Anda di halaman 1dari 58

MENYIAPKAN PROSES AUDIT

ENERGI
Unit Kompetensi Inti 1

Capacity Building bagi Auditor Energi bidang Industri


Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Bogor, 25 – 27 September 2017
Audit Energi (PP 70/2009 & Permen 14/2012)
adalah proses evaluasi pemanfaatan energi
dan identifikasi peluang penghematan
energi serta rekomendasi peningkatan
efisiensi pada pengguna energi dan
pengguna sumber energi dalam rangka
konservasi energi
PENGERTIAN AUDIT ENERGI
Aktifitas :
• evaluasi pemanfaatan energi
• identifikasi peluang penghematan energi
• rekomendasi peningkatan efisiensi

Sasaran :
• pengguna energi dan pengguna sumber energi

Tujuan
• Konservasi energi

Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan


terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam
negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya
AUDIT ENERGI
Mengapa istilah yg digunakan audit energi, bukan :
Survey Energi ... ???
Analysis Energi ... ???
atau istilah engineering lainnya ... ???
Istilah audit energi dipilih karena;
Regulasi ingin memberi pengertian khusus bahwa
pengelolaan energi tidak hanya dilihat dari sisi
keteknikan (engineers) tetapi juga di-evaluasi
berdasarkan akuntansi (keuangan) dan aspek
lainnya.
ASPEK LAIN CAKUPAN AUDIT ENERGI
Audit energi tidak difokuskan terkait hanya masalah
energi saja, termasuk juga misalnya;
 storage bahan bakar,
 material handling,
 purchasing supplies,
 water & sewage,
 pollution control,
 hazardous,
 waste management,
 maintenance,
 installations, ... etc.
MENGAPA AUDIT ENERGI
PP No 70/2009 tentang konservasi Energi, pasal 12:

(1) Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna


energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien.

(2) Pengguna energi/sumber energi yang menkonsumsi energi lebih besar


atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib
melakukan konservasi energi melalui manajemen energi.

(3) Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan :


 menunjuk manajer energi;
 menyusun program konservasi energi ;
 melaksanakan AUDIT ENERGI secara berkala;
 melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;
 melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada
menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
masing-masing.
Maksud:
Mendapatkan potret
penggunaan energi

Tujuan :
Meningkatkan efisiensi dan
kinerja penggunaan energi

Kegiatan :
Mengumpulkan data energi
Mengevaluasi pemanfaatan energi
Mengidentifikasi peluang penghematan energi
Membuat rekomendasi peningkatan efisiensi
Manfaat Audit Energi :
sebagai masukan dalam membuat keputusan

Keputusan investasi
Managemen puncak.

Data & informasi


hasil Audit Energi
Sasaran
Sasaran adalah cakupan area
kegiatan audit energi yang dibatasi
berdasarkan target penghematan
dan kemampuan melakukannya.

Target adalah besaran penghematan


energi yang ingin dicapai (%).
JENIS AUDIT
Walk-Through Audit (Pengamatan singkat)
 Preliminary Audit (Audit Awal)
 Detailed Audit ( Audit Rinci).
WALK-THROUGH AUDIT

Adalah kegiatan audit energi dengan tingkatan paling


rendah yaitu level 1.

Aktifitasnya adalah :
Mengumpulkan data (bersifat umum) dan pengamatan
singkat secara visual dan wawancara.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum
pengelolaan energi.

