AGAMA
KATOLIK
KERASULAN AWAM
Pada saat ini menuntut semangat merasul kaum awam yang lebih besar, intensif dan strategis
dan luas. Sebab semakin bertambahnya jumlah manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, hubungan-hubungan antarmanusia yang lebih erat, bukan saja memperluas tanpa
batas gelanggang kerasulan awam, yang sebagian besar hanya terbuka bagi mereka, melainkan
juga menimbulkan masalah-masalah baru, yang menuntut perhatian serta usaha mereka yang
cekatan. Kerasulan itu semakin mendesak karena otonomi banyak bidang kehidupan manusiawi,
sebagaimana wajarnya, amat banyak bertambah, adakalanya disertai suatu penyimpangan dari
tata kesusilaan dan keagamaan, serta bahaya besar bagi hidup Kristiani.
Panggilan kristiani menurut hakekatnya merupakan panggilan untuk merasul juga. Seperti dalam
tata susunan tubuh yang hidup tidak satupun anggota bisa pasif melulu, melainkan juga beserta
kehidupan tubuh juga menjalankan kegiatannya, begitu pula dalam Tubuh Kristus, yakni Gereja,
seluuruh tubuh “menurut kadar pekerjaan masing-masing anggotanya mengembangkan tubuh”
Dasar yurisdiksi Kerasulan Awam adalah Baptis dan Krisma. Setiap orang yang dibaptis Dalam
Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, mereka mengemban amanat Tritugas Kristus untuk menjadi
imam, nabi dan raja. Menjadi imam berarti menguduskan. Membuat apa yang diciptakan Allah
pada awalnya “baik adanya” tetap baik adanya dan pantas dihadapan Allah. Ada motto “ In
Nomine Yesu” (Dalan Nama Yesus). Itu menjadi ucapan atau doa sebelum melakukan segala
sesuatu. Berarti kita melakukan segala sesuatunya “dalam nama Yesus”. Demikian juga sebelum
kita melakukan segala sesuatu berdoa “Dalam Nama Bapa Putera dan Roh Kudus”. Jadi segala
pikiran, perkataan dan perbuatan dilakukan “dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus”. Itu salah
satu fungsi mengkuduskan. Menjaga diri sebagai “citra Allah” berarti menguduskan diri sendiri.
Kita selalu berupaya untuk tetap hidup baik, kudus. Karena kita juga menjadi satu dalam
persekutuan para kudus. Menjadi nabi, adalah pewarta. Nabi menubuatkan datangnya Juru
Selamat, yang mempersipkan jalan penebusan. Mereka juga membawa pembaharuan, berdaya
ubah atau transformative. Menjadi raja jelas memimpin. Pemimpin juga mesti memilki daya ubah
dan membawa pembaharuan. Salah satu tanda bahwa pemimpin juga mau melayani. “Saya
dating untuk melayani bukan dilayani”
Kerasulan Awam adalah bentuk kasih dan iman Katolik yang diwujudnyatakan dalam bentuk
pelayanan kepada Gereja dan Masyarakat. Pelayanan (diakonia), adalah salah satu tugas dari
2021 Agama Katolik Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning
Agustinus Sukaryadi, S.Sos.S.Ag http://mercubuana-yogya.ac.id/ 3
panca tugas gereja (Liturgia, koinonia, kerygma, martirya, diakonia). Pelayanan ini diarahkan
untuk yang di luar gereja, artinya untuk memenuhi kesejahteraan umum yaitu aspek-aspek:
ideologi, ekonomi, politik, kebudayaan, Pendidikan, keamanan, hak azasi manusia. Untuk
kelancaran dan menjangkau seluas-luasnya pelayanan pastoral, Konferensi Waligereja Indonesia
(KWI), membentuk Komisi-komisi yang mempunyai tupoksi masing-masing, menurut bidang
karyanya.
a. Komisi-komisi yang melayani ke dalam: Komis Liturgi, Komisi Kitab Suci, Komisi
Pewartaan, Komisi Keluarga, Komisi Seminari,
b. Komisi-komisi yang melayani ke luar gereja: Komisi Pendidikan, Komisi PSE, Komisi
Kerasulan Awam, Komisi KPKC (Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan), Komisi
Komunikasi Sosial,
1. Bidang Kerasulan Awam ke dalam Gereja, wujud pelayanan atau karya umat Katolik untuk
pengembangan iman umat (pastoral), dalam lingkungan interen Gereja: Dalam karya-
karya Liturgi, Pewartaan, Persekutuan, Kesaksian dan pelayanan. Dalam pelayanan ini
kecuali dilakukan oleh awam: Putra-putri Altar, kolektan, pemazmur, lector, koor, organis,
Prodiakon, katekis, Ketua Lingkungan, Dewan Pastoral Paroki, dst
2. Bidang Kerasulan Awam ke luar Gereja, wujud pelayanan atau karya umat Katolik untuk
membangun kesejahteraan masyarakat. Dakam karya-karya seperti: Pendidikan,
ekonomi, politik, keamanan, dll. Hal ini bisa dilakukan oleh umat Katolik dalam
perutusannya sebagai guru, ASN, TNI/POLRI, Hakim, Ekonom, anggota legislative,
eksekutif, yudikatif dll.
Strategi pelayanan:
UU No.16 Tahun 2017, menjadi paying hukum keberadaan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
termasuk ormas-ormas Katolik. Ormas berbadan hukum dan terdaftar resmi di pemerintahan.
