Anda di halaman 1dari 10

Pajak Penghasilan

Pasal 25
Anggota kelompok E :
● Juniar Rahma Santoso 205030200111037
● Daniel Setyawan 205030200111084
● Wisnu Danuarta Putratiarso 205030200111107
● Vadia Stevani 205030200111120
● Khurotunnisa 205030201111082
TABLE OF