Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN

MASYARAKAT TERHADAP KONSUMSI AIR MINUM MEREK AQUA

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan Sosiologi Ekonomi

Dosen Pengampu:

Ance Marintan D. Sitohang, S.P., M.Div., M Th.

Oleh :
KELOMPOK 6

Riska Inresi Br Perangin-Angin 200522028


Las Mei Lumban Gaol 200522029
Hya Santa Maria Br Barus 200522030
Mastini Ida Sulastri Zega 200522050
Triani Marstella Br Purba 200522082

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Konsumsi Air Minum Merek
Aqua.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sosiologi Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Konsumsi Air
Minum Merek Aqua bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ance Marintan D. Sitohang, S.P.,
M.Div., M Th. selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Ekonomi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
ditempuh.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan menjadi
bahan masukan bagi penulis selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan
banyak manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca untuk memperluas
pengetahuan dan wawasan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kepercayaan (Trust).........................................................................................3

2.2 Citra Merek.......................................................................................................3

2.3 Kualitas Produk................................................................................................4

2.4 Kepuasan Konsumen........................................................................................5

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Awal Pendirian.....................................................................................6

3.2 Perkembangan & Akuisisi Oleh Danone..........................................................8

3.3 Visi dan Misi.....................................................................................................9

3.4 Penghargaan......................................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Kepercayaan Terhadap Konsumsi Air Minum Merek Aqua............................11

ii
BAB V ....................................................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam terminologi sosiologi, konsep kepercayaan dikenal dengan trust. Definisi
kepercayaan (trust) dalam Oxford English Dictionary dijelaskan sebagai confidence in
yang berarti yakin pada dan reliance on yang bermakna percaya atas beberapa kualitas
atau atribut sesuatu atau seseorang, atau kebenaran suatu pernyataan.
Menurut Giddens (2005:44) kepercayaan pada dasarnya terikat, bukan kepada
risiko, namun kepada berbagai kemungkinan. Kepercayaan selalu mengandung konotasi
keyakinan di tengah-tengah berbagai akibat yang serba mungkin, apakah dia berhubungan
dengan tindakan individu atau dengan beroperasinya sistem. Setiap kepercayaan memiliki
suatu lingkungan. Giddens (2005) menemukan dua setting yang berbeda bagi tumbuh
kembangnya suatu lingkungan kepercayaan, yaitu masyarakat pra-modern dan modern.
Aqua adalah sebuah merek air minum mineral dalam kemasan. Faktor yang
diduga mempengaruhi loyalitas konsumen AQUA adalah citra merek dan kualitas produk.
Banyaknya minuman kemasan mineral yang beredar di pasar saat ini menuntut Aqua terus
memperbaiki kualitas produk dan kemasan yang modern namun tetap aman, persaingan
kompetitif di bidang industri minuman mineral kemasan terus akan meningkat. Perusahaan
ditantang oleh tindakan pesaingnya dalam hal harga, kualitas dan inovasi sehingga
diferensiasi produk tetap harus mempertahankan image mutu dan kualitas serta
kehigienisan yang ditawarkan Aqua oleh karenanya perusahaan menekankan sistem
pemasaran yang sangat luas dan cermat.
Meskipun bisa dikatakan bahwa AQUA saat ini menjadi market leader (Sidarta,
2006:34) pangsa air mineral dalam kemasan, bukan berarti AQUA tidak memiliki masalah.
Berbagai masalah timbul dengan banyaknya pesaing baru di bidang penjualan air minum
mineral dalam kemasan, seperti Vit, Club, Nestle, Cleo, Total, Prima, Aguaria, Ades,
Jordan dan merek lainnya. Pesaing Aqua bukan hanya terbatas pada kategori air mineral
saja, tetapi juga industri minuman teh, minuman ringan berkarbonasi dan jenis minuman
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap konsumsi air minum merek Aqua.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap konsumsi air minum merek
Aqua, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah citra merek Aqua berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat?
2. Apakah kualitas produk Aqua berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?
3. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap minat beli ulang produk AQUA?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka hasil yang ingin diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh citra merk AQUA terhadap kepercayaan masyarakat;
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk AQUA terhadap loyaliyas konsumen;
3. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap minat beli ulang produk
AQUA.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kepercayaan (Trust)