Setelah kemerdekaan kemerdekaan, ormas Katolik ada Pemuda Katolik, PMKRI, Wanita Katolik,
ISKA, Ikatan Petani dan Nelayan Pancasila, Ikatan Buruh Pancasila dl. Pada saat reformasi muncul
FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia), Vox Point Indonesia. Mari kita mengenal satu
persatu:
1. Wanita Katolik RI
Lahir di Yogyakarta, 26 Juni 1924, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Dengan
nama pelindung Santa Anna. Berbadan hukum dan disyahkan oleh Menteri Kehakiman
dengan Surat Keputusan No.J.A.5/23/8, tanggal 5 Februari 1952. Kewilayahan meliputi
seeluruh wilayah NKRI. Keanggotaan aktif. Kepengurusan : Presidium di tingkat Pusat dan
Propinsi, Cabang untuk tingkat Kota/Kabupaten, Timgkat Ranting.
Tujuan Wanita Katolik RI:
- Mendorong dan membina Wanita Katolik untuk meningkatkan kualitas dan
mempertinggi kemampuan dalam pengabdian pada keluarga, gereja dan masyarakat.
- Menghimpun aspirasi dan potensi wanita Katolik agar karya dan pengabdiannya
dapat terwujud secara optimal dan berkesinambungan
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mengangkat harkat dan martabat
manusia
- Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok tersebut diatas, Wanita Katolik dapat
mendirikan Yayasan-yayasan, hal-hal mengenai Yayasan diatur dalam ART dan
Peraturan-peraturan lain.
2. Pemuda Katolik
Berdiri pada 15 November 1945, di Yogyakarta, berkedudukan di wilayah NKRI. Santo
Pelindung Pemuda Katolik adalah Santo Yohanes Berchman. Dengan semboyan Pro
Ecclesia et Patria. Perintis dan pendiri antara lain I.J.Kasimo dan Munajat Danusaputra.
Ikrar Tri Prasetya Pemuda Katolik:
Kami Pemuda Katolik Indonesia, pendukung hari-hari depan Gereja dan Negara,
berjanji: tetap berjuang demi kepentingan Gereja dan Negara
Kami Pemuda Katolik Indonesia, pendukung hari-hari depan Gereja dan Negara
berjanji: tetap berjuang demi kepentingan Gereja dan Negara
Kami Pemuda Katolik Indonesia, pendukung hari-hari depan Gereja dan Negara
berjanji: selalu mengutamakan persatuan, kekeluargaan dan toleransi.
Menyelenggarakan Pembinaan Iman dan Moral Kristiani secara rutin, agar dalam diri
kaum muda Katolik Indonesia tertanam motivasi yang kuat dan murni untuk
mengabdi kepada kepentingan Gereja dan Masyarakat Indonesia
Menyelenggarakan ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, dan kegiatan-kegiatan lainnya,
untuk meningkatkan pengetahuan kaum muda Katolik Indonesia, mengenal Ajaran
Gereja dan masalah sosial kemasyarakatan
Menyelenggarakan Latihan hidup berorganisasi dan laihan kepemimpinan sebagai
sarana mengembangkan sikap bertanggungjawab, disiplin bermasyarakat, dan harkat-
harkat kepemimpinan dalam diri kaum muda Katolik Indonesia
Melatih ketrampilan kaum muda Katolik dalam bidang-bidang yang amat dibutuhkan
sebagai bekal untuk membangun Gereja dan meningkatkan taraf hidup rakyat
Indonesia.
Meningkatkan penghayatan dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 di kalangan
kaum muda Indonesia melalui penataran-penataran, Latihan-latihan dan dialog-dialog
dengan kelompok Pemuda lainnya
Mengadakan/menjalankan aksi-aksi sosial dan pembangunan yang menunjang
perbaikan hidup masyarakat di bidang moral maupun material dan mendorong kaum
muda Katolik Indonesia serta generasi muda pada umumnya untuk melibatkan diri
secara aktif dalam aksi-aksi semacam itu.
Meningkatkan keterlibatan kaum muda Katolik Indonesia dalam dialog karya dan
Kerjasama positif dengan kelompok-kelompok pemuda lainyya maupun dengan
pemerintah, dalam rangka usaha lebih mewujudkan semangat membangsa dan
menegara.
3. PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Repblik Indonesia)
PMKRI didirikan pada 25 Mei 1947, dengan pelindunh Santo Thomas Aquinas. Semboyan
“Religio Scientiarum Anima (Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan).
Tujuan:
Mengembangkan kerohanian, pengetahuan dan kejasmanian para anggotanya agar
tercipta sarjana ahli yang Pancasilais, Katolik dan patriotic
Turut serta menyelesaikan dan memperjuangkan kepentingan mahasiswa umumnya
dan anggota khususnya
Turut serta menyempurnakan kehidupan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat adil dan Makmur yang berlandaskan Pancasila
1. Organisasi Kemasyarakatan Katolik yang lahir Sabtu, 12 Maret 2016, Vox Point
Indonesia resmi dideklarasikan.
2. Menjadi wadah umat Katolik yang komitmen pada bidang politik, baik di tingkat pusat
maupun daerah. Didirikan oleh Handoyo Budhisedjati, dkk
Bentuk
Agustinus Sukaryadi.