Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/282210888

Analisis Marketing Plan Produk/Jasa Lembaga Keuangan Syariah (Studi pada


KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan)

Article · June 2012

CITATIONS READS

0 3,988

1 author:

Mohamad Nur Utomo


Universitas Borneo Tarakan
51 PUBLICATIONS   119 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Mohamad Nur Utomo on 27 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


162

ANALISIS MARKETING PLAN PRODUK/JASA LEMBAGA KEUANGAN


SYARIAH (STUDI PADA KSU SYARIAH BMT AL-FATH TARAKAN)

M. Nur Utomo
Fakultas Ekonomi, Universitas Borneo Tarakan
Email: mnurutomo@yahoo.co.id

Abstraks: Tulisan ini bertujuan menganalisis Marketing Plan Produk Jasa


Keuangan pada KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan. Analisis Marketing Plan
pada KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan meliputi penyusunan ; Ringkasan
Ekskutif, Analisis Peluang dan Tawara, Deskripsi Produk Jasa, Latar Belakang
Organisasi, Analisis Kondisi Pasar, Analisis peluang dan Potensi Pasar, Analisis
SWOT, Formulasi Strategi, Analisis Financial, Analisis Resiko, dan Rencana
Tindak / Action Plan. Penyusunan Marketing Plan menggunakan sumber data ;
Data Kinerja Keuangan Tahun periode 2007,2008,2009 KSU Syariah BMT Al-
Fath Tarakan, Data Inflasi Kota Tarakan Januari 2007, Data PDRB Kota
Tarakan Tahun 2006, Data Penduduk dan Geografis Kota Tarakan.

Kata Kunci : Marketing Plan, Jasa Keuangan

Abstraks: This paper aims to analyze the Product Marketing Plan KSU Islamic
Financial Services at BMT Al-Fath Tarakan. Analysis on the Marketing Plan KSU
BMT Al-Fath Islamic Tarakan include preparation; Executive Summary, Analysis
of Opportunities and Tawara, Product Description Services, Organizational
Background, Analysis of Market Conditions, Market Analysis and Potential
opportunities, SWOT Analysis, Strategy Formulation, Financial Analysis,
Analysis risk, and the Action Plan / Action Plan. Preparation of Marketing Plan
using the data source; Financial Data Year period 2007,2008,2009 KSU BMT Al-
Fath Islamic Tarakan, Tarakan City Data January 2007 Inflation, GDP Data
Tarakan City 2006, Population and Geographic Data Tarakan City.

Keywords: Marketing Plan, Financial Services

PENDAHULUAN Kegiatan pemasaran harus


menghasilkan win-win solution,
Dalam menghadapi persaingan artinya pelanggan ingin membeli
pasar yang sangat kompetitif, produk kalau produk tersebut sesuai
perusahaan harus mampu memenuhi dengan keinginannya. Sebaliknya
keinginan konsumen pasar perusahaan dapat memperoleh profit
sasarannya. Kegiatan pemasaran dari produk yang dihasilkannya
sebagai salah satu ujung tombak kalau produk tersebut dibeli oleh
penentu keberhasilan bisnis, harus pelanggan. Berdasarkan profit
melengkapi dirinya dengan rencana tersebut, perusahaan dapat
pemasaran strategis yang sistematis melanjutkan bisnisnya sehingga ia
dan akurat. dapat memenuhi keinginan
163

pelanggan lebih besar di masa yang rendah merasa pelayanan yang


akan datang. diberikan oleh perbankan terlalu
KSU Syariah BMT Al-Fath berbelit-belit sehingga menyurutkan
Tarakan adalah Koperasi yang keinginan mereka untuk mengajukan
memasarkan produk Jasa Keuangan kredit/pembiayaan usaha pada dunia
Syariah. Produk jasa keuangan perbankan.
terkait dengan uang dan uang Dengan kendala-kendala
memiliki makna psikologi besar. tersebut para pelaku UMKM
Prilaku orang terhadap uang sangat mengalihkan kebutuhan permodalan
emosional. Untuk itu Kegiatan mereka pada pinjaman yang sifatnya
pemasaran agar dapat berjalan mudah didapatkan dari kredit yang
dengan tujuannya maka diperlukan dikelola perorangan yang sifatnya
adanya kegiatan manajemen atau non formal. Sumber pinjaman inik
manajerial. Kegiatan pemasaran yang lebih dikenal dengan pinjaman
direncanakan dengan baik, rentenir. Pinjaman rentenir tersebut
diorganisasikan, dikoordinasikan umumnya memberikan tingkat
serta diawasi akan membuahkan pengembalian bunga yang sangat
hasil yang memuaskan. Penyusunan tinggi antara 10%-20% perbulan.
Marketing Plan menjadi sangat Tentunya pinjaman-pinjaman dalam
penting bagi perusahaan, karena bentuk ini sangat mencekik dan
dengan itu perusahaan dapat tidak membantu para pelaku UMKM
mengidentifikasi peluang dan dalam mengembangkan usahanya.
sasaran, kondisi pasar dan Dari uraian permasalahan
kemampuan market perusahaan serta diatas, terdapat sebuah peluang
dapat menetapkan strategi pemasaran usaha yang bisa dilakukan yaitu
yang tepat sesuai dengan keinginan dalam bentuk pemberian
pasar. pinjaman/kredit modal kerja bagi
Keberadaan para pelaku para pelaku UMKM dengan pola
UMKM (Usaha Mikro Kecil pinjaman syariah. Pinjaman kredit
Menengah ) yang jumlahnya modal kerja dengan pola syariah
mayoritas di Indonesia merupakan merupakan pinjaman/kredit yang
sebuah peluang bagi usaha jasa dilakukan berdasarkan asas-asas
keuangan kredit yang diberikan pada syariat Islam. Hal ini menambah
UMKM. Kebanyakan dari mereka daya saing tersendiri mengingat di
memiliki permasalahan akan Indonesia jumlah penduduknya
kebutuhan modal kerja untuk mayoritas adalah beragama Islam.
mengembangkan usahanya. Untuk Lembaga yang paling tepat untuk
mengakses permodalan kedunia menjalankan usaha tersebut adalah
perbankan para pelaku UMKM ini Lembaga keuangan Mikro Syariah
mengalami kesulitan, terutama yaitu dalam bentuk BMT (Baitul
persyaratan kredit yang diberikan Maal Wa Tamwil). BMT merupakan
oleh perbankan dalam hal lembaga keuangan mikro syariah
pemenuhan Kredit yang Bankable. yang dapat dijalankan dengan badan
Terlebih lagi dari kebanyakan hukum Koperasi, CV atau PT.
mereka yang notabene berpendidkan Sebagaimana dalam proposal

Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012


164

Marketing Plan ini memaparkan Keberhasilan keuangan sering


perencanan pemasaran yang tergantung pada kemampuan
dijalankan pada Koperasi Serba pemasaran. Operasi, Keuangan,
Usaha (KSU) Syariah BMT Al-Fath Akunting dan fungsi bisnis lainnya
Tarakan. sesungguhnya tidak berarti kalau
Daerah kegiatan KSU tidak ada permintaan akan produk
Syariah BMT Al-Fath berlokasi di dan jasa sehingga perusahaan dapat
kota Tarakan. Kota Tarakan dengan menghasilkan laba.
jumlah penduduk kurang lebih Pemasaran berhubungan
200.000 jiwa (data tahun 2008) yang dengan mengidentifikasikan dan
penduduknya dominan berprofesi memenuhi kebutuhan manusia dan
sebagai pedagang merupakan masyarakat. Salah satu definisi
wilayah pemasaran potensial untuk pemasaran terpendek adalah “
menjalankan bisnis ini, karena di memenuhi kebutuhan secara
kota tersebut terdapat 4 (Empat) menguntungkan”. Asosiasi
pasar induk sebagai wadah Pemasaran Amerika menawarkan
perdagangan bagi para pelaku definisi formal sebagai berikut :
UMKM. Pemasaran adalah satu fungsi
Jenis usaha kegiatan BMT ini organisasi dan seperangkat proses
sangat berpeluang untuk untuk menciptakan,
dikembangkan didaerah lain baik di mengkomunikasikan, dan
kabupaten yang berdekatan dengan menyerahkan nilai kepada pelanggan
kota Tarakan, provinsi atau wilayah dan mengelola hubungan pelanggan
secara nasional di Indonesia. dengan cara yang menguntungkan
Mengingat jumlah UMKM di organisasi dan para pemilik
Indonesia sebanyak + 50 juta unit sahamnya. ( Kotler, 2009 : 6)
(data tahun 2008) merupakan
segmen pasar yang masih cukup Pemasaran Produk Jasa Keuangan
luas. Dengan kemudahan pendirian
dan fleksibelitas usaha ini sangat Masalah kunci di bidang
memungkinkan BMT untuk pemasaran berbeda untuk berbagai
merambah ke manca Negara seperti jenis jasa ; misalnya, pemasaran
Malaysia yang penduduknya juga untuk resor liburan memiliki
dominan Beragama Islam, akan lebih kelompok variabel berbeda dengan
mudah merespon produk/jasa pemasaran untuk kantor pengacara.
keuangan yang berasaskan syariah Begitu pula dengan produk jasa
Islam. keuangan yang memiliki keunikan
atribut layanan customer.
Produk jasa keuangan terkait
dengan uang dan uang memiliki
makna psikologi besar. Prilaku
orang terhadap uang sangat
emosional. Mungkin pada tingkat
KAJIAN PUSTAKA
institusi hal itu bukanlah masalah
besar, tetapi bagi pemasar dengan
Manajemen Pemasaran pasar sasaran customer ritel, penting
165

sekali untuk dapat menyentuh sisi sebagian besar rencana pasar.


emosional klien yang tepat. (Ehrlich Menurut Ehrlich dan Fanelli
& Fanelli, 2006:10). (2006:71), Unsur- unsur Rencana
pasar sebagai berikut :
1. Ringkasan ekskutif : Sinoposis
Kegiatan Manajemen Pemasaran & tentang rencana pasar dan unsur-
Rencana Pemasaran unsur kunci dalam rencana itu.
2. Analisis Lingkungan : Analisis
Pemasaran adalah kegiatan SWOT (kekuatan, kelemahan,
komplek dan melibatkan berbagai peluang, dan ancaman) atas
pihak, perlu waktu dan tenaga. perusahaan dan pesaing.
Kegiatan pemasaran tersebut agar 3. Identifikasi segmen sasaran
supaya dapat berjalan dengan 4. Analisis atas positioning yang
tujuannya maka diperlukan adanya berkaitan dengan pesaing, serta
kegiatan manajemen atau manajerial. menetapkan strategi branding.
Kegiatan manajerial yang utama 5. Penetapan sasaran pemasaran
meliputi : 6. Penetapan jadwal, anggaran,
 Perencanaan sumberdaya manusia, tanggung
 Organisasi jawab dan akuntibilitas.
 Koordinasi kerja dan 7. Penyusunan taktik implementasi
 Pengawasan 8. Identifikasi standar metric untuk
Kegiatan pemasaran yang memantau dan mengkur
direncanakan dengan baik, keberhasilan.
diorganisasikan, dikoordinasikan Desain Strategi Pemasaran
serta diawasi akan membuahkan
hasil yang memuaskan. Kegiatan Dalam mendesain suatu
pemasaran yang seperti itulah yang strategi pemasaran, hal terpenting
disebut sebagai kegiatan Pemasaran. yang perlu dilakukan oleh pemasar
(Gitosudarmo, 2000 : 3). adalah penetapan terpenting yang
Rencana pemasaran, perlu dilakukan oleh pemasar adalah
merupakan tindak lanjut dari penerapan konsep STP
kegiatan pada tingkat korporat dan (Segmentation, Targeting and
analisis pemasaran. Rencana Positioning).
pemasaran biasanya adalah dalam Kotler dalam Purnama
satuan bisnis dan berisi beberapa hal, (2004:81) menyebutkan Langkah-
antara lain ringkasan ekskutif, situasi langkah dalam Segmentasi,
pemasaran saat ini, analisis ancaman Targeting dan Positioning sebagai
dan peluang, tujuan, strategi berikut:
pemasaran, anggaran dan A. Market Segmentation :
pengendalian. (Suharno & Sutarso, 1. Mengidentifikasikan variabel
2010:29). segmentasi dan
Meskipun setiap organisasi mensegmentasi pasar.
memiliki format rencana pasar yang 2. Mengembangkan gambaran
unik, ada banyak kesamaan unsur segmen yang dihasilkan.
yang dapat ditemukan dalam B. Market Targeting :

Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012


166

1. Mengevaluasi daya tarik BMT (Baitu Maal) merupakan


masing- masing segmen organisasi yang juga berperan
2. Memilih segmen-segmen sebagai social memiliki kesamaan
sasaran fungsi dan peran dengan Lembaga
C. Market Positioning : Amil Zakat, fungsi tersebut meliputi
1. Mengidentifikasi konsep pengumpulan dana zakat, infaq,
positioning yang sedekah, wakaf dan dana-dana social
memungkinkan bagi masing- lainnya,serta upaya penyaluran zakat
masing segemen sasaran. kepada golongan yang paling berhak
2. Memilih, mengembangkan sesuai ketentuan asnabiah (UU
dan mengkomunikasikan nomor 38 tahun 1999).
konsep positioning yang Pemberian modal pinjaman
dipilih. usaha kepada nasabah sedapat
mungkin dapat memandirikan
Tawaran
ekonomi para peminjam sehingga
dalam kaitan ini pendampingan oleh
Tawaran yang diberikan pada
BMT sangat diperlukan. Dalam
investor dapat berbentuk dua macam,
melempar pembiayaan/kredit kepada
yaitu :
anggota dan nasabah sebagaimana
1. Sebagai Pemilik Usaha
prinsip bisnis harus dikelola secara
Investor menjadi anggota
efektif dan efesien.
koperasi sebagaimana aturan dan
Maka aspek kesehatan
undang-undang yang
pembiayaan menjadi sangat penting
menyangkut tentang anggota
dalam manajemen pembiayaan
koperasi dengan menyetor dana
BMT. Sebagaimana dalam bisnis
modal berbentuk
kredit, kesehatan kredit yang
- Simpanan Pokok
diberikan harus memenuhi
- Simpanan wajib
persyaratan 5 C (Character, Capital,
- Penyertaan Modal
Capacity, Colateral, Condition).
2. Sebagai nasabah
Simpanan/Tabungan.
Analisa Kondisi/ Pasar
Investor menyetorkan dananya
ke KSU Syariah BMT Al-Fath
Internal
dalam bentuk simpanan yang
dapat ditarik kembali sesuai
1. KSU Syariah BMT Al-Fath
dengan akad perjanjian.
Tarakan melalui pendekatan
Bentuk-bentuk simpanan
fungsional memiliki beberapa
tersebut antara lain :
kekuatan, yaitu antara lain :
- Simpanan Mudharabah
a. Jaringan kerja yang kuat
- Simpanan Pendidikan
b. Promosi yang Gencar
- Simpanan Haji/Umroh
c. Kemampuan memberikan
- Simpanan Qurban
Kredit
- Investasi Berjangka
d. Kemampuan keuangan
Mudharabah
Perusahaan dan Modal kerja
Konsep Bisnis BMT e. Komitmen Pengembangan
SDM
167

2. Beberapa kelemahan internal d. Kebijakan pemerintah


yang dimiliki KSU Syariah mengenai impor kebutuhan
BMT Al-Fath Tarakan , pokok,
sebagai berikut: e. Faktor supremasi hukum,
a. penerapan manajemenen resiko f. Iklim demokrasi yang
belum optimal, terkesan mengedepankan
b. perubahan budaya kerja agak kekuatan sosial masyarakat,
lambat, g. Faktor keamanan yang belum
c. system dan prosedur belum stabil,
seluruhnya berorientasi pada h. masih rendahnya informasi
konsumen tentang bisnis mikro syariah
d. pemanfaatan teknologi masih dan pasar belum terdidik
terbatas, dalam pemanfaatan jasa
e. system teknologi belum keuangan Syariah.
terdesentralisasi
f. kewenangan karyawan belum Analisis Peluang dan Potensi Pasar
terdesentralisasi secara
optimal. Potensi Pasar

Eksternal Berbicara Potensi pasar untuk


wilayah kerja KSU Syariah BMT Al-
1. Berdasarkan analisis eksternal Fath Tarakan dengan melihat jumlah
diperoleh beberapa peluang pada penduduk Kota Tarakan khususnya
bisnis mikro syariah yakni: data tahun 2008 menunjukkan
a. UMKM mulai tumbuh, (50 200.000 jiwa, dan umumnya melihat
juta unit usaha, data tahun jumlah penduduk untuk seluruh
2008) Kalimantan Timur sebanyak 2,7 juta
b. Komitmen pemerintah jiwa (data tahun 2004). Melihat
terhadap UMKM potensi pasar ini merupakan peluang
c. UU Pemda No. 22/1999 yang baik bagi KSU Syariah untuk
tentang otonomi daerah, mengembangkan bisnis keuangan
d. indikator pertumbuhan mikro syariah.
ekonomi yang positif,
e. Perkembangan teknologi, Peluang Pasar
f. Pertumbuhan angkatan kerja - Harga bersaing
yang positif, dan penurunan - Kualitas Layanan
suku bunga SBI, - Produk yang berbeda
2. sedangkan ancaman yang - Delivery yang lebih cepat
dihadapi adalah :
a. Pengenaan pajak daerah
untuk menambah PAD,
b. kebijakan pemerintah tentang Kompetitor
tarif listrik,
c. Kebijakan tentang BBM, Berdasarkan data tahun 2005 (Dinas
perindagkop Tarakan) , jumlah
koperasi yang aktif di kota Tarakan
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
168

sebanyak 72. Kemudian untuk Nunukan dan Kabupaten Tanah


jumlah Koperasi yang menjalankan Tidung.
jasa Keuangan Syariah di kota
Tarakan sebanyak 3 koperasi, artinya ANALISIS SWOT
pesaing KSU Syariah BMT Al-fath
Tarakan dalam bisnis jasa Keuangan Analisis SWOT pada bisnis Jasa
Syariah berjumlah 2 koperasi. Keuangan Mikro Syariah atau BMT
Dari beberapa competitor tersebut sebagai berikut :
dapat dianalisis kekuatan yang
mereka miliki anatara lain ; Kekuatan (Strength)
- Pelayanan yang lebih ekspansif
dan lebih cepat 1. Produk baik Simpanan dan
- Jumlah SDM yang lebih banyak Pembiayaan (kredit) sesuai
Adapun beberapa kelemahan yang dengan prinsip syariah, baik dari
dimiliki sebagai berikut : akad, produk, penyaluran yang
- Analisis kesehatan merupakan harapan dan
pembiayaan yang kurang keinginan masyarakat .
berhati-hati. 2. Sistem bagi hasil yang lebih adil
- Kualitas layanan yang tidak dan menentramkan para nasabah
sesuai dengan yang dijanjikan dalam menyimpan dananya
- Tingkat harga/ biaya pinjaman sehingga nasabah merasa aman
yang lebih mahal. baik secara ekonomi(keuntungan
dunia) maupun ukhrowi
Kebutuhan Pasar (keuntungan akhirat).
3. Mempunyai payung hukum
Bardasarkan analisis potensi dan perundang-undangan ( badan
peluang pasar serta competitor yang Hukum Koperasi dan UU
ada dapat digambarkan „market perbankan Syariah ).
niche‟ yang dituju untuk 4. Memberikan keuntungan yang
memperoleh keuntungan bagi maksimal dalam bagi hasil
perusahaan. investasi simpanan Nasabah dan
Terbukanya peluang pasar untuk jasa tidak memberatkan Nasabah
keuangan mikro karena melihat Pembiayaan dalam membayar
masih banyaknya para pelaku kewajibannya atas pola kredit
UMKM yang membutuhkan syariah tersebut dibandingkan
pembiayaan dalam pengembangan dengan pinjaman skim bunga.
usahanya. Maka focus segmen pasar 5. Sistem Jasa Keuangan Syariah
yang dituju adalah “ pelaku UMKM” terbukti tahan krisis
dengan produk yang dibutuhkan dibandingkan dengan jasa
adalah ” pembiayaan/kredit usaha keuangan konvensional.
UMKM dengan nilai plafon 6. Pada umumnya kantor-kantor
pembiayaan Rp 500.000,00 – Rp BMT ( LEMBAGA
50.000.000,00. Dengan wilayah KEUANGAN MIKRO
pemasaran di kota Tarakan dan SYARIAH ) berada di pasar-
beberapa kabupaten sekitar kota pasar Induk yang mendekati
Tarakan seperti Bulungan, malinau, dengan customer yaitu para
169

pedagang pasar sebagai 2. Meningkatnya kesadaran


pengusaha mikro sehingga bermuamalah sesuai syariah
pelayanan lebih dekat dan cepat menjadi peluang dalam
pada pelanggan. menawarkan produk syariah.
7. Pelayanan jemput bola baik 3. Kebutuhan pembiayaan yang
produk Simpanan dan tinggi bagi pelaku UKM
Pembiayaan merupakan layanan merupakan potensi besar segmen
bagi nasabah dengan tetap pasar bagi Lembaga Keuangan
mengedepankan keamanan. Mikro syariah BMT.
8. SDM yang tidak hanya 4. Kompetitor pada jasa keuangan
berorientasi mencari keuntungan syariah yang masih sedikit.
duniawi tetapi juga keuntungan 5. Berlakunya undang-undang
akhirat sehingga dalam otonomi daerah yang akan
profesionalisme kerja juga memacu perkembangan
mengedapankan nilai moral ekonomi daerah secara signifikan
agama. mempengaruhi perkembangan
9. Tersediannya IT untuk system bisnis keuangan syariah.
syariah telah mendukung
operasional Lembaga Keuangan Tantangan dan hambatan (Threath)
Syariah.
1. Langkanya ketersediaan SDM
Kelemahan (Weakness) yang “qualified” dan memiliki
semangat syariah,
1. SDM pendukung (lapisan kedua, 2. Citra lembaga keuangan syariah
dst.) belum banyak memahami belum mapan di mata
bisnis syariah. masyarakat, padahal ekspektasi
2. Dalam hal pemasaran, alternatif masyarakat terhadap LKS sangat
distribusi relatif masih terbatas tinggi,
dibanding pola konvensional. 3. Pemahaman yang masih rendah
3. Masyrakat yang telah mengakar di masyarakat akan konsep bagi
system Bunga masih memiliki hasil atau syariah dan
keraguan akan konsep keuangan mengakarnya konsep bunga
syariah. menjadi hambatan yang cukup
4. Alokasi permodalan untuk berarti dalam memasarkan
keuangan mikro syariah yang produk keuangan syariah.
masih terbatas. 4. Pasar atau nasabah lembaga
5. Kompleksitas dalam administrasi keuangan mikro syariah adalah
syariah (misalnya: perhitungan dominan pelaku UKM yang
bagi hasil dan tingkat hasil notabene berpendidikan rendah
investasi sehingga tidak memiliki
manajemen usaha yang baik
Peluang ( Oportunity ) berpengaruh pada tingkat
pengembalian kredit yang lancar
1. Jumlah penduduk yang sehingga memiliki resiko kredit
mayoritas Islam merupakan macet .
segmen pasar yang potensial.
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
170

5. Kesulitan dalam memberikan dan adil sesuai dengan prinsip-


kredit bagi nasabah UKM yang prinsip ekonomi Islam.
tidak memiliki agunan/jaminan b. Identifikasi Peluang dan
kredit yang layak sehingga Ancaman Eksternal, Mengukur
ekspansi kredit tidak dapat dan Menetapkan Kekuatan dan
dilakukan dengan cepat. kelemahan Internal.
Berdasarkan analisis Eksternal di
Formulasi Strategi atas maka Peluang untuk
pengembangan Bisnis KSU
Berdasarkan uraian sebelumnya Syariah BMT Al-Fath Tarakan
maka disusunlah Formulasi Strategi, sangat terbuka luas sementara
yang meliputi visi dan misi ancaman yang ada tidak menjadi
pengembangan bisnis, halangan untuk melakukan
mengidentifikasi peluang dan pengembangan bisnis karena
ancaman eksternal, mengukur dan dapat ditutupi dengan kekuatan
menetapkan kekuatan dan kelemahan internal lembaga. Kelemahan
internal, menetapkan Tujuan/sasaran yang terdapat dalam internal
yang akan diraih dan kapan hasil lembaga dapat diperbaiki seiring
diperoleh, mengumpulkan alternative dengan kekuatan internal serta
serta memilih strategi-strategi khusus potensi peluang eksternal yang
yang akan diberlakukan untuk ada. Maka selayaknya
mencapai tujuan/sasaran. pengembangan bisnis Jasa
a. Visi dan Misi Pengembangan keuangan Mikro Syariah oleh
Bisnis. KSU Syariah BMT Al-Fath
Visi KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan, dilakukan dengan
Tarakan mewujudkan BMT Ekspansif sesuai dengan
menjadi lembaga yang mampu kemampuan keuangan
meningkatkan kualitas ibadah perusahaan yaitu dengan
anggota (dalam arti luas), pengembangan di wilayah kota
memakmurkan kehidupan anggota Tarakan sebagai basicnya dan
khususnya dan masyartakat pada empat wilayah kabupaten sekitar
umumnya. kota Tarakan yakni Kabupaten
Misi KSU Syariah BMT Al-Fath Bulungan, Malinau, Nunukan
Tarakan adalah membangun dan dan Kabupaten Tanah Tidung.
mengembangkan tatanan ekonomi
perekonomian dan struktur TUJUAN/SASARAN
masyarakat madani yang adil
berkemakmuran-berkemajuan, Tujuan dan sasaran bisnis KSU
berlandaskan syariah Islam. Dari Syariah BMT Al-Fath Tarakan
visi dan misi tersebut dapat adalah meningkatkan kualitas usaha
dipahami bahwai BMT bukan ekonomi untuk kesejahteraan
semata-mata mencari keuntungan anggota pada khususnya dan
dan penumpukan laba modal pada masyarakat pada umumnya.
segolongan orang kaya saja, tetapi Untuk meningkatkan kualitas
lebih berorientasi pada ekonomi dan kesejahteraan anggota
pendistribusian laba yang merata maka dijabarkan dalam tujuan dan
171

sasaran yang riil bagi perusahaan. a. Segmention


Sebagaimana dijabarkan dalam Segmentasi pasar yang dituju
analisis kebutuhan pasar bahwa BMT adalah para pelaku
segmen pasar yang dituju adalah “ UMKM dengan produk
pelaku UMKM” dengan produk yang pembiayaan mikro dengan
dibutuhkan adalah ” system syariah dengan nilai
pembiayaan/kredit usaha UMKM pinjaman antara Rp 500.000,00 (
dengan nilai plafon pembiayaan Rp lima ratus ribu rupiah ) sampai
500.000,00 – Rp 50.000.000,00. dengan Rp 500.000.000,00 (
Dengan wilayah pemasaran di kota Lima ratus juta rupiah ).
Tarakan dan beberapa kabupaten b. Targeting
sekitar kota Tarakan seperti Target pasar dalam 5 – 10 tahun
Bulungan, malinau, Nunukan dan kedepan sebagi berikut :
Kabupaten Tanah Tidung. o 80% dari jumlah para pelaku
Berikut penjabaran tujuan dan UMKM yang ada di kota
sasaran yang akan diraih : Tarakan
- Dalam 5 (lima) tahun kedepan o 50% dari jumlah para pelaku
KSU Syariah BMT Al-Fath UMKM yang ada dikabupaten
Tarakan menjadi lembaga sekitar kota Tarakan yakni
keuangan Mikro pilihan dengan kabupaten Bulungan, Nunukan,
menguasai target pasar sebesar Malinau dan Kabupaten Tanah
80% dari jumlah UMKM yang Tidung.
ada dikota Tarakan. c. Positioning
- Dalam 10 (sepuluh) kedepan Memposisikan produk
KSU Syariah BMT Al-Fath pembiayaan mikro yang
Tarakan menjadi lembaga disalurkan KSU Syariah BMT
keuangan Mikro pilihan dengan Al-Fath Tarakan adalah sesuai
menguasai target pasar sebesar dengan kebutuhan nasabah,
50% dari jumlah UMKM yang dengan tingkat fleksibilitas yang
ada dikabupaten sekitar kota tinggi namun dalam batas
Tarakan yakni Kabupaten kewajaran menurut analisis
Bulungan, Nunukan, Malinau, BMT, dan tingkat biaya
dan Kabupaten Tanah Tidung. pinjaman (lebih murah)
dibanding koperasi lain, serta
Strategi yang dilakukan untuk memposisikan bahwa produk
mencapai tujuan dan sasaran. pembiayaan menggunakan pola
syariah sehingga mencitrakan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran produk pembiayaan sesuai
5-10 tahun yang ditetapkan dengan dengan keinginan masyarakat
program STP ( Segmention, yang menginginkan transaksi
Targeting, Positioning) dan bauran keuangan bebas bunga riba.
pemasaran 4P ( Product, Price, 2. Bauran Pemasaran
Promotion, Place) yaitu sebagai a. Produk
berikut : Produk pembiayaan yang
1. STP ( Segmention, Targeting, ditawarkan untuk lebih menarik
Positioning)
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
172

