Anda di halaman 1dari 4

RENCANA

EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN

RESPON PETANI DALAM PENYULUHAN


“PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA CABE
DALAM RANGKA GERTAM CABE
DI KAB. GUNUNG KIDUL, DIY”

OLEH:
Ir. RETNO DWI WAHYUNINGRUM, MS.

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA


BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2017
PENDAHULUAN
Peningkatan harga cabe yang luar biasa di awal tahun 2017, yang
mencapai harga Rp. 150.000,-/kg, telah meresahkan masyarakat. Penyebab
meningkatnya harga yang tajam itu adalah penurunan produksi cabe yang
disebabkan curah hujan yang tinggi sejak akhir tahun 2016 sampai triwulan
pertama tahun 2017. Oleh karena itu pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Pertanian mengambil langkah terobosan yang cepat dan tepat dalam bentuk
GERAKAN TANAM CABE atau disingkat dengan GERTAM CABE. GERTAM CABE
ini dilakukan diseluruh wilayah Indonesia dengan pelaksana lapangan yang
terpadu antara dinas teknis di kabupaten-kabupaten yang secara teknologis
dikawal oleh BPTP-BPTP di propinsi yang mewilayahi.
BPTP Yogyakarta melakukan pengawalan di 4 kabupaten, yaitu
Kab. Gunung Kidul, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo dan Kab. Sleman. Ke empat
kabupaten ini mempunyai wilayah pertanian yang berbeda karakteristiknya,
yang dimulai dari Kab Sleman yang berbukit-bukit dengan lereng terjal namun
mempunyai potensi air yang melimpah. Kemudian turun ke dataran yang lebih
rendah memasuki wilayah Kab. Bantul, yang merupakan dataran yang memiliki
pengairan yang cukup. Ke dua kabupaten yang lain adalah Kab. Kulon Progo
dan Kab. Gunung Kidul mempunyai karakteristik lahan yang mirip, yaitu
pegunungan dengan sumber air yang sedikit, sehingga lebih tepat dikatakan
sebagai lahan kering, kecuali Kab. Kulon Progo bagian selatan yang masih
menerima pengairan dari lereng Gunung Merapi. Perbedaan karakter lahan
tersebut menyebabkan potensi pertanian yang berbeda, baik dari segi teknis
pengelolaan lahan maupun sumberdaya manusianya.
Untuk mengatasi perbedaan karakter lahan dan tingginya curah hujan
pada awal tahun 2017 tersebut, BPTP Yogyakarta telah menyiapkan beberapa
paket teknologi dalam rangka GERTAM Cabe. Paket 1 yang merupakan paket
budidaya cabe di lahan sawah, paket 2 merupakan budidaya cabe di lahan
kering atau sawah tadah hujan, serta paket 3 merupakan budidaya cabe di
wadah-wadah kecil seperti polibeg, kantong-kantong plastik bekas atau paralon.
Hal yang menarik adalah di wilayah Kab. Gunung Kidul yang
sebagian besar merupakan lahan kering, sehingga paket yang diambil adalah
paket 1 dan paket 2. Hal yang membedakan dengan kabupaten lain adalah
dengan penuh semangat paket tersebut dikerjakan oleh kaum wanita, karena
didorong oleh Darma Wanita yang dipimpin oleh Ibu Bupati Gunung Kidul.
Dengan demikian, pendekatan pendampingan dalam pengawalan teknologi
budidaya cabe tersebut melalui Kelompok Wanita Tani (KWT).
Untuk itu dilakukan kegiatan penyuluhan dalam rangka GERTAM Cabe
ini dengan topik tentang “Pengendalian Hama dan Penyakit Cabe” kepada
pelaksana GERTAM Cabe yang umumnya wanita. Dan kegiatan penyuluhan ini
dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap para peserta dalam menerima penyuluhan tentang
pengolahan cabe.

METODE

Waktu dan Tempat:


Penyuluhan akan dilakukan pada tanggal 2 Februari 2017 di pendopo
Kabupaten Gunung Kidul. Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan
pada hari dan di tempat yang sama dengan kegiatan penyuluhannya
Metode Penyuluhan:
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan praktek tentang
“Pengendalian Hama dan Penyakit Cabe” dengan alat peraga tanaman cabe yang
terserang hama atau penyakit, serta bahan bahan/obat-obatan untuk
pengendaliannya.
Metode Evaluasi Penyuluhan:
Respon peserta GERTAM Cabe dalam penyuluhan tentang “Pengendalian
Hama dan Penyakit Cabe” yang dievaluasi dengan melakukan pretes dan postes.
Respon yang diukur adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta tentang
materi penyuluhan. Evaluasi dilakukan kepada semua peserta penyuluhan yang
hadir. Evaluasi menggunakan kuisioner yang diisi oleh peserta dengan memilih
satu dari 5 pilihan jawaban yang tersedia. Pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dievaluasi masing-masing dengan 10 pertanyaan (Kuisioner terlampir).
Analisis hasil evaluasi dengan memberi skor pada masing-masing jawaban
pertanyaan, yang tiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1 – 5. Nilai skor
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dihitung reratanya dan dibandingkan antara
pretes dengan postes. Perbedaan atau penambahan dari pretes dengan postes
pengetahuan, ketrampilan dan sikap merupakan peningkatan respon peserta
setelah menerima penyuluhan tentang materi penyuluhan. Data ditampilan
secara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif.

PENUTUP
Demikian rencana evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian ini dibuat untuk
menjadi panduan dan pegangan dalam pelaksanaanya.

Anda mungkin juga menyukai