Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

“ LANDASAN dan ASAS BIMBINGAN dan KONSELING”

Disusun Dalam Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
PAI

Dosen pengampu : Tentri Septiani, S.Kom.I, MM

Disusun oleh :

Neneng nurjanah (2019.01.045)

Putri Istikomah (2019.010.55)

Refda Suprima ( 2019.01.059)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-FALAH CICALENGKA
BANDUNG
2022
LANDASAN DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh :

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam ( STAIA )


Cicalengka, Bandung

ABSTRAK

Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk
menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok
maupun individu sesuai dengan hakekat kemanusiaannya dengan berbagai
potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemahan serta permasalahannya.
penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati
fungsi, didasarkan juga landasan bimbingan dan memenuhi sejumlah asas
bimbingan. Pemenuhan atas landasan dan asas itu akan memperlancar
pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan.

Kata kunci : Bimbingan, Konseling, Landasan, Asas

PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang


professional yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan
tentang keadaan seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan
psikomotori. pekerjaan ini sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar
tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 Ayat 1 dan 6 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewuudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Cara
berfikir dan kemampuan individu berbeda beda. banyak factor yang
menjadikan pemikiran itu berbeda, baik dari diri sendiri maupun lingkungan.
Keberagaman yang terjadi menjadi tolak ukur kemampuan individu dalam
berfikir. Setiap permasalahan akan diselesaikan dengan pemikiran dan cara
yang berbeda, tergantung individunya. Penyelesaian masalah walaupun cara
yang ditempuh berbeda tetapi pada dasarnya sama. Itulah tugas dari layanan
bimbingan dan konseling dalam memberikan arahan yang bisa ditangkap oleh
individu sesuai kalangan dan factor lingkungannya. Dalam perkembangan
layanan BK, konselor akan memberikan pemahaman dasar untuk semua
kalangan sehingga mereka bisa menuangkan pemikiran dan kemampuan
terhadap permasalahan yang ada.

Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konseling menjadi


upaya untuk mencapai standard pendidikan yang telah ditetapkan. Layanan
pendidikan akan membantu individu dalam menemukan jati diri untuk masa
depan. Setiap individu akan mendapatkan layanan yang optimal guna
membangun kemampuan diri dalam mengambil suatu keputusan. Keputusan
yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan sebab akibatnya nanti, barulah
individu bisa merancang apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi
kesalahan yang terjadi nantinya.

Dalam dunia pendidikan bimbingan dan konseling digunakan untuk


memberikan layanan pendidikan yang tepat agar individu bisa menerima atau
memahami suatu persolan sesuai dengan kemampuannya. Pendidikan yang
diperoleh menjadi dasar dalam mencapai kemauan dalam masa depan. Integrasi
pendidikan yang baik akan membawa individu ke arah yang tepat dan efisien
sesuai dengan kemampuannya. Bimbingan dan Konseling akan memberikan
integrasi visual dimana pembimbing akan memberikan gambaran yang tepat
ketika mengambil suatu keputusan. Gambaran tersebut akan membawa

3
perubahan pola pikir individu dalam mengambil keputusan yang akan
dipertanggung jawabkan nanti.

Bimbingan dan Konseling juga akan membantu dalam perkembangan


diri baik dalam lingkungan keluarga, kelompok dan lingkungan sosial. Potensi
yang diberikan akan membantu individu dalam menjalankan peran sesuai
situasi dan kondisi. Pembimbing senantiasa mendorong individu dalam berfikir
logis untuk analisis persoalan dengan pemikiran yang tepat. Pemikiran yang
logis akan menghasilkan keterpaduan hasil sesuai potensi yang dimiliki.

Layanan BK juga bukan hanya untuk permasalahan pribadi dan


pendidikan saja. BK juga akan membimbing dalam pemilihan keorganisasian
yang cocok sesuai kemampuan diri. Layanan bk akan menuntun kelebihan dan
kekurangan yang akan didapati dari setiap organisasi.Kebanyakan individu
akan lebih senang atau terbuka dalam menjalankan organisi, sebab disana
mereka akan mengeluarkan kemampuan diri dan terasa bebas dalam berekpresi.
Organisasi juga akan menambah teman, menambah kemampuan diri untuk
bersikap terbuka untuk berhubungan sosial. Disana akan didapatkan kepuasan
diri dalam kemampuan bekerja sama dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambil.

