 Kewilayahan bisa berbasis kota/kabupaten, propinsi atau keuskupan.
 Di tingkat pusat dibentuk Sekretariat Nasional. Dengan sekretaris yang dipilih dalam
PERNAS (Pertemuan Nasional) FMKI. Sampai saat ini sudah pernas yang ke XI
 Sebagai contoh: FMKI DKI Jakarta mengikuti kewilayahan gereja/keuskupan; FMKI
Bogor mengikuti wilayah keuskupan. FMKI Jawa Tengah dan DIY mengikuti wilayah
pemerintahan.

Agustinus Sukaryadi.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 7 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2021 Agama Katolik Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning
Agustinus Sukaryadi, S.Sos.S.Ag http://mercubuana-yogya.ac.id/ 8
LATIHAN

1. Carlah Lembaga atau Gerakan-gerakan masyarakat yang penggeraknya adalah


orang Katolik dan untuk kesejahteraan umum
2. Apa nama Lembaga atau Gerakan tersebut? Siapa penggagas Gerakan tersebu?
Dalam bidang apa Gerakan tersebut? (Pendidikan, Kesehatan, ekonomi,lainya?)

2021 Agama Katolik Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


Agustinus Sukaryadi, S.Sos.S.Ag http://mercubuana-yogya.ac.id/ 9
DAFTAR PUSTAKA

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 10 Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai