Anda di halaman 1dari 125

SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIR


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK MANDIRI
(PERSERO) TBK CABANG IMAM BONJOL MEDAN

OLEH

MARIA ELISABETH SIANTURI


150521125

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIR


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK MANDIRI
(PERSERO) TBK CABANG IMAM BONJOL MEDAN

Pelatihan dan pengembangan karir mempunyai peran penting untuk


meningkatkan kinerja para karyawan untuk meningkatkan SDM yang lebih
bermutu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan
pengembangan SDM secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan
pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan. Penelitian
ini merupakan penelitian asosiatif dimana populasi dan sampel penelitian
adalah seluruh karyawan di pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Imam Bonjol Medan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji R
square, Uji f dan uji t pada taraf signifikan (taraf kepercayaan) alpha 0.05. Uji
hipotesis menunjukkan hasil pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja
karyawan dengan nilai t sebesar 6,616 pada taraf signifikan sebesar 0,001,
pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja karyawan dengan nilai t
sebesar 4,438 pada taraf signifikan 0,002. Dengan demikian hipotesis dalam
penelitian ini menunjukkan pelatihan dan pengembangan karir secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan, pelatihan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan. Pengembangan karir
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: Pelatihan, Pengembangan Karir, Kinerja

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

THE EFFECT OF TRAINING AND CAREER DEVELOPMENT


ON EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT BANK MANDIRI
(PERSERO) TBK BRANCH OF IMAM BONJOL MEDAN

Training and career development have an important role to improve


the performance of employees to improve the quality of human resources. The
purpose of research to determine the effect of training and human resources
development simultaneously and partially on employee performance at PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Branch of Imam Bonjol Medan. This research is
an associative research where population and sample of research are all
employees at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Branch of Imam Bonjol
Medan. Data analysis technique used is R square test, f test and t test at
significant level (level of trust) alpha 0.05. Hypothesis test shows the result of
the influence of job training on employee performance with t value of 6.616 at
a significant level of 0.001, the influence of career development on employee
performance with t value of 4.438 at a significant level of 0.002. Thus the
hypothesis in this study shows the training and career development
simultaneously significant effect on employee performance in PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Branch Imam Bonjol Medan, partial training has a
positive and significant impact on employee performance in PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Branch of Imam Bonjol Medan. Partial career development
has a positive and significant impact on employee performance.
Keywords: Training, Career Development, Employee Performance

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

hikmat yang telah diberikanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hal yang peneliti alami, namun

bisa terlalui berkat dukungan dari pihak-pihak yang tak henti menberikan

semangat dan dukungannya. Pada kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, selaku Ketua Program Studi

S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

sekaligus Penguji 1.

3. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing

yang selalu mendukung dan memberikan arahan selama skripsi ini dalam

proses penyelesaian.

4. Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si, selaku Dosen Penguji 1. Peneliti

mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak dalam memberikan

saran serta nasehat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Dosen Penguji 2. Peneliti

mengucapkan terima kasih atas kesediaan Ibu dalam memberikan saran

serta nasehat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Teristimewa rasa terima kasih terdalam untuk kedua orangtua, Ayahanda

dr. Rudolf Hamonangan Sianturi, MM, dan Ibunda Masda Magdalena

Jayati Pardede, SE, yang selalu mendoakan dan mendukung peneliti saat

proses penyelesaian masa kuliah.

7. Kepada saudara peneliti, Pantas Sianturi, Pontas Sianturi, Erick Sianturi,

dan Lidia Sianturi yang selalu mendukung saya selama proses

penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada Elisabeth, Tantri, Regina, Olivia, Natalia, Yolanda, dan Eva

Novita, sahabat terbaik yang telah memberikan semangat dan nasehat

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada seluruh teman-teman Manajemen Ekstensi, angkatan 2015 yang

telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Elfi, Kak Ida, Uti, Kak Merry, Astri, Kak Echa, dan teman-teman lainnya

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat menambah informasi yang

bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Peneliti juga berharap semoga

saran dan kritik yang diperoleh dari pembaca dapat menjadi acuan untuk

penelitian-penelitian selanjutnya. Terima Kasih.

Medan, Januari 2018


Peneliti

Maria Elisabeth Sianturi

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 10
2.1. Kinerja ............................................................................... 10
2.1.1. Pengertian Kinerja ................................................ 10
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan 11
2.1.3. Manfaat Penilaian Kinerja ..................................... 13
2.1.4. Dimensi Kinerja ..................................................... 14
2.1.5. Indikator-Indikator Kinerja .................................... 15
2.1.6. Upaya Peningkatan Kinerja ................................... 16
2.2. Pelatihan............................................................................. 17
2.2.1. Pengertian Pelatihan.............................................. 17
2.2.2. Tujuan Pelatihan ................................................... 19
2.2.3. Langkah-Langkah Pelatihan ................................. 19
2.2.4. Dimensi Pelatihan ................................................. 22
2.2.5. Indikator-Indikator Pelatihan ................................ 23
2.2.6. Metode Pelatihan .................................................. 25
2.3. Pengembangan Karir.......................................................... 28
2.3.1. Pengertian Pengembangan Karir........................... 28
2.3.2. Tujuan Pengembangan Karir ................................ 30
2.3.3. Manfaat Pengembangan Karir .............................. 32
2.3.4. Dimensi Pengembangan Karir .............................. 33
2.3.5. Indikator-Indikator Pengembangan Karir ............. 35
2.3.6. Tahapan Pengembangan Karir .............................. 36
2.4. Penelitian Terdahulu ......................................................... 37
2.5. Kerangka Konseptual ........................................................ 39
2.5.1. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja .................. 39
2.5.2. Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja 41
2.5.3. Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karir
Terhadap Kinerja .................................................. 42
2.6. Hipotesis ........................................................................... 43

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 45
3.1. Jenis Penelitian .................................................................. 45
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 46
3.3. Definisi Operasional Penelitian ......................................... 46
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 48
3.4.1. Populasi .................................................................. 48
3.4.2. Sampel.................................................................... 48
3.5. Jenis Pengumpulan Data .................................................... 48
3.6. Teknik Pengumpulan Data................................................. 49
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 50
3.7.1. Uji Validitas ........................................................... 50
3.7.2. Uji Reliabilitas ....................................................... 51
3.8. Teknik Analisis Data ......................................................... 52
3.8.1. Analisis Deskriptif ................................................. 52
3.8.2. Uji Analisis Regresi Linier Berganda .................... 53
3.9. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 53
3.9.1. Uji Normalitas........................................................ 53
3.9.2. Uji Multikoleniaritas .............................................. 54
3.9.3. Uji Heterokedastisitas ............................................ 54
3.10. Uji Hipotesis ....................................................................... 55
3.10.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t).................................. 55
3.10.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ............................. 56
3.10.3. Uji Koefisien Determinasi (R2).............................. 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 58
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................... 58
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ................................... 58
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. .... 62
4.1.3. Logo dan Makna PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 63
4.1.4. Budaya Perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 64
4.1.5. Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Imam Bonjol Medan ................................. 65
4.2. Analisis Deskriptif ............................................................. 68
4.2.1. Karakteristik Responden ........................................ 68
4.2.2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Pelatihan (X1) ........................................................ 71
4.2.3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Pengembangan Karir (X2) ..................................... 74
4.2.4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel
Kinerja (Y) ............................................................ 77
4.3. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ................................ 80
4.4. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 82
4.4.1. Uji Normalitas........................................................ 82
4.4.2. Uji Multikoleniaritas .............................................. 82

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.3. Uji Heterokedastisitas ............................................ 83
4.5. Uji Hipotesis ...................................................................... 85
4.5.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t).................................. 85
4.5.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ............................. 86
4.5.3. Uji Koefisien Determinasi (R2).............................. 87
4.6. Hasil Penelitian .................................................................. 89
4.6.1. Pelatihan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap
Kinerja.................................................................... 89
4.6.2. Pengembangan Karir Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap Kinerja ................................................... 90
4.6.3. Pelatihan dan Pengembangan Karir Berpengaruh Positif
Dan Signifikan Terhadap Kinerja .......................... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 95
5.1. Kesimpulan ........................................................................ 95
5.2. Saran .................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 99

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Penilaian Kinerja Individu .......................................................... 3


Tabel 1.2. Jawaban Responden Tentang Ketidaktepatan Sasaran Pelatihan 6
Tabel 1.3. Jawaban Responden Tentang Kecilnya Kesempatan
Pengembangan Karir ................................................................... 7
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................... 37
Tabel 3.1. Operasional Variabel ................................................................... 47
Tabel 3.2. Skala Likert ................................................................................. 48
Tabel 3.3. Hasil Pengujian Validasi. ............................................................ 51
Tabel 3.4. Hasil Pengujian Reliabilitas ........................................................ 52
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 68
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ 69
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................... 69
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ..................... 70
Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pelatihan (X1) 71
Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengembangan
Karir (X2)..................................................................................... 74
Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja (Y) . 77
Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda .............................................. 81
Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas.................................................................... 82
Tabel 4.10. Hasil Uji Tolerance Value dan VIF............................................. 83
Tabel 4.11. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ............................................. 85
Tabel 4.12. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ......................................... 87
Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 88
Tabel 4.14. Hubungan Antar Variabel ........................................................... 88

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ................................................................ 43


Gambar 4.1. Logo Bank Mandiri ................................................................... 63
Gambar 4.2. Struktur Organisasi .................................................................... 65
Gambar 4.3. Scatterplot Uji Heterokedastisitas ............................................. 84

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Pelatihan ................................................................ 99


Lampiran 2 Titik Persentase Distribusi T .................................................. 101
Lampiran 3 Titik Persentase Distribusi F .................................................. 102
Lampiran 4 Data Uji Validasi .................................................................... 103
Lampiran 5 Hasil Uji Vaidasi .................................................................... 104
Lampiran 6 Jawaban Responden Terhadap Variabel Pelatihan (X1) ......... 105
Lampiran 7 Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengembangan
Karir (X1) ................................................................................ 107
Lampiran 8 Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja (Y) ............. 109

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk mendukung

keberhasilan suatu perusahaan. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh

kebijakan sehingga perlu dibekali dengan pengetahuan dan keahlian yang

memadai. Pentingnya sumber daya manusia ini perlu didasari oleh semua

tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya teknologi sekarang

ini, namun faktor manusia tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan

tujuan perusahaan.

Perusahaan pasti akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang

semakin rumit, sehingga dalam pengelolaannya harus dilakukan secara

professional oleh Human Resource Department (HRD). Maka peranan

manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dimana salah satu

fungsinya adalah untuk melakukan pelatihan terhadap karyawan dan

pengembangan karir untuk mencapai hasil serta kinerja karyawan

yang maksimal.

Perencanaan karir dan manajemen karir akan memberi keuntungan bagi

karyawan dan perusahaannya. Melalui program pelatihan dan pengembangan

karir, perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan, menurunkan labour turn

over, dan meningkatkan kesempatan promosi bagi karyawan. Bagi karyawan

sendiri, perencanaan karir dapat mendorong kesiapan diri mereka untuk

menggunakan kesempatan karir yang tersedia.

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

Pengertian pelatihan menurut Rae et al. (2008: 113) adalah suatu usaha

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah

serangkaian program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Efektivitas

program pelatihan adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program

pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran yang ditentukan.

Handoko (2009: 160) mendefinisikan pengembangan karir merupakan

proses organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para

karyawannya guna mempersiapkan karyawan yang berbobot untuk memenuhi

kebutuhan karyawan di masa yang akan datang. Dalam melaksanakan pekerjaan

yang diberikan kepada karyawan diharapkan untuk menunjukkan suatu kinerja

yang baik yang bisa ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Kinerja

ditunjukkan karyawan akan dipengaruhi berbagai faktor yang penting bagi

peningkatan hasil kinerjanya yang menjadi tugas dari perusahaan dimana

karyawan tersebut bekerja.

Menurut Rivai (2004: 309), kinerja merupakan perilaku nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan

sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Sedangkan menurut Wibowo (2007:

7), kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana

cara mengerjakannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Kinerja karyawan berkaitan dengan adanya akibat yang dikehendaki, hal

ini mengandung maksud bahwa pekerjaan yang dilakukan harus dapat

menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu hasil optimal yang

dapat dicapai. Adapun kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor pelatihan dan

pengembangan karir. Kinerja yang meningkat, berarti kinerja yang baik dan akan

menjadi feedback bagi perusahaan atau motivasi pekerja pada tahap berikutnya.

Salah satu upaya yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan adalah

melalui pelatihan dan pengembangan karir.

Tabel 1.1
Penilaian Kinerja Individu
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan
Tahun 2015 – 2016
2014 2015 2016
Target Kerja
96,1% 95,2% 93,6%

Indikator Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

Kompetensi 87% 9% 4% 86% 10% 4% 87% 11% 2%

Keterampilan 85% 12% 3% 83% 14% 3% 82% 11% 7%

Personal Quality 88% 8% 4% 85% 11% 4% 86% 9% 5%

Sumber: HC PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan Imam Bonjol

Pada Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa kinerja pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan secara individu yang dinilai

berdasarkan pelaksanaan program kerja yang dapat diselesaikan dengan tepat

waktu oleh seorang karyawan dalam satu tahun sesuai dengan yang direncanakan.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Menerapkan standar kerja yang tinggi bagi

karyawannya yang bertujuan agar harapan kinerja tiap tahun meningkat. Namun

tidak seperti yang diharapkan perusahaan, sepanjang tahun 2014 – 2015, penilaian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

kinerja karyawan mengalami sedikit penurunan target kerja sebesar 0,9% dan

sepanjang tahun 2015 – 2016, penilaian kinerja karyawan mengalami sedikit

penurunan target kerja sebesar 1,6%. Sementara fluktuasi terjadi pada penilaian

kompetensi kerja, keterampilan, dan personal quality. Penilaian sudah melewati

standar perusahaan di atas 80%. Dengan ditetapkannya standar kerja yang tinggi,

maka akan menciptakan kinerja yang tinggi demi membawa nama perusahaan

untuk bersaing. Pengembangan karir karyawan bergantung pada kinerja dalam

perusahaan bagaimana mengimplementasikan kemampuan karyawan untuk

mengetahui potensi dan kemampuan atau skill yang dimiliki karyawan.

Fenomena kinerja dalam PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan adalah menurunnya persentase kinerja pada tahun 2015 dan

semakin menurun lagi pada tahun 2016, dimana perusahaan menginginkan kinerja

karyawan seharusnya meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun penurunan yang

dialami dalam jumlah persentase yang kecil tetapi penurunan yang terjadi adalah

sebuah permasalahan yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Berbagai cara dapat ditempuh perusahaan untuk meningkatkan kembali

kinerja karyawannya, diantaranya memberikan pelatihan serta program

pengembangan karir yang sesuai dengan bagian masing – masing karyawan,

sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam meningkatkan

kinerja sesuai dengan rencana dan program yang sudah ditargetkan.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan berusaha

agar pengembangan karir selalu stabil, artinya tidak mengalami kenaikan

signifikan maupun penurunan signifikan. Perusahaan menjaga agar proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

perkembangan karir sesuai dengan rencana yang dibuat oleh perusahaan.

Kebutuhan akan karyawan juga harus sesuai dengan rencana. Berdasarkan Tabel

1.1 tersebut, diketahui bahwa dari tahun 2015 – 2016, jumlah karyawan yang

dipromosikan mengalami penurunan sebanyak 1 orang. Jumlah karyawan yang

mendapatkan pelatihan cukup stabil sedangkan jumlah karyawan yang di mutasi

mengalami peningkatan sebanyak 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

perkembangan karir di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol

Medan mengalami perkembangan karir yang menurun.

Adapun fenomena yang terjadi dalam pelatihan pada karyawan PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan adalah kurang tepatnya

sasaran pelatihan terhadap karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang

Imam Bonjol Medan. Seringnya yang mendapat kesempatan untuk pelatihan ialah

pada bagian / divisi yang tidak membutuhkan pelatihan, sedangkan pada bagian /

divisi yang membutuhkan pelatihan tidak pernah di review agar dibuatkan

program pelatihan guna untuk mendukung pelaksanaan pekerjaannya. Hal ini

menyebabkan pelatihan yang diberikan kepada bagian / divisi yang tidak

membutuhkan tidak diaplikasikan secara maksimal dan kurang bermanfaat dalam

pelaksanaan tugasnya dan pada bagian / divisi yang membutuhkan pelatihan

tetapi tidak mendapatkan pelatihan mengalami penurunan kinerja serta

semangat untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Tabel 1.2
Jawaban Responden Tentang Ketidaktepatan Sasaran Pelatihan
Terhadap Karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Imam Bonjol Medan
Skor Jawaban Responden Jumlah Responden (%)
1 Sangat Tidak Setuju - -

2 Tidak Setuju - -
3 Kurang Setuju 4 10%
4 Setuju 21 52,5%
5 Sangat Setuju 15 37,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data Kuisioner 2017

Berdasarkan Tabel 1.2 tersebut dapat dijelaskan bahwa jawaban responden

terhadap kuisioner awal tentang ketidaktepatan sasaran pelatihan terhadap

karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan,

responden kurang setuju berjumlah 4 orang (10%), responden setuju berjumlah 21

orang (52,5%), sedangkan responden sangat setuju berjumlah 15 orang (37,5%).

Dari jawaban responden mengarah pada skor 3 yang berarti tanggapan responden

mengarah pada jawaban setuju.

Ada pula fenomena pada pengembangan karir pada karyawan PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan yaitu kecilnya kesempatan

pengangkatan karyawan yang masih dalam jenjang kriya dan kurangnya

perhatian dalam memberikan kesempatan terhadap karyawan jenjang kriya yang

sudah memberikan kinerja yang maksimal agar mengikuti ujian untuk naik ke

tahap berikutnya yang lebih jelas jenjang karirnya. Fenomena ini pastinya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

mempengaruhi kinerja karyawan yang masih pada jenjang kriya sehingga

terjadinya penurunan kinerja karyawan.

Tabel 1.3
Jawaban Responden Tentang Kecilnya Kesempatan Pengembangan Karir
Terhadap Karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cabang Imam Bonjol Medan
Skor Jawaban Responden Jumlah Responden (%)
1 Sangat Tidak Setuju - -
2 Tidak Setuju - -
3 Kurang Setuju 5 12,5%
4 Setuju 24 60%
5 Sangat Setuju 11 27,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data Kuisioner 2017

Berdasarkan Tabel 1.3 tersebut dapat dijelaskan bahwa jawaban responden

terhadap kuisioner awal tentang ketidaktepatan sasaran pelatihan terhadap

karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan,

responden kurang setuju berjumlah 5 orang (12,5%), responden setuju berjumlah

24 orang (60%), sedangkan responden sangat setuju berjumlah 11 orang (27,5%).

Dari jawaban responden mengarah pada skor 3 yang berarti tanggapan responden

mengarah pada jawaban setuju.

Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya pelatihan dan

pengembangan karir dalam kinerja karyawan, dimana perusahaan juga akan

mendapatkan keuntungan bila karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu di

perusahaannya mempunyai kemampuan dan keahlian yang baik demi mencapai

tujuan yang ditetapkan perusahaan. Maka peneliti melakukan penelitian dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

judul : ”Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol

Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan?

2. Apakah Pengembangan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol

Medan?

3. Apakah Pelatihan dan Pengembangan Karir berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja karyawan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Cabang Imam Bonjol Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup rumusan masalah di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mendapat gambaran mengenai hal – hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan Pelatihan terhadap Kinerja

karyawan yang dilaksanakan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang

Imam Bonjol Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan Pengembangan Karir terhadap

Kinerja karyawan yang dilaksanakan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Cabang Imam Bonjol Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan Pelatihan dan Pengembangan

Karir terhadap Kinerja karyawan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Cabang Imam Bonjol Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Segi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen

sumber daya manusia khususnya mengenai pelatihan karyawan dan

pengembangan karir serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, sehingga

hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang

kinerja karyawan di dalam sebuah perusahaan.

2. Segi Praktis

a. Bagi Pihak Lembaga

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang berarti bagi staf dan pegawai di lapangan mengenai pelatihan

karyawan dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan.

Selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan

kontribusi bagi program pelatihan dan pengembangan karir dalam

peningkatan kinerja karyawan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengembangan pola pikir penelitian, khususnya dalam upaya memahami

pelatihan karyawan dan pengembangan karir serta pengaruhnya terhadap

kinerja karyawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan satu faktor kunci guna

mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien karena adanya

kebijakan atau program penilaian prestasi kerja yang berarti organisasi telah

memanfaatkan secara baik atas SDM yang ada dalam organisasi. Menurut

Mangkunegara (2005: 9) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dapat dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut.

Menurut Hasibuan (2006: 94) kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya

didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Kinerja

mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja, namun

juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan

pekerjaan tersebut, apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya

yang kemudian menghasilkan pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategi perusahaan serta memberikan kontribusi ekonomi.

Menurut Siagian (2008: 223-224) menjelaskan bahwa bagi individu

penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti

kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya

bermanfaat untuk menentukan tujuan, alur, rencana dan pengembangan karirnya.

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11

Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya

dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan

program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan,

penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses

manajemen sumber daya manusia.

2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Prawirosentono (Sutrisno, 2010: 176), faktor – faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas dan Efesiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya

kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi. Masalahnya adalah bagaimana

proses terjadinya efektivitas dan efesiensi organisasi. Dikatakan efektif

apabila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila memuaskan sebagai

pendorong pencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak. Artinya

efektivitas dari organisasi bila tujuan organisasi dapat dicapai sesuai dengan

kebutuhan yang direncanakan. Sedangkan efesiensi berkaitan dengan jumlah

pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan organisasi agar

tercapai sesuai yang diinginkan organisasi. Salah satu yang perlu mendapat

perhatian adalah hal yang berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab

para peserta yang mendukung organisasi tersebut.

2. Otoritas dan Tanggung Jawab

Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggung jawab telah

didelegasikan dengan baik tanpa adanya tumpang – tindih tugas. Masing –

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

masing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi

haknya dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi

mendukung kinerja karyawan tersebut. Kinerja karyawan akan dapat terwujud

bila karyawan mempunyai komitmen dengan organisasinya dan ditunjang

dengan disiplin kerja yang tinggi.

3. Disiplin

Disiplin merupakan ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat

antara perusahaan dan karyawan. Bila peraturan atau ketetapan yang ada di

dalam perusahaan diabaikan atau dilanggar, maka karyawan mempunyai

disiplin yang buruk. Sebaliknya bila karyawan tunduk pada ketetapan

perusahaan, maka menggambarkan bahwa karyawan mempunyai disiplin

yang baik.

4. Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide

untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap

inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dari atasan

kalau memang atasannya baik. Atasan yang buruk akan selalu mencegah

inisiatif bawahan, terutama bawahan yang kurang disenangi. Bila atasan

selalu menghambat setiap inisiatif tanpa memberikan penghargaan berupa

argumentasi yang jelas dan mendukung, menyebabkan organisasi akan

kehilangan energi atau daya dorong untuk maju. Dengan perkataan lain,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

inisiatif karyawan yang ada di dalam organisasi merupakan daya dorong

kemajuan yang akhirnya akan memengaruhi kinerja.

2.1.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Handoko (Srimulyo, 1999: 34) mengemukakan manfaat penilaian

kinerja yaitu :

1. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja.

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan

departemen personalia dapat memperbaiki kegiatan – kegiatan mereka untuk

meningkatkan prestasi.

2. Penyesuaian – penyesuaian kompensasi.

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk

kompensasi lainnya.

3. Keputusan – keputusan penempatan.

Promosi dan transfer biasanya didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa

lalu atau antisipasinya.

4. Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan.

Prestasi kerja atau kinerja yang jelek mungkin menunjukkan perlunya latihan.

Demikian pula sebaliknya, kinerja yang baik mungkin mencerminkan potensi

yang harus dikembangkan.

5. Perencanaan dan pengembangan karir.

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan – keputusan karir, yaitu

tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

6. Mendeteksi Penyimpangan Proses Staffing.

Prestasi kerja yang baik maupun yang buruk adalah mencerminkan kekuatan

atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia.

7. Melihat ketidakakuratan informasional.

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan – kesalahan dalam

informasi analisis jabatan, rencana sumber daya manusia, atau komponen –

komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan

pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan – keputusan

personalia tidak tepat.

8. Mendeteksi kesalahan – kesalahan desain pekerjaan.

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan tanda kesalahan dalam desain

pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnose kesalahan –

kesalahan tersebut.

9. Menjamin kesempatan kerja yang adil.

Penilaian prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan – keputusan

penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

10. Melihat tantangan – tantangan eksternal.

Kadang – kadang prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor – faktor di luar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, dan masalah – masalah

pribadi lainnya.

2.1.4 Dimensi Kinerja

Bernardin et al. (Sutrisno, 2010: 179) menyebutkan ada enam hal yang

dapat digunakan dalam mengukur kinerja, yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

1. Quality merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

2. Quantity merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit,

dan siklus kegiatan yang dilakukan.

3. Timelines merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu

yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu

yang tersedia untuk kegiatan orang lain.

4. Cost Effectiveness merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya

organisasi dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan

kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

5. Need for Supervision merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat

melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan

seorang supervision untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

6. Interpersonal Impact merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara

harga diri, nama baik, dan kerjasama di antara rekan kerja dan bawahan.

2.1.5 Indikator – Indikator Kinerja

Mangkunegara (2002: 67) menyebutkan beberapa indikator dalam

menentukan kinerja karyawan, yaitu :

1. Kualitas kerja adalah menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi

ketepatan, ketelitian, dan keterampilan.

2. Kuantitas kerja adalah menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi

keluaran atau hasil tugas – tugas rutinitas dan kecepatan dalam

menyelesaikan tugas itu sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

3. Kerjasama menyatakan kemampuan karyawan dalam berpartisipasi dan

bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas.

4. Tanggung jawab menyatakan seberapa besar karyawan dalam menerima dan

melaksanakan pekerjaannya.

2.1.6 Upaya Peningkatan Kinerja

Menurut Stoner (Sutrisno, 2010: 184-185) mengemukakan adanya empat

cara dalam mengupayakan peningkatan kerja, yaitu :

1. Diskriminasi

Seorang manajer harus mampu membedakan secara objektif antara mereka

yang dapat memberikan sumbangan berarti dalam pencapaian tujuan

organisasi dengan mereka yang tidak. Dalam hal penilaian kinerja memang

harus ada perbedaan antara karyawan yang berprestasi dengan karyawan yang

tidak berprestasi. Oleh karena itu, dapat mengambil keputusan yang adil

dalam berbagai bidang.

2. Pengharapan

Dengan memerhatikan bidang tersebut diharapkan bisa meningkatkan kinerja

karyawan. Karyawan yang memiliki nilai kinerja tinggi mengharapkan

pengakuan dalam bentuk berbagai pengharapan yang diterimanya dari

organisasi. Untuk mempertinggi motivasi dan kinerja, mereka yang tampil

mengesankan dalam bekerja harus diidentifikasi sedemikian rupa sehingga

penghargaan memang jatuh pada tangan yang memang berhak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

3. Pengembangan

Bagi yang bekerja di bawah standar, skema untuk mereka adalah mengikuti

program pelatihan dan pengembangan, sedangkan yang diatas standar,

memungkinkan untuk dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil laporan manajemen, bagaimanapun bentuk kebijakan

organisasi dapat terjamin keadilan dan kejujurannya. Untuk itu diperlukan

suatu tanggung jawab yang penuh pada manajer yang membawahinya.

4. Komunikasi

Para manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para karyawan

dan secara akurat mengkomunikasikan penilaian yang dilakukannya. Untuk

dapat melakukan secara akurat, para manajer harus mengetahui kekurangan

dan masalah apa saja yang dihadapi para karyawan dan bagaimana cara

mengatasinya. Di samping itu, para manajer juga harus mengetahui program

pelatihan dan pengembangan apa saja yang dibutuhkan. Untuk

memastikannya, para manajer perlu berkomunikasi secara intens

dengan karyawannya.

2.2 Pelatihan

2.2.1 Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan proses mengajarkan keahlian dan memberikan

pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya karyawan dapat melaksanakan

tanggung jawabnya sesuai dengan standar. Pelatihan memusatkan diri pada

kebutuhan khusus dalam pekerjaan dimana tujuannya untuk memperbaiki kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

dari tugas terakhir, meminta untuk melaksanakan tugas yang pejabatnya belum

terbiasa atau menyiapkan individu untuk perubahan yang mungkin terjadi.

Definisi pelatihan yang berwawasan luas dirumuskan oleh Komisi Tenaga

Kerja adalah suatu proses terencana untuk mengubah sikap, pengetahuan, atau

tingkah laku keahlian melalui pengalaman untuk mencapai kinerja yang efektif

dalam sejumlah kegiatan. Tujuannya dalam situasi kerja, untuk mengembangkan

kemampuan individu dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam

organisasi saat ini dan mendatang.

Sedangkan menurut studi yang dilakukan Tall dan Hall (Usmara, 2002)

menghasilkan kesimpulan bahwa dengan mengombinasikan berbagai macam

faktor seperti teknik pelatihan yang benar, persiapan dan perencanaan yang

matang, serta komitmen terhadap esensi pelatihan; perusahaan dapat mencapai

manfaat kompetensi yang sangat besar di dalam pasar yang sangat ketat.

Oleh Ivancevich (Ruky, 2003) mendefinisikan pelatihan sebagai usaha

untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang atau dalam

pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Pelatihan terkait dengan keterampilan

dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan.

Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu karyawan untuk

menguasai keterampilan dalam pekerjaannya.

Menurut Dessler (2006 : 208) bahwa pelatihan merupakan proses

mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya

dan menurut Mondy ( 2008 : 210) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan

aktivitas – aktivitas yang dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan saat ini. Dari uraian berikut

didefinisikan bahwa pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatu

pengetahuan praktis dan penerapannya dalam dunia kerja pada perusahaan demi

meningkatkan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan yang diinginkan

organisasi perusahaan.

2.2.2 Tujuan Pelatihan

Pada dasarnya tujuan pelatihan yaitu mengembangkan karyawan untuk

terampil, terdidik, dan terlatih secara professional dan siap pakai dalam bidangnya

masing – masing.

Menurut Mangkunegara (2005 : 52), tujuan pelatihan adalah :

1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.

2. Meningkatkan produktivitas kerja.

3. Meningkatkan kualitas kerja.

4. Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia.

5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal.

7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.

8. Menghindarkan keseragaman.

9. Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan.

2.2.3 Langkah – Langkah Pelatihan

Menurut Dessler (2006 : 281) ada lima langkah yang harus dilakukan

dalam upaya pengembangan program pelatihan, yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

1. Menganalisa Kebutuhan Pelatihan

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi

kebutuhan pelatihan, yaitu :

a. Analisis Kebutuhan Organisasi

Dalam langkah ini yang perlu dianalisis adalah tujuan dari organisasi,

sumber daya yang dimiliki dan lingkungan organisasi sebenarnya.

Analisis organisasi dapat dilakukan dengan cara mengadakan survey

mengenai sikap karyawan terhadap kepuasan kerja, persepsi dan sikap

karyawan. Disamping itu dapat pula menggunakan turn over, absensi,

kartu pelatihan, daftar perkembangan dan data perencanaan karyawan.

b. Analisis Kebutuhan Pekerjaan

Analisis ini adalah untuk menganalisis pekerjaan yang harus dilakukan

dalam setiap jabatan. Uraian tugas dan persyaratan standar untuk kerja

merupakan dua hal yang dapat dipelajari dari perilaku peran tersebut.

Pekerjaan tersebut secara efektif dapat dilakukan dengan menentukan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan.

c. Analisis Kebutuhan Karyawan

Analisis ini adalah analisis terhadap karyawan perusahaan, yaitu

menganalisis apakah karyawan kurang persiapan dalam melakukan

pekerjaannya atau kurang di dalam kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan yang dapat menentukan karyawan – karyawan yang

membutuhkan pelatihan dan metode – metode pelatihan yang

akan dilakukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

2. Merencanakan Instruksi

Merencanakan instruksi digunakan untuk memutuskan, menyusun dan

menghasilkan isi program pelatihan, termasuk buku kerja, latihan, dan

aktivitas yang menggunakan teknik, dengan pelatihan kerja langsung dan

mempelajarinya dibantu dengan computer.

3. Validasi

Dimana orang – orang yang terlibat membuat sebuah program pelatihan

dengan menyajikannya kepada beberapa pemirsa yang dapat mewakili.

4. Implementasikan Program

Implementasi program adalah menerapkan program itu, yaitu dengan melatih

karyawan yang ditargetkan.

5. Mengevaluasi Program Pelatihan

Evaluasi pelatihan adalah membandingkan hasil – hasil setelah pelatihan

dengan tujuan yang diharapkan para manajer, pelatih, serta

peserta pelatihan.

Adapun tingkat penilaian / evaluasi pelatihan yang dapat digunakan yaitu:

a. Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan

Reaksi peserta terhadap isi dan proses dapat diukur dengan cara

menanyakan kepada peserta apakah menyukai program pelatihan,

program pelatihan dirasakan bermanfaat, mudah dipahami dan dapat

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

b. Pengetahuan

Pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan diketahui dengan

mengukur seberapa besar tambahan pengetahuan yang diperoleh setelah

pelatihan dilakukan. Ini dapat dilakukan dengan mengadakan pretest

yakni tes sebelum pelatihan dan post test yakni tes

sesudah pelatihan.

c. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku diketahui dengan mengukur perubahan perilaku

setelah pelatihan dilakukan. Hal ini memang tugas yang sulit tetapi dapat

dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada atasannya, rekan

kerjanya ataupun melakukan pengamatan di lapangan.

d. Perbaikan pada organisasi

Perbaikan pada organisasi dapat dilihat dari perputaran kerja yang

menurun, kecelakaan kerja yang semakin rendah, menurunnya

ketidakhadiran, dan penurunan biaya proses.

2.2.4 Dimensi Pelatihan

Beberapa dimensi pelatihan menurut Rivai (2005) adalah

sebagai berikut :

1. Materi Pelatihan

Dengan mengetahui kebutuhan akan pelatihan, sebagai hasil dari langkah

pertama dapat ditentukan materi pelatihan yang harus diberikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

2. Metode Pelatihan

Sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan, maka ditentukanlah metode

atau cara penyajian yang paling tepat. Penentuan atau pemilihan metode

pelatihan tersebut didasarkan atas materi yang akan disajikan.

3. Pelatih (Instruktur)

Pelatih harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya untuk

mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta pelatihan.

4. Peserta Pelatihan

Agar program pelatihan dapat mencapai sasaran hendaknya para peserta

dipilih yang benar benar siap untuk dilatih, artinya tenaga kerja yang

diikutsertakan dalam pelatihan adalah mereka yang secara mental telah

dipersiapkan untuk mengikuti program tersebut. Pada langkah ini harus selalu

dijaga agar pelaksanaan kegiatan pelatihan benar – benar mengikuti program

yang telah ditetapkan.

5. Sarana Pelatihan

Sarana pendukung evaluasi pelatihan dimaksudkan untuk mengukur

kelebihan suatu program, kelengkapan, dan kondisi yang merupakan umpan

balik untuk menilai atau menghasilkan output yang sesuai.

2.2.5 Indikator – Indikator Pelatihan

Indikator – indikator pelatihan menurut Triton (2005: 87) adalah

sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

1. Tujuan

Pelatihan merupakan tujuan yang ditetapkan, khususnya terkait dengan

penyusunan rencana aksi (action play) dan penetapan sasaran, serta hasil yang

diharapkan dari pelatihan yang akan diselenggarakan.

2. Sasaran

Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang terinci dan

terukur (measurable).

3. Pelatih

Mengingat pelatihan umumnya berorientasi pada peningkatan skill, maka para

pelatih yang diberikan untuk memberikan materi pelatihan harus benar –

benar memilih kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, professional,

dan kompeten.

4. Materi

Pelatihan sumber daya manusia membutuhkan materi atau kurikulum yang

sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak dicapai

oleh organisasi.

5. Metode

Metode pelatihan akan lebih menjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan

sumber daya manusia yang efektif apabila sesuai dengan jenis materi dan

kemampuan peserta pelatihan.

6. Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu

dan kualifikasi yang sesuai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2.2.6 Metode Pelatihan

Menurut Hariandja (2002 : 174), program pelatihan disosialisasikan pada

peserta dan dibuat representative untuk revisi final pada hasil akhir untuk

memastikan efektivitas program. Program ini bisa dilakukan dengan dua metode,

yaitu on-the job raining dan off-the job training.

1. On-The Job Training

a. Job Instruction Training (Latihan Instruksi Jabatan).

Pelatihan dimana ditentukan oleh seseorang (manajer atau supervisor)

yang bertindak sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana

melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja.

b. Coaching and Counseling

Coaching adalah suatu metode pendidikan dengan cara atasan yang

mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya

dengan memberitahukan mengenai tugas yang akan dilaksanakan dan

bagaimana cara mengerjakannya kepada bawahannya. Sedangkan

Counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi

antara bawahan dan manajer mengenai hal-hal yang bersifat pribadi.

c. Job Rotation and Planned Progression, Job Rotation adalah teknik

pengembangan yang dilakukan dengan cara memindahkan peserta dari

suatu jabatan ke jabatan lainnya secara periodik untuk menambah

keahlian dan kecakapannya dalam setiap jabatan. Sedangkan Planned

Progression pada dasarnya sama dengan Job Rotation namun setiap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

pemindahan tidak diikuti dengan kenaikan pangkat dan gaji, tetapi tugas

dan tanggung jawab semakin besar.

d. Apprenticeship / Internship

Pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan

praktek di lapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada

peserta yang kemudian diaplikasikan ke lapangan.

2. Off-The Job Training

a. Lecture (Kuliah)

Presentasi yang diberikan oleh pengajar kepada sekelompok peserta yang

biasanya kelompok dalam jumlah yang cukup besar dimana biasanya

yang diberikan adalah pengetahuan umum. Dalam pelatihan ini,

komunikasi yang terjadi umumnya satu arah. Pengajar dapat

menggunakan berbagai alat peraga, memberikan kesempatan untuk

bertanya atau berdiskusi, meskipun tidak intensif.

b. Video Presentation

Presentasi yang disajikan melalui film, televise, maupun video tentang

pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan. Ini biasanya

dilakukan apabila jumlah peserta cukup banyak dan masalah yang

dijelaskan tidak begitu kompleks.

c. Vestibule / Simulation

Pelatihan yang diberikan di tempat yang telah dirancang khusus

menyerupai tempat kerja, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan

seperti di tempat bekerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

d. Role Playing

Metode peatihan yang dilakukan dengan cara peserta diberikan peran

untuk bertindak dalam situasi khusus. Ini dimaksudkan untuk dapat

merasakan apa yang dirasakan orang lain misalnya nasabah, atasan, rekan

kerja, sehingga para peserta dapat berinteraksi dengan baik terhadap

orang lain.

e. Case Study

Studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa kasus tertentu,

kemudian peserta diminta memecahkan kasus tersebut melalui diskusi

kelompok belajar.

f. Self-Study

Pelatihan ini diminta kepada peserta untuk belajar sendiri melalui

rancangan materi yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan

bacaan, video dan kaset. Hal ini biasanya dilakukan karena adanya

hambatan – hambatan geografis, sulitnya untuk bertemu langsung, atau

biaya yang sangat tinggi apabila para peserta harus dikumpulkan dalam

satu tempat.

g. Learning Program

Bentuk pelatihan dengan menyiapkan seperangkat pertanyaan dan

jawabannya secara tertulis dalam buku atau dalam sebuah program

komputer yang kemudia akan diminta kepada peserta untuk memberikan

feedback agar diketahui hasilnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

h. Laboratory Training

Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan hubungan antar pribadi,

melalui sharing pengalaman, perasaan, persepsi, dan perilaku di antara

beberapa peserta.

i. Action Learning

Pelatihan yang dilakukan melalui kelompok kecil dalam memecahkan

masalah dalam pekerjaan yang dibantu oleh seorang ahli yang biasanya

bisa dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.

2.3. Pengembangan Karir

2.3.1. Pengertian Pengembangan Karir

Berkaitan tentang pengertian pengembangan karir karyawan ini, maka

berikut beberapa pendapat para ahli di bidang SDM. Menurut Stone (Saydam,

2000: 553) pengembangan karir adalah proses dan kegiatan mempersiapkan

seorang karyawan untuk menduduki jabatan dalam organisasi yang akan

dilakukan di masa mendatang. Dengan pengembangan tersebut mencakup

pengertian bahwa perusahaan atau manajer SDM tersebut telah menyusun

perencanaan sebelumnya tentang cara-cara yang perlu dilakukan untuk

mengembangkan karir karyawan selama bekerja. Berdasarkan hal tersebut, maka

pengembangan karir seorang karyawan perlu dilakukan karena seorang karyawan

bekerja dalam suatu organisasi tidak hanya ingin memperoleh apa yang dipunya

hari ini, tetapi juga mengharapkan adanya perubahan, kemajuan, kesempatan yang

diberikan kepadanya untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih baik.

Setiap karyawan akan merasa bosan bekerja pada tempat yang itu-itu saja, selalu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

mengharapkan akan adanya perubahan dan jaminan bahwa ia akan mendapatkan

pengakuan yang lebih besar dari perusahaan seiring berjalannya waktu.

Handoko (2001: 130) mengemukakan bahwa pengembangan karir

merupakan upaya-upaya pribadi seorang karyawan untuk mencapai suatu rencana

karir. Atas pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa terdapat berbagai pihak

yang terlibat dalam pengembangan karir karyawan yaitu karyawan yang

bersangkutan, bagian kepegawaian, dan atasan karyawan yang bersangkutan.

Seorang karyawan merupakan orang yang paling berkepentingan dalam proses

kegiatan pengembangan karir.

Apabila karyawan yang bersangkutan memperlihatkan sikap tidak proaktif

dalam pengembangan karir, mustahil ia akan mendapat kesempatan untuk

mengembangkan karirnya. Seorang karyawan yang ingin mendapatkan

pengembangan karir harus mencari informasi tentang pengetahuan, kemampuan,

dan keterampilan apa yang diinginkan perusahaan darinya, sistem promosi apa

yang berlaku dalam perusahaannya, syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti

pelatihan, apakah pelatihan diadakan oleh perusahaan, atau yang bersangkutan

sendiri yang mencari kesempatan tersebut, apakah faktor keberuntungan berperan

atau tidak dalam pengembangan karir, dan mana yang lebih dominan dalam

menentukan promosi, apakah prestasi karyawan atau senioritas.

Pengertian pengembangan karir menurut Nawawi (1998: 289) Samsudin

(2006: 140) sebagai berikut : “pengembangan karir adalah usaha yang dilakukan

secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan kepada peningkatan dan

penambahan kemampuan seorang pekerja.” Atas uraian tersebut dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

dikemukakan bahwa individu karyawan tidak hanya memerlukan keahlian teknis

dan kemampuan untuk berkolaborasi, namun juga perlu memiliki governance

skill. Kompetensi ini diperlukan karena individu pegawai harus mengelola dirinya

sendiri dalam organisasi dan melakukan continuous learning process yang dapat

digunakan untuk mengetahui adanya kesempatan karir di masa yang akan datang

dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

2.3.2. Tujuan Pengembangan Karir

Adapun arti tujuan dari seluruh program pengembangan karir menurut

Rivai (2005: 290) adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan

karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di organisasi saat ini dan di

masa mendatang. Karena itu, usaha pembentukan sistem pengembangan karir

yang dirancang secara baik akan dapat membantu karyawan dalam menentukan

kebutuhan karir mereka sendiri dan menyesuaikan antara kebutuhan karyawan

dengan tujuan organisasi. Komitmen dalam program pengembangan karir dapat

menunda keusangan dan sumber daya manusia yang memberatkan organisasi.

Selanjutnya Handoko (2001: 134) mengemukakan tujuan pengembangan

karir adalah untuk menjamin para karyawan yang tidak dipromosikan bahwa

mereka masih bernilai dan akan dipertimbangkan untuk promosi-promosi

selanjutnya, bila mereka memenuhi kualifikasi, untuk menjelaskan mengapa

mereka tidak terpilih, dan untuk menunjukkan apa kegiatan-kegiatan

pengembangan karir yang harus diambil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Adapun tujuan pengembangan karir menurut Mangkunegara (2005: 77)

adalah :

1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan. Seorang

karyawan yang sukses dengan prestasi kerja yang sangat baik kemudian

menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi. Hal ini berarti tujuan perusahaan

dan tujuan individu tercapai.

2. Menunjukkan hubungan kesejahteraan karyawan. Perusahaan merencanakan

karir karyawan dengan cara meningkatkan kesejahteraannya agar loyalitas

karyawan lebih tinggi.

3. Membantu karyawan menyadari potensi mereka. Pengembangan karir

membantu menyadarkan karyawan akan kemampuannya untuk menduduki

suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.

4. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan perusahaan. Pengembangan

karir akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap

perusahaannya.

5. Membuktikan tanggung jawab sosial. Pengembangan karir adalah suatu cara

menciptakan iklim kerja yang positif dan karyawan – karyawan memiliki

mental lebih sehat.

6. Membantu memperkuat pelaksanaan program – program perusahaan agar

tujuan perusahaan tercapai.

7. Mengurangi keusangan profesi dan manajerial. Pengembangan karir dapat

menghindarkan diri dari keusangan dan kebosanan profesi dan manajerial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

8. Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan. Pengembangan karir

dimaksudkan untuk mengintegrasikan perencanaan kerja dan kepegawaian.

9. Menggiatkan suatu pemikiran atau pandangan untuk jangka waktu panjang.

Pengembangan karir berhubungan dengan jangka waktu yang panjang. Hal

ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan

kualifikasi yang sesuai porsinya.

2.3.3 Manfaat Pengembangan Karir

Menurut Saydam (2000: 555) yang mengemukakan bahwa pengembangan

karir bagi karyawan akan mempunyai manfaat besar baik bagi karyawan yang

bersangkutan maupun bagi organisasi. Manfaat tersebut meliputi :

1. Mendorong para karyawan untuk mengembangkan diri dan kemampuannya.

2. Menambah rasa kepedulian yang tinggi terhadap organisasi.

3. Mencegah terjadinya keresahan di kalangan karyawan yang selama ini

kurang diperhatikan.

4. Mengurangi karyawan yang meninggalkan organisasi.

5. Mengisi lowongan yang tersedia karena adanya karyawan yang mutasi

maupun promosi.

6. Mengoptimalkan penggunaan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan

karyawan sesuai dengan potensi yang bersangkutan.

Pengembangan karir tidak hanya melalui promosi saja ataupun

peningkatan kedudukan dari tingkat yang lebih rendah menjadi lebih tinggi.

Pengembangan karir merupakan suatu perubahan yang diinginkan pegawai yang

bersifat vertical dimana maksudnya mengubah status atau eselon pegawai yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

bersangkutan. Manfaat pengembangan karir ini adalah untuk mengoptimalkan

penggunaan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan karyawan sesuai dengan

potensi karyawan yang bersangkutan sehingga karyawan dapat menjadi tenaga

kerja yang kompetitif.

Teknologi informasi memiliki potensi yang besar untuk membuat sumber

daya manusia lebih kompetitif. Selanjutnya Martoyo (1994: 82) mengemukakan

bahwa manfaat pengembangan karir adalah :

1. Meningkatnya kemampuan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan akan

meningkatkan kemampuan intelektual maupun keterampilan karyawan yang

dapat disumbangkan kepada organisasi.

2. Meningkatnya suplai karyawan yang berkemampuan sehingga karyawan yang

berkemampuan lebih tinggi bertambah dan memudahkan pihak manajemen

untuk menempatkan dalam pekerjaan yang lebih tepat yang kemudian akan

menguntungkan organisasi.

Maka dengan meningkatkan kemampuan (ability) dan pengetahuan

(knowledge) merupakan karakter kompetensi yang akan dikuasainya untuk

melakukan pekerjaan di bidang tertentu.

2.3.4 Dimensi Pengembangan Karir

Simamora (2006 : 412) mengemukakan dimensi pengembangan karir

meliputi perencanaan karir (career planning) dan manajamen karir (career

management), dengan pengertian sebagai berikut :

1. Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu

dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah – langkah untuk mencapai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

tujuan – tujuan karirnya. Perencanaa karir melibatkan pengidentifikasian

tujuan – tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana –

rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan karir merupakan : (1)

menyadari diri sendiri terhadap peluang – peluang, kesempatan – kesempatan,

kendala – kendala, pilihan – pilihan, dan konsekuensi – konsekuensi; (2)

mengidentifikasi tujuan – tujuan karir; (3) penyusunan program kerja,

pendidikan, dan yang berhubungan dengan pengalaman – pengalaman yang

bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah –

langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir. Perencanaan karir meliputi

pengenalan diri, mengidentifikasi tujuan karir, konseling karir, dan sikap

terhadap karir.

2. Manajamen karir (career management) adalah suatu proses dimana organisasi

memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para karyawan guna

menyediakan suatu kumpulan orang yang berbobot untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan di masa yang akan datang. Efektivitas manajemen

karir tergantung pada kesadaran manajer untuk mengakui peran penting

pengembangan karir dalam upaya memuaskan kebutuhan individu dan

organisasi. Jika manajer dan departemen SDM memiliki kesadaran yang

tinggi dalam memenuhi kebutuhan jangka panjang organisasi, maka

kesempatan karir dan peluang program pengembangan karir akan terbuka

lebar. Manajemen karir meliputi komunikasi peluang karir pada para

karyawan, adanya jalur karir, kesesuaian yang lebih baik antara aspirasi

karyawan dengan peluang karir, dan program pengembangan karir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

2.3.5 Indikator – Indikator Pengembangan Karir

Menurut Handoko (2008: 131) ada beberapa indicator pengembangan

karir, yaitu :

1. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah suatu kegiatan yang mendasari semua kegiatan

pengembangan karir berikutnya, dimana dengan prestasi kerja yang baik

menjadi hal yang paling penting untuk memajukan karir.

2. Exposure

Exposure adalah menjadi terkenal oleh orang – orang yang memutuskan

promosi, transfer, dan kesempatan – kesempatan lainnya.

3. Kesetiaan Organisasional

Dalam banyak organisasi, orang – orang meletakkan kemajuan karir

tergantung pada kesetiaan organisasional dengan dedikasi jangka panjang

terhadap perusahaan yang sama akan menurunkan tingkat

perputaran kerja.

4. Mentor dan Sponsor

Mentor merupakan orang yang menawarkan bimbingan karir informal,

sedangkan sponsor merupakan orang dalam organisasi yang dapat

menciptakan kesempatan – kesempatan karir bagi orang lain, bila mentor

dapat menominasikan karyawan untuk kegiatan – kegiatan pengembangan

karir maka ia menjadi sponsor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

5. Kesempatan – Kesempatan untuk Tumbuh

Seorang karyawan yang berupaya meningkatkan kemampuannya maka berarti

mereka telah memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh.

6. Dukungan Manajemen

Untuk mendorong program pengembangan karir sangat dipengaruhi oleh

dukungan dari para manajer.

2.3.6 Tahapan Pengembangan Karir

Tahap – tahap pengembangan karir dalam organisasi merupakan tahapan

waktu dan usia seseorang sejak memasuki organisasi hingga usia pension. Rivai

(2005 : 298) menjelaskan bahwa kebutuhan dan ekspektasi individu berubah

melalui tahapan – tahapan berikut :

1. Tahap awal / tahap pembentukan merupakan tahap penekanan pada perhatian

untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun – tahun

awal pekerjaannya.

2. Tahap lanjutan merupakan tahap dimana pertimbangan jaminan keamanan

sudah mulai berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga

diri, dan kebebasan.

3. Tahap mempertahankan merupakan tahap dimana individu mempertahankan

pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil

pekerjaan di masa lalu. Individu telah merasa terpuaskan baik secara

psikologis maupun finansial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

4. Tahap pensiun merupakan tahap dimana individu telah menyelesaikan satu

karir dan akan berpindah ke karir yang lain. Individu memiliki kesempatan

untuk mengekspresikan diri yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Variabel Metode
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian

Hasil penelitian
Pengaruh
Independen : menyebutkan bahwa
Kepemimpinan,
Kinerja variabel Pelatihan (X3) dan
Motivasi, Pelatihan, dan
Analisis Lingkungan Kerja (X4)
Lingkungan Kerja
Munparidi Dependen : Regresi berpengaruh positif dan
1 Terhadap Kinerja
(2012) Kepemimpinan, Linier signifikan terhadap Kinerja
Karyawan pada
Pelatihan, Berganda pegawai (Y) sedangkan
Perusahaan Daerah Air
Motivasi, Kepemimpinan (X1) dan
Minum Tirta Musi Kota
Lingkungan Kerja Motivasi (X2) berpengaruh
Palembang
negative terhadap Kinerja
Pegawai (Y).

Hasil penelitian
Motivasi Kerja, Independen :
menunjukkan motivasi kerja,
Kompensasi, dan Kinerja
kompensasi dan
Pengembangan Karir Analisis
pengembangan karir secara
Gainer Frisky Terhadap Kinerja Dependen : Regresi
2 simultan berpengaruh
Lakoy (2013) Pegawai Pada Badan Motivasi Kerja, Linier
signifikan terhadap kinerja
Penanggulangan Kompensasi, Berganda
pegawai Badan
Bencana Daerah Pengembangan
Penanggulangan Bencana
Provinsi Sulawesi Utara Karir
Daerah Provinsi Sulawesi
Utara.
Pengembangan Karir
Independen : Hasil penelitian
dan Self-Efficacy
Kinerja menunjukkan bahwa variabel
Regina Gledy Terhadap Kinerja Analisis
pengembangan karir dan
3 Keseger Karyawan Pada PT. Linear
Dependen : Self-Efficacy berpengaruh
(2013) Matahari Department Berganda
Pengembangan positif dan signifikan
Store Manado
Karir, Self-Efficacy terhadap variabel kinerja
Townsquare
karyawan.
Tingkat Pendidikan,
Independen : Hasil penelitian
Pelatihan, dan
Kinerja menunjukkan bahwa variabel
Kepuasan Kerja Analisis
Rendry pendidikan, pelatihan, dan
Pengaruhnya Terhadap Regresi
4 Mamahit Dependen : kepuasan kerja berpengaruh
Kinerja Pegawai di Linier
(2013) Pendidikan, positif dan signifikan
Badan Penanggulangan Berganda
Pelatihan, terhadap kinerja pegawai
Bencana Provinsi
Kepuasan Kerja baik secara simultan
Sulawesi Selatan
maupun parsial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Lanjutan Tabel 2.1


Hasil penelitian
Pengaruh Pendidikan Independen :
menunjukkan variabel
dan Pelatihan Terhadap Kinerja Analisis
pendidikan dan pelatihan
Verra Nitta Peningkatan Kinerja Regresi
5 berpengaruh positif dan
Turere (2013) Karyawan Pada Balai Dependen : Linier
signifikan terhadap kinerja
Pelatihan Teknis Pendidikan, Berganda
karyawan dimana nilai
Pertanian Kalasey Pelatihan
koefisien determinan
sebesar 67,9%.
Independen :
Haryati
Analisis Program Kinerja Hasil penelitian
Djoharam,
Pelatihan, Penempatan Analisis menunjukkan variabel
Victor. P.K
Pegawai, dan Dependen : Regresi pelatihan (X1), penempatan
6 Lengkong,
Lingkungan Kerja Pelatihan, Linier (X2), dan lingkungan kerja
Maria. V.J
Pengaruhnya Terhadap Penempatan Berganda (X3) berpengaruh positif dan
Tielung
Kinerja Pegawai Pegawai, signifikan terhadap kinerja
(2014)
Lingkungan Kerja pegawai (Y).

Independen : Hasil penelitian


Kontribusi Gaya
Kinerja menunjukkan bahwa variabel
Jeremia Kepemimpinan,
Analisis gaya kepemimpinan,
Tuage, Pelatihan, dan Motivasi
Dependen : Regresi pelatihan, dan motivasi kerja
7 Bernhard Kerja Terhadap Kinerja
Gaya Linier berpengaruh positif dan
Tewal, Yantje Pegawai Pada Sekda
Kepemimpinan, Berganda signifikan terhadap variabel
Uhing (2014) Kabupaten Kepulauan
Pelatihan, kinerja pegawai secara
Talaud
Motivasi Kerja simultan dan parsial.

Hasil penelitian
Independen : menunjukkan variabel
Pendidikan, Pelatihan,
Winda Kinerja pendidikan, pelatihan dan
dan Penempatan Kerja Analisis
Jennifer Rori, penempatan kerja
Pengaruhnya Terhadap Regresi
8 Peggy A. Dependen : berpengaruh positif dan
Kinerja Pegawai Kantor Linier
Mekel, Imelda Pendidikan, signifikan baik secara
Inspektorat Kota Berganda
Ogi (2014) Pelatihan, simultan maupun parsial
Manado
Penempatan Kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai.

Independen :
Performance
Abeba Mitiku The Impact of Training Hasil penelitian
(Kinerja)
Asfaw, and Development menunjukkan bahwa variabel
Mesele Career on Employees’ Analisis pelatihan dan
Dependen :
Damte Performance and Regresi pengembangan karir
9 Training
Argaw, Effectiveness : A Case Linier berpengaruh positif dan
(Pelatihan),
Lemessa Study of District Five Berganda signifikan terhadap variabel
Development
Bayissa Administration Office kinerja dan efektivitas
Career
(2015) Bole Sub-City, Ethiopia karyawan.
(Pengembangan
Karir)
Independen :
Performance
(Kinerja) Hasil penelitian
Impact of Training and menunjukkan bahwa variabel
Muhammad Analisis
Development Career on Dependen : pelatihan dan
Imran, Aiman Regresi
10 Employees’ Training pengembangan karir
Tanveer Linier
Performance in Bank of (Pelatihan), berpengaruh positif dan
(2015) Berganda
Pakistan Development signifikan terhadap variabel
Career kinerja karyawan.
(Pengembangan
Karir)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Lanjutan Tabel 2.1


Independen : Hasil menunjukkan bahwa
Pengaruh Disiplin Kerja Kinerja disiplin kerja dan
Analisis
Siti Yuniarti dan Pengembangan pengembangan karir
Regresi
11 Sundari Karir Terhadap Kinerja Dependen : berpengaruh signifikan
Linier
(2015) Karyawan PT. Socfindo Disiplin Kerja, terhadap kinerja dengan
Berganda 2
Medan Pengembangan Rsquare (R ) sebesar 0,293
Karir atau 40,6%.
Independen :
Effects of Career
Performance Hasil penelitian
Development on
Irene M. (Kinerja) Analisis menyebutkan pengaruh
Employee Performance
Kakui, Hazel Regresi variabel pengembangan karir
12 in The Public Sector : A
Gachunga Dependen : Linier yang berpengaruh positif dan
Case of National
(2016) Development Berganda signifikan terhadap variabel
Cereals And Produce
Career kinerja karyawan
Board
Hasil penelitian
menunjukkan
Pengaruh Independen :
pengembangan karir dan
Pengembangan Karir Kinerja
M. Harlie Analisis budaya organisasi
dan Budaya Organisasi
(2011)Irvan Regresi berpengaruh positif
13 Terhadap Kinerja Dependen :
Pasaribu Linier signifikan terhadap kinerja
Karyawan PT. Taspen Pengembangan
(2016) Berganda karyawan dimana variabel
(Persero) Kantor Karir, Budaya
budaya organisasi
Cabang Utama Medan Organisasi
berpengaruh dominan
terhadap kinerja.
Hasil menunjukkan bahwa
Independen : secara simultan dan parsial
Pengaruh Penilaian
Kinerja penilaian prestasi kerja dan
Prestasi Kerja dan Analisis
pengembangan karir
Nurainun Pengembangan Karir Regresi
14 Dependen : berpengaruh positif dan
(2016) Terhadap Kinerja Linier
Prestasi Kerja, signifikan terhadap kinerja
Pegawai pada Biro Berganda
Pengembangan pegawai dengan nilai
Rektor USU
Karir koefisien determinasi
sebesar 48,9%.
Independen : Hasil penelitian
Kinerja, Disiplin menunjukkan pelatihan dan
Pengaruh Pelatihan dan Kerja Analisis pengembangan berpengaruh
Pengembangan Karir Regresi positif signifikan terhadap
15 Sulaefi (2017)
Terhadap Disiplin Kerja Dependen : Linier disiplin kerja dan kinerja
dan Kinerja Pegawai Pelatihan, Berganda pegawai dimana pelatihan
Pengembangan menjadi variabel yang lebih
Karir dominan.

2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja

Dalam Journal of Business Studies Quarterly dengan judul Impact of

Training on Employee’s Development and Performance in Hotel Industry of

Lahore, Pakistan oleh Ameeq-ul-Ameeq, dan Furqan Hanif, Superior University

Lahore (2013), melalui penelitian menunjukkan bahwa pelatihan memiliki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan dan cenderung untuk meningkatkan

kinerja aktual keseluruhan karyawan. Pelatihan meningkatkan efisiensi kerja

karyawan tingkat kinerja muka karena pelatihan program. Temuan penelitian yang

sangat jelas yang menunjukkan bahwa kinerja aktual dari seorang karyawan

sedang dipengaruhi oleh sesi pelatihan. Jadi korelasi antara variabel Pelatihan &

Karyawan Kinerja positif. Persepsi karyawan terhadap pekerjaan organisasi dan

kinerja jelas terpengaruh ke tingkat oleh praktek pelatihan SDM di mana salah

satu faktor yang paling signifikan adalah pelatihan yang mempengaruhi kinerja

karyawan yang sebenarnya dengan cara yang positif. Penelitian sebelumnya juga

mengatakan bahwa kinerja karyawan memiliki dampak langsung pada kinerja

karyawan. Kinerja karyawan dan pelatihan memiliki hubungan yang sangat dekat

dan positif dengan satu sama lain.

Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil

penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Oktavianto (2011) yang

menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Pelatihan bagi karyawan sangat penting untuk diterapkan dalam suatu instansi.

Dengan adanya pelatihan diharapkan karyawan akan dapat bekerja secara lebih

efektif dan efisien terutama untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi

seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja, menuntut pula perubahan

sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Oleh karena itulah perusahaan

yang ingin berkembang, maka pelatihan bagi karyawannya harus mendapatkan

perhatian yang besar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

2.5.2 Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

Rivai (2004: 290) mendefinisikan bahwa pengembangan karir adalah

proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka

mencapai karir yang diinginkan. Pengembangan karir berpengaruh terhadap

penilaian kinerja karyawan dimana pengembangan karir merupakan usaha formal

dan terorganisir serta terencana untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan

karir individu dengan organisasi secara keseluruhan, yang dilakukan organisasi

untuk menjamin orang – orang dalam organisasi mempunyai klasifikasi dan

kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan.

Dalam jurnal “Pengembangan Karir dan Self-Efficacy Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Matahari Department Store Manado Townsquare” oleh

Regina Gledy Kaseger, Universitas Sam Ratulangi Manado (2013), menyebutkan

pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang

dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Pengembangan karir di

PT. Matahari Department Store Manado Town Square diukur dengan melihat

career path setiap karyawan, pengembangan karir sejalan dengan kinerja, terdapat

pembeda dalam kecepatan pengembangan karir, dan kemampuan kepemimpinan

pada jabatan tertentu. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengembangan karir

di PT. Matahari Department Store Manado Town Square memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi

pengembangan karir karyawannya semakin tinggi pula kinerja karyawannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

2.5.3 Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

Menurut Notoatmodjo (2002: 100) pendidikan dan pelatihan adalah upaya

untuk pengembangan sumber daya manusia terutama untuk pengembangan aspek

kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.

Dengan pengertian tersebut dapat ditinjau hubungan antara pelatihan dan

pengembangan karir bertujuan untuk menutup kesenjangan antara kecakapan dan

kemampuan karyawan dengan jabatan yang ada sehingga karyawan dapat

mencapai sasaran kerja yang ditetapkan (Mangkoesoebroto, 2003: 455).

Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam operasional

suatu perusahaan. Keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan sangat

dipengaruhi oleh baik atau buruknya kinerja karyawan.

Berdasarkan penelitian Lolowang et al. (2016) dengan jurnal yang

berjudul “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Berlian Kharisma Pasifik Manado” menjelaskan bahwa

pelatihan sumber daya manusia penting bagi peningkatan kinerja karyawan yang

juga akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Pelatihan yang

dilaksanakan berkelanjutan, berkualitas dan fokus pada pekerjaan karyawan akan

meningkatkan kinerja para karyawan di suatu organisasi atau perusahaan.

Sedangkan pengembangan karir penting bagi peningkatan kinerja karyawan yang

juga yang akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Maka

pelatihan dan pengembangan karir secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja PT. Berlian Kharisma Pasifik Manado.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka dibuatlah kerangka

konseptual yang menunjukkan hubungan antara variable X1 dan X2 terhadap Y,

yaitu sebagai berikut :

Pelatihan (X1)

Kinerja (Y)

Pengembangan
Karir (X2)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi,

2006: 71). Tujuan menggunakan hipotesis adalah agar focus pada informasi atau

data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis. Suatu hipotesis akan diterima

apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan. Hipotesis merupakan

anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji

kebenarannya. Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara pernyataan –

pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan masalah.

Dalam kaitannya dengan pengaruh pelatihan dan pengembangan karir

terhadap kinerja diatas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

H1 : Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

H2 : Pengembangan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

H3 : Pelatihan dan Pengembangan Karir berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisa deskriptif

kuantitatif. Dikatakan sebagai penelitian asosiatif karena penelitian ini

menghubungkan dua variabel atau lebih. Sugiyono (2006: 2) menjelaskan bahwa

metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dan kegunaan tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kepada

peneliti tentang bagaimana langkah – langkah penelitian dilakukan, sehingga

permasalahan dapat diselesaikan.

Penelitian ini dimana variabel – variabel yang diteliti adalah pelatihan

karyawan dan penilaian kinerja serta pengaruhnya terhadap pengembangan karir

merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan membuat deskripsi mengenai

fakta – fakta dan sifat – sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik,

faktual dan teliti. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2007: 35) menyatakan

bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran dari variabel penelitian.

Dikatakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan yang digunakan di

dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data, dan

kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran,

perhitungan, rumus, dan kepastian data numerik (Ginting, 2008: 55-57).

Berdasarkan jenis penelitiannya yang dilaksanakan melalui pengumpulan

data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survei

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46

eksplanatori dimana digunakan untuk menjelaskan hubungan kasual antara dua

variabel melalui pengujian hipotesis. Survei dilakukan dengan cara mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul

data.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan Jalan Imam Bonjol No. 7 Gedung Mandiri Lantai 1 Medan. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan November 2017 sampai dengan Januari 2018.

3.3 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional dari masing – masing variabel digunakan untuk

menjelaskan variabel yang diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam

penelitian. Operasional variabel dibuat untuk menghindari terjadinya kesalahan

pemahaman dalam mengartikan variabel yang diteliti dan berguna sebagai

kerangka acuan untuk mendeskripsikan masalah yang hendak diungkap.

Terdapat tiga variabel yang menjadi kajian dari penelitian ini, yaitu :

1. Pelatihan (X1) sebagai variabel terikat (Independent Variable).

2. Pengembangan Karir (X2) sebagai variabel terikat (Independent Variable).

3. Kinerja (Y) sebagai variabel bebas (Dependent Variable).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variable Definisi Dimensi Indikator Skala
Pelatihan Aktivitas – aktivitas yang 1. Peserta 1. Motivasi mengikuti Likert
dirancang untuk memberi pelatihan
para karyawan pengetahuan 2. Kemampuan, minat dan
dan keterampilan yang semangat
dibutuhkan untuk pekerjaan
mereka saat ini pada PT. 2. Instruktur 1. Penguasaan materi
Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2. Kemampuan penyajian
Cabang Imam Bonjol materi
Medan. 3. Kecakapan
berkomunikasi
4. Kemampuan menarik
minat

3. Materi 1. Manfaat bagi pekerjaan


2. Kesesuaian materi
3. Relevan dengan
pekerjaan
Pengembangan Perencanaan dan 1. Pendidikan 1. Jenjang pendidikan Likert
Karir pengembangan karyawan –
karyawan PT. Bank Mandiri 2. Pelatihan 1. Tersedia program
(Persero) Tbk. Cabang pelatihan
Imam Bonjol Medan dalam 2. Kesempatan yang sama
merencanakan karir masa mengikuti pelatihan
depan yang dihubungkan
dengan kemampuan dan 3. Pengalaman 1. Kemampuan
persyaratan sehingga dapat kerja 2. Lama bekerja
tercapai kepuasan kerja
yang mendorong
peningkatan dalam
pengembangan pribadinya.
Kinerja Metode yang digunakan 1. Kualitas 1. Ketelitian Likert
untuk menilai dan kerja menyelesaikan
mengetahui kemampuan pekerjaan
karyawan PT. Bank Mandiri 2. Menyelesaikan
(Persero) Tbk. Cabang pekerjaan dengan rapi
Imam Bonjol Medan dalam 3. Ketaatan pada
melaksanakan peraturan perusahaan
pekerjaannya sesuai 2. Kuantitas
dengan seperangkat kerja 1. Pencapaian target
standar kerja yang telah 2. Menyeesaikan
ditentukan untuk suatu pekerjaan dengan
pekerjaan dalam suatu efisien
periode tertentu. 3. Disiplin waktu
Sumber: Mangkunegara (2005); Rivai (2009); Robbins (2010)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
Pertanyaan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2005)

3.4 Populasi dan Sample Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2005: 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan yang berjumlah 76 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 81). Penulis akan menggunakan teknik

nonprobalitify sampling yakni sampel jenuh karena semua peserta populasi

dijadikan sebagai sampel yang berjumlah 76 orang.

3.5 Jenis Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk

membantu memecahkan masalah, yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara langsung di lokasi

penelitian mengenai variabel yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang

digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder

dari literature, buku, jurnal, dan internet.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Pengumulan data dengan cara melakukan wawancara langsung kepada

karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

2. Kuesioner

Teknik ini menggunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara

pengumpulan data adalah dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar

pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut diukur dengan menggunakan

skala likert.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

3. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan meneliti dokumen dan bahan tulisan serta sumber lain

seperti internet dan penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan penelitian.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah

didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang

digunakan yaitu kuesioner. Menurut Umar (2008: 60), validitas menunjukkan

sejauh mana sesuatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Menurut Umar bahwa sangat disarankan agar jumlah responden yang diuji coba

minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distributor skor (nilai)

akan lebih mendekati kurva normal. Sampel uji validitas dalam penelitian ini

diambil di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan sebanyak 30 orang.

Keputusan pengujian validitas responden adalah sebagai berikut :

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai rtabel dengan db = n-2 dan taraf signifikansi

sebesar 5%.

2. Jika rhitung > rtabel , maka pernyataan dikatakan valid.

3. Jika rhitung < rtabel , maka pernyataan dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada setiap

pertanyaan yang terdiri dari 24 pertanyaan . Hasil uji validitas disajikan pada

Tabel 4.1 berikut ini :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas
No
r hitung r kritis Keputusan
Pertanyaan
1 0,485 0,300 Valid
2 0,604 0,300 Valid
3 0,672 0,300 Valid
4 0,695 0,300 Valid
5 0,432 0,300 Valid
6 0,558 0,300 Valid
7 0,424 0,300 Valid
8 0,399 0,300 Valid
9 0,348 0,300 Valid
10 0,581 0,300 Valid
11 0,647 0,300 Valid
12 0,399 0,300 Valid
13 0,456 0,300 Valid
14 0,581 0,300 Valid
15 0,519 0,300 Valid
16 0,604 0,300 Valid
17 0,547 0,300 Valid
18 0,519 0,300 Valid
19 0,538 0,300 Valid
20 0,344 0,300 Valid
21 0,517 0,300 Valid
22 0,397 0,300 Valid
23 0,344 0,300 Valid
24 0,400 0,300 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari Tabel 4.1 tersebut, dapat dilihat item pertanyaan yang terdapat dalam

kuisioner penelitian telah valid sesuai dengan kriteria uji validitas lebih besar dari

0,3.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, atau

konsistensi. Hasil suatu pengukuran terhadap terhadap subjek yang sama

diperoleh hasil yang relative sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran

yang baik dan suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel apabila memilki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Cronbach Aplha > 0,80 (Sugiyono, 2008: 111). Uji reliabilitas akan dapat

menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada

kuesioner. Hasil pengujian reliabilitas disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 3.4
Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,870 24
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari Tabel 4.2 berikut dapat dilihat bahwa nilai Alpha sebesar 0,870

dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai minimal Cronbach Aplha sebesar 0,80.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan

untuk mengukur variabel dapat dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat

pengumpul data dalam penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah tekumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008: 206). Metode ini merupakan suatu

metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

diklasifikasikan, dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas

mengenai masalah yang sedang diteliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

3.8.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui

pengaruh / hubungan antara variabel independent dan variabel dependent akan

digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analytis). Peneliti

menggunakan bantuan program software SPSS versi 20 untuk memperoleh hasil

yang lebih terarah.

Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana : Y = Pengembangan Karir

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi Variabel Bebas

X1 = Pelatihan

X2 = Penilaian Kinerja

e = Standard error

3.9 Uji Asumsi Klasik

3.9.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011: 160) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal.

Untuk pengujian normalitas ini, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Pengujian ini didasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov Test terhadap model yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

diuji. Menurut Ghozali (2011: 32) uji ini dilakukan dengan

membuat hipotesis :

H0 : Data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed > α = 0.05

Ha : Data residual tidak terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed < α

= 0.05

3.9.2 Uji Multikoleniaritas

Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Multikoleniaritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Infaltion

Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan dengan Tolerance Value atau

Variance Inflation Factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model

regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 5, maka dapat disimpulkan

bahwa ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model

regresi (Ghozali, 2011: 160).

3.9.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas berarti varians variabel independen adalah konstan

atau sama untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas).

Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut

homokedastisitas. Deteksi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metode

scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID

(nilai residual). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada

grafik, seperti mengumpul di tengah menyempit kemudian melebar atau

sebaliknya melebar kemudian menyempit (Situmorang et al, 2010: 91).

Menurut Ghozali (2011: 139) dasar analisis untuk menentukan ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dengan scatterplot yaitu :

1. Jika ada plot tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu,

yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10 Uji Hipotesis

3.10.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji signifikan parsial (Uji-t) digunakan untuk melihat secara parsial

apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel Independent

Pelatihan (X1) dan Pengembangan Karir (X2) terhadap variabel Dependent

Kinerja (Y).

Bentuk pengujiannya yaitu :

H0 : b1,b2 = 0 , artinya variabel independent secara parsial tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

H0 : b1,b2 ≠ 0 , artinya variabel independent secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel dependent.

Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%.

H1 diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%.

3.10.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-f)

Uji signifikan simultan (Uji-f) digunakan untuk melihat apakah variabel

Dependent (Pelatihan dan Pengembangan Karir) secara bersama – sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Independent (Kinerja).

Melalui uji statistik dengan langkah – langkah sebagai berikut :

H0 : b1,b2 = 0 , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independent terhadap

variabel dependent.

H0 : b1,b2 ≠ 0 , artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independent terhadap

variabel dependent.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

3.10.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi ini berkisar

antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) adalah

besar terhadap variabel terikat (Y). hal ini berarti model yang digunakan semakin

kuat untuk menerangkan pengaruh variabel terikat yang diteliti terhadap variabel

bebas. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin

kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. adalah bank yang berkantor pusat di

Jakarta, dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan

deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.

Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya

(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank

Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam

Bank Mandiri.

Sejarah kempat Bank tersebut (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo)

sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun

yang lalu.Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat

perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan

peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula

dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV,

menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank

(sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum

Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965,

58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59

Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti

nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia.

Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische

Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857.Pada

tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun

1960, Escomptobank dinasionalisasikan dan berubah nama menjadi Bank Dagang

Negara, sebuah Bank pemerintah yang membiayai sektor industry

dan pertambangan.

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan

dagang Belanda N.V. Nedelandsche Handels Maatschappij yang didirikan pada

tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun

1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasikan perubahan ini pada tahun 1960,

dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara

Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara

Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara

Indonesia Unit II Divisi Ekspor Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank

Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri

Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank

Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi

tertentu, khususnya perkebunan, industry, dan pertambangan.Pada tahun 1970,

Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi,

dan pariwisata.

Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya

mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999. Setelah

selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi,

termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan

peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.Salah satu

pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform

teknologi.Bank Mandiri mewarisi Sembilan sistem perbankan dari keempat legacy

banks. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut,

Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang

berlangsung selama 3 tahun dimana program pengganti tersebut difokuskan untuk

meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen retail banking.

Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah

mampu melakukan pengembangan e-channel & produk retail dengan time to

market yang lebih baik. Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang

tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan

karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang

pertama adalah Robby Djohan.Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan

digantikan ECW Neloe.Neloe menjabat selama 5 tahun, sebelum digantikan Agus

Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005.Neloe menghadapi dugaan

keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut. Pada tahun 2017, Bank Mandiri

mempunyai 2.599 cabang dan 2.330 jaringan mikro serta yang tersebar di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

sepanjang Indonesia dan 7 cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri

mempunyai sekitar 17.461 ATM dan 11 anak perusahaan utama, yaitu PT. Bank

Syariah Mandiri, PT. Mandiri Sekuritas, PT. Mandiri Tunas Finance, PT. Mandiri

AXA General Insurance, PT. AXA Mandiri Financial Service, PT. Bank Mandiri

Taspen Pos, Mandiri International Remittance Sdn. Bhd., Bank Mandiri (Europe)

Limited, PT. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT. Mandiri Utama Finance,

dan PT. Mandiri Capital Indonesia.

Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan

penggerak utama perekonomian Indonesia.Berdasarkan sektor usaha, nasabah

Bank Mandiri bergerak di bidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari

upaya penerapan prudential banking dan best-practices risk management, Bank

Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit

dan pengawasan dilaksanakan dengan four-eye principle, dimana persetujuan

kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit.Sebagai bagian

diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak

kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah corporate masih

sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2017, porsi kredit

kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada

nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah

corporate mencakup 43,86% dari total kredit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

1. Visi Bank Mandiri

Menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan

selalu progresif.

2. Misi Bank Mandiri

a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

b. Mengembangkan sumber daya manusia profesional

c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

d. Melaksanakan manajemen terbuka

e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

Kami berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari

atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Kami

melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui

penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Kami ingin dikenal karena kinerja,

sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik.

Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, kami

mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia

dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang

saham.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

4.1.3 Logo dan Makna dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Adapun logo Bank Mandiri, yaitu :

Sumber: www.bankmandiri.co.id

Gambar 4.1.
Logo Bank Mandiri

1. Bentuk Logo dengan huruf kecil :

a. Melambangkan sikap ramah dan rendah hati

b. Menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani

2. Warna Huruf Biru Tua :

a. Biru melambangkan rasa nyaman, terang, dan menyejukkan.

b. Warisan luhur, stabilitas (command, memimpin) dan setia (respect) serta tahan

uji (reliable).

c. Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat

dipercaya, kehormatan yang tinggi (trust, integrity).

d. Simbol dari spesialis (profesionalism).

3. Bentuk Gelombang Emas Cair :

Gelombang emas cair sebagai simbol dari kekayaan financial di Asia yang mana

sebagai metamorphosa dari sifat agile, progresif, pandangan ke depan, fleksibilitas

serta ketangguhan atas segala kemungkinan yang akan datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

4. Warna Kuning Emas (kuning ke arah orange) :

a. Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan, kemakmuran,

dan kekayaan.

b. Menjadikan kita merasa tajam perhatiannya, aktif, kreatif, meriah, warna

spiritual dan melambangkan hal yang luar biasa.

Diterima sebagai warna riang, membuat perasaan Anda bahwa masa depan

lebih baik, cemerlang, dan menyala-nyala.

4.1.4 Budaya Perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Budaya kerja TIPCE yang berlaku di seluruh lingkungan wilayah kerja

Bank Mandiri ini mengandung nilai-nilai dan pedoman yang merupakan citra

Bank Mandiri dalam melayani seluruh lapisan masyarakat, yaitu:

1. Trust

Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam

hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.

2. Integrity

Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta

menjunjung tinggi kode etik profesi.

3. Professionalism

Berkomitmen untuk bekerja tuntas d an akurat atas dasar kompetensi terbaik

dengan penuh tanggung jawab.

4. Customer Focus

Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling

menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

5. Excellence

Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk

mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara

terus-menerus.

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan

Struktur organisasi merupakan hubungan fisik antara anggota yang satu

dengan yang lainnya dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi

secara bersama. Susunan Struktur organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

adalah sebagai berikut:

Sumber: www.bankmandiri.co.id
Gambar 4.2.
Struktur Organisasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Dari struktur organisasi pada Gambar 4.2 tersebut, adapun pekerjaan atau

tugas dan tanggung jawab yang ada pada PT Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol

Medan adalah :

1. Branch Manager

a. Bertanggung jawab dalam rangka pelaksanaan tugas bank.

b. Menyusun kebijakan cabang sesuai dengan petunjuk kantor cabang.

c. Penyelenggara laporan keuangan, kekayaan, dan kepegawaian di kantor

cabang menurut peraturan direksi.

d. Penghimpunan dana melalui produk tabungan, deposito, KPR, dan kredit

lainnya sesuai dengan target yang dikeluarkan berdasarkan ketetapan

direksi yang berlaku.

e. Memotivasi karyawan dan rekan kerja.

f. Menyiapkan rencana dan mengambil keputusan rencana bisnis.

2. Customer Service Officer

a. Memberikan informasi tentang produk Bank Mandiri kepada nasabah

atau masyarakat umum.

b. Melayani pembukaan rekening baru (tabungan, deposito, dan giro).

c. Melayani keluhan mengenai tabungan, deposito, giro, dan

transfer uang.

d. Memberikan informasi tentang rekening (saldo, transaksi uang, dll).

e. Melayani penggantian buku tabungan dan pencetakan buku

tabungan baru.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

3. Customer Service Administration

a. Melakukan pencetakan Bilyet Giro dan Cek.

b. Encode Bilyet Giro / Cek untuk dikliring.

c. Membuat referensi bank.

4. Teller

a. Melayani setoran tunai angsuran KPR

b. Menerima setoran tunai untuk rekening tabungan, giro, deposito,

dan angsuran.

c. Menerima setoran tunai untuk pembayaran pajak, rekening listrik,

rekening telepon, dan pengisian pulsa telepon genggam.

d. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah tabungan, deposito,

dan giro.

5. Verifikator

a. Memeriksa ulang transaksi – transaksi yang dibutuhkan oleh

para teller.

b. Memeriksa keabsahan warkat – warkat yang dilakukan oleh para teller.

6. Pramubakti

a. Mengantar surat.

b. Mengarsip file- file nasabah dan dokumen – dokumen yang dibukukan

oleh para teller.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

7. Operator

a. Menerima surat masuk dan surat keluar.

b. Menerima telepon dan menyambungkan ke bagian yang berkepentingan.

8. Security

a. Navigator para nasabah.

b. Menjaga keamanan kantor bank.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase (%)
Laki – laki 32 42,1
Perempuan 44 57,9
Total 76 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin adalah 32 orang (42,1%) berjenis kelamin Pria dan 44

orang (57,9) berjenis kelamin Perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa pada PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Imam Bonjol Medan dominan karyawan

perempuan yang bekerja dibandingkan karyawan laki-laki karena dalam kegiatan

operasional lebih dominan bagian frontliner yang berinteraksi dengan nasabah

dimana jumlah frontliner yang ada lebih banyak karyawan perempuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Responden Jumlah Responden Persentase (%)
(Tahun) (Orang)
21-30 31 40,7
31-40 22 28,9
41-50 17 22,3
51-56 6 8,1
Total 76 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan

usia adalah 31 orang (40,7%) berusia 21 sampai dengan 30 tahun, 22 orang

(28,9%) berusia 31 sampai dengan 40 tahun, 17 orang (22,3%) berusia 41 sampai

dengan 50 tahun, dan 6 orang (8,1%) berusia 51 sampai dengan 56 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Imam Bonjol

Medan, karyawan yang bekerja lebih banyak yang berusia 21 sampai dengan 30

tahun dimana pada rentang usia tersebut karyawan masih sangat produktif

dalam bekerja.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SMA / SMK 11 14,4
Diploma I 3 3,9
Diploma III 14 18,4
Sarjana 30 39,4
Pasca Sarjana 18 20,3
Total 76 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan

SMA/SMK sebanyak 11 orang (14,4%), Diploma I sebanyak 3 orang (3,9%),

Diploma III sebanyak 14 orang (18,4%), Sarjana sebanyak 30 orang (39,4%), dan

Pasca Sarjana sebanyak 18 orang (20,3%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan Sarjana lebih dominan dikarenakan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cabang Imam Bonjol Medan lebih mengutamakan karyawan yang berpendidikan

sarjana untuk menjadi karyawan di perusahaan karena dianggap lebih memiliki

pangalaman dalam bekerja.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.4
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
Masa Kerja Jumlah Responden Persentase (%)
(Tahun) (Orang)
1–5 15 19,7
6–10 33 43,4
11-20 18 23,6
>20 10 13,3
Total 76 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan masa kerja 1

sampai 5 tahun sebanyak 15 orang (19,7%), responden dengan masa kerja 6

sampai dengan 6 tahun sebanyak 33 orang (43,4%), responden dengan masa kerja

11 sampai dengan 20 tahun sebanyak 18 orang (23,6%) dan responden dengan

masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak 10 orang (13,3%). Hal ini menunjukan

bahwa karyawan dengan masa kerja 6 sampai dengan 10 tahun lebih dominan

dengan usia rata-rata 21 sampai dengan 30 tahun dimana sesuai dengan Undang-

Undang ketenagakerjaan bahwa masa produktif karyawan adalah 56 tahun. Maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

semakin lama karyawan yang bekerja lebih dari 20 tahun akan semakin sedikit

karena masa produktif karyawan sampai usia 56 tahun.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pelatihan (X1)

Distribusi jawaban responden terhadap 10 item pertanyaan mengenai

variabel Pelatihan (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pelatihan (X1)
Sangat
Sangat Kurang Tidak Rata-rata
Setuju Tidak
No Item Pertanyaan Setuju Setuju Setuju Jawaban Ket
Setuju Responden
F % F % F % F % F %
1 Termotivasi untuk 24 31,5 49 64,4 3 4,1 0 0 0 0 4,27 SS
bekerja
2 Kemampuan sesuai 35 46 37 48,6 4 5,4 0 0 0 0 4,40 SS
pelatihan
3 Menguasai materi 44 57,8 30 39,4 2 2,8 0 0 0 0 4,55 SS
4 Teknik penyampaian 52 68,4 24 31,6 0 0 0 0 0 0 4,68 SS
materi
5 Materi relevan dengan 36 47,4 40 52,6 0 0 0 0 0 0 4,47 SS
pekerjaan
6 Materi bermanfaat bagi 39 51,3 37 48,7 0 0 0 0 0 0 4,51 SS
pekerjaan
7 Materi terbaru 23 30,2 51 67,1 2 2,6 0 0 0 0 4,19 S
8 Materi didukung sistem 32 42,1 43 56,6 1 1,3 0 0 0 0 4,82 SS
kerja terbaru
9 Metode yang sistematis 49 64,5 27 35,5 0 0 0 0 0 0 4,64 SS
10 Metode mudah dipahami 50 65,8 25 32,9 1 1,3 0 0 0 0 4,64 SS
Ket: Range Rata-Rata Jawaban Responden
1 - 1,8 : STS
1,81 – 2,61 : TS
2,62 – 3,42 : KS
3,43 – 4,23 : S
4,24 – 5 : SS

1. Pada pertanyaan pertama, nilai rata-rata 4,27 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 24

orang (31,5%) sangat termotivasi untuk bekerja setelah mengikuti pelatihan

meskipun 3 orang (4,1%) responden kurang termotivasi karena merasa

pelatihan kurang mendukung untuk peningkatan kinerjanya di perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

2. Pada pertanyaan kedua, nilai rata-rata 4,40 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 35 orang

(46%) memiliki kemampuan yang sesuai dengan pelatihan meskipun sebanyak 4

orang (5,4%) responden merasa kurang memiliki kemampuan yang sesuai dengan

pelatihan yang diadakan sehingga tidak dapat diaplikasikan pada pekerjaannya.

3. Pada pertanyaan ketiga, nilai rata-rata 4,55 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 44 orang

(57,8%) menyatakan bahwa instruktur menguasai materi pelatihan meskipun

sebanyak 2 orang (2,8%) responden menyatakan instruktur kurang optimal dalam

memberikan materi pelatihan sehingga karyawan kurang merasakan manfaat dari

materi tersebut.

4. Pada pertanyaan keempat, nilai rata-rata 4,68 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 52

orang (68,4%) menyatakan instruktur pelatihan menguasai teknik penyampaian

materi sehingga karyawan benar – benar memahami materi yang diajarkan dan

dapat bermanfaat bagi pekerjaannya di dalam perusahaan.

5. Pada pertanyaan kelima, nilai rata-rata 4,47 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 36

orang (47,4%) menyatakan bahwa materi yang diberikan relevan dengan

kebutuhan materi pada bidang pekerjaan yang dilakukan karyawan sehingga

karyawan sangat terbantu dan dapat meningkatkan kinerjanya di perusahaan.

6. Pada pertanyaan keenam, nilai rata-rata 4,51 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

orang (51,3%) menyatakan bahwa materi pelatihan yang diberikan sangat

bermanfaat bagi pekerjannya sehingga karyawan dapat bekerja lebih maksimal

dengan adanya pengetahuan baru yang diperolehnya dari pelatihan.

7. Pada pertanyaan ketujuh, nilai rata-rata 4,19 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 23

orang (30,2%) menyatakan bahwa saat pelatihan selalu diberikan materi yang

terbaru yang sangat berguna untuk pekerjaannya meskipun 2 orang (2,6%)

responden menyatakan bahwa materi pelatihan tidak selalu diberikan yang

terbaru, ada juga yang sudah pernah disampaikan pada pelatihan sebelumnya.

8. Pada pertanyaan kedelapan, nilai rata-rata 4,82 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 32

orang (42,1%) menyatakan bahwa materi yang disampaikan saat pelatihan

didukung oleh sistem bekerja terbaru meskipun 1 orang (1,3%) responden

menyatakan materi pelatihan tidak selalu didukung sistem terbaru sehingga

terkadang keterlambatan pembaharuan sistem kerja menjadi penghambat bagi

karyawan untuk dapat bekerja lebih maksimal.

9. Pada pertanyaan kesembilan, nilai rata-rata 4,64 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 49

orang (64,5%) menyatakan metode pelatihan yang diterapkan saat pelatihan

sangat sistematis dan terorganisir sehingga memudahkan karyawan dalam.

10. Pada pertanyaan kesepuluh, nilai rata-rata 4,64 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 50

orang (65,8%) menyatakan bahwa metode pelatihan yang digunakan saat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

pelatihan mudah untuk dipahami peserta pelatihan meskipun 1 orang (1,3%)

responden merasa metode pelatihan yang digunakan kurang mudah dipahami saat

pelatihan sehingga peserta pelatihan sedikit kesulitan dalam mengikuti

materi pelatihan.

4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengembangan

Karir (X2)

Distribusi jawaban responden terhadap 10 item pertanyaan mengenai

variabel Pengembangan Karir (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengembangan Karir
(X2)
Sangat Rata-rata
Sangat Kurang Tidak
Setuju Tidak Jawaban
No Item Pertanyaan Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Respond
F % F % F % F % F % en
1 Informasi peluang karir 43 56,6 29 38,2 4 5,3 0 0 0 0 4,51 SS
2 Menetapkan tujuan karir 32 42,1 42 55,3 2 2,6 0 0 0 0 4,39 SS
3 Merencanakan program 30 39,4 42 55,3 4 5,3 0 0 0 0 4,34 SS
pelatihan
4 Jenjang karir yang 51 67,1 23 30,2 2 2,6 0 0 0 0 4,64 SS
menjanjikan
5 Program pengembangan 32 42,1 42 55,3 2 2,6 0 0 0 0 4,39 SS
karir – promosi
6 Program pengembangan 42 55,3 32 42,1 2 2,6 0 0 0 0 4,52 SS
karir – mutasi
7 Kesempatan yang sama 31 40,8 43 56,6 2 2,6 0 0 0 0 4,38 SS
setiap karyawan
8 Bekerjadi unit kerja 33 43,4 41 53,9 2 2,6 0 0 0 0 4,32 SS
berbeda untuk
menambah pengalaman
Ket: Range Rata-Rata Jawaban Responden
1 - 1,8 : STS
1,81 – 2,61 : TS
2,62 – 3,42 : KS
3,43 – 4,23 : S
4,24 – 5 : SS

1. Pada pertanyaan pertama, nilai rata-rata 4,51 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 43

orang (56,6%) menyatakan perusahaan menginformasikan peluang karir yang ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

di dalam perusahaan kepada karyawan meskipun sebanyak 4 orang (5,3%)

responden menyatakan kurangnya informasi yang diberikan perusahaan mengenai

peluang karir yang ada sehingga karyawan tidak fokus dalam perencanaan

karirnya di perusahaan.

2. Pada pertanyaan kedua, nilai rata-rata 4,39 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 32 orang

(42,1%) menyatakan bahwa perusahaan membantu karyawan dalam menetapkan

tujuan karirnya ke masa depan dalam perencanaan karir meskipun sebanyak 2

orang (2,6%) responden merasa perusahaan kurang memberikan perhatian dalam

perencanaan karir karyawan sehingga dapat mengurangi semangat karyawan

dalam bekerja.

3. Pada pertanyaan ketiga, nilai rata-rata 4,34 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 30 orang

(39,4%) menyatakan bahwa perusahaan secara berkala merencanakan program

pelatihan bagi karyawan untuk mengembangkan karirnya meskipun sebanyak 4

orang (5,3%) responden menyatakan kurangnya perencanaan perusahaan terhadap

program pelatihan bagi karyawan untuk mengembangkan karirmya sehingga

menjadi penghambat bagi karyawan pengembangan karirnya.

4. Pada pertanyaan keempat, nilai rata-rata 4,64 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 51

orang (67,1%) menyatakan perusahaan memberikan jenjang karir yang

menjanjikan kepada karyawan meskipun sebanyak 2 orang (2,6%) responden

menyatakan jenjang karir di perusahaan kurang menjanjikan karena penilaian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

kinerja karyawan kurang diperhatikan sehingga menghambat karyawan dalam

mengembangkan karirnya.

5. Pada pertanyaan kelima, nilai rata-rata 4,39 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 32

orang (42,1%) menyatakan perusahaan menerapkan program pengembangan

seperti promosi bagi setiap karyawan meskipun sebanyak 2 orang (2,6%)

responden menyatakan program pengembangan seperti promosi tersebut tidak

diberikan kepada setiap karyawan karena untuk mendapatkan promosi harus

adanya penilaian berdasarkan kinerja dan prestasi karyawan.

6. Pada pertanyaan keenam, nilai rata-rata 4,52 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 42

orang (55,3%) menyatakan perusahaan menerapkan program pengembangan

seperti mutasi bagi setiap karyawan meskipun sebanyak 2 orang (2,6%) responden

menyatakan tidak semua karyawan mendapatkan mutasi karena melihat dari

kebutuhan tenaga kerja setiap cabang ataupun setiap bagian yang membutuhkan

karyawan yang sudah mahir dalam unit kerja tertentu.

7. Pada pertanyaan ketujuh, nilai rata-rata 4,38 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 31

orang (40,8%) menyatakan perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi

setiap karyawan untuk mengembangkan karirnya meskipun 2 orang (2,6%)

responden menyatakan perusahaan memang memberikan kesempatan yang sama

bagi karyawan dalam mengembangkan karir tetapi tetap dilihat dari prestasi serta

kinerja karyawan tersebut. Apabila karyawan tersebut dianggap tidak memenuhi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

kriteria untuk mengembangkan karirnya, maka kecil kesempatan yang dimilikinya

untuk mengembangkan karirnya.

8. Pada pertanyaan kedelapan, nilai rata-rata 4,32 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 33

orang (43,4%) menyatakan bahwa sistem perusahaan yang secara berkala

merotasi karyawan ke unit kerja yang berbeda dapat menambah pengalaman kerja

bagi karyawan meskipun 2 orang (2,6%) responden menyatakan dengan adanya

sistem rotasi ke unit kerja berbeda menjadikan karyawan tidak dapat fokus dalam

bekerja dan tidak maksimal dalam bekerja karena harus memulai memahami

pekerjaanya dari awal.

4.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja (Y)

Distribusi jawaban responden terhadap 10 item pertanyaan mengenai

variabel Kinerja (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja (Y)
Sangat
Sangat Kurang Tidak Rata-rata
Setuju Tidak
No Item Pertanyaan Setuju Setuju Setuju Jawaban Ket
Setuju
Responden
F % F % F % F % F %
1 Kecakapan 43 56,6 29 38,2 4 5,3 0 0 0 0 4,51 SS
menyelesaikan pekerjaan
2 Minimalisasi kesalahan 36 47,4 37 48,7 3 3,9 0 0 0 0 4,92 SS
pekerjaan
3 Menyelesaikan 37 48,7 39 51,3 0 0 0 0 0 0 4,48 SS
pekerjaan sesuai standar
4 Mampu mencapai target 48 63,2 28 36,8 0 0 0 0 0 0 4,63 SS
5 Pekerjaan diselesaikan 36 47,4 36 47,7 4 5,3 0 0 0 0 4,42 SS
dengan waktu yang
sesuai
6 Pekerjaan selesai tepat 31 40,8 45 59,2 0 0 0 0 0 0 4,40 SS
waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Ket: Range Rata-Rata Jawaban Responden


1 - 1,8 : STS
1,81 – 2,61 : TS
2,62 – 3,42 : KS
3,43 – 4,23 : S
4,24 – 5 : SS

1. Pada pertanyaan pertama, nilai rata-rata 4,51 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 43

orang (56,6%) menyatakan karyawan dinilai dalam kecakapannya dalam

menyelesaikan pekerjaannya meskipun sebanyak 4 orang (5,3%) responden

kurang setuju bahwa kecakapan karyawan menjadi penilaian dalam penyelesaian

pekerjaannya karena karyawan yang tidak memiliki kecakapan juga dapat

menyelesaikan pekerjaannya meskipun kinerjanya tidak sebaik karyawan yang

memiliki kecakapan dalam bekerja.

2. Pada pertanyaan kedua, nilai rata-rata 4,92 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 36 orang

(47,4%) menyatakan penilaian kinerja dinilai juga dari seberapa banyaknya

kesalahan karyawan dalam melakukan pekerjaannya meskipun sebanyak 3 orang

(3,9%) responden merasa kurang setuju apabila penilaian didasarkan kesalahan

yang dilakukan dalam pekerjaan karena mungkin kesalahan yang terjadi bukan

dari karyawan yang bersangkutan, melainkan dari sistem yang digunakan

karyawan dalam melakukan pekerjaan.

3. Pada pertanyaan ketiga, nilai rata-rata 4,48 mengindikasikan dominan

jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 37 orang

(48,7%) menyatakan penilaian kinerja juga dilakukan dengan selesainya pekerjaan

karyawan sesuai dengan standar pekerjaan yang ditetapkan karena standar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

perusahaan merupakan peraturan perusahaan yang harus dipatuhi sehingga

menjadi dasar penilaian yang baku yang ada dalam perusahaan.

4. Pada pertanyaan keempat, nilai rata-rata 4,63 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 48

orang (63,2%) menyatakan penilaian kinerja dilakukan dengan menilai

kemampuan karyawan dalam pencapaian target kerja yang diterapkan perusahaan

karena setiap perusahaan mempunyai target yang diberikan kepada karyawan

yang wajib dicapai dalam periode waktu tertentu dimana dalam pencapaian target

itu akan menguntungkan pihak perusahaan maupun pihak karyawan

yang bersangkutan.

5. Pada pertanyaan kelima, nilai rata-rata 4,42 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 36

orang (47,4%) menyatakan banyaknya jumlah pekerjaan yang dilakukan

karyawan baik dengan waktu yang lebih cepat maupun waktu yang seimbang

dengan jumlah pekerjaan juga menjadi penilaian dalam perusahaan meskipun

sebanyak 4 orang (5,3) responden menyatakan kurang setuju dengan penilaian

terhadap waktu dalam penyelesaian pekerjaan karena dalam beberapa pekerjaan

memiliki waktu penyelesaian yang berbeda sehingga bisa dilakukan dengan lebih

cepat ataupun menjadi lebih lama tergantung dengan hal pekerjaan

yang dilakukan.

6. Pada pertanyaan keenam, nilai rata-rata 4,40 mengindikasikan

dominan jawaban responden adalah sangat setuju, dimana responden sebanyak 31

orang (40,8%) menyatakan penilaian kinerja juga dilihat dari ketepatan waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

dalam menyelesaikan pekerjaan karena dalam setiap pekerjaan mempunyai

deadline waktu dimana pekerjaan itu harus segera diselesaikan pada waktu yang

sudah ditetapkan.

4.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Pelatihan (X 1),

Pengembangan Karir (X2), terhadap Kinerja karyawan (Y) sebagai variabel

terikat. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana : Y = Pengembangan Karir


a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi Variabel Bebas
X1 = Pelatihan
X2 = Penilaian Kinerja
e = Standard error
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi

linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 10,059 2,844 3,537 ,000

Pelatihan ,480 ,072 ,710 6,616 ,002

Pengembangan Karir ,267 ,034 ,208 1,938 ,000

b. Dependent Variable: Kinerja


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut diketahui kolom Unstandardized

Coefficients pada bagian B diperoleh nilai b1 variabel Pelatihan sebesar 0,480,

nilai b2 variabel Pengembangan Karir sebesar 0,267, dan nilai konstanta (a) adalah

10.059. Maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 10.059 + 0,480X1 + 0,267X2 + e

1. Konstanta (a) = 10.059 ini berarti apabila variabel Pelatihan dan

Pengembangan Karir dianggap konstan pada tingkat variabel kinerja karyawan

(Y).

2. Koefisien b1 (X1) = 0,480 ini berarti apabila variabel Pelatihan mempunyai

pengaruh yang positif terhadap Kinerja karyawan.

3. Koefisien b2 (X2) = 0,267 ini berarti apabila variabel Pelatihan mempunyai

pengaruh yang positif terhadap Kinerja karyawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas yang didasarkan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 77
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1,46361946
Most Extreme Differences Absolute ,120
Positive ,064
Negative ,120
Kolmogorov-Smirnov Z ,120
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,107

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada Tabel 4.11 tersebut terlihat bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed) adalah

0,107 dan nilai signifikan (0,05), karena nilai Asymp.sig (2-tailed) di atas 0,05

yaitu 0,107, maka hal ini menunjukkan bahwa residual data berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Multikoleniaritas

Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Adanya multikoleniaritas dapat dilihat dari tolerance value

atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Nilai yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

apabila Tolerance Value > 0,1 sedangkan VIF < 5, maka tidak

terjadi multikoleniaritas.

Tabel 4.12
Hasil Uji Tolerance Value dan VIF
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 10,059 2,844 3,537 ,001

Pelatihan ,480 ,072 ,710 6,616 ,000 ,717 1,395

Pengembangan
,067 ,034 ,208 1,938 ,056 ,717 1,395
Karir

a. Dependent Variable: Kinerja


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.12 tersebut dapat dilihat bahwa :

1. Nilai VIF dari nilai Pelatihan dan Pengembangan Karir lebih kecil atau

dibawah 5 (VIF < 5) yaitu 1,395. Ini menunjukkan tidak terkena

multikoleniaritas antara variabel independen dalam model regresi.

2. Nilai Tolerance dari Pelatihan dan Pengembangan Karir lebih besar dari 0,1

yaitu 0,717. Ini menunjukkan tidak terdapat multikoleniaritas antar variabel

independen dalam model regresi.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Gambar 4.3
Scatterplot Uji Heterokedastisitas

Pada Gambar 4.3 Grafik Scatterplot terlihat titik – titik menyebar secara

acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di

atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk

memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel Pelatihan dan

Pengembangan Karir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel Pelatihan

(X1) dan Pengembangan Karir (X2) secara parsial maupun masing-masing

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan (Y) pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan. Kriteria pengujiannya yaitu :

H0 : b1,b2 = 0 , artinya variabel Pelatihan dan Pengembangan Karir secara parsial

tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

Kinerja karyawan.

H0 : b1,b2 ≠ 0 , artinya variabel Pelatihan dan Pengembangan Karir secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja karyawan.

Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel. Kriteria pengambilan keputusan

yaitu :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%.

H1 diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%.

Besar nilai ttabel untuk α = 5% (0,05) dan dk = 73 (dk=n-1) adalah 1,992.

Tabel 4.13
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 10,059 2,844 3,537 ,001

Pelatihan ,480 ,072 ,710 6,616 ,001

Pengembangan Karir ,067 ,034 ,208 4,438 ,002

a. Dependent Variable: Kinerja


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.13 tersebut dapat dilihat bahwa

nilai thitung variabel Pelatihan lebih besar dari nilai t tabel (6,616 > 1,992) dengan

tingkat signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,001 dan nilai t hitung variabel

Pengembangan Karir lebih besar dari nilai t tabel (4,438 > 1,992) dengan tingkat

signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,002. Berdasarkan pengambilan keputusan uji

parsial dalam analisis regresi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel Pelatihan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

2. Variabel Pengembangan Karir secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang

Imam Bonjol Medan.

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-f)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1,b2 = 0 , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independent terhadap

variabel dependent.

H0 : b1,b2 ≠ 0 , artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independent terhadap

variabel dependent.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.

Besar nilai ttabel untuk α = 5% (0,05) dan (3:73) = 2,72.

Tabel 4.14
Hasil Uji F Signifikan Simultan (Uji-F)
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 103,999 2 52,000 23,635 ,000

Residual 162,806 74 2,200

Total 266,805 76

a. Dependent Variable: Kinerja


b. Predictors: (Constant), Pengembangan Karir, Pelatihan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.14 tersebut, dapat dilihat hasil Uji-F secara simultan,

maka diperoleh nilai Fhitung = 23,635 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan

Ftabel = 2,72. Nilai Fhitung > Ftabel (23,635 > 2,72) dan tingkat signifikan (0,000 <

0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Pelatihan dan Pengembangan

Karir secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

Kinerja karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R 2 ≥ 1). Jika R2

semakin mendekati angka 1, maka dapat dikatakan bahwa variabel Pelatihan (X 1)

dan Pengembangan karir (X2) berpengaruh besar terhadap Kinerja karyawan(Y).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya.

Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,624 ,790 ,773 1,4833

a. Predictors: (Constant), Pengembangan Karir, Pelatihan


b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 4.15
Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat tidak erat
0,2 – 0,39 Tidak erat
0,4 – 0,59 Cukup erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat erat
Sumber: Situmorang dan Luthfi (2014:170)

1. R Square sebesar 0,790 berarti 79%, artinya hubungan antara Pelatihan dan

Pengembangan Karir terhadap Kinerja sebesar 79% yaitu memiliki hubungan

yang cukup erat.

2. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari

nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasi sebesar 1,4833

dimana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

3. R sebesar 0,624 atau 62,4% menunjukkan adanya hubungan antara Pelatihan

dan Pengembangan Karir terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Mandiri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

(Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan dan sisanya sebesar 37,6%

dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6 Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh

Pelatihan dan Pengembangan Karir terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan. Penelitian ini dilakukan dengan

metode analisis deskriptif dan metode statistika. Pada metode analisis deskriptif

diperoleh informasi yang berisikan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja, sedangkan metode statistik dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.

4.6.1 Pelatihan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja

Menurut Marwansyah (2010: 153) Training & Development dipandang

sebagai upaya berkelanjutan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan

kinerja organisasi dimana pelatihan mampu meningkatkan kinerja karyawan.

Pelatihan memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan dan untuk

meningkatkan kinerja aktual keseluruhan karyawan. Pelatihan meningkatkan

efisiensi kerja karyawan dalam perusahaan dimana kinerja maksimal karyawan

akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai keuntungan perusahaan.

Menurut Hamalik (2005:10), Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi

serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk

pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang diberikan oleh tenaga profesional

kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan

produktivitas dalam suatu organisasi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 76 responden dapat dilihat

bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Dengan

pelatihan, karyawan akan menambah wawasan serta meningkatkan keahliannya

yang dapat diaplikasikannya dalam pekerjaannya dimana dunia perbankan selalu

memperbaharui sistem kerjanya demi memberikan pelayanan terbaik bagi

nasabah. Maka dari itu karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan harus diberikan pelatihan demi mendorong kinerjanya dalam

perusahaan terutama pada bagian yang berkaitan langsung apabila adanya

penerapan sistem kerja baru dalam lingkungan kerja. Dengan pemberian

pelatihan yang benar, pasti kinerja karyawan juga semakin meningkat.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Selastuti Prathami (2015) dalam penelitiannya Pengaruh Pelatihan

dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai yang yang menunjukkan bahwa

pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

4.6.2 Pengembangan Karir Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Kinerja

Menurut Handoko (2009: 160) pengembangan karir adalah proses

organisasi memilih, menilai, dan menugaskan serta mengembangkan para

karyawannya guna mempersiapkan karyawan yang berbobot untuk memenuhi

kebutuhan karyawan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Malayu

(2005: 69) pengembangan karir adalah suatu usaha untuk meningkatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

kemampuan teknis, teoritis, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan melalui pendidikan atau pelatihan. Bila karyawan sudah dibekali

melalui pendidikan maupun pelatihan, maka pengetahuan serta wawasannya juga

bertambah yang kemudian akan membantunya bekerja lebih maksimal dalam

perusahaan. Hasil pelatihan yang diikuti karyawan yang diaplikasikannya ke

dalam pekerjaannya, memudahkannya dalam bekerja yang kemudian akan

meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan.

Hasil penelitian telah dilakukan terhadap 76 responden, secara parsial

Pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja.

Pengaruh positif menunjukkan adanya hubungan dua arah dimana dengan

Pengembangan Karir yang tepat maka karyawan akan menunjukkan kinerjanya

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pasti akan berpengaruh pada

hasil kinerjanya. Proses Pengembangan Karir yang efektif akan mampu

memberikan kesempatan untuk menyesuaikan karakteristik personal dengan

kesempatan karir yang tersedia. Hasil penelitian uji parsial Pengembangan Karir

terhadap Kinerja menghasilkan nilai yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh

Pengembangan karir karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan erat hubungannya pada mengembangkan para karyawan guna

mempersiapkan karyawan yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan karyawan di

masa yang akan datang melalui pendidikan, pelatihan, dan promosi. Jika

perusahaan memberikan jenjang karir yang menjanjikan, maka semakin besar

kemungkinan karyawan tersebut menganggap karir bukan hanya sebagai bagian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

dari hidupnya tetapi juga sebagai jalan hidupnya untuk mencapai kesuksesan di

dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Siti Yuniarti Sundari (2015) Pengaruh Disiplin Kerja dan

Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sucfindo Medan yang

menunjukkan bahwa pengembangan karir secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawannya.

4.6.3 Pelatihan dan Pengembangan Karir Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap Kinerja

Pelatihan menurut Gary Dessler (2009) adalah proses mengajarkan

karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan

untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha

dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan,

baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihankarena

adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja,

strategi, dan lain sebagainya.

Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk

mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga

sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan

perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik.

Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu

pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-

kebutuhan yang teridentifikasi.

Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya

kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training yang

meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas programprogram

tersebut (Armstrong, 2010:504). Pengembangan adalah aktivitas yang membantu

untuk merencanakan kegiatan untuk tingkatkan pengembangan diri secara

maksimal (Mangkunegara 2008 : 77).

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2010: 67). Hasibuan

(2012:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 76 responden menunjukkan

bahwa kedua variabel yang mempengaruhi Kinerja yaitu, Pelatihan dan

Pengembangan Karir secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol

Medan. Dengan hasil tersebut H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya secara

bersama-sama kedua variabel, Pelatihan dan Pengembangan Karir berpengaruh

dan signifikan terhadap variabel Kinerja. Hasil uji F menunjukkan bahwa adanya

pengaruh yang diberikan oleh kedua faktor tersebut mampu mempengaruhi

meningkatnya kinerja karyawan untuk bekerja secara terorganisir dan sesuai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

dengan tujuan perusahaan kepada karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Cabang Imam Bonjol Medan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Sulaefi (2017) dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Pelatihan

dan Pengembangan Terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan dimana

penelitian tersebut menunjukkan secara parsial adanya pengaruh pelatihan dan

pengembangan karir terhadap kinerja karyawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut :

1. Secara parsial Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

Pengaruh positif menunjukkan adanya hubungan dua arah dimana dengan

Pelatihan yang sesuai maka akan meningkatkan kinerja karyawan.

2. Secara parsial Pengembangan Karir berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam

Bonjol Medan. Pengaruh positif menunjukkan adanya hubungan dua arah

dimana dengan Pengembangan Karir yang tepat maka karyawan akan

menunjukkan melalui hasil kinerjanya.

3. Berdasarkan hasil penelitian Uji-F, Pelatihan dan Pengembangan Karir secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat ditarik beberapa

saran yang dapat dipertimbangkan oleh manajemen PT. Bank Mandiri (Persero)

Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan dalam meningkatkan kinerja

karyawannya, yaitu :

95
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96

1. Perusahaan hendaknya lebih memberikan perhatian terhadap kesesuaian

pemberian pelatihan terhadap karyawan. Sehingga pelatihan yang dilakukan

tepat sasaran dan dapat mendorong kinerja karyawan yang membutuhkan

pelatihan. Pemberian pelatihan yang tepat akan mendorong kinerja karyawan

dalam melakukan tugasnya.

2. Bila adanya perubahan sistem kerja terbaru yang diterapkan di dalam

perusahaan, kiranya perusahaan memberikan informasi yang merata kepada

seluruh karyawan di semua unit kerja pada setiap cabang, sehingga

terciptanya keseragaman dalam sistem kerja yang dilaksanakan pada setiap

karyawan di setiap cabang PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

3. Pihak perusahaan menginfokan pengembangan karir yang jelas bagi

karyawan sehingga karyawan semangat untuk berprestasi serta meningkatkan

kinerjanya demi mendorong pengembangan karirnya di perusahaan.

4. Perusahaan melaksanakan program – program yang dapat mendukung

pengembangan karir karyawan secara berkala sehingga karyawan semakin

termotivasi untuk berkontribusi kinerja yang baik bagi perusahaan.

5. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan dapat menjadi

perusahaan yang selalu memperhatikan kinerja para karyawannya sehingga

dapat mencapai target – target yang ditetapkan perusahaan.

6. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Imam Bonjol Medan dapat terus

meningkatkan kinerja karyawan dan mempertahankan hal yang baik yang

sudah berjalan di dalam perusahaan serta tetap memperhatikan karyawan

yang berprestasi di dalam perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi


Keunggulan Kompetitif, BPFE, Yogyakarta.
Atiqah, Husan. 2010. Skripsi. Pengaruh Perkembangan Karir dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Kelapa
Sawit Medan.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
Cushway, Barry. 2002. Human Resource Management, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi,
Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Ed 6. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalian dan Sumber Daya Manusia,
Edisi Kedua, Cetakan Kesebelas, Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi, Yogyakarta.
Harlie, M. 2011. Pengaruh Disiplin Kerja Motivasi, dan Pengembangan Karir
Terhadap Kinerja PNS Pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di
Tanjung Kalimatan Selatan, Vol. 10 No. 4 Tahun 2012.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.
http://id.portalgaruda.org/index.php?
http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/473/511
Kadarisman, M. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lakoy, Gainer Frisky. 2013. Motivasi Kerja, Kompensasi, dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Vol.1 No.4 Tahun
2013.
Lolowang, Melvin Grady, Adolfina, Genita Lumintang. 2016. Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT . Berlian Kharisma Pasifik Manado.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we
b&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwin74-

97
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
y99PWAhVKpI8KHRgbB3MQFggrMAA&url=https%3A%2F%2
Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2Femba%2Farticle%2Fdow
nload%2F12546% (Diakses pada tanggal 23 September 2017).
Mangkunegara, MSi. 2009. Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung.
Mamahit, Rendry. 2013. Tingkat Pendidikan, Pelatihan, dan Kepuasan Kerja
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai di Badan
Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Selatan, Vol.1 No.4
Tahun 2013.
Mathis, R. L. dan Jackson J. H. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Salemba Empat, Jakarta.
Nawawi, Hadari,H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis
Yang Kompetitif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Nurainun, 2016. Skripsi. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan
Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai pada Biro
Rektor USU Medan.
Pasaribu, Irvan. 2016. Skripsi. Pengaruh Pengembangan Karir dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Taspen (Persero)
Kantor Cabang Utama Medan.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rudhaliawan, Very Mahmudhitya. 2014. Pengaruh Pelatihan Terhadap
Kemampuan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Indonesia,
Tbk Kandatel Malang.
Ruky, Achmad S. 2014. Menjadi Eksekutif Manajemen SDM Profesional,
Andi, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.
Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan keduabelas, Alfabeta,
Bandung.
_______, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sutrisno, H. Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Fajar
Interpratama Mandiri, Jakarta.
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

98
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
Kuisioner Penelitian

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK
CABANG IMAM BONJOL MEDAN

1. IDENTITAS RESPONDEN

A. Usia :
B. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
C. Unit Kerja :
D. Lama Bekerja :

2. PETUNJUK PENGISIAN

A. Pada lembar ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus Bapak/Ibu jawab sesuai dengan
pengalaman yang dihadapi.
B. Dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu,
usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.
C. Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
D. Ada 5 alternatif jawaban

Pertanyaan Skor
Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 2
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 5

3. VARIABEL PELATIHAN

NO PELATIHAN SS S KS TS STS
A. Peserta
1 Karyawan termotivasi untuk bekerja setelah mengikuti
pelatihan
2 Karyawan memiliki kemampuannya yang sesuai dengan
pelatihan
B. Instruktur
1 Instruktur menguasai materi pelatihan
2 Instruktur menguasai teknik penyampaian materi
pelatihan
C. Materi
1 Materi yang diberikan relevan dengan kebutuhan
pekerjaan
2 Materi yang diberikan bermanfaat bagi pekerjaan
karyawan
3 Materi yang diberikan selalu yang terbaru
4 Materi yang disampaikan didukung oleh sistem bekerja
terbaru
99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


D. Metode
1 Metode pelatihan diterapkan secara sistematis
2 Metode pelatihan mudah untuk dipahami oleh peserta
pelatihan

4. VARIABEL PENGEMBANGAN KARIR

NO PENGEMBANGAN KARIR SS S KS TS STS


A. Perencanaan Karir
1 Perusahaan memberikan informasi peluang karir kepada
karyawan
2 Perusahaan menetapkan tujuan karir karyawan dalam
perencanaan karir
3 Perusahaan merencanakan program pelatihan bagi
karyawan untuk mengembangkan karirnya
B. Manajemen Karir
1 Perusahaan memberikan jenjang karir yang menjanjikan
bagi para karyawan
2 Perusahaan menerapkan program pengembangan seperti
promosi pada setiap karyawan
3 Perusahaan menerapkan program pengembangan seperti
mutasi pada setiap karyawan
4 Perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap karyawan untuk mengembangkan karirnya
5 Bekerja dalam beberapa unit kerja yang berbeda dapat
menambah pengalaman kerja karyawan

5. VARIABEL KINERJA KARYAWAN

NO KINERJA SS S KS TS STS
A. Kualitas
1 Kecakapan karyawan dinilai dalam hal menyelesaikan
pekerjaannya
2 Karyawan dinilai dalam minimalisasi kesalahan
pekerjaannya
3 Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
standar yang ditetapkan perusahaan
B. Kuantitas
1 Karyawan mampu mencapai target yang ditetapkan
perusahaan
2 Jumlah pekerjaan yang diselesaikan cukup seimbang
dengan waktu yang tersedia
3 Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2
Tabel Nilai Kritis Distribusi T

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3
Tabel Nilai Kritis Distribusi F

102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4
Tabel Tabulasi Data Uji Validitas

103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5
Hasil Pengujian DataValiditas

104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6
Tabulasi Data Responden Variabel Pelatihan (X1)

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4
4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
6 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5
7 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
8 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5
9 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
10 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
11 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4
12 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5
13 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5
14 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
15 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5
16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
17 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4
18 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
19 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5
20 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5
21 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
22 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5
23 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4
24 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3
25 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
26 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5
28 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
32 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
33 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4
34 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
35 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
36 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5
37 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
38 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5
39 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
40 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
41 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4

105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5
43 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5
44 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
45 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5
46 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
47 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4
48 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
49 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5
50 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5
51 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
52 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5
53 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4
53 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3
54 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
55 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
56 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5
57 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
60 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
61 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
62 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4
63 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
64 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
65 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5
66 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
67 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5
68 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
69 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
70 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4
71 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5
72 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5
73 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5
74 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5
75 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
76 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4

106

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7
Tabulasi Data Responden Variabel Pengembangan Karir (X2)

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
1 5 5 5 5 4 4 4 4
2 4 5 4 5 4 5 5 4
3 5 5 4 4 5 5 4 5
4 4 5 5 4 4 5 5 4
5 5 4 4 5 5 5 4 5
6 5 5 4 5 4 5 4 4
7 5 5 5 5 5 5 5 5
8 4 4 5 5 4 5 4 4
9 5 4 5 5 4 5 5 4
10 4 5 4 5 4 5 4 4
11 5 4 5 4 4 5 5 4
12 4 4 5 5 5 4 4 5
13 5 4 4 5 5 5 4 5
14 4 4 5 5 5 4 4 5
15 5 4 4 5 5 5 5 5
16 5 4 4 5 5 4 4 5
17 5 5 4 4 5 5 5 5
18 5 4 4 5 4 5 5 4
19 5 5 4 5 4 4 5 4
20 5 4 4 5 4 4 5 4
21 5 4 5 4 5 5 5 5
22 5 5 4 5 5 4 5 5
23 4 4 5 4 4 4 4 4
24 4 3 3 3 3 3 3 3
25 4 4 4 4 4 4 4 4
26 3 4 3 4 4 4 4 4
27 4 5 5 5 4 4 4 4
28 4 5 4 5 5 4 4 5
29 3 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 4
31 5 5 5 5 4 4 4 4
32 4 5 4 5 4 5 5 4
33 5 5 4 4 5 5 4 5
34 4 5 5 4 4 5 5 4
35 5 4 4 5 5 5 4 5
36 5 5 4 5 4 5 4 4
37 5 5 5 5 5 5 5 5
38 4 4 5 5 4 5 4 4
39 5 4 5 5 4 5 5 4
40 4 5 4 5 4 5 4 4
41 5 4 5 4 4 5 5 4

107

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42 4 4 5 5 5 4 4 5
43 5 4 4 5 5 5 4 5
44 4 4 5 5 5 4 4 5
45 5 4 4 5 5 5 5 5
46 5 4 4 5 5 4 4 5
47 5 5 4 4 5 5 5 5
48 5 4 4 5 4 5 5 4
49 5 5 4 5 4 4 5 4
50 5 4 4 5 4 4 5 4
51 5 4 5 4 5 5 5 5
52 5 5 4 5 5 4 5 5
53 4 4 5 4 4 4 4 4
53 4 3 3 3 3 3 3 3
54 4 4 4 4 4 4 4 4
55 3 4 3 4 4 4 4 4
56 4 5 5 5 4 4 4 4
57 4 5 4 5 5 4 4 5
58 3 4 4 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4
60 5 5 5 5 4 4 4 4
61 4 5 4 5 4 5 5 4
62 5 5 4 4 5 5 4 5
63 4 5 5 4 4 5 5 4
64 5 4 4 5 5 5 4 5
65 5 5 4 5 4 5 4 4
66 5 5 5 5 5 5 5 5
67 4 4 5 5 4 5 4 4
68 5 4 5 5 4 5 5 4
69 4 5 4 5 4 5 4 4
70 5 4 5 4 4 5 5 4
71 4 4 5 5 5 4 4 5
72 5 4 4 5 5 5 4 5
73 4 4 5 5 5 4 4 5
74 5 4 4 5 5 5 5 5
75 5 4 4 5 5 4 4 5
76 5 5 4 4 5 5 5 5

108

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 8
Tabulasi Data Responden Variabel Kinerja (Y)

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6
1 5 5 4 5 5 5
2 5 5 5 4 5 4
3 5 5 4 5 5 4
4 4 5 5 5 5 4
5 4 5 4 5 5 4
6 4 4 5 5 4 4
7 5 4 5 4 4 4
8 4 5 5 5 5 4
9 5 5 4 5 5 4
10 5 4 5 5 4 4
11 5 4 4 5 4 5
12 5 5 5 5 5 4
13 5 4 4 5 4 5
14 4 5 5 4 5 5
15 5 4 4 5 4 5
16 5 4 5 5 4 5
17 5 5 4 5 5 5
18 4 4 5 5 4 5
19 4 4 5 4 4 5
20 4 5 4 5 5 5
21 5 4 5 4 4 4
22 5 4 5 4 4 5
23 4 5 5 4 5 5
24 4 5 4 5 5 4
25 3 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4 4
27 3 3 4 4 3 4
28 4 3 4 4 3 4
29 5 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4
31 5 5 4 5 5 5
32 5 5 5 4 5 4
33 5 5 4 5 5 4
34 4 5 5 5 5 4
35 4 5 4 5 5 4
36 4 4 5 5 4 4
37 5 4 5 4 4 4
38 4 5 5 5 5 4
39 5 5 4 5 5 4
40 5 4 5 5 4 4
41 5 4 4 5 4 5

109

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42 5 5 5 5 5 4
43 5 4 4 5 4 5
44 4 5 5 4 5 5
45 5 4 4 5 4 5
46 5 4 5 5 4 5
47 5 5 4 5 5 5
48 4 4 5 5 4 5
49 4 4 5 4 4 5
50 4 5 4 5 5 5
51 5 4 5 4 4 4
52 5 4 5 4 4 5
53 4 5 5 4 5 5
53 4 5 4 5 5 4
54 3 4 4 4 4 4
55 4 4 4 4 4 4
56 3 3 4 4 3 4
57 4 3 4 4 3 4
58 5 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4
60 5 5 4 5 5 5
61 5 5 5 4 5 4
62 5 5 4 5 5 4
63 4 5 5 5 5 4
64 4 5 4 5 5 4
65 4 4 5 5 4 4
66 5 4 5 4 4 4
67 4 5 5 5 5 4
68 5 5 4 5 5 4
69 5 4 5 5 4 4
70 5 4 4 5 4 5
71 5 5 5 5 5 4
72 5 4 4 5 4 5
73 4 5 5 4 5 5
74 5 4 4 5 4 5
75 5 4 5 5 4 5
76 5 5 4 5 5 5

110

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai