Mixed Methods
Mixed Methods
ABSTRAK
Selama ini penelitian lebih banyak menggunakan metode kuantitatif saja
atau kualitatif saja. Metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional,
positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda fase kualitatif
sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive
research.Tujuan pembahasan ini agar peneliti dapat menentukan metode
penelitian alternative, yaitu metode campuran atau paduan antara kuantitatif dan
kualitatif.Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode
penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian
kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif,
sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif, mixed methods
merupakan paduan dari kuantitatif dan kualitatif. Beberapa aspek dibandingkan
secara konsepsional yang membedakan ketiga jenis penelitian ini. Aspek-aspek
tersebut adalah pandangan ontologis, model logika yang digunakan, pola pikir
logis, tujuan yang hendak dicapai, desain yang digunakan, strategi penelitian yang
dipilih, teknik analisa data, fokus penelitian, Instrumen pengumpul data,
paradigma penelitian, dan jenis ilmu yang ditemukan.Uraian tentang spektrum
penelitian kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat membantu peneliti dalam
menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian.
PENDAHULUAN
Selama ini penelitian lebih banyak menggunakan metode kuantitatif saja
atau kualitatif saja. Adakalanya penelitian berangkatnya dari kualitatif kemudian
berkembang hingga membutuhkan hipotesis. Penelitian seperti ini membutuhkan
metode penelitian campuran (mixed methods) yang merupakan perpaduan antara
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2014).
Namun demikian, kedua metode (kuantitatif maupun kualitatif) tidak bisa
dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Pemilihan metode terkait dengan
kebutuhan penelitian, yakni karakteristik data yang ada di lapangan.
Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia
dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan
alat-alat atau cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti: 1)
menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama; 2) menambahkan
sesuatu yang baru pada teori lama; atau 3) benar-benar menemukan sesuatu yang
baru dan belum ada sebelumnya.
Suatu penelitian ilmiah yang menggunakan alat uji statistik maupun
matematik merupakan pendekatan kuantitatif atau sering disebut sebagai analisis
deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada
penalaran logis (logical reasoning), dan pemahaman interpretasi terhadap objek
penelitian (Abadi, 2003: 97). Bahkan pada saat ini sesuai dengan
perkembangannya pendekatan kuantitatif ini akan lebih lengkap bila
menggunakan pendekatan analisis kualitatif. Mixed methods diharapkan menjadi
solusi dari kebutuhan peneliti.
Penulisan ini membahas tentang pengertian dan karakteristik metode
penelitian campuran (mixed methods) atau paduan metode kuantitatif dan
kualitatif.
Kuantitatif Survei
Eksperimen
Ethnography
Case Study
Narrative Sequential Explanatory
Campuran Sequential Exploratory
(mix methods) Sequential
Concurrent Triangulation
Concurrent
GambarSeb
1 Sequential Embedded
h. Fokus penelitian
Fokus penelitian yaitu pusat perhatian yang harus dapat dicapai dalam
penelitian yang dilakukan. Ada penelitian yang mementingkan identifikasi gejala
yang sudah terjadi (expost facto), sehingga peneliti berusaha mengidentifikasi
besaran kejadian atau gejala itu. Ada penelitian yang fokusnya menekankan pada
proses dan makna kejadian ketimbang kejadian itu sendiri. Fokus penelitian yang
pertama hanya tertuju untuk mengidentifikasi, mengukur, menimbang kejadian
atau gejala yang telah terjadi, dengan mengabaikan proses dan makna
kejadiannya, sedang fokus kedua, akan menelusuri kejadian atau gejala itu sejak
sebelum, sedang dan sesudah kejadian atau gejala itu terjadi. Dengan demikian,
peneliti bisa mengetahui bagaimana proses terjadinya suatu kejadian atau gejala
dan sekaligus tahu apa makna dari kejadian itu bagi subyek penelitian.
Bila peneliti memutuskan untuk memilih fokus penelitian pada besaran
kejadian atau gejala, maka peneliti harus memilih jenis penelitian kuantitatif.
Sebaliknya, bila peneliti memutuskan untuk memilih fokus penelitian pada proses
dan makna dibalik kejadian atau gejala, maka peneliti harus memilih jenis
penelitian kualitatif.
Frankel dan Wallen (Nasution S, 1982: 20)mengemukakan sebagai berikut:
a. Masalah harus fleksibel, artinya rumusan masalah tersebut harus dapat di
jawab melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga
dan waktu.
b. Rumusan masalah harus jelas, artinya semua orang memberikan persepsi
yang sama terhadap masalah tersebut.
c. Rumusan masalah harus segnifikan, artinya jawaban masalah yang diberikan
harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan ini.
d. Rumusan masalah harus etis, artinya masalah tersebut tidak berkenaan
dengan hal-hal yang bersifat etika, moral nilai-nilai keyakinan dan agama.
Tuctman (1988: 25) mengemukakan bahwa rumusan masalah yang baik
adalah sebagai berikut:
a. Adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
b. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau alternatif
lain yang mengandung pertanyaan.
c. Rumusan masalah hendaknya memberi petunjuk tentang mugkinya
mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkandung dalam rumusan tersebut.
d. Rumusan masalah hendaknya padat.
Meskipun demikian, kegiatan memilih dan merumuskan masalah dalam
rancangan kualitatif pada dasarnya, bukanlah suatu yang sederhana dan bisa
diremehkan. Untuk dapat menampilkan masalah yang bermutu dengan rumusan
yang tepat, dilihat dari kacamata ilmiah, tentu memerlikan kerja keras dan usaha
yang sungguh-sungguh. Dalam rangka itu, menarik sekali untuk dicermati saran-
saran yang ditawarkan Savilla dkk (1993: 58) seperti berikut:
1. Membaca sebanyak banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang
(disiplin) kita dan bersikap kritislah terhadap apa yang kita baca.
2. Menghadiri kuliah, seminar atau cerama-ceramah profesional.
3. Mengadakan pengamatan dari dekat situasi atau kejadian-kejadian disekitar
kita.
4. Memikirkan kemungkinan penelitian dengan topik-topik atau pelajaran yang
kita dapat dari kuliah (serta seminar, dan bacaan-bacaan).
5. Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian.
6. Mengadakan penelitian-penelitian kecil atau catat hasil atau penemuan yang
diperoleh.
7. Menyusun penelitian penelitian dengan penekanan pada isi (content) dan
metodenya.
8. Mengunjungi berbagai perpustakaan untuk memperoleh topik yang dapat
diteliti.
9. Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang kita.
10. Menyimpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan bidang kita.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, Robert dan Taylor, Steven Jn, 1993. Penelitian Kualitatif, Surabaya:
Usaha Nasional.
Lincoln,Y.S. & E.G. Guba, 1986. Naturalistic Inquiry,. Beverly Hills: Sage
Publication.
Miller, S.I. 1982. Quality And Quantity: Another View of Analitic Induction as a
Research Technique.Dalam Quality And Quantity.
Yusrie Abadi, MA. APU. 2003. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Media Group.