Dalam melakukan Layanan Bimbingan dan Konseling harus dengan


kemauan diri sendiri, bukan paksaan dari orang lain.Kemauan tersebut akan
memicu keberhasilan bimbingan dalam mengembangkan potensi diri. Potensi
itu akan muncul sesuai keinginan diri dalam mengembangkannya, persoalan
yang diberikan akan membantu muncul potensi intelegensi diri. Proses layanan
diharapkan membawa keterbukaan diri dalam melakukan bimbingan.
Keterbukaan dalam mengeluarkan pemikiran yang menggangu diri dalam
menjalankan aktivitas. Orang yang melayani harus dari ahli dan telah dipastikan
pendidikannya, bukan sembarang orang yang memberikan konseli. Layanan
yang diberikan juga diharapkan dalam memberikan rasa nyaman dan
aman.Ketegangan akan membuat kegagalan dalam layanan, sifat takut terbuka

4
tidak akan bisa diberikan program yang sesuai. Kesalahan program disebabkan
oleh tidak nyaman sehingga banyak hal yang ditutupi membuat konseli ragu
untuk memberikan layanan yang baik. Layanan akan berusaha membuat rasa
aman agar individu tetap melakukan bimbingan agar terjadi pembukaan
pemikiran secara jujur dan logis guna membantu perkembangan diri.

PEMBAHASAN
A. Landasan-landasan Bimbingan dan konseling
Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling, kita juga harus
mengetahui beberapa hal yang menjadi landasan pelayanan bimbingan dan
konseling, landasan tersebut meliputi landasan filosofis, religius, psikologis,
sosial budaya, dannpedagogis. 1
a. Landasan filosofis.
Landasan filosofis ini membahas tentang hakikat manusia, uraian dalam
landasan filosofis menyangkut empat dimensi kemanusiaan. Dan dalam
landasan filosofis juga dilengkapi dengan berbagai pemikiran tentang evolusi
perkembangan manusia, tinjauan psikologi tentang manusia, serta hakikat
tentang tujuan dan tugas manusia
b. Landasan Religius
Landasan religius masih berbicara tentang manusia, tetapi khusus
dikaitkan pada aspek-aspek keagaaman. Pemulihan kemanusiaan manusia
sebagai makhluk Tuhan atau bisa menjadi paling fokus dalam pembahasan.
c. Landasan Psikologis
Landasan psikologis mengemukakan berbagai hal pokok yang amat
besar pengaruh nya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu tentang
tingkah laku, motif dan motivasi, pembawaan dan lingkungan, pengembangan
dan tugas-tugas perkembangan, belajar dan menguatkan, dan kepribadian.
d. Landasan Sosial Budaya
Dalam landasan sosial budaya ini dibahas pengaruh lingkungan sosial
budayawan individu, hambatan-hambatan komunikasi dan penyesuaian diri

1
Salahudin Anas. Pebruari. Bimbingan dan konseling ( Bandung : CV. Pustaka Setia, 2016).

5
sebagai dampak perbedaan antarbudaya, serta pengaruh perbedaan antar
budaya.
e. Landasan ilmiah dan Teknologis
Landasan ilmiah dan Teknologis membahas secara garis besar keilmuan
bimbingan dan konseling, peranan ilmu-ilmu lain dan teologi, serta peranan
penelitian dalam pengembangan bimbingan dan konseling.
f. Landasan Pedagogis
Landasan Pedagogis ini merupakan yang terakhir dalam pembagian
landasan-landasan dalam bimbingan dan konseling, landasan pedagogis ini
dibahas tentang peranan secara hakiki pendidikan terhadap pelayanan
bimbingan dan konseling. Uraian tentang landasan pedagogis ini sengaja di
letakan di akhir karna landasan psikologis pada dasarnya menyinggung segenap
landasan-landasan lainya.
Pengembangan dan aplikasi landasan-landasan filosofis, religius,
psikologis, dan sosial budaya itu tidak lain hanyalah melalui Pendidikan.

B. Asas Bimbingan dan Konseling

Definisi asas menurut Kamus Besar Basa Indonesia (KBBI) adalah dasar
(sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat. Sedangkan
pengertian dari bimbingan dan konsling menurut Tohirin (2013:25) Bimbingan
dan Konseling menurut Tohirin adalah proses bantuan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka
atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta
mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.2

1. Asas-asas Bimbingan dan Konsling


Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling
yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian,

2
Prayitno, H. & Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2013).

6
kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan
dan tut wuri handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut.3

a. Asas Kerahasiaan.

Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan


keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-
benar terjamin.
b. Asas Kesukarelaan.
Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa
atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang
mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu
kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
c. Asas Keterbukaan.
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam
suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat
terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar berarti bersedia
menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting dari
masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
d. Asas Kekinian.
Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang
dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang
akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung
pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian
bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang
lain.

3
Prayetno (2009:115),

7
e. Asas Kemandirian.
Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu
menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan
sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain,
khususnya para pembimbing/ konselor.
f. Asas Kegiatan.
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah
yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha
bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh
individu yang bersangkutan.
g. Asas Kedinamisan.
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku
ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang
hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu
menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
h. Asas Keterpaduan.
Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek
individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang
dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi
dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
i. Asas Kenormatifan.
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat,
norma hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas
kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
j. Asas Keahlian.
Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik
dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu

8
para konselor perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan
itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
k. Asas Alih tangan.
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan
dan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membantu klien belum dapatterbantu sebagaimana yang diharapkan,
maka petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut kepada petugas
atau badan lain yang lebih ahli.
l. Asas Tutwuri handayani.
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan
yang dibimbing.

C. Kesimpulan
Setiap individu akan memiliki sifat yang unik dan dinamis dalam
menerima suatu informasi,jadi konseli akan memberikan arahan dimana
individu akan mengenal jati diri sesuai kemampuan dan cara pandangnya.
Biasanya konseli akan memberikan suatu gambaran kemudian individu akan
memberikan tanggapan,dari situ konseli akan mengetahui kemampuan berfikir
logis dan analisisnya. Konseli akan mengetahui program yang sesuai jika
individu sudah merasakan rileks dalam melakukan layanan.Prinsip yang
dibutuhkan akan memberikan arahan bagaimana tindakan yang harus dilakukan
konseli kepada individu. Dalam melaksanakan layanan program,konseli juga
membutuhkan peran dari kalangan sekitar untuk membantu jalannya prinsip
serta mengembangkan keberhasilan program untuk dikembangkan lebih luas
lagi. Prinsip dalam BK akan menuntun individu untuk bisa mengambil
keputusan sendiri bukan paksaan dari orang lain. Konseli hanya akan
memberikan arahan dan beberpa solusi jika terjadi kejanggalan dalam
keputusan yang diambil,lalu individu itu sendiri yang akan bergerak dalam
melaksanan keputusan tersebut. Disanalah peran penting prinsip BK untuk
memberikan arahan yang baik kepada konseli dan kepercayaan dari individu

9
dalam program layanan serta arahan dari orang yang berkompeten dan terjamin
pendidikannya. Bimbingan dan Konseling membantu individu dalam mencari
jati diri. Layanan yang diberikan akan membantu dalam proses perkembangan
pemikiran menuju kematangan dan mandiri dalam bertingkah laku dalam
mengambil keputusan. Program layanan itu sesuai dengan persoalan untuk
membantu mendapatkan hasil sesuai pemikiran individu terhadap langkah
selanjutnya.Dalam layanan aka nada asas yang menjadi pedoman individu dan
konselor untuk mencapai hasil yang diharapkan. Asas-asas tersebut akan
memicu perkembangan dalam diri individu.Layanan yang diberikan diharapkan
membuat individu aman dan nyaman untuk bergerak maju mengejar impian.
Asas itu juga bersifat mandiri dan terbuka,dimana individu diharapkan dapat
menjelaskan dengan rinci tanpa ditutupi persoalan sehingga dapat memicu
kemandirian dalam bertindak sesuai pemikiran yang logis da efisien.
Layanan juga diharapkan dapat memberikan perkembangan bukan
hanya monoton. Perkembangan dalam menggambarkan tindakan masa depan
dengan acuan masa sekarang. Persoalan kekinian yang dialami individu bisa
menjadi dasar dalam gambaran masa lalu dan masa depan, tentunya sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku. Jika melakukan Bimbingan dan
Konseling tidak disertai nilai dan norma maka hasil yang didapat akan
mencoreng sikap individu dalam mengambil tindakan,sebab tindakan yang
diambil dapat membahayakan diri sendiri dan orang yang terlibat didalamnya.
Dalam memberikan layanan individu juga dilakukan oleh ahli bukan sembarang
orang,jika ahli tersebut tidak bisa memberikan hasil yang memuasakan kepada
individu maka bisa diahli tangankan kepada orang yang lebih ahli. Jadi, layanan
Bimbingan dan Konseling akan memberikan yang terbaik dan memberikan
solusi terhadap persoalan serta membantu dalam perkembangan menuju
mandiri dan matang serta memberikan kesempatan yang luas kepada individu
dalam menata masa depan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, E.(2018). BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


PRINSIP DAN ASAS. Ristekdik Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(2), 54-60.
Prayitno, H. & Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2013).
Riana, Vita. 2009. Landasan-Landasan Bimbingan dan Konseling.
Salahudin Anas. Pebruari. Bimbingan dan konseling ( Bandung : CV. Pustaka
Setia, 2016).
Suharsini Arikunto, 1990) Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,
Suryata, 2011. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori dan Praktik. UNY
Press: Yogyakarta

11

Anda mungkin juga menyukai