Anda di halaman 1dari 13

Persepsi Siswa SMKN 3 Parepare tentang Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Berbasis Online

(Vivi Damayanti Suparman)

Persepsi Siswa SMKN 3 Parepare tentang Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam Berbasis Online

Vivi Damayanti Suparman

Mahasiswi - Pendidikan Agama Islam


Institut Agama Islam Negeri Parepare
E-mail : vividamayantisuparman@iainpare.ac.id

ABSTRAK

Pendidikan adalah salah satu hal yang diprioritaskan di negeri


kita. Namun sayangnya di awal tahun 2020 Indonesia dilanda Covid-19,
yaitu virus yang menular dengan sangat cepat, maka pemerintah
mengeluarkan aturan baru yang disingkat dengan istilah PSBB untuk
mencegah penularan Covid-19, sehingga kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan secara online. Meskipun pembelajaran online dianggap
sebagai solusi, namun tentu saja pembelajaran online tersebut memiliki
beberapa kekurangan. Untuk itu, peneliti bermaksud untuk menelusuri
bagaimana perspektif siswa mengenai pembelajaran yang diadakan
secara online ini. Populasinya yakni dari siswa(i) SMK Negeri 3
sebanyak 32 orang, 18 orang dari kelas XI Multimedia 2 dan 14 orang
dari XI Multimedia 3. Metode penelitian ini menggunakan metode
Deskriptif berupa rancangan kuisioner menggunakan google form yang
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pertama adalah perkelas (XI
Multimedia II, XI Multimedia III) bagian kedua metode pembelajaran
offline dan online. Peneliti menggunakan kuisioner dari google form
yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang telah disusun untuk
menyimpulkan perpektif siswa tentang pembelajaran secara online.

Kata kunci : Covid-19, Pembelajaran secara Online, Perspektif Siswa


Abstract

Education is one of the priority things in our country. But unfortunately


in early 2020 Indonesia was hit by Covid-19, which is a virus that
spreads very quickly, the government issued a new rule abbreviated as
PSBB to prevent the transmission of Covid-19, so that teaching and
learning activities are carried out online. Although online learning is
considered a solution, of course online learning has some drawbacks.
For this reason, the researcher intends to explore how students'
perspectives on learning are held online. The population is from students
(i) SMK Negeri 3 as many as 32 people, 18 people from class XI
Multimedia 2 and 14 people from XI Multimedia 3. This research method
uses a descriptive method in the form of a questionnaire design using
google form which is divided into 2 parts, namely the first part is class
(XI Multimedia II, XI Multimedia III) the second part is offline and online
learning methods. The researcher used a questionnaire from the google
form which contained questions and statements that had been prepared
to conclude students' perspectives on online learning.

Keywords : Covid-19, Online Learning, Student Perspective


PENDAHULUAN

Awal tahun 2020 adalah masa yang begitu sulit bagi kita. Dunia
dilanda musibah dengan merebaknya sebuah virus, yaitu coronavirus
jenis baru (SARS-CoV-2). COVID-19 merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (serever acute
resipiratory syndrome coronavirus 2 atau SARSCoV -2). Virus ini
merupakakan keluarga Coronavirus yang dapat menyerang hewan.
Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, seperti flu, MERS (Middle East
Respiratory Syndrome), dan SARS (Serever Acute Resipiratory
Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang
ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui,
et al., 2020).

Kasus Covid-19 diIndonesia ditemukan pada tanggal 2 Maret


2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara
jepang. Hingga saat ini, 15 Juni 2020, Indonesia telah melaporkan 39.294
kasus positif, sehingga menempati peringkat kedua terbanyak di Asia
Tenggara setelah Singapura dan sebelum Filipina (Bangkok Post,2020).
Covid-19 banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua
mahkluk hidup dan alam semesta. Segala daya dan upaya sudah
dilakukan pemerintah guna memperkecil kasus penularan Covid-19. Tak
terpungkiri salah satu nya adalah kebijakan belajar online, atau dalam
jaringan (daring) untuk seluruh siswa/i hingga mahasiswa/i karena
adanya pembatasan sosial

Peraturan walikota parepare nomor 31 tahun 2020 tentang


penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan sebagai
upaya pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 di kota
parepare. Menimbang; bahwa sebagai tindak lanjut dari Instruksi
Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dan Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerapan Disiplin dan
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019, maka Pemerintah Daerah perlu
menyusun suatu pedoman untuk penanggulangan di berbagai aspek.

Dengan maksud dan tujuan yang telah dilampirkan pada bab II


Pasal 2, Peraturan Walikota ini dimaksudkan sebagai pedoman penerapan
disiplin dan penegakan hukum dalam pencegahan dan pengendalian
Covid-19 di Kota Parepare.

Adapun Pasal 3 berisi tentang Tujuan Peraturan Walikota, antara lain :

a. Membatasi kegiatan tertentu dan pergerakan orang dalam menekan


penyebaran sekaligus memutus mata rantai Covid19;

b. Memberikan pedoman bagi masyarakat agar dapat melakukan adaptasi


dan perubahan perilaku dalam menjalankan aktivitas normal dengan
memperhatikan Protokol Kesehatan di kondisi pandemi Covid-19;

c. Meningkatkan partisipasi koordinasi, harmonisasi dan sinkronisasi


kebijakan tentang aktivitas normal antara Pemerintah Daerah, pemangku
kepentingan dan masyarakat di Daerah; dan

d. Memperkuat upaya penanganan kesehatan akibat Covid-19.

Bab iv pelaksanaan Bagian Kesatu Subjek Pengaturan Pasal 5 Subjek


Pengaturan ini diantaranya adalah; menjaga jarak (paling rendah 1 (satu)
meter); dan menghindari kerumunan;

Tempat dan fasilitasi umum salah satunya adalah; sekolah/institusi


pendidikan lainnya telah dibahas di Pasal 7.

Berdasarkan Perwali di atas, maka pembelajaran di Kota Parepare


dilaksanakan secara online. Meskipun “Belajar Online” merupakan
sebuah solusi, namun tentu saja ada beberapa kendala yang menghambat
berjalannya pembelajaran online. Antara lain yaitu :

1. Tidak semua siswa memiliki smartphone atau media untuk


mengikuti pembelajaran secara online.
2. Jaringan yang kurang memadai tidak bisa mengakses internet
dengan baik.
3. Tidak semua siswa bisa menggunakan smartphone.

Adapun dampak dari kendala di atas, yakni antara lain :

1. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran secara online kurang


dari 100%.
2. Buruknya jangkauan jaringan membuat siswa tidak dapat
membaca, menyimak, dan atau mengerjakan tugas.
3. Sebagian siswa menyerah dan pasrah, sebab tidak tahu dan
merasa kesulitan dalam mengakses aplikasi yang akan digunakan
untuk belajar.

METODE

Adapun tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Merancang Kuisioner -> Analisis Deskriptif

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi siswa SMK Negeri 3 Kota


Parepare sebanyak 32 siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode
Deskriptif berupa rancangan kuisioner menggunakan google form yang
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pertama adalah perkelas (XI
Multimedia II, XI Multimedia III) bagian kedua metode pembelajaran
offline dan online. Tahap selanjutnya adalah sampling, teknik sampling
yang digunakan adalah claster random sampling. Kuisioner ini berupa
pertanyaan yang menggambarkan seberapa antusias siswa mengikuti
pembelajaran online dengan memperbandingkan kuliah offline/tatap
muka. Melalui pernyataan seberapa antusiasnya siswa mengikuti
pembelajaran online selama masa Pandemi Covid-19? Berapa banyak
siswa yang mengalami kesulitan menggunakan aplikasi yang dipakai
dalam pembelajaran secara online. Selanjutnya disajikan dalam Tabel 1.
Kemudian dilakukan analisis data, penyajian data dan kesimpulan.
Tabel 1. Pertanyaan Kepada Siswa
No. Pertanyaan dan Pernyataan .
1. Nama
2. Kelas
3. Lebih suka sekolah online atau offline?
4. Tugas saat sekolah online lebih banyak dari pada saat sekolah
offline
5. Kadang tugas dijadikan sebagai penentu kehadiran
6. Sekolah online lebih sulit karena tidak mudah memahami materi,
apalagi jika materi yang diberikan berbentuk bacaan alias teks.
7. Sekolah offline lebih mudah karena mendapat bimbingan
langsung dari guru
8. Buruknya jaringan membuat saya tidak bisa mengakses Whatsapp
dan aplikasi belajar online lainnya
9. Sekolah online membuat saya bermalas-malasan, dan "jaringan
jelek" bisa menjadi alasan jitu.
10. Sekolah online membuat kemampuan belajar saya menurun
11. Kami jarang diskusi online sebab penghuni grupnya slow respon,
sehingga saya juga ikut-ikutan tidak merespon.
12. Tuliskan pesan dan kesan kamu selama diajar oleh Kak Vivi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun siswa yang berpartisipasi dalam mengisi kuisioner yakni


sebanyak 32 orang, 18 orang dari kelas XI Multimedia 2 dan 14 orang
dari XI Multimedia 3.

Gambar 2. Lebih suka sekolah online atau offline?


Berdasarkan grafik, 7 siswa menyatakan lebih memilih sekolah
online dan 25 siswa menyatakan lebih memilih sekolah offline. Dari
minat dan antusiasme siswa, terlihat bahwa siswa lebih senang dan lebih
tertarik belajar secara tatap muka. Siswa merasa sekolah online lebih sulit
ketimbang sekolah offline atau tatap muka. Adapun faktornya antara lain;

a. Tugas saat sekolah online lebih banyak dari pada saat sekolah
offline. (24 siswa setuju, 8 siswa tidak setuju)

b. Kadang tugas dijadikan sebagai penentu kehadiran. ( 25 siswa


setuju, 7 siswa tidak setuju)
c. Sekolah online lebih sulit karena tidak mudah memahami materi,
apalagi jika materi yang diberikan berbentuk bacaan alias teks.
(30 siswa setuju, 2 siswa tidak setuju)

d. Buruknya jaringan membuat siswa tidak bisa mengakses aplikasi


yang digunakan untuk belajar. (29 siswa setuju. 3 siswa tidak
setuju)
e. Sekolah online membuat kemampuan belajar siswa menurun. (25
siswa setuju, 7 siswa tidak setuju)

Berdasarkan grafik, dari 32 siswa, 30 orang menyatakan “Sekolah


offline lebih mudah karena mendapat bimbingan langsung dari guru.”
Hal tersebut terjadi sebab siswa membutuhkan bimbingan serta
pengawasan langsung dari guru.

Gambar 3. Sekolah offline lebih mudah karena mendapat bimbingan


langsung dari guru.

Siswa yang awalnya rajin, menjadi malas dan sengaja bermalas-


malasan jika tidak dipantau oleh guru langsung. Dan mereka akan
mengulanginya lagi dan lagi sebab memiliki alasan jitu, yakni “Jaringan
tidak bagus” Meskipun tidak semua siswa melakukannya, namun tetap
saja lebih banyak yang memilih setuju dengan pernyataan tersebut. Yakni
sebanyak 17 orang di mana jumblah tersebut melebihi dari setengah
populasi.
Ada juga siswa yang sudah antusias ingin berdiskusi, namun teman-
teman yang lainnya tidak merespons, sehingga motivasi anak tersebut
yang tadinya memuncak akhirnya menjadi redup.

KESIMPULAN

Dari grafik yang telah peneliti paparkan di atas, dapat kita sadari
bersama bahwa pembelajaran secara online kurang memotivasi siswa.
Dapat dilihat pada grafik pertama (gambar 2), 7 siswa menyatakan lebih
memilih sekolah online dan 25 siswa menyatakan lebih memilih sekolah
offline, dimana jumlah siswa yang memilih sekolah online sebanyak
78,1% yang melebihi dari setengah populasi. Hal tersebut menyatakan
bahwa persepsi siswa terhadap pembelajaran yang diadakan secara online
dinilai masih kurang menarik. Adapun faktor yang menyebabkan hal
tersebut adalah kendala pada jaringan sehingga tidak dapat mengakses
internet dan kurangnya rasa antusias siswa dalam belajar. Siswa sangat
membutuhkan bimbingan dari guru, sebab bimbingan tersebutlah yang
membuat siswa merasa terdorong untuk belajar serta sebab pengawasan
dari guru pula, siswa merasa bahwa apa yang ia raih nantinya harus lebih
baik dari sebelumnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada siswa(i) SMK Negeri 3 Kota


Parepare yang telah memberikan kontribusi, yaitu memberikan tanggapan
dan mengisi form kuisioner.
DAFTAR RUJUKAN

https://www.wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026/pdf

https://kemlu.go.id/brussels/id/news/6349/kebijakan-pemerintah-
republik-indonesia-terkait-wabah-covid-19

https://dki.kemenag.go.id/artikel/jaringan-internet-jadi-masalah-utama-
saat-pembelajaran-jarak-jauh

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/144635/perwali-kota-pare-pare-
no-31-tahun-2020

https://sulapa.com/2020/07/23/pandemi-siswa-smkn-3-parepare-belajar-
seperti-normal/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.
dqlab.id/analisis-data-kuantitatif-kenali-analisis-
deskriptif&ved=2ahUKEwjy6_DYoeX0AhXrIbcAHbefC0gQFnoECAQ
QBQ&usg=AOvVaw2G-pwaWanr_8MbV3-iL0QJ

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.
wikipedia.org/wiki/Teknik_pencuplikan&ved=2ahUKEwiR1bGgouX0A
hUa7XMBHRNIBUkQFnoECAgQBQ&usg=AOvVaw26mnA9lRk-
mfaVw6GlmwrX

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/06/panduan-
penyelenggaraan-pembelajaran-pada-tahun-ajaran-dan-tahun-akademik-
baru-di-masa-covid19
BIODATA PENULIS

Vivi Damayanti Suparman, putri sulung dari Tn. Suparman dan


Ny. Nurbaya. Lahir di Kota kelahiran yang sama dengan Eyang BJ.
Habibie, yaitu Kota Parepare. Tepat Malam Jum’at Kliwon, 8 Juni 2000
pukul 20.00 WITA. Semoga kelahiran saya membawa kebaikan bagi
Ayah dan Bundaku. Kegemaran saya menyibukkan diri dan mencoba hal
baru, juga menyukai sesuatu yang menantang, yang diyakini mampu
menyokong saya sebagai harapan masa depan bangsa dan negara kita
tercinta, Indonesia. Cita-cita menjadi Polwan, namun karena tinggi badan
tidak cukup, yah jadi guru saja. Toh, guru itu mulia.

Saya belajar membaca di TK Bhayangkari Kota Parepare selama


dua tahun. Belajar hal dasar di SD Negeri 17 Kota Parepare, Mencetak
beberapa prestasi untuk SMP Negeri 8 Kota Parepare, dan mempelajari
ilmu Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Kota Prepare,
yang tidak membuahkan hasil sesuai harapan orang tua sebab kurangnya
minat dan potensi dari diri pribadi.

Saat ini saya sedang belajar di IAIN Parepare. Saya bertemu


banyak orang luar biasa yang mengajarkan saya apa itu kuliah,
bagaimana langkah-langkah mencapai Strata Satu. And this is absolutely
not easy. IAIN is the Revolution for me. Karena belajar di IAIN
mengubah perilaku, pola fikir, dan cara pandang saya.

Alamat saya Jl. Lasangga Lakkene’ no.21 A Kota Parepare,


sekitar kampus Akademi Kebidanan.

Sekian biodata yang tidak biasa ini. Semoga pemikiran yang saya
tumpahkan di artikel ini membawa manfaat yang baik bagi kita semua.

Salam sukses…
Hidup mahasiswa !

Anda mungkin juga menyukai