dan mendapatkan target pasar spanduk, pamflet dan


dapat di inovasi dengan berbagai penyebaran brosur di area
fitur atau produk baru seperti pemasaran.
pemberian potongan angsuran - Melakukan kerja sama dengan
pembiayaan jika telah dilunasi, berbagai instansi dengan prinsip
kemudahan dalam persyaratan win-win solution terkait dengan
pinjaman tetapi dalam batas penyaluran pembiayaan/kredit
kewajaran, produk pembiayaan mikro.
untuk keperluan yang darurat d. Place
bagi nasabah, produk Untuk mempercepat distribusi
pembiayaan dengan tingkat penyaluran pembiayaan pada
fleksibilitas yang tinggi namun masyarakat maka dapat
tetap mengedepankan kesehatan dilakukan dengan membuka
pembiayan/kredit. kantor cabang pembantu disetiap
b. Price kecamatan di kota Tarakan.
Untuk tingkat harga/biaya Untuk wilayah diluar Tarakan
pinjaman kredit mikro yang dapat mendirikan kantor cabang
telah berjalan di KSU Syariah di masing-masing daerah.
BMT Al-Fath Tarakan berkisar
2-3% perbulan, sebagai daya ANALISIS FINANCIAL
tarik bagi calon nasabah dapat
diturunkan menjadi kisaran Dalam analisis financial yang
1,5% – 2% perbulan. dikemukakan meliputi analisis
c. Promotion kebutuhan modal dan investasi, Cash
Promosi dapat dilakukan dengan Flow dan besarnya IRR dan NPV
gencar sebagai beikut : dari pendanaan yang akan
- seperti yang menjadi ciri khas dikeluarkan.
bisnis BMT yaitu dengan system
jemput bola di area pasar yang Analisis Kebutuhan Modal dan
menjadi target dengan Investasi
menerjunkan tenaga marketing
yang marketable untuk produk 1. Biaya modal untuk
pembiayaan dapat dikelompokan pengembangan wilayah Tarakan
Jumlah penduduk = 200.000 jiwa
berdasarkan wilayah per (asumsi th 2010)
kelurahan atau per kecamatan. Asumsi 75% pelaku UMKM = 200.000
- sosialisasi bisnis keuangan x 75% = 150.000
syariah dapat di intensifkan jiwa
dengan melakukan seminar dan
lokakarya pada instansi-instansi Jika ditargetkan menguasai 80%
pemerintahan, ormas-ormas dari 150.000 jiwa maka target
islam, kunjungan kampanye pasar sebanyak = 120.000 jiwa.
syariah ke masjid-masjid atau Jika ditargetkan setiap jiwa dalam
tempat ibadah lainnya. setahunnya memperoleh pinjaman
- Pemasangan iklan yang tepat rata-rata Rp 10.000.000,00 (
diberbagai media seperti Koran, Sepuluh juta Rupiah ) maka
radio, televisi serta pemasangan besarnya
173

a. Biaya modal untuk penyaluran pembiayaan :


Rp 10.000.000,00 x 120.000 jiwa = Rp
1.200.000.000.000,00
b. Investasi Aktiva Tetap = Rp
100.000.000,00
Total Biaya Modal =
Rp1.200.100.000.000,00

2. Biaya modal untuk Total = 287.000


pengembangan wilayah jiwa
Kabupaten Bulungan, Malinau, Asumsi 75% pelaku UMKM =
Nunukan dan Tanah Tidung. 287.000 x 75% = 215.000 jiwa
Jumlah Penduduk menurut data BPS
tahun 2005 Jika ditargetkan menguasai 50%
Bulungan = 107.000 jiwa dari 215.000 jiwa maka target pasar
Malinau = 59.000 jiwa sebanyak = 107.000 jiwa.
Nunukan = 109.000 Jika ditargetkan setiap jiwa dalam
jiwa setahunnya memperoleh pinjaman
Tanah Tidung = 12.000 rata-rata Rp 10.000.000,00 (
jiwa Sepuluh juta Rupiah ) maka
besarnya
a. Biaya modal untuk penyaluran pembiayaan =
Rp 10.000.000,00 x 107.000 jiwa = Rp
1.070.000.000.000,00
b. Investasi Aktiva Tetap = Rp
200.000.000,00
Total Biaya Modal =
Rp1.070.200.000.000,00
3. Total kebutuhan Modal & Investasi(1+2)=
Rp2.270.300.000.000,00

ANALISIS CASH FLOW dengan jumlah penyaluran


pembiayaan sebesar 20 %
Untuk membuat proyeksi cash flow - Depresiasi Aktiva
maka di buat asumsi : Tetap dengan metode garis lurus
- Laba bersih yang tanpa nilai residu sesuai umur
dihasilkan sebelum ekonomis.
pengembangan bisnis 5-10 tahun Maka dengan jumlah Penyaluran
kedepan adalah Rp pembiayaan total di kota Tarakan
500.000.000,00 pertahun dan diluar kota Tarakan
- Rasio laba yang
diterima 10 tahun kedepan
Penyaluran Kredit Kota Tarakan = Rp 1.200.000.000.000,00

Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012


174

Penyaluran Kredit diluar Kota Tarakan = Rp 1.070.000.000.000,00


Total Penyaluran = Rp 2.270.000.000.000,00

Dari data dan asumsi di atas dapat dibuat proyeksi Cash Flow untuk 5 dan 10
tahun kedepan.

1. Proyeksi cash Flow 5 tahun mendatang


(pengembangan bisnis hanya dikota Tarakan)
Cash in flow dari Laba Bersih (1-5)
( 20 % dari Rp 1.200.000.000.000,00) =Rp 240.000.000.000,00
Cash in flow dari Biaya depresiasi
(100.000.000 : 5 tahun) =Rp 20.000.000,00
Cash In Flow sebelum Pengembangan =Rp 500.000.000,00
Total Cash in flow pertahun (Th. 1-4) =Rp 240.520.000.000,00
2. Proyeksi Cash Flow 10 tahun mendatang
( Pengembangan bisnis di kota Tarakan dan diluar kota Tarakan)
Cash in Flow dari Laba Bersih (5-10)
( 20% dari Rp 1.070.000.000.000,00) =Rp 214.000.000.000,00
Cash in flow dari Biaya depresiasi
( 200.000.000 : 5 tahun) =Rp 40.000.000,00
Tambahan cash in flow (th. 5-10) =Rp 214.040.000.000,00
Total Cash in Flow (th. 5-10) =Rp 454.560.000.000,00

3. Maka dapat di buat Cash Flow dengan jangka waktu 10 tahun


kedepan

Tahun Ke Cash In Flow


1 Rp 240.520.000.000,00
2 Rp 240.520.000.000,00
3 Rp 240.520.000.000,00
4 Rp 240.520.000.000,00
5 Rp 454.560.000.000,00
6 Rp 454.560.000.000,00
7 Rp 454.560.000.000,00
8 Rp 454.560.000.000,00
9 Rp 454.560.000.000,00
10 Rp 454.560.000.000,00
Total Cash In Flow Rp 3.689.440.000.000,00
investasi dengan menggunakan
IRR (Internal Rate Of Rerurn) metode IRR (Internal Rate of
Return).
Berdasarkan perhitungan cash flow
di atas maka dapat di buat analisis
Tabel 1. Perhitungan NPV dengan r = 13%
175

Tahun Cash In flow DF 13 PV dari penerimaan


%
1 240.520.000.000 0,885 212.860.200.000
2 240.520.000.000 0,783 188.327.160.000
3 240.520.000.000 0,693 166.680.360.000
4 240.520.000.000 0,613 147.438.760.000
5 454.560.000.000 0,543 246.826.080.000
6 454.560.000.000 0,48 218.188.800.000
7 454.560.000.000 0,426 193.642.560.000
8 454.560.000.000 0,376 170.914.560.000
9 454.560.000.000 0,333 151.368.480.000
10 454.560.000.000 0,295 134.095.200.000
Total PV 1.830.342.160.000
Investasi 2.270.300.000.000
NPV (439.957.840.000)

Total kebutuhan Modal dan negative = 5 % , untuk mendaparkan


Investasi Rp2.270.300.000.000,00, tingkat IRR maka di hitung NPV
usia ekonomis 10 tahun. Asumsi yang positif dan negative
menggunakan r positif = 13 % dan r berdasarkan data di atas.

Tabel 2. Perhitungan NPV dengan r = 5 %


Tahun Cash In flow DF 5% PV dari penerimaan
1 240.520.000.000 0,952 228.975.040.000
2 240.520.000.000 0,907 218.151.640.000
3 240.520.000.000 0,864 207.809.280.000
4 240.520.000.000 0,823 197.947.960.000
5 454.560.000.000 0,784 356.375.040.000
6 454.560.000.000 0,746 339.101.760.000
7 454.560.000.000 0,711 323.192.160.000
8 454.560.000.000 0,677 307.737.120.000
9 454.560.000.000 0,645 293.191.200.000
10 454.560.000.000 0,614 279.099.840.000
Total PV 2.751.581.040.000
Investasi 2.270.300.000.000
NPV 481.281.040.000

Maka dapat dihitung tingkat IRR :


IRR = 5% + 481.281.040.000 x ( 13% - 5% )
2.751.581.040.000 - 1.830.342.160.000
IRR = 9,18%

Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012


176

NPV (Net Present value)

Berdasarkan data dan asumsi Cash Total kebutuhan Modal dan Investasi
Flow di atas dibuatlah analisis Rp2.270.300.000.000,00, usia
investasi dengan menggunakan ekonomis 10 tahun. Jika dinginkan
metode NPV (Net Present Value). tingkat keuntungan 8% maka NPV
dapat dihitung sebagai berikut :
Tabel 3. Perhitungan NPV dengan r = 8%
Tahun Cash In flow DF 8 % PV dari penerimaan
1 240.520.000.000 0,926 222.721.520.000
2 240.520.000.000 0,857 206.125.640.000
3 240.520.000.000 0,794 190.972.880.000
4 240.520.000.000 0,735 176.782.200.000
5 454.560.000.000 0,681 309.555.360.000
6 454.560.000.000 0,63 286.372.800.000
7 454.560.000.000 0,583 265.008.480.000
8 454.560.000.000 0,54 245.462.400.000
9 454.560.000.000 0,5 227.280.000.000
10 454.560.000.000 0,463 210.461.280.000
Total PV 2.340.742.560.000
Investasi 2.270.300.000.000
NPV 70.442.560.000

Dari perhitungan tersebut diperoleh Resiko ini merupakan resiko


hasil NPV positif Rp yang paling besar dihadapi ,
70.442.560.000,00 artinya proyek resiko ini disebabkan karena
pengembangan bisnis BMT ini layak nasabah bersangkutan tidak
dijalankan. Asumsi perhitungan NPV dapat memenuhi kewajiban
di atas belum memasukan unsur sebagaimana perjanjian kredit
resiko. yang disepakati. Adapun
beberapa sebab nasabah tidak
ANALISIS RESIKO dapat membayar kewajibannya
antara lain :
Identifikasi Resiko - Usaha yang dibiayai tidak
mampu menghasilkan
Dalam bisnis penyaluran pembiayaan pendapatan yang digunakan
/ kredit mikro ada beberapa resiko untuk membayar kewajiban.
yang akan dihadapi sebagai - Pinjaman yang digunakan bukan
penyimpangan dari tujuan yang untuk modal usaha tapi di
diharapkan, antara lain sebagai gunakan keperluan lain yang
berikut : tidak berhubungan dengan
1. Resiko kredit macet usaha.
177

- Nasabah menderita sakit, atau peluang untuk melakukan


mengalami keguncangan dalam kecurangan.
rumah tangga sehingga tidak Kecurangan dilakukan dengan
dapat menjalankan usahanya. tidak menyetor uang yang
- Terjadi keadaan darurat diterima dari nasabah kepada
sehingga usaha tidak dapat di kasir di kantor BMT.
jalankan seperti kerusuhan, 3. Resiko terjadinya keadaan
bencana alam dan lain-lain. darurat yang menyebabkan
2. Resiko Penyimpangan yang kerugian secara keseluruhan
dilakukan karyawan sehingga seperti terjadinya peristiwa
menyebabkan kerugian kerusuhan, Kebakaran, bencana
financial. alam dan lain-lain.
Salah satu pelayanan BMT A. Penanggulangan resiko
adalah dengan system jemput Sebagaimana resiko-resiko yang
bola, hal ini mengakibatkan disebutkan di atas untuk
karyawan yang berkaitan dengan menanggulanginya adalah
pelayanan jemput bola dalam hal sebagai berikut :
menerima angsuran Pembiayaan
atau pun simpanan mempunyai

Tabel 4 Penanggulan Resiko


Jenis Resiko Penanggulangan
- Kredit Macet - Melakukan survey dan investigasi
nasabah dengan seksama, untuk
memperoleh data analisis kredit
- Melakukan analisis kelayakan
kredit dengan prinsip 5 C
- Melakukan evaluasi setelah
pencairan dana pada nasabah
untuk memverifikasi apakah dana
pinjaman benar-benar digunakan
untuk modal usaha
- Membina Nasabah untuk
menabung sebagai dana cadangan
jika nasabah menderita sakit
- Menggunakan asuransi proteksi
terhadap nasabah jika meninggal
dunia
- Resiko - Membuat peraturan kerja yang
Penyimpangan tegas dan memberikan sanksi
Karyawan yang keras terhadap
penyimpangan yang dilakukan
karyawan
- Membuat system / SOP yang
mengatur penyetoran dan

Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012


178

penarikan dana oleh karyawan


sehingga dapat mencegah
terjadinya kecurangan
- Membina mental Rohani
Karyawan dengan kegiatan
pengajian
- Resiko Terjadinya - Membeli asuransi proteksi
keadaan Darurat terhadap kejadian darurat

RENCANA TINDAK / ACTION


PLAN

Rencana tindak / action plan di buat buat di atas, maka dibuat rencana
berdasarkan Formulasi Strategi yang pengembangan bisnis KSU Syariah
di BMT Al-Fath Tarakan dalam kurun
5 – 10 tahun kedepan sebagai berikut
:

Tabel 5. Action Plan


Tahun Tujuan & Target Action Plan
1-5 KSU Syariah - Melakukan konsolidasi dengan pengurus beserta para anggota
BMT Al-Fath pemodal terkait kebutuhan dana yang dipenuhi secara internal
Tarakan menjadi dan program pelaksanaan pengembangan bisnis
lembaga - Melakukan kerja sama pada Lembaga Perbankan syariah yang
keuangan Mikro telah menjadi mitra untuk memenuhi kebutuhan dana
pilihan dengan pengembangan bisnis
menguasai target - Melakukan perekrutan SDM / karyawan yang handal untuk
pasar sebesar ditempatkan dalam rencana pengembangan bisnis di kota
80% dari jumlah Tarakan
UMKM yang - Melakukan loka karya untuk seluruh karyawan guna dapat
ada dikota melaksanakan program pengembangan bisnis dengan sukses
Tarakan - Melakukan promosi, sosialisasi terkait dengan pengembangan
bisnis
- Membuka kantor cabang pembantu di setiap kecamatan terkait
dengan pengembangan bisnis
- Melakukan investasi Aktiva tetap sebagaimana anggaran yang
dibuat untuk fasilitas dan peralatanpengembangan bisnis
- Melakukan evaluasi-evaluasi dari program kerja yang
dilaksanakan apakah sesuai dengan harapan guna melakukan
perbaikan-perbaikan.
5-10 KSU Syariah - Mengurus Perizinan usaha untuk pembukaan kantor cabang di
tahun BMT Al-Fath luar kota Tarakan (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tanah
Tarakan menjadi Tidung)
lembaga - Melakukan kerja sama pada Lembaga Perbankan syariah yang
keuangan Mikro telah menjadi mitra untuk memenuhi kebutuhan dana
179

pilihan dengan pengembangan bisnis


menguasai - Melakukan perekrutan SDM / karyawan yang handal untuk
target pasar ditempatkan dalam rencana pengembangan bisnis di luar kota
sebesar 50% dari Tarakan (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tanah Tidung)
jumlah UMKM - Melakukan loka karya untuk seluruh karyawan guna dapat
yang ada melaksanakan program pengembangan bisnis dengan sukses
dikabupaten - Membuka kantor cabang di setiap kabupaten di luar kota
sekitar kota Tarakan (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tanah Tidung) terkait
Tarakan yakni dengan pengembangan bisnis
Kabupaten - Melakukan investasi Aktiva tetap sebagaimana anggaran yang
Bulungan, dibuat untuk fasilitas dan peralatan pengembangan bisnis
Nunukan, - Melakukan evaluasi-evaluasi dari program kerja yang
Malinau, dan dilaksanakan apakah sesuai dengan harapan guna melakukan
Kabupaten perbaikan-perbaikan
Tanah Tidung

Purnama, C.M. Lingga, 2004.


DAFTAR PUSTAKA Strategic Marketing Plan.
Jakarta : PT. Gramedia
BPS Kota Tarakan, 2007. Inflasi
Kota Tarakan Bulan Suharno, Sutarso Yudi, 2010.
Januari 2007. Tarakan : Marketing In Practise.
http://www.cps- Edisi Pertama. Yogyakarta
sss.org/web/home. : Graha Ilmu.

Ehrlich Evelyn, Fanelli Duke, 2006.


The Financial Services
Marketing Handbook. Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta :
BIP Kelompok Gramedia.

Gitosudarmo. H. Indriyo, 2.000.


Manajemen Pemasaran.
Edisi Pertama. Yogyakarta
: BPFE.

Kotler Philip, Keller, 2009.


Manajemen Pemasaran,
Jilid 1. Edisi KeDua Belas.

Edisi Bahasa Indonesia.


Jakarta : PT. Indeks.

Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai