Anda di halaman 1dari 6

KONTRIBUSI ISLAM PADA DUNIA

PENDAHULUAN

Islam hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melalui Muhammad saw banyak
sekali mengalami pergejolakan. Akan tetapi untuk selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa
menyebar hampir ke seluruh penjuru jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian
dilanjutkan oleh masa khulafaurrasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya,
telah berhasil membangun peradaban dan kekuatan politik yang menandingi dinasti besar
lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan Persia.
Dalam perkembangan peradaban dunia memang Islam tidak bisa dilepaskan dari
perkembangannya sejak dari zaman rasulluah sampai sekarangpun, Islam banyak memberi
kontribusi terhadap dunia. Dari masa zaman rasulluah Islam merubah peradaban yang ada di
jazirah arab dan sampai sekarang kita masih dapat merasakan nikmat dari perubahan
peradaban yang dibawa Islam.
Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat manusia.
Dan sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, sehingga Islam mampu
berdiri tegak pada setiap masa dan kurun waktu. Realitas spiritual dan metahistorikal yang
mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari beragam manusia di dalam situasi temporal
maupun ruang yang berbeda. Dan secara historis Islam telah memainkan peran yang
signifikan dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia.
Kontribusi Pemikiran dan Peradaban Islam Pada Dunia.
Setelah selesai masa kenabian yang ditutup dengan wafatnya Rasulullah SAW,
perkembanan dan Pemikiran Peradaban Islam dalam sejarahnya telah menunjukkan berbagai
varian. Varian-varian itu brupa metode, visi, dan kerangka berpikir yang berbeda dari
pemikiran yang satu dengan pemikiran lainnya.
Manusia hidup di dunia menjalaninya sesuai dengan apa yang dia pahami terhadap
kehidupan dunia. Begitu juga sebagai muslim di tuntut agar kehidupannya sesuai dengan
aturan Allah SWT yang tercantum dalam al-Qur'an dan alhadis. namun seiring dengan
sejarah yang dilalui oleh peradaban Islam, kaum muslimin mengalami berbagai
perkembangan pemikiran. Fenomena seperti ini sebenarnya sudah muncul sejak Rasulullah
SAW, sampai pada masa Khulafaur Rasyidin. pada saat itu perbedaan pemikiran tidak begitu
mencolok. Tetapi pada masa Umayah dan Abasiyyah mulai terasa ada perbedaan visi
pemikiran. aliran Al-Ra'yi dan Hadis adalah dua visi pemikiran yang sangat mencolok pada
saat itu, disamping pemikiran moderat sebagai antitesis dari kedua visi pemikiran tersebut.
Berbagai perluasan wilayah kekuasaan peradaban Islam mengakibatkan berbagai
bangsa dan kebudayaan bergesekan dengan khazan ke-2 masehi yang tercatat bahwa
kekuasaan kaum muslimin telah meliputi wilayah Syam hingga sebagian daerah Afrika.
Dengan bertemunya kaum muslimin dengan pemikiran dan filsafat yang dipegang oleh
bangsa di luar Arab menjadikan mereka berinteraksi dengannya sekaligus mempelajari
pemikiran yang baru dikenalnya.
Setelah interaksi para pemikir Islam dengan pemikiran dan kebudayaan yang baru,
muncul ahli-ahli kalam dan para filosof yang mereka berasal dari anak kaum muslimin. Kita
mengenal beberapa para pemikir yang populer ditengah-tengah sejarah perkembangan ilmu
kalam dan filsafat. misalnya seperti Ibnu Haldun, Ibnu Sina, Al-Kindi, dan Al-Farabi. Hingga
kini karya-karya mereka hasilkan masih dipelajari oleh para penuntut ilmu khususnya
dibidang filsafat dan ilmu kalam.
Para pemikir muslim dapat menghasilkan banyak karya yang sangat berharga bagi
generasi setelahnya. Motivasi beramal untuk kehidupan setelah mati adalah yang mendorong
para pemikir, fukoha dan ulama mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk
menghasilkan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Semakin
banyak karya yang bermanfaat dihasilkan maka bertambah banyak pula investasi seorang
muslim dalam amal jariyah setelah dia meninggalkan kehidupan dunia.
Setiap peradaban ada umurnya, salah seorang filosof muslim mengatakan bahwa sebuah
peradaban akan berlalu seperti manusia yang hidup sampai mati. Peradaban dunia tidak ada
yang kekal artinya semua peradaban akan diganti oleh peradaban yang lain dalam memimpin
dan mengendalikan dunia. Pada zaman keemasan peradaban Islam telah dilahirkan banyak
ilmua dan para pemikir yanga handal, melalui buah pikiran mereka kaum muslimin menjadi
pemimpin dunia dengan kekuasaan 2/3 dunia.
Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya, hingga lebih dari 14 abad
lamanya.  Tentunya dari masa perjuangan tersebut telah menorehkan banyak hasil yang dapat
dirasakan oleh dunia saat ini walaupun sudah tidak ada lagi kekuasaan Islam yang mutlak.
Karena Islam dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah
yang dapat dikuasai, melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan
tetap toleran terhadap budaya lokal yang ada.
Para tokoh Islam klasik yang telah membangun peradaban di masa itu, dan tidak
dilakukan oleh orang-orang barat pada masa kegelapan, adalah dengan mempelajari dan
mempertahankan peradaban Yunani kuno, serta mengembangkan buah pemikirannya untuk
menemukan sesuatu yang baru dari segi filsafat dan ilmu pengetahuan. Seorang pemikir
orientalis barat Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin,
mengatakan bahwa “(orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena
mereka adalam imam kita selama enam abad”. Hingga peradaban Islam telah memberi
kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi dunia Barat yang saat ini diyakini
sebagai pusat peradaban dunia. Kontribusi besar tersebut antara lain:
1.        Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang
filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari
Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat.
2.        Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains
ke dunia Barat.
3.        Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat.
4.        Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang
kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad
ke-17 M.
5.        Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa,
memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya
melahirkan Renaisance.
6.        Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam
bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa.
7.        Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi
(Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.
8.        Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer
ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
9.        Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi, dan
makanan kepada Eropa.
Pada kondisi-kondisi tersebut, terutama pada abad ke-11 dan ke-12, walaupun tradisi
Islam yang diboyong ke Barat masih belum terjadi pemisahan yang jelas antara ilmu-ilmu
yang ada dan ketika itu ilmu kalam, filsafat, tasawuf, ilmu alam, matematika, dan ilmu
kedokteran masih bercampur. Akan tetapi Islam telah mampu mendamaikan akal dengan
iman dan filsafat dengan agama. Sedangkan  bangsa Barat pada masa itu masih terdapat
berbentuk tetap (stereotipe) yang memisahkan antara akal dan iman serta filsafat dan agama.
Hal ini juga terjadi pada ilmu pengetahuan dan ilmu alam, yang mana Islam telah berjasa
menyatukan akal dengan alam, menetapkan kemandirian akal, menetapkan keberadaan
hukum alam yang pasti, dan keserasian Tuhan dengan alam.
Hingga akhirnya filsafat skolastik Barat mencapai puncaknya yang telah didukung oleh
adanya pilar Islam dengan dibangunnya akademi-akademi di Eropa yang diadopsi dari gaya
akademi di kawasan Timur. Hal ini merupakan evolusi dari illuminisme biara ke kegiatan
pemikiran yang dialihkan kesekolahan dan akademi. Dan kurikulum yang diajarkan adalah
filsafat lama, dan ilmu-ilmu Islam terutama Averoisme Paris. Pada saat yang sama terjadi
perubahan kecenderungan pemikiran dari kesenian dan kasusatraan ke gramatika dan logika,
dari retorika ke filsafat dan pemikiran, dan dari paganisme kesusastraan Latin ke penyucian
Tuhan sebagai pemikiran Islam.
Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru
dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan kekonsistensian
dunia Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya
besar para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita temukan di perpustakaan-
perpustakaan internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah
menyimpannya. Sehingga berdasarkan keterangan di atas para umat Muslim di masa kini,
yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah Islam tersebut, harus pergi ke negara
Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata” yang sementara ini telah mereka
pinjam.
Sumbangsih Para Ilmuan Muslim Pada Dunia
Banyak sekali Ilmuan-ilmuan muslim yang tidak tertulis dalam buku sejarah namun
karya-karyanya sampai saat ini masih bisa kita rasakan dan nikmati. Diantara karya-karyanya
antara lain:
1.    Bidang Ilmu Pengetahuan
2.    Bidang Kedokteran
3.    Bidang Seni Sastra
4.    Bidang Politik
5.    Dll
Titik Temu antara Pemikiran dan Peradaban Islam dan Barat.
Sebagaimana kita maklumi bersama, Barat dan Islam merupakan dua peradaban besar
dan penting yang eksis di muka bumi saat ini, dengan memiliki karakter dan ciri khas
tersendiri. Dalam perspektif sejarah, dua peradaban ini telah melakukan interaksi yang
panjang dalam situasi pahit dan manis selama sekian abad. Hubungan keduanya banyak
diwarnai oleh proses saling belajar, saling memberi, dan saling menerima, di samping itu
antara keduanya juga pernah terjadi ketidak harmonisan, konflik, dan benturan.
Dalam konteks tersebut di atas, untuk menata masa depan dunia yang damai, adil dan
makmur, maka sudah seyogianya jika Barat dan Islam belajar dari sejarah masa lalu yang
panjang, mengevaluasi kondisi maupun konflik masa lalu, sehingga kita bersama mampu
mengambil hikmah yang positif dalam rangka membangun masa depan untuk kemanusiaan
yang lebih gemilang. Untuk itu dituntut adanya sikap saling menerima dan menghargai
perbedaan masing-masing.
Barat yang kini mendominasi kepemimpinan dunia, sudah selayaknya memberikan
keteladanan yang tinggi bagi peradaban-peradaban lain, dalam misi bersama mewujudkan
kehidupan umat manusia yang damai, adil dan makmur. Sebaliknya, dunia Islam juga harus
mampu dan mau belajar dari .berbagai aspek positif peradaban Barat, tanpa meninggalkan
nilai-nilai asasi dalam Islam. Malahan jika Barat secara jujur mengakui sumbangan besar
dunia. Islam terhadap peradaban Barat di masa lalu, niscaya sikap saling pengertian dan
saling menghargai antar-peradaban akan lebih mudah dibangun. Untuk mengatasi konflik
tersebut, perlu adanya saling pengertian dan sikap toleransi yang harus diinternalisasikan
pada masing-masing pihak. Dialog budaya antara Islam dan Barat menjadi peredam bagi
benturan antarbudaya. Jika hal itu terabaikan, masa depan dunia bisa dipastikan akan semakin
suram dan hanya akan mempercepat masa “kiamat”. Perdamaian harus menjadi harga mati
yang tidak boleh ditawar lagi.
Dalam kitab suci Al Quran yang menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia,
Allah SWT menegaskan, sekiranya Allah menghendaki seluruh manusia bisa dijadikan satu
umat saja, tetapi Allah ingin menguji manusia dengan segala pemberianNya, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan (QS Al-Maidah: 48). Allah menjadikan umat manusia berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal satu sama lain (QS Al Hujurat: 12).
KESIMPULAN

Penyebaran ajaran Islam dan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia telah berhasil
membawa kemajuan pada setiap masanya, baik dari segi keagamaan maupun non agama
yang berupa ilmu pengetahuan. Berbagai perluasan wilayah kekuasaan peradaban Islam
mengakibatkan berbagai bangsa dan kebudayaan bergesekan dengan khazan ke-2 masehi
yang tercatat bahwa kekuasaan kaum muslimin telah meliputi wilayah Syam hingga sebagian
daerah Afrika. Dengan bertemunya kaum muslimin dengan pemikiran dan filsafat yang
dipegang oleh bangsa di luar Arab menjadikan mereka berinteraksi dengannya sekaligus
mempelajari pemikiran yang baru dikenalnya.
Setelah interaksi para pemikir Islam dengan pemikiran dan kebudayaan yang baru,
muncul ahli-ahli kalam dan para filosof yang mereka berasal dari anak kaum muslimin. Kita
mengenal beberapa para pemikir yang populer ditengah-tengah sejarah perkembangan ilmu
kalam dan filsafat. misalnya seperti Ibnu Haldun, Ibnu Sina, Al-Kindi, dan Al-Farabi
Para tokoh dan cendekiawan Islam yang telah berhasil mempelajari ilmu-ilmu Yunani
dan Sansekerta, telah memberikan pengembangan yang signifikan pada bidangnya masing-
masing, jauh sebelum para ilmuwan Barat menemukan teori-teori tentang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian telah memberikan bukti bahwa Islam dan peradaban yang telah
dibangunnya pada masa lalu, telah memberikan investasi besar pada pencapaian peradaban
dan perdamaian dunia modern saat ini untuk itu dituntut adanya sikap saling menerima dan
menghargai perbedaan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai