2. Pergeseran aggregate supply dapat dikaitkan dengan banyak variabel, termasuk perubahan ukuran dan kualitas
tenaga kerja, inovasi teknologi. Kemudian juga kenaikan upah, kenaikan biaya produksi, perubahan pajak
produsen, dan subsidi serta perubahan inflasi. Beberapa dari faktor-faktor ini menyebabkan perubahan positif
dalam aggregate supply sementara yang lainnya menyebabkan aggregate supply menurun. Contohnya saja
terjadinya wabah covid-19 yang menyebabkan dampak terhadap aspek sosial dan ekonomi. Sebaliknya,
pemerintah memberi tekanan pada aggregate supply dengan meningkatkan biaya produksi.
3. Apabila terjadi kenaikan pada pengeluaran pemerintah maka yang terjadi inflasi akan turun. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa permintaan agregat sangat ditentukan oleh pengeluaran pemerintah. Karena pemerintah harus
aktif dalam mendorong permintaan agregat. Ketika faktor peningkatan permintaan agregat terjadi dampaknya
adalah rumah tangga dan perusahaan-perusahaan meningkat belanja dan menyebabkan permintaan agregat
meningkat dan hal ini akan memunculkan tekanan inflasi. Sedangkan jumlah uang beredar memiliki pengaruh
positif dan menunjukkan hubungan yang tidak signifikan sebesar 2,54E-16, hal ini menunjukkan bahwa jumlah
uang yang beredar berpengaruh terhadap inflasi.