Audit energi pada level ini didalamnya sudah termasuk evaluasi


data sangat dasar tentang system pemanfaat energi, intensitas
pemakaian energy dan kecendrungannya, serta benchmark
intensitas energi rata-rata terhadap perusahaan sejenis yang
menggunakan peralatan atau teknologi serupa.
Audit Awal (Preliminary Audit)

• Audit awal merupakan level kedua dari kegiatan


audit energy.
• Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya potensi penghematan energy (sebelum
audit rinci dimulai).
• Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level
satu, data dan informasi sudah didasarkan dengan
hasil pengukuran/sesaat.
Audit Rinci
 Audit rinci merupakan level ke 3 dan tertinggi dalam
kegiatan audit energi.
 Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih
luas, rekomendasi didasarkan atas kajian engineering
dengan urutan prioritas yang jelas.
 Output audit rinci adalah uraian tentang jenis dan
sumber energi, rugi-rugi energi, faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi
peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi
dan analisis data secara tuntas dan lengkap.
Level Kedalamaman Audit Energi
Aktifitas Level Audit
Level I Level II Level III
Mengumpulkan data energi dan x 1) x 1) x 1)
wawancara
Dokumen Teknikal. - x x

Interview - x x

Pengukuran : peralatan utama - x x

Pengukuran: semua level - - x

Evaluasi dasar sistem technikal. x x x

Heat Balance - x 1) x 1)
Potensi penghematan x x x
Usulan Investment : guiding - x -
Usulan Investment : well-grounded - - x

1) Mungkin jika meter energi terpasang


TAHAPAN AUDIT
METODA PENENTUAN TARGET
• Tanpa Kriteria;
Menentukan target tanpa pertimbangan internal
maupun eksternal. Metoda ini sulit atau terlalu
mudah dicapai.
• Berdasarkan Informasi Internal;
Cara ini adalah yang terbaik yaitu berdasarkan
informasi baseline EEI atau rekomendasi hasil
audit energi.
• Berdasarkan Informasi External ;
Yaitu berdasarkan benchmarking (EEI)
perusahaan sejenis, misalnya EEI adalah 425
kWh/kg, sedangkan di perusahaan lain sejenis
EEI rata-rata 400 kWh/kg, EEI tertinggi 450
kWh/kg dan EEI terbaik 350 kWh/kg. Maka
target dapat diset misalnya 400 kWh/kg.
KRITERIA TARGET AUDIT ENERGI

Target harus : SMART

Simple
Measurable
Achievable
Realistic
Trackable
SYARAT TARGET
Harus sesuai dan memenuhi
kriteria kebijakan
perusahaan.
Besarnya target harus
realistis
Target harus terukur dan
mungkin untuk dilakukan
Mendapat dukungan dari
seluruh unit kerja terkait.
Contoh : Target SMART
Target harus dinyatakan secara spesifik dengan
besaran yang dapat dijangkau pada area dan
periode tertentu, misalnya sebagai berikut :
Meningkatkan efisiensi energi sebesar 2.5 % per
tahun diperioritaskan pada pengguna energi
utama dan bersifat no & low cost.
METODA PENENTUAN SASARAN

Dalam menentukan sasaran dan target perlu proses


analisis kwantitatif konsumsi energi dan parameter
terkait dengan energi.
Sasaran dan target ditetapkan melalui :

 Analisis Data (Jika data sudah tersedia)


 Audit Energi (Jika data belum tersedia)
METODE ANALISIS
– Sortir dan tabulasikan data konsumsi energi
berdasarkan jenis/sumber energi, area
penggunaan, dan biaya energi
– Tentukan pengguna energi signifikan
– Bandingkan unit per unit kerja.
– Tentukan Intensitas energi (perbandingkan
konsumsi energi dengan produksi
– Bandingkan energi spesifik dengan performans
test atau unit lain yang sejenis.
– Buat korelasi antara energi spesifik dengan
produksi atau parameter operasi.
Informasi Hasil Analisis

1. Jenis sumber energi,

2. Area penggunaan
Informasi Hasil Analisis (Lanjutan)

3. Jenis & Area penggunaan

4. Kecendrungan
Pareto Distribution

 Distribusi Pareto : Sejumlah


elemen memiliki pengaruh besar
terhadap seluruh kelompok.
 Toeri Pareto dapat diberlakukan
untuk pengguna energi
 Bahwa sekitar 20 % peralatan
energi menghabiskan 75 % dari
total pemakaian energi. Dan
sekitar 70 % peralatan energi
mengkonsumsi hanya sekitar 15
% energi. Sisanya 10 % dari
total pemakaian energi
dikonsumsi peralatan lain- lain.
Teori Pareto Tentang Konsumsi
Energi
Menentukan Sasaran
Secara umum Target dan Sasaran ditentukan berdasarkan
informasi berikut:

• Peralatan yang konsumsi energinya besar (teori Pareto),


• Peralatan yg konsumsinya melebihi standar.
 Faktor penyebab tingginya konsumsi energi tersebut ?
 Bagaimana situasi konsumsi energi tersebut dapat
diperbaiki?
 Dampak perbaikan efisiensi terhadap biaya operasi dan
produktifitas ?
Perusahaan Kompleks
Untukperusahaan yg kompleks dengan ratusan atau lebih
pengguna energi, maka penentuan prioritas dapat dilakukan
dengan metoda “Analisis ABC”

Distribusi Pareto
 Sekitar 20 % peralatan energi
menghabiskan 75 % dari total
pemakaian energi (Katagori A)
 Sekitar 70 % peralatan energi
mengkonsumsi sekitar 15 % dari
total konsumsi energi (Katagori B)
 Sisanya adalah untuk peralatan
lain- lain (Katagori C)
Prioritas :
I. Katagori A
II. Katagori B
III. Katagori C
Langkah Analisis ABC
Langkah kegiatan dalam membuat keputusan dengan menggunakan metode analisis ABC adalah
mengikuti proses berikut.

Langkah Tindakan yang Perlu Obyektive


Langkah 1 Bagi sistem keseluruhan menjadi kelompok Pendekatan ini akan membuat
dan sub-kelompok berdasarkan jenis energi masalah yang kompleks
seperti diperlihakan pada gambar informasi menjadi lebih sederhana.
pemanfaatan energi di atas.
Langkah 2 Hitung energi input masing –masing sub Membantu dalam menetukan
kelompok prioritas pengendalian
Langkah 3 Analisis ABC konsumsi energi sub kelompok Membantu manager energi
untuk menentukan prioritas
dan model
Langkah 4 Analisis mikro katagori A dan katagori B sub Mengidentifikasi area
kelompok peralatan masing –masing untuk masalah dan membantu
tiap jenis energi yang digunakan menetapkan sasaran,
troubleshooting dan kontrol.
Informasi Penguna Energi
Berdasarkan Kelompok Pengguna Energi
Sumber energi Kelompok Unit kerja

Konsumsi energi
Kelompok Unit kerja
Informasi Pemanfaatan Energi
Berdasarkan Sub Kelompok Pengguna Energi

Konsumsi energi Kelompok Unit kerja Sumber energi Sub Kelompok


Berdasarkan informasi di atas :

 Konsumen energi terbesar adalah :


 Unit V : 40 %,
 Unit IV : 30 %,
 Unit I : 15 %,
 Sisanya Unit II&II =15 %.
 Sumber energi yang terbesar adalah BBM (20 %).

Prioritas I

Lingkup kegitan adalah : Unit V yaitu peralatan


yang menggunakan BBM
Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi
dengan Metoda Analisis ABC (Katagori - Jenis Energi)

Unit Katagori – Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status


V A AA. BBM (20 %) Prioritas I

AB. Listrik (12 %) Prioritas III

AC.Batubara (8 %) Prioritas IV
IV B BA. BBM (15 %) Prioritas II

BB. Batubara (12 %) Prioritas III

BC. Listrik (3 %) Prioritas VIII


I C CA. BBM (7.5 %) Proiritas V

CB. Batubara (4.5 %) Prioritas VI

CC. Listrik (3.5 %) Proiritas VII

Prioritas : I = AA Prioritas : II = BA Prioritas : III = AB; BB


Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi dengan
Metoda Analisis ABC (Katagori Biaya Energi)

Unit Katagori – Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status Biaya Energi (Juta Rp)

V A AA. BBM (20 %) Prioritas I 200 (A)

AB. Listrik (12 %) Prioritas II 125 (B)

AC.Batubara (8 %) Prioritas V 75
IV B BA. BBM (15 %) Prioritas III 120 (C)

BB. Batubara (12 %) Prioritas IV 100

BC. Listrik (3 %) Prioritas VIII 22


I C CA. BBM (7.5 %) Proiritas VI 60

CB. Batubara (4.5 %) Prioritas VII 40

CC. Listrik (3.5 %) Proiritas IX 20

Prioritas : I = (A) Prioritas : II (B) Prioritas : III = (C)


Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi dengan
Metoda Analisis ABC (Katagori Area - Unit Kerja)

Unit Katagori Peralatan Jenis Energi Status Biaya Energi


(Juta Rp)
V A Sistem termal AA. BBM (20 %) Prioritas I 200 (A)

B Motor listrik AB Listrik (12 %) Prioritas II 125 (B)

Proses AC.Batubara (8 %) Prioritas V 75


IV C Sistem termal AB. BBM (15 %) Prioritas III 120 (C)

Proses BB. Batubara (12 %) Prioritas IV 100

Kompressor CB. Listrik (3 %) Prioritas VIII 22


I Oil Heater AC. BBM (7.5 %) Proiritas VI 60

Proses BC. Batubara (4.5 %) Prioritas VII 40

Sistem listrik CC. Listrik (3.5 %) Prioritas IX 20

Area Sasaran : Sistem termal Unit V; Motor listrik Unit V; Sistem termal unit IV
Siapa Pelaksana Audit Energi

• Petugas/Auditor energi
kompeten.
• Berpengalaman dan
memahami aspek
desain, operasi
pemeliharaan fasilitas
energi.
Tim Audit

Tim audit biasanya terdiri dari dua


atau 3 orang disesuaikan dengan
lingkup dan metode audit

Latar belakang Kompetensi Teknis ;


listrik, mekanik, dan proses
industri, ...
Data yang dibutuhkan

Jenis dan kebutuhan data primer dan sekunder serta


data kualitatif dan kuantitatif diidentifikasi
• Data umum perusahaan
• Data historis konsumsi energi
• Data manajemen energi
• Data proses & peralatan energi
• Data operasi
Metode observasi
Maksud observasi :

• Melihat secara langsung fisik dan


kelainan yang terjadi pada peralatan
energi, jenis teknologi peralatan
yang digunakan sudah hemat energi,
• Mengetahui kondisi operasi,
pemeliharaan apakah sudah sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Observasi langsung
• kondisi fisik peralatan energi
• data operasi dan pemeliharaan

P disarankan = 0.5 P aktual =2.3 – 1.3 = 1 kg/cm2


kg/cm2
• Observasi Instalasi

Kerugian energi sering terjadi dalam


praktek mulai dari yang kecil hingga
ukuran yang cukup besar seperti bocoran
uap, radiasi panas dll.
Kerugian energi akibat bocoran tersebut
dapat terjadi karena masalah instalasi dan
pemeliharanan.
jika dihitung dalam satu tahun dapat
mencapai nilai ratusan hingga ribuan juta
rupiah per tahun.

42
Observasi instalasi :
Isolasi Pipa Panas
Metoda Pemeriksaan dan Pengukuran
Metoda periksaan didasarkan analisis suara dengan menggunakan
 alat pendengar (sound device),
 infra red (thermography).

Periksaan steam trap :


Jika steam trap berfungsi dengan baik/normal suara yang dihasilkan
adalah siklus, dan dengan menggunakan alat pendengar (sound device)
seseorang dapat mendengarkannya secara pisik.
Alat pendengar suara sangat bervariasi dalam hal kecanggihan mulai
dari yang sederhana seperti handmade steel welding rod hingga yang
canggih seperti ultrasonic testing equipment.

sound device
Ultrasound
1. Pemeriksaan steam Trap dengan Infrared Thermography

2. Pemeriksaan motor dengan Infrared Thermography


Metode Pengukuran

Kwalitas Daya
Suhu Pipa tanpa isolasi
Instrumen Audit Dan Pelindung Diri K3 Yang
Diperlukan

 Perlengkapan K3 seperti :
Sepatu boot,
Helmet,
Ear plug
Sarung tangan
Kaca pelindung mata
dsb;
 Perlengkapan lain yang dianggap perlu.