Costabile (1998) dalam Ferrinadewi (2005) mendefinisikan kepercayaan (trust)


sebagai persepsi akan keterhandalan dari sudut pandang konsumen di dasarkan pada
pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh
terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan sedangkan kepercayaan merek
juga akan mempengaruhi kepuasan konsumen.
Menurut Morgan dan Hunt (1994) dalam Gurviez dan Korchia (2003)
kepercayaan merek akan mempengaruhi kepuasan konsumen dan loyalitas. Pengalaman
masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek. Pengalaman penggunaan suatu merek
produk pada masa lalu akan memberikan evaluasi atas merek tersebut, tergantung
apakah pengalaman itu menyenangkan atau tidak. Jika pengalaman masa lalu kurang
meyenangkan, maka konsumen cenderung akan mempunyai sikap negatif terhadap
merek tersebut. Sebaliknya jika pengalaman penggunaan merek cukup menyenangkan,
maka sikap terhadap merek itu di masa yang akan datang akan positif. Menurut
khalilvoveri,2004 pandangan Kepercayaan (trust) dibagi kedalam dua perspektif yaitu
perspektif sosiologis dan ekonomi
Trust dalam Pandangan Sosiologis
Terdapat tiga pendekatan untuk memahami pengertian trust :
Trust sebagai sesuatu yang bersifat individual dimana bagian dari identitas diri (self
identity). Trust dilihat sebagai atribut kolektif yang berguna bagi fabrikasi sosial, trust
dapat direkayasa untuk mencapai tujuan tertentu. Trust dipahami sebagai tindakan yang
ada dalam masyarakat.
Dari tiga pendekatan di atas dapat dilihat bahwa trust pada awalnya merupakan
norma yang terdapat pada diri pribadi. Lalu muncul pandangan bahwa trust ini
hendaknya dapat dijadikan norma yang berlaku umum yang berlaku di tengah-tengah
masyarakat. Trust juga dapat diartikan interaksi yang didasari pada perasaan yakin
(sense of confidence), bahwa orang lain akan memberikan respon sebagaimana yang

3
diharapkan, dan saling mendukung satu sama lain
Trust dalam Perpektif Ekonomi
Pemikiran mengenai urgensi trust dalam transaksi ekonomi berangkat dari alas an
bahwa ketiadaan trust dapat menyebabkan transisi ekonomi, dimana transisi ekonomi
dapat dilihat sebagai ajang eksploitasi daripada saling menguntungkan. Pertukaran
ekonomi yang terjadi pada zaman sekarang, untuk mendapatkan keuntungan termasuk
memberikan informasi kepada orang lain. Informasi yang diterima tidak sepenuhnya
dapat dipercaya, informasi juga bisa berupa kesempatan, untuk mendapatkan
kesempatan itu maka dibutuhkan biaya. Apabila perilaku trust telah menjadi sebuah
keharusan di tengah masyarakat, maka kita tidak perlu lagi mengeluarkan biaya itu,
maka dari itu keberadaan trust menjadi elemen yang mendatangkan efisiensi ekonomi.
Trust : Kapital Sosial dan Interaksi Ekonomi
Keberlangsungan interaksi dibangun atas dasar keseimbangan dan kesetaraan
(equality). Pengertian keseimbangan dalam ekonomi dapat dipahami sebagai bentuk
kesempatan dengan adanya distribusi sumberdaya kepada beberapa agen/individu yang
terlibat dalam interaksi ekonomi. Di sisi lain, karakter tindakan ekonomi itu sendiri
adalah untuk memaksimalkan keuntungan, dan seharusnya ada sebuah aturan yang
mengatur supaya tidak ada pihak yang dirugikan. Dalam konteks ini trust memiliki
peran yang vital dalam kegiatan ekonomi.

2.2 Citra Merek


Kotler (2002:144) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan,
ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan
tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.
Kotler (2000:460) mendefinisikan merek sebagai suatu simbol yang kompleks yang
dapat mencapai enam tingkatan pengertian:
 Attributes.
Suatu merek membawa atribut tertentu ke dalam pikiran. Contoh: mahal, tahan
lama, prestise tinggi.
 Benefit.
Atribut harus dapat diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional.

4
Contoh: atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan kedalam manfaat fungsional
sedangkan atribut “mahal” dapat diterjemahkan kedalam manfaat emosional.
 Values.
Merek juga mengatakan sesuatu mengenai nilai produsen. Contoh: performa tinggi,
keamanan, prestise.
 Culture.
Suatu merek dapat merepresentasikan budaya tertentu. Contoh: budaya disiplin,
efisien dan lain-lain.
 Personality.
Suatu merek dapat memproyeksikan budaya tertentu. Contoh: Enerjik, aktif dan
lain-lain.
 User.
Merek memperkirakan konsumen macam apa yang akan membeli dan
menggunakan produk.

2.3 Kualitas Produk


Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) arti dari kualitas produk adalah “The
ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability,
reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang
artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi
produk juga atribut produk lainnya. Menurut Tjiptono (1997:25), dimensi kualitas
produk meliputi:]
a) Performance (penampilan)
Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli barang
tersebut.
b) Features (atribut)
Aspek performensi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan
pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
c) Reliability (probabilitas)

5
Hal yang berkaitan dengan kemungkinan mutu barang berhasil menjalankan
fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi
tertentu pula.
d) Conformance (kesesuaian)
Hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen.
e) Durability (ketahanan)
Suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
f) Serviceability (kegunaan)
Karakteristik yang berkaitan dengan kemudahan dan akuransi dalam memberikan
layanan.
g) Acurbatics (keindahan)
Karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan
dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
h) Fit and finish (subyektif)
Berkaitan dengan peranan konsumen mengenai keberadaan produk tersebut sebagai
produk yang berkualitas.

2.4 Kepuasan Konsumen


Menurut Tjiptono (1997:24) Kepuasan konsumen adalah perbedaan antara harapan
dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Konsumen yang puas, akan memperlihatkan
peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di
perusahaan yang sama di masa yang akan datang. Mereka juga akan mengungkapkan
kebaikan akan produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Sedangkan
konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda antara
yang satu dengan yang lain. Ada yang mendiamkan saja dan ada yang melakukan
komplain atau keluhan. Lovelock (dalam Tjiptono, 1996:27) menambahkan, konsumen
yang puas akan dapat kita lihat dari perilakunya seperti :
a. Konsumen akan semakin percaya pada produk atau jasa tersebut.
b. Konsumen akan kembali membeli produk tersebut.
c. Komunikasi positif dengan konsumen lain akan terjadi.

6
d. Tingkat keluhan terhadap penyedia jasa yang minimal

BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

PT AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo,
sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di
Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini AQUA memiliki 14 pabrik di seluruh
Indonesia.
Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan
langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu
kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi.
Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan
teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki
lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.
Terdapat 14 pabrik yang memproduksi AQUA dengan kepemilikan berbeda-beda (10
pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 3 pabrik dimiliki oleh PT AQUA Golden Mississippi,
dan pabrik di Brastagi, Sumatera Utara dimiliki oleh PT Tirta Sibayakindo). Sejak tahun 1998,
AQUA sudah dimiliki oleh perusahaan multinasional dalam bidang makanan dan minuman asal
Perancis, Grup Danone, hasil dari penggabungan PT AQUA Golden Mississippi dengan Danone.
3.1 SEJARAH AWAL PENDIRIAN

AQUA Group didirikan oleh Almarhum Tirto Utomo, warga asli Wonosobo pada tahun
1973. Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930 – meninggal 16
Maret 1994 pada umur 64 tahun) adalah pengusahaIndonesia. Lulusan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia ini dikenal sebagai pendiri AQUA Golden Mississipi pada tahun 1973.
Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di
dekat Hotel Kresna, Wonosobo.

Awalnya orang sinis dengan ide Tirto Utomo untuk menjual air minum kemasan botol yang
harga per botol awalnya sama dengan harga 1 liter bensin Premium. Namun Tirto Utomo yakin,
pada masa yang akan datang Indonesia akan kekurangan air bersih yang siap untuk diminum,

7
sehingga idenya ini terus dia lanjutkan dan tidak memikirkan komentar sinis orang. Pada
awalnya market AQUA adalah orang-orang asing yang ada di Indonesia, karena mereka yakin air
kemasan lebih steril dan aman daripada air tanah dan air PDAM. Dengan mendirikan pabrik air
minuman dengan mesin yang canggih di Bekasi, sehingga orang asing lebih percaya dengan
minuman air kemasan ini.

Padahal sebelumnya Tirto Utomo juga bekerja di Pertamina. Tetapi untuk fokus pada
bisnisnya, ia melepaskan pekerjaannya di Pertamina. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul
ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina pada awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto
bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu
ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak
bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak
terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.

Tirto dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam
kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan
AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada
awalnya produk AQUA menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin
pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.

Awalnya AQUA bernama Puritas, kemudian seorang konsultan Tirto, , Eulindra Lim,
mengusulkan untuk menggunakan nama AQUA karena cocok terhadap imej air minum dalam
botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas
menjadi AQUA.  AQUA berasal dari bahasa Latin yang artinya air, dimana pada awalnya di jual
untuk orang asing, tetapi kemudian Tirto Utomo melihat pasar masyarakat Indonesia juga
memiliki potensi, Dua tahun kemudian, produksi pertama AQUA diluncurkan dalam bentuk
kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin
yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1 liter. AQUA  memulai menjual air kemasan botol ukuran
kecil dan ditempatkan di terminal-terminal bus di Jakarta dan sekitarnya, serta sepanjang jalan
pantura Jawa Tengah. Hal ini ternyata sukses, membuat AQUA diminati oleh para supir-supir
bus dan penumpang, serta masyarakat lainnya. Hal ini menunjukkan, bahwa masyarakat
Indonesia sangat membutuhkan air mineral botol yang bersih.

Kesuksesan AQUA, menarik beberapa perusahaan lain untuk membuat nama di air

8
mineralnya dengan nama AQUA. Bahkan jika kita berniat membeli air mineral kemasan botol,
selalu menyebut dengan mau membeli AQUA, padahal yang diberikan kadangkala bukan merek
AQUA, tetapi itulah AQUA sudah menjadi brand image yang baik di mata konsumen.

3.2 PERKEMBANGAN & AKUISISI OLEH DANONE

Pada tahun 1982, AQUA mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke
mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung
komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan
sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama AQUA, merupakan orang pertama
yang memperbaiki sistem distribusi AQUA. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery
door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung AQUA. Konsep
pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain
khusus membuat penjualan AQUA Secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan
AQUA mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya
mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi
pengembangan produk AQUA dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat
produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Pada tahun 1995, AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem
produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan
bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air
bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa
Tirto sebagai pemilik AQUA Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual
sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah
beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan AQUA dari ancaman pesaing
baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA
sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun
2000, bertepatan dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-

9
AQUA.

3.3 VISI MISI PT DANONE AQUA

Visi :

AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari 30 tahun.
Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia. Dulu dan kini, AQUA
tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan terdepan di Indonesia. Volume penjualan AQUA
merupakan volume penjualan terbesar di dunia untuk kategori air mineral.

Misi:

AQUA selalu ingin melakukan program untuk menyehatkan konsumen Indonesia, diantaranya
program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia) dan AuAI (AQUA untuk Anak
Indonesia).

3.4 PENGHARGAAN

2007 : Indonesia Platinum Brand Award

2006 : Indonesia Best Brand Award, Indonesian Golden Brand Award

2005 : Packaging Consumer Branding Award  2005, GoldIndonesian Best Brand


Award

Indonesian Golden Brand Award

2004 : Superbrand 2004 Indonesian Best Brand Award

2003 : Indonesia Customer Satisfaction Award

Indonesian Best Brand Award

Value Creator Award 2003

“Piagam Pendidikan Dasar Bermutu” (Charter of Excellence in Primary

10
Education)

https://aquaairmineral.wordpress.com/profile/

11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kepercayaan Terhadap Konsumsi Air Minum Merek Aqua
Banyaknya minuman kemasan mineral yang beredar di pasar saat ini menuntut AQUA terus
memperbaiki kualitas produk dan kemasan yang modern namun tetap aman, persaingan
kompetitif di bidang industri minuman mineral terus akan meningkat perusahaan ditantang oleh
tindakan pesaingnya dalam hal harga, kualitas dan inovasi untuk itu diferensiasi produk tetap
harus mempertahankan image mutu dan kualitas serta kehigienisan yang ditawarkan AQUA oleh
karenanya perusahaan menekankan sistem pemasaran yang sangat luas dan cermat. Meskipun
bisa dikatakan bahwa AQUA saat ini menjadi market leader pangsa air mineral, bukan berarti
AQUA tidak memiliki masalah, berbagai masalah timbul dengan banyaknya pesaing baru di
bidang penjualan air minum mineral. Seperti Vit, Club, Nestle, Cleo, Total, Prima, Aguaria,
Ades, Jordan dan merek lainnya. Pesaing AQUA bukan hanya terbatas pada kategori air mineral
saja, melainkan melebar ke industri minuman teh, minuman ringan berkarbonasi dan minuman
lainnya. Pengaruh citra merek, kualitas dan kepuasan konsumen berpengaruh pada kepercayaan
mansyarakat terhadap Aqua. Masyarakat lebih percaya kepada Aqua karena Aqua menjadi merek
AMDK pertama di Indonesia. AQUA sudah terpercaya hingga puluhan tahun sebagai merek
terbaik. Terbukti AQUA sudah menerima berbagai penghargaan yang merupakan wujud
kepercayaan kepuasan konsumen. Antara lain Indonesian Best Brand Award dari tahun 2003-
2004 dan Indonesian Golden Brand Award di tahun 2005-2007. Berdasarkan laporan YouGov,
AQUA menjadi merek minuman kemasan dengan nilai konsumen tertinggi di Indonesia pada
2021. Merek milik Danone tersebut memiliki skor sebesar 54,8 poin dalam FMCG/CPG
Rangkings 2021. Beberapa alasan Aqua menjadi produk kepercayaan di masyarakat :

1. Berasal dari sumber air yang terlindungi, Kualitas mineral di dalam AQUA bisa dijamin
karena sumber airnya terlindungi. Hanya AQUA yang melakukan perlindungan mata air
juga lingkungannya demi mempertahankan sumber air. Berkat itu, AQUA mampu
menghadirkan air mineral berkualitas. Karena lingkungan di sekitar sumber air terawat,
keseimbangan mineral di dalamnya tetap terjaga. AQUA berusaha menjaga lingkungan
sekitar sumber air tetap alami.
2. Kebaikan Air Terjaga, AQUA mampu memproduksi air mineral berkualitas karena
mineral di dalamnya berasal dari proses alamiah. Kandungan mineral pun tidak akan
berkurang ataupun hilang karena AQUA langsung mengambil air dari sumbernya. Proses
dan teknologi tinggi dalam pengemasan memungkinkan segala kebaikan air mineral
berkualitas tetap terjaga hingga ke tangan konsumen. AQUA juga melakukan sekitar 400
cek kualitas untuk memastikan mutu air tetap baik.

12
3. Group DANONE yang merupakan salah satu produsen terbesar dan terbaik di dunia
untuk minuman menjadi bagian dari AQUA. Keunggulan DANONE dalam produk
makanan dan minuman bernutrisi menjadikan AQUA semakin baik dan kokoh.
4. Menggunakan manajemen sumber daya air yang canggih. Sebagai bagian dari Grup
Danone di seluruh dunia, AQUA mengikuti aturan yang dituangkan dalam Piagam
Danone untuk manajemen sumber daya air untuk menjamin kualitas sumber-sumber mata
airnya.
5. Setiap tahapan dan titik proses ada kontrol kualitas yang menjamin kualitas produk,
sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam tetap terjaga dalam setiap tetes AQUA.
6. Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good
Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas produk
akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau “Codex for Bottle Water”.

Dalam sosiologi ekonomi bentuk kepercayaan ini termasuk dalam konteks bisnis. Sako (1992)
menemukan 3 bentuk kepercayaan yaitu kepercayaan kompetensi, kepercayaan kontraktual, dan
kepercayaan niat baik. Kepercayaan kompetensi menunjuk pada keyakinan bahwa mitra dagang
akan memperlihatkan kewajiban mereka berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang diakui
mereka miliki. Ditunjukkan dari produk aqua, PT. Tirta Inverstama berkomitmen untuk selalu
menjaga kualitas produk. Sebagai perusahaan air minum dalam kemasan besar dari Danone
Group, PT. Tirta Inverstama bertanggung jawab terhadap keamanan produk dan menempatkan
kualitas produk sebagai prioritas utama. Jadi Aqua selalu berusaha untuk mempertahankan
kualitas diantaranya dengan menambah cita rasa, membuat desain kemasan yang lebih bagus dan
menjaga merek dengan tetap menggunakan air dari mata air asli.

Dan kepercayaan niat baik menunjuk pada harapan bersama pihak yang terlibat memiliki
komitmen terbuka satu sama lainnya untuk melakukan sesuati yang terbaik bagi keuntungan
bersama. Sebagai perusahaan Air Minum yang mengelola bisnisnya secara bertanggung jawab,
Danone AQUA menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan
perencanaan dan impelementasi program sosial dan lingkungan. Mengelola sumber daya air
untuk menjaga kualitas dan kuantitasnya dengan berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS).

13
14

Anda mungkin juga menyukai