Anda di halaman 1dari 23

Tugas Akhir

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Hukum Pemda

Dosen Wali : A. Rosepijani SH, MH

Disusun Oleh

David Juan Christian Lado

2002010005

4/A

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-
daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan
daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Urusan penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan
daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah ada yag
disebut dengan Otonomi Daerah. Otonomi daerah merupakan wewenang
untuk mengatur urusan pemerintahan yang bersifat lokalitas menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan demikian
desentralisasi sebenarnya menjelmakan otonomi masyarakat setempat untuk
memecahkan berbagai masalah dan pemberian layanan kesejahteraan
masyarakat yang bersangkutan. Peranan pemerintah daerah sangat penting
dalam kegiatan percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Peranan yang diberikan selain dalam bentuk sarana dan prasarana
baik itu yang berupa sarana fisik maupun subsidi langsung, yang juga tidak
kalah pentingnya adalah pemerintah daerah juga harus memberikan
bimbingan teknis dan non teknis secara terus menerus kepada masyarakat
yang sifatnya mendorong dan memberdayakan masyarakat agar mereka
dapat merencanakan, membangun, dan mengelola sendiri prasarana dan
sarana untuk mendukung upaya percepatan pembangunan di daerah
tertinggal serta melaksanakan secara mandiri kegiatan pendukung lainnya.
Dalam upaya mengoptimalkan perannya, pemerintah daerah juga
perlu mendorong partisipasi pihak lain yang berkompeten dalam upaya
percepatan pembangunan daerah tertinggal, seperti pihak swasta dan
lembaga swadaya masyarakat. Daerah juga perlu mendorong terjadinya
koordinasi dan kerjasama antar wilayah yang melibatkan dua atau lebih
wilayah yang berbeda. Penting juga diperhatikan adalah kesiapan
pemerintah daerah dalam menyediakan data dan informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat serta berperan sebagai mitra konsultasi dalam
proses percepatan pembangunan daerah tertinggal. Dari ulasan diatas maka
dari itu penulis mengambil Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
sebagai judul makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ruang lingkup Pemerintah Daerah?
2. Apa tugas, peran, dan wewenang Pemerintah Daerah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai ruang lingkup Pemerintahan Daerah.
2. Untuk mengetahui tugas, peran, dan wewenang Pemerintah Daerah.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pemerintahan Daerah


Memurut Aim Abdul Karim pemerintahan adalah segala urusan yang
dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan
kepentingan negara. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5 
memberikan definisi Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Mengacu pada definisi normatif dalam UU No 32 Tahun 2004,
maka unsur otonomi daerah adalah hak, wewenang, kewajiban Daerah
Otonom. Ketiga hal tersebut dimaksudkan untuk mengatur dan mengurus
sendiri, urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang terdiri dari Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah.
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Sistem Pemerintah Daerah adalah totalitas dari bagian-bagian yang
saling ketergantungan dan saling berhubungan yang unsur utamanya terdiri
dari Kepala Daerah dan DPRD yang secara formal mempunyai kewajiban
dan hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya, sekaligus
mempunyai kewajiban dan hak untuk menyerap dan merumuskan aspirasi
rakyatnya dalam wujud berbagai upaya penyelenggaraan Pemerintahan..
Kewajiban ini pada dirinya mengandung sifat dan nilai politik
karena anggota-anggota DPRD dipilih oleh rakyat melalui Pemilihan Umum
secara nasional dan memang hal itu untuk mewujudkan prinsip yang
ditegaskan dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945 bahwa” di daerah-daerah
yang bersifat otonom akan diadakan Badan Perwakilan oleh karena di
daerah pun, Pemerintah akan bersendi atas dasar permusyawaratan.
( Prof.Dr.Ateng Syafrudin, S.H.,1991:40)

2.2 Pengertian Desentralisasi


Secara teoritik, kemampuan pemerintah antara lain terbentuk melalui
penerapan azas desentralisasi, yaitu adanya pelimpahan wewenang dari
tingkat atas organisasi kepada tingkat bawahnya secara hierarkis (Ryaas
Rasyid, 1997). Melalui pelimpahan wewenang itulah pemerintah pada
tingkat bawah diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif dan
mengembangkan kreativitas, mencari solusi terbaik atas setiap masalah yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Selain itu menurut Rondinelli (1988) dalam Bambang Yudoyono
(2003), desentralisasi juga dapat dipahami sebagai penyerahan wewenang
politik dan perundang-undangan untuk perencanaan, pengambilan
keputusan dan manajemen pemerintahan dari pemerintah pusat kepada unit-
unit sub nasional (daerah/wilayah) Administrasi Negara atau kepada
kelompok-kelompok fungsional atau organisasi non pemerintahan / swasta.
Kemudian Smith dalam Herman Hidayat (2008) mendefinisikan
desentralisasi dari perspektif politik sebagai pengalihan kekuasaan dari
pemerintah pusat ke lokal, yakni dari tingkatan atas ke lebih rendah dalam
hierarchi territorial. Dari definisi yang diberikannya, Smith menekankan
devolusi kekuasaan adalah substansi utama desentralisasi dan tidak terbatas
pada susunan pemerintahan.
Desentralisasi dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
merupakan merupakan salah satu asas penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang diartikan sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka negara kesatuan republik
Indonesia, yang secara utuh dan bulat dilaksanakan pada daerah kabupaten
dan kota. Pengertian ini sesuai dengan hakekat dari desentralisasi yakni
“delegation of authority and responsibility. Sementara itu, Bryan dan White
(1989, 203) mengartikan desentralisasi sebagai pemindahan kewenangan
dalam urusan kemasyarakatan dari pejabat-pejabat politik ke badan-badan
yang relatif otonom atau pemindahan fungsi administratif ke hierarki yang
lebih bawah.
Tujuan desentralisasi menurut Maryanov (Widodo; 2001,45) adalah
sebagai it is a method for spreading government to all parts of the country;
it is a method for accomodating regional differences, regional aspiration
and regional demmands within to confines of the unitary state.
Sementara itu, Sady (Tjokroamidjojo; 1987, 82), mengemukakan
tujuan desentralisasi adalah untuk :
1. Mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan
tentang masalah-masalah kecil pada tingkat lokal. Demikian
pula memberikan peluang untuk koordinasi pelaksanaan pada
tingkat lokal.
2. Meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam
kegiatan usaha pembangunan sosial ekonomi. Demikian pula
pada tingkat lokal, dapat merasakan keuntungan dari pada
kontribusi kegiatan mereka itu.
3. Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi
pada tingkat lokal sehingga dapat lebih realistis.
4. Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri (self-
government).
5. Pembinaan kesatuan nasional.     
6. Tujuan desentralisasi secara politik yaitu yang ditujukan untuk
menyalurkan partisipasi politik ditingkat daerah   untuk 
terwujudnya stabilitas politik nasional.
7. Tujuan  desentralisasi secara ekonomis yaitu yang
dimaksudkan untuk menjamin bahwa pembangunan akan
dilaksanakan secara efektif dan  efisien di daerah-daerah dalam
rangka  mewujudkan kesejahteraan.
Sekalipun    tujuan   utama   dari  desentralisasi adalah politik dan
ekonomi.
Namun demikian menurut  Rondinelli (1984 : 46)  ada  4 faktor utama
yang dapat  menentukan sukses atau gagalnya  desentralisasi  yaitu :
1. Besarnya  dukungan   yang  diberikan oleh  pimpinan-pimpinan
politik dan birokrat ditingkat pusat terhadap  kebijakan desentralisasi
melalui kewenangan- kewenangan  didelegasikan.
2. Sejauh mana    kebijakan-kebijakan   dan    program-program
didelegasikan  untuk mendukung  desentralisasi     terutama    
dalam     pengambilan    keputusan dan administerasi.  
3. Sejauhmana   perilaku, sikap  dan  kultur  dari birokrasi   kondusif
terhadap proses desentralisasi  terutama  dalam pengambilan
keputusan  dan  administerasi.
4. Sejauhmana   adanya dukungan yang   memadai  dalam  bentuk 
keuangan, tenaga kerja/personel dan sumber-sumber daya lainnya
terhadap proses  desentralisasi.
Rondinelli (Widodo; 2001, 43) mengemukakan beberapa keunggulan
desentralisasi, diantaranya :
1. Desentralisasi merupakan alat untuk mengurangi kelemahan
perencanaan terpusat. Dengan delegasi kepada aparat di tingkat
lokal, problema sentralisasi dapat lebih mudah dipecahkan.
2. Desentralisasi merupakan alat yang bisa mengurangi gejala red tape. 
3. Dengan desentralisasi maka kepekaan dan pengetahuan tentang
kebutuhan masyarakat lokal dapat ditingkatkan.
4. Dengan desentralisasi lebih memungkinkan berbagai kelompok
kepentingan dan kelompok politik terwakili dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga mereka mempunyai kesempatan
yang sama dalam memperoleh pelayanan pemerintah.
5. Struktur pemerintahan yang yang desentralistis sangat diperlukan
untuk melembagakan partisipasi warga negara dalam perencanaan
dan pengelolaan pembangunan.
6. Dengan semakin kompleksnya permasalahan dalam masyarakat dan
pemerintahan, pengambilan keputusan yang sentralistis menjadi
tidak efisien, mahal dan sulit dilaksanakan.
Terdapat beberapa kekurangan dari Desentralisasi yaitu Interpretasi
Marxist tampaknya masih cenderung melihat negara sebagai satu kesatuan
dan tidak perlu dipisah-pisah antar wilayah geografis. Terdapat beberapa
penjelasan yang melandasi ketidak berpihakan pandangan ini terhadap
desentralisasi. Pertama, pandangan ini melihat bahwa pembagian wilayah
dalam konteks desentralisasi hanya akan menciptakan kondisi terjadinya
akumulasi modal sehingga memunculkan kembali kaum kapitalis. Kedua,
desentralisasi juga akan mempengaruhi konsumsi kolektif sehingga akan
dipolitisasi. Konsumsi kolektif dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
atas dasar kepentingan semua kelas.
Desentralisasi hanya akan menghasilkan ketidak-adilan baru dalam
konsumsi kolektif antar wilayah. Ketiga, meskipun demokrasi pada
dasarnya akan menempatkan mayoritas dalam pemerintahan daerah (yang
berarti seharusnya kelas pekerja yang mendominasi, tetapi ada banyak cara
yang bisa dilakukan oleh kaum kapitalis untuk menghalang-halangi
munculnya kelas pekerja dalam pemerintahan. Lembaga-lembaga
perwakilan dalam pemerintahan daerah tetap merupakan simbol demokrasi
liberal dan tetap akan dikuasai oleh kaum kapitalis. Keempat, dalam
kaitannya dengan hubungan antar pemerintahan, maka pemerintah daerah
hanya menjadi kepanjangan aparat pemerintah pusat untuk menjaga
kepentingan monopoli kapital. Dalam bidang perencanaan, desentralisasi
juga tidak akan pernah menguntungkan daerah-daerah pinggiran dan
membiarkannya dengan melindungi daerah kapitalis. Desentralisasi juga
menghindarkan redistribusi keuangan dan pajak dari daerah kaya ke daerah
miskin. Desentralisasi hanya akan menghilangkan tanggung jawab kaum
borjuis terhadap daerah-daerah yang tertekan. Kelima, terdapat berbagai
rintangan mengenai bagaimana demokrasi lokal akan berjalan dalam
suasana desentralisasi. Rintangan ini mencakup aspek ekologis, politik, dan
ekonomi yang menyebabkan demokrasi di tingkat lokal hanya akan
mengalami kegagalan. Menurut pandangan Marxist semua ini hanya akan
dapat ditanggulangi oleh sentralisasi yang bertujuan untuk redistnbusi dan
keadilan
2.3 Perangkat Pemerintah Daerah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
Provinsi. Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah
Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota
mempunyai Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat
Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan,
dan Kelurahan.
Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan
pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi
Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan
berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi
perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh
Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu
oleh perangkat daerah. Secara umum perangkat daerah terdiri dari unsur staf
yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam
lembaga sekretariat; unsur pendukung tugas kepala daerah dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik,
diwadahi dalam lembaga teknis daerah; serta unsur pelaksana urusan daerah
yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun
tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk
ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan;
kebutuhan daerah; cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas; luas wilayah kerja dan kondisi
geografis; jumlah dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang bertalian
dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan prasarana penunjang tugas.
Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-
masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Tata cara atau prosedur, persyaratan, kriteria pembentukan suatu
organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah yang
mengacu pedoman yang ditetapkan Pemerintah. Pemerintah Daerah adalah
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Gubernur,
Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah. Pemerintah Daerah dapat
berupa:
 Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur
dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah
 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri
atas Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, yang meliputi
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan, dan Kelurahan.

2.4 Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Peraturan
daerah mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok organisasi
perangkat daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih lanjut
dengan peraturan Gubernur/Bupati/Walikota.
Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan, dan Kelurahan.
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf. Sekretariat Daerah
mempunyai tugas dan kewajiban membantu Gubernur, Bupati atau Walikota
dalam menyusun kebijakan dan mengoorDinasikan Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah. Pengertian pertanggung jawaban Kepala Dinas,
Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah
melalui Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang
meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas Daerah, Sekretariat DPRD
dan Lembaga Teknis Daerah, dengan demikian Kepala Dinas, Sekretaris
DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah bukan
merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD)
merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai
tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi
keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan
menyediakan serta mengoorDinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
Badan Pengawasan Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat
Provinsi, Inspektorat Kabupaten, dan Inspektorat Kota adalah unsur
pengawasan daerah yang dipimpin oleh Inspektur, yang dalam pelaksanaan
tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur, Bupati atau
Walikota.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur
perencana penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas
Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Unit Pelaksana Teknis
adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan.
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala
daerah. Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.
Rumah Sakit Daerah adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang dikategorikan ke
dalam Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus Daerah.
Beberapa perangkat daerah yang menangani fungsi pengawasan,
kepegawaian, rumah sakit, dan keuangan, mengingat tugas dan fungsinya
merupakan amanat peraturan perundang-undangan, maka perangkat daerah
tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, dan pedoman teknis mengenai organisasi dan tata kerja diatur
tersendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP, TUGAS, PERAN, DAN WEWENANG PEMERINTAH
DAERAH

3.1 Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov)


Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) terdiri atas Gubernur dan
Perangkat Daerah. Gubernur, adalah jabatan politik di Indonesia. Gubernur
merupakan kepala daerah untuk wilayah provinsi. Gubernur dipilih bersama
wakilnya dalam satu paket pasangan yang dipilih secara langsung oleh rakyat
di provinsi setempat untuk masa jabatan 5 tahun, sehingga dalam hal ini
gubernur bertanggung jawab kepada rakyat. Gubernur terpilih kemudian
dilantik oleh Presiden, dan dapat juga dilantik oleh Mendagri atas nama
Presiden.
Selain itu, gubernur juga berkedudukan sebagai wakil pemerintah pusat
di wilayah provinsi bersangkutan, sehingga dalam hal ini, gubernur
bertanggung jawab kepada presiden.
Dan kewenangan gubenur diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Tugas dan
Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi.
 Gubernur
Gubernur, adalah jabatan politik di Indonesia. Gubernur
merupakan kepala daerah untuk wilayah provinsi. Gubernur dipilih
bersama wakilnya dalam satu paket pasangan yang dipilih secara
langsung oleh rakyat di provinsi setempat untuk masa jabatan 5 tahun,
sehingga dalam hal ini gubernur bertanggung jawab kepada rakyat.
Gubernur terpilih kemudian dilantik oleh Presiden, dan dapat juga
dilantik oleh Mendagri atas nama Presiden.
Selain itu, gubernur juga berkedudukan sebagai wakil pemerintah
pusat di wilayah provinsi bersangkutan, sehingga dalam hal ini,
gubernur bertanggung jawab kepada presiden. Dan kewenangan
gubernur diatur dalam UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 19 Tahun
2010.
Gubernur sebagai wakil Pemerintah memiliki tugas melaksanakan
urusan pemerintahan meliputi:
a. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah
daerah provinsi dengan instansi vertikal, dan antar instansi
vertikal di wilayah provinsi yang bersangkutan
b. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah
daerah provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota di
wilayah provinsi yang bersangkutan
c. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antar pemerintahan
daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan
d. Koordinasi dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian
serta evaluasi RPJPD, RPJMD, dan RKPD kabupaten dan kota
agar mengacu pada RPJPD, RPJMD, dan RKPD provinsi serta
RPJPN, RPJMN, dan RKP serta kebijakan pembangunan
nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah
e. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan di daerah provinsi dan
kabupaten/kota
f. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kabupaten/kota
g. Menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
h. Menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan
demokrasi memelihara stabilitas politik; dan
i. Menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di
daerah. (2) Selain melaksanakan urusan pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), gubernur sebagai wakil
Pemerintah juga melaksanakan urusan pemerintahan di wilayah
provinsi yang menjadi kewenangan Pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Perangkat Daerah
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada
Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada Daerah
Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota,
Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Perangkat
Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan
pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi
Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat
dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian
organisasi perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk
Provinsi dan oleh Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan
jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Di dalam Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat
Daerah,Sekretariat Daerah Provinsi, Dinas Daerah (Prov) dan
Lembaga Teknis Daerah (Prov).
1. Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) merupakan unsur
pembantu pimpinan Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh
Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur. Sekretariat Daerah Propinsi bertugas
membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata
laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada
seluruh Perangkat Daerah Propinsi. Sekretaris Daerah untuk
provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul
Gubernur.
Sekretaris Daerah dibantu oleh beberapa asisten. Sekretariat
Daerah Provinsi terdiri atas sebanyak-banyaknya 5 Asisten;
dimana Asisten masing-masing terdiri dari 3 biro.
2. Dinas Daerah Provinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Provinsi dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dapat ditugaskan
untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang
dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Gubernur selaku
Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi.
Untuk melaksanakan kewengan Provinsi di Daerah
Kabupaten/Kota, dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas
Daerah (UPTD) provinsi yangwilayah kerjanya meliputi satu
atau beberapa Daerah Kabupaten/Kota. UPTD tersebut
merupakan bagian dari Dinas Daerah Provinsi.
3. Lembaga Teknis Daerah Provinsi adalah unsur pelaksana
pemerintah daerah. Daerah dapat berarti provinsi, kabupaten,
atau kota. Untuk daerah provinsi, lembaga teknis daerah
dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris
daerah.
Demikian pula untuk daerah kabupaten/kota, lembaga teknis
daerah dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris
daerah. Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan
tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup oleh
sekretariat daerah dan dinas daerah dalam lingkup tugasnya.
Tugas tertentu tersebut meliputi: bidang penelitian dan
pengembangan, perencanaan, pengawasan, pendidikan dan
pelatihan, perpustakaan, kearsipan dan dokumentasi,
kependudukan, dan pelayanan kesehatan. Lembaga teknis
daerah menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan teknis
sesuai dengan lingkup tugasnya, serta penunjang
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Lembaga teknis daerah
dapat berbentuk "badan", "Kantor", dan "Rumah Sakit".
Contoh lembaga teknis daerah adalah: Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Kepegawaian
Daerah (BKD), Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Daerah, serta Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.

3.2 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot)


Bupati / Walikota : Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia
adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Seorang Bupati sejajar dengan
Walikota, yakni kepala daerah untuk daerah kota. Pada dasarnya, Bupati
memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD kabupaten.
Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di
kabupaten setempat. Bupati merupakan jabatan politis (karena diusulkan oleh
partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.
Di atur dalam UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah antara
lain tugasnya :
1. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam pelaksanaan tugasnya
sebagai Kepala Daerah, Kepala Pemerintahan sekaligus mewakili
pemerintahan pusat di daerah
2. Melaksanakan amanat rakyat dengan memimpin dan menyelenggarakan
pemerintahan daerah sesuai per-UU-an yang berlaku
3. Bersama-sama DPRD Prov/Kab/Kota menetapkan Peraturan Daerah
dan Peraturan lainnya
4. Melaksanakan Peraturan Perundangan dan peraturan lainnya termasuk
Perda dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
5. Mengangkat dan memberhentikan Kepala SKPD/Unit Kerja di
lingkungannya.
6. Bertanggungjawab dan mewakili daerah didalam dan diluar pengadilan
7. Dan lain-lain
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota pada Daerah Kabupaten/Kota terdiri
atas:
1. Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pembantu
pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. Sekretariat
Daerah Kabupaten/Kota bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan
tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana
serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah untuk kabupaten/kota diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota. Sekretariat Daerah
Kabupaten/Kota terdiri atas sebanyak-banyaknya 3 Asisten; dimana Asisten
masing-masing terdiri dari sebanyak-banyaknya 4 bagian.

2. Dinas Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana Pemerintah


Kabupaten/Kota dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Daerah Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
desentralisasi. Pada Dinas Daerah Kabupaten/Kota dapat dibentuk Unit
Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
sebagian tugas Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan.

3. Lembaga Teknis Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pelaksana


pemerintah daerah untuk daerah kabupaten/kota, lembaga teknis daerah
dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah. Lembaga teknis daerah
mempunyai tugas melaksanakan tugas tertentu yang karena sifatnya tidak
tercakup oleh sekretariat daerah dan dinas faerah dalam lingkup tugasnya.
Tugas tertentu tersebut meliputi: bidang penelitian dan pengembangan,
perencanaan, pengawasan, pendidikan dan pelatihan, perpustakaan, kearsipan
dan dokumentasi, kependudukan, dan pelayanan kesehatan. Lembaga teknis
daerah menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya, serta penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-
kelurahan. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai
perangkat daerah kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008).
Kedudukan kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai
pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan
dipimpin oleh camat. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota
sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu
dan dipimpin oleh camat. Sedangkan Camat berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah.
5. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan
merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau
kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa.
Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih
terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya
menjadi kelurahan
Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan
pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi
Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan
berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat
daerah dilakukan oleh Pemerintah Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan
perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Didalam Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota terdiri atas Sekretariat Daerah (Kab/Kota), Dinas Daerah
(Kab/Kota), Lembaga Teknis Daerah (Kab/Kota), Kecamatan, Kelurahan.

3.3 Perbedaan Tugas dan Wewenang Pemprov dan Pemkot/Pemkab

No Provinsi Kota / Kabupaten


1 perencanaan dan pengendalian pembangunan; perencanaan dan pengendalian
pembangunan;
2 perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan perencanaan, pemanfaatan dan
tata ruang; pengawasan tata ruang;
3 penyelenggaraan ketertiban umum dan penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat; ketenteraman masyarakat;
4 penyediaan sarana dan prasarana umum; penyediaan sarana dan prasarana umum;
5 penanganan di bidang kesehatan; penanganan di bidang kesehatan;
6 penyelenggaraan pendidikan dan alokasi penyelenggaraan pendidikan dan alokasi
sumber daya manusia potensial; sumber daya manusia potensial;
7 penanggulangan masalah sosial lalu litas penanggulangan masalah sosial;
kabupaten/kota;
8 pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas pelayanan bidang ketenagakerjaan;
kabupaten/kota;
9 fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil fasilitas pengembangan koperasi, usaha
dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota; kecil dan menengah;
10 pengendalian lingkungan hidup; pengendalian lingkungan hidup;
11 pelayanan pertanahan termasuk lintas batas pelayanan pertanahan;
kabupaten/kota;
12 pelayanan kependudukan dan catatan sipil; pelayanan kependudukan dan catatan
sipil;
13 pelayanan administrasi umum pemerintahan; pelayanan administrasi umum
pemerintahan;
14 pelayanan administrasi penanaman modal pelayanan administrasi penanaman
termasuk lintas kabupaten/kota; modal;
15 penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang penyelenggaraan pelayanan dasar
belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota; lainnya;
16 urusan wajib lainnya yang dimanfaatkan oleh urusan wajib lainnya yang dimanfaatkan
peraturan perundang-undangan. oleh peraturan perundang-undangan.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Penyelenggaraan


Pemerintah Daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara
pemerintahan daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah
daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Gubernur, Bupati dan Walikota
masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota dipilih secara demokratis. Pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
Susunan Pemerintah Daerah adalah dibagi menjadi dua yakni Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah
adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Gubernur,
Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah. Pemerintah Daerah dapat berupa
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat
Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas
Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Baik dari
Pemerintah Provinsi ataupun Kabupaten/Kota yang keduanya sebagi
penyelenggara Pemerintahan Daerah mempunyai tugas dan wewenang masing-
masing yang telah diatur di dalam konstitusi Negara Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adiprojo. 2010. Fungsi dan Peran Pemerintah Daerah.


http://abdiprojo.blogspot.com/2010/04/fungsi-dan-peran-pemerintah-
daerah.html
Adiprojo. 2010. Pengertian Tentang Pemerintah Daerah.
http://abdiprojo.blogspot.com/2010/04/pengertian-tentang-pemerintah-
daerah.html
Anonim. 2010. Kewenangan Pemerintah Daerah.
http://medizton.wordpress.com/2010/05/15/kewenangan-pemerintah-
daerah/
Anonim. 2011. Tentang Tugas, Fungsi, dan Wewenang.
http://2frameit.blogspot.com/2011/12/tentang-tugas-fungsi-dan-
wewenang.html
Anonim. 2011. Urgensi Partisipasi Publik dalam.
http://studihukum.blogspot.com/2011/01/urgensi-partisipasi-publik-
dalam_07.html
Anonim. Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan.
http://id.shvoong.com/law-and-politics/administrative-law/2203866-
urusan-pemerintahan-yang-menjadi-kewenangan/
Peran dan Fungsi Pemda. http://www.scribd.com/doc/45733420/Peran-Fungsi-
Pemda
Sukri. 2011. Apakah Perbedaan antara Kabupaten dan Kota.
http://syukriy.wordpress.com/2011/02/01/apakah-perbedaan-antara-
kabupaten-dan-kota/
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_perwakilan_rakyat_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
http://www.scribd.com/doc/23716381/5-PERAN-PEMERINTAH-DAERAH

Anda mungkin juga menyukai