48
Instrumen Audit Yang Diperlukan:
• Instrumen portabel pengukuran audit energi
• Instrument yang terpasang difasilitas energi yang ada.
Instrumens Audit Energi
Untuk mengukur parameter operasi yang diperlukan dalam audit energi, instrument/alat ukur
yang digunakan adalah:

1. Termal :

• Pocket Termometer,
• Infrared termometer 2. Listrik
• Lux meter
Power Analyzer Digital, Fluke-43.
• Hygrometer
Power Analyzer Digital 3 phase,
• Anemometer
Harmonitor3000
• Thermographi
Clamp on power tester
• Flow meters
Meger
• Leak detector
Insulation Tester
• Kamera
Multitester
Alat Ukur Audit Energi
Untuk Memeriksa Kinerja Operasi

Hygrometer

Infrared temperature gun


Lux meter
THERMOMETERS
 Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu baik pada
fluida, permukaan maupun gas.
 Thermometer dapat dikatagorikan kedalam dua tipe yakni
kontak langsung (thermocouple) dan non contact (infrared).
 Thermometer sering digunakan untuk mengukur suhu pada :
 Ambient air
 Refrigration plant : compressor, cooling tower, chilled water
 Bioler : surfaces, flue gases, steam pipes, feed water. Condensate
water
 Furnaces : surfaces, flue gases, cooling water
 Waste heat recovery : gas, water

 Thermocouple digunakan untuk melakukan pengukuran


temperatur pada udara, liquid dan gas.
 Thermocouple umumnya tidak digunakan untuk mengukur
temperatur permukaan.
POWER ANALYZER

Power Analyzer Digital 3 phase,


Harmonitor3000

Clamp on power tester

53
POWER ANALYZER (2)
 Instrumen ini digunakan untuk mengukur parameter sistem listrik (voltase,
arus, power factor dan kwalitas daya).
 Kwalitas daya berkaitan dengan parameter antara lain:
 Ketidak-seimbangan arus.
 Ketidak-seimbangan tegangan.
 Kestabilan tegangan terhadap beban kejut.
 Faktor daya.
 Tingkat harmonik (THD) arus.
 Tingkat harmonik (THD) tegangan.
THERMOGRAPHY
 Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu suhu ujung kopling dan bearing
motor
 Suhu ujung kopling dan bearing motor yg tinggi serta selisih antara suhu bearing
pompa juga tinggi adalah tanda adannya misaligned pada poros pompa
WATER FLOW METERS

 Instrumen ini digunakan untuk mengukur laju aliran


cairan/air.
 Aliran diukur untuk mendapatkan besaran laju alir pada
pompa, cooling tower, sistem pendinginan, heat exchanger
dan kondensor.
ANEMOMETERS

 Instrumen ini digunakan untuk


mengukur kecepatan alir udara.
 Kecepatan alir udara perlu diukur
untuk mendapatkan besaran alir
misalnya pada sistem pendingin
udara (AHU/FCU), cooling tower,
sistem pembakaran dan heat
exchanger.
MENENTUKAN JADUAL AUDIT ENERGI

Audit lapangan
 Pengumpulan data historis (3 hari)
 Observasi (2 hari)
 Pengukuran (3-10 hari)
 Diskusi (1-2 hari)

Analisis data
 Tabulasi data (6 hari)
 Analisis data (5-14 hari)
 Diskusi (2 hari)
Pelaporan
 Menyusun draf laporan (3-14 hari)
 Presentasi (1 hari)
 Menyusun laporan akhir (3-10 hari)

Anda mungkin juga menyukai