KISTA OVARIUM
Disusun oleh :
RIYANSAH
E.0105.20.037
3. Klasifikasi
5. Patofisiologi
Perkembangan ovarium setelah lahir didapatkan kurang lebih sebanyak1.000.000 sel
germinal yang akan menjadi folikel, dan sampai pada umur satutahun ovarium berisi
folikel kistikdalam berbagai ukuran yang dirasngsangoleh peningkatan gonadotropin
secara mendadak, bersamaan dengan lepasnyaPoltekkes Kemenkes Padang
steroid fetoplasental yang merupakan umpan balik negative pada hipotalamus-pituitari
neonatal. Pada awal pubertas sel germinal berkurang menjadi 300.000sampai 500.000
unit dari selama 35-40 tahun dalam masa kehidupanreproduksi, 400-500 mengalamai
proses ovulasi, folikel primer akan menipissehingga pada saat menopause tinggal
beberapa ratus sel germinal.padarentang 10-15 tahun sebelum menopause terjadi
peningkatan hilangnya folikelberhubungan dengan peningkatan FSH. Peningkatan
hilangnya folikelkemungkinan
disebabkan peningkatan stimulasi FSH.
Pada masa reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas termasukovulasi
dan pembentukan korpus luteum. Proses ini terjadi akibat interaksihipotalamus-hipofisis-
gonad di mana melibatkan folikel dan korpus luteum,hormone steroid, gonadotropin
hipofisis dan faktor autokrin atau parakrinbersatu untuk menimbulkan ovulasi. Kista
ovarium yang berasal dari prosesovulasi normal disebut kista fungsional jinak. Kista
dapat berupa folikular danluteal. Kista ini terjadi karena kegagalan ovulasi (LH surge)
dan kemudiancairan intrafolikel tidak diabsorpsi kembali. Pada beberapa
keadaan,kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara artificial dimana gonatropindiberikan
secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi. Hipotalamusmenghasilkan gonadotrophin
releasing hormone (GnRH), yang disekresisecara pulpasi dalam rentang kritis. Kemudian
GnRH memacu hipofisis untukmenghasilkan gonadotropin (FSH dan LH) yang disekresi
secara pulpasi juga.Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa.
Terjadipeningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar 3 kali lipat dankadar
maksimal dicapai 1-3 tahun pasca menopause, selanjutnya terjadipenurunan yang
bertahap walaupun sedikit pada kedua gonadotropin tersebut.Peningkatan kadar FSH dan
LH pada saat kehidupan merupakan bukti pastiterjadi kegagalan ovarium
(Prawirohardjo,2011).Ukuran kista ovarium bervariasi, misalnya kista korpus luteum
yangberukuran sekitar 2 cm-6 cm, dalam keadaan normal lambat laun akanmengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akanPoltekkes Kemenkes
Padang
mempertahankan diri, perdarahan yang sering terjadi di dalamnyamenyebabkan
terjadinya kista, berisi cairan bewarna merah coklat tua karenadarah tua. Korpus luteum
dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amnoreadiikuti perdarahan tidak teratur.
Adanya kista dapat pula menyebabkan rasaberat di perut bagian bawah dan perdarahan
berulang dalam kista dapatmenyebabkan ruptur (Wiknjosastro, 2008)
6. Pathway
7. Komplikasi
Menurut Yatim (2008), komplikasi –komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
adalah
a. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-menerus dan sedikit-sedikit
yang dapat menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan kondisi kurang darah
(anemia)
b. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami
nekrosis.
c. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan.
d. Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak, dan nyeri).
e. .Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air besar
(konstipasi)
8. Penatalaksanaan
a. .Pendekatanpendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan
nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada
abdomen, dan teknik relaksasi napas dalam (Prawirohardjo, 2011).
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan kepada
pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri (Manuaba, 2009)
c. PembedahanJika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin
membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya.Ada
2 tindakan pembedahan yang utama yaitu: laparaskopi dan laparatomi (Yatim, 2008)
a. Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak
mengandung vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan stamina tubuh.
b. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering olahraga
8. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai
penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan
kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental
klien yang ingin hamil/punya keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur
karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
b.Ultrasonografi Untuk mengetahui letak batas kista.
Gelisah
Pre Oprasi
Frekuensi nadi
meningkat
Sulit tidur
Komplikasi kista
Tanda dan gejala Minor
Subjektif : - Pendarahan kedalam kista
Nafsu makan
berubah
Proses berpikir
terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri
sendiri
Diaphoresis
Merasa khawatir
dengan akibat dari Kista ovarium
kondisi yang
Pre oprasi
dihadapi
Sulit berkonsentrasi
Objektif :
Kurang informasi tentang
Tampak gelisah
penyakit
Tampak tegang
Sulit tidur Ansietas
3. Gejala dan tanda Mayor Kista ovarium Konstifasi
Subjektif:
Defekasi kurang Post oprasi
dari 2 kali
seminggu Pengaruh anastesi
Pengeluara feses
Paristaltik usus
lama dan sulit
Objektif :
Feses keras Absorspsi air di kolon
Pristaltik usus
menurun Kosntifasi
Urine menetes
Pembesaran ovarium
Sering buang air
kecil
Menekan kandung kemih
Nocturia
Mengompol
Gangguan miksi
Enuresis
Objektif : Gangguan eliminasi urine
Distensi kandung
kemih
Berkemih tidak
tuntas
Volume residu
urine meningkat
Gejala tanda minor
Subjektif :
Tidak ada
Objektif :
Tidak ada
Resiko infeksi
Tanda dan gejala minor
Subjektif :
Tidak ada
Objekti :
Tidak ada
Pupil analgetik
dilatasi Terapeutik
Untuk
menurun Berikan Teknik
mengurangi
Frekuensi non
rasa nyeri pada
nadi farmakologis
klien
membaik untuk
Untuk
Pola nafas mengurangi rasa
mengontrol
membaik nyeri (Mis,tens,
lingkungan
Tekanan hypnosis)
yang dapat
darah Kontrol
memperberat
membaik lingkungan yang
rasa nyeri pada
memperberat
klien
rasa nyeri (mis.
Supaya klien
Suhu
merasa
ruangan,penceh
ayaan) nyaman
Fasilitas
istirahat dan
tidur
Pertimbangan
jenis dan
sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi
meredakan nyeri
Edukasi Supaya klien
Jelaskan mengetahui
penyebab, penyebab
periode, dan pemicu nyeri
pemicu nyeri Supaya klien
Jelaskan strategi mengetahui
meredakan nyeri strategi
Anjurkan meredakan
memonitor nyeri nyeri
secara mandiri Supaya klien
Anjurkan bisa
menggunakan memonitor
analgetik secara nyeri secara
tepat mandiri
Ajarkan Teknik Untuk
non mengurangi
farmakologis rasa nyeri pada
untuk klien
mengurangi rasa
nyeri
Untuk
Kolaborasi mengurangi
Kolaborasi rasa nyeri
pemberian
analgetik,jika
perlu
2. Resiko infeksi Tupan Intervensi
behubungan Setelah dilakukan Utama :
dengan prosedur intervensi Pencegahan
invasive keperawatan infeksi
selama 2x24 jam Observasai
Untuk
pasien di Monitor tanda
mengetahui
harapakan resiko dan gejala
tanda dan
infeksi menurun infeksi lokal dan
gejala infeksi
sistemik
lokal dan
Tupen
sistemik
Setelah dilakukan Terapeutik
intervensi Supaya klien
Batasi jumlah
keperawatan merasa
pengunjung
selama 8 jam nyaman
Berikan
pasien di Supaya tidak
perawatan kulit
harapakan resiko terjadi infeksi
pada area edema
infeksi menurun yang berlebih
Cuci tangan
dengan kriteria Supaya tidak
sebelum dan
hasil bakteri tidak
sesudah kontak
Kebersiha menyebar pada
dengan pasien
n tangan area infeksi
dan lingkungan
meningkat pasien
Kebersiha Pertahankan
n badan Teknik aseptic
meningkat pada pasien
Nafsu beresiko tinggi
badan Edukasi
meningkat Jelaskan tanda Supaya klien
Demam dan gejala mengetahui
menurun infeksi tanda dan
Kemeraha Ajarkan cara gejala infeksi
n menurun mencuci tangan Supaya klien
Nyeri dengan benar bisa cuci
menurun Ajarkan etika tangan dengan
berwarna meningkatkan
hijau asupan cairan
menurun Kolaborasi
Drenase Kolaborasi
purulent pemberian
Supaya daya
menurun imuniasasi
tahan imun
Piuna
klien kuat
menurun
Periode
malaise
menurun
Periode
menggigil
menurun
Lelangi
menurun
Gangguan
kognitif
menurun
Kultur
darah
membaik
Kultur
urine
membaik
Kultur
sputum
membaik
konstifasi mengomunikas
Identifikasi
membaik dengan ikan kebutuhan
pengguna obat-
kriteria hasil obatan yang Untuk
Kolaborasi
Kolaborasi
dengan ahli
gizi,jika perlu
5. Gangguan Tupan Intervensi
eliminasi urine b.d Setelah dilakukan Utama
penurunan intervensi Manajemen
kapasitas kandung keperawatan eliminasi urine
kemih selama 2x24 jam Observasi
Untuk
pasien di Identifikasi
mengetahui
harapakan tanda dan gejala
tanda dan
eliminasi urine retensi
gejala retensi
membaik /inkontinesia
urine
urine
Tupen Untuk
Identifikasi
Setelah dilakukan mengetahui
faktor yang
intervensi penyebab
menyebabkan
keperawatan faktor retensi
retensi
selama 8 jam /inkontinesia urine
pasien di urine Untuk
harapakan Monitor mengetahui
eliminasi urine eliminasi urine eliminasi urine
mambaik dengan
kriteria hasil Teurapeutik
Desakan Catat watktu-
berkemih waktu haluan Untuk
Edukasi
Ajarkan tanda
Supaya klien
dan gejala
mengetahui
infeksi saluran
tanda dan
kemih
gejala saluran
Ajarkan
kemih
mengukur
Supaya klien
asupan cairan
bisa mengukur
dan haluan
asupan cairan
berkemih urinr
Ajarkan
mengambil
specimen urine
midstream
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian obat
supositoria
uretra,jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018) ,Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan II ,Jakarta
pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_WENI_ARI_CUNTI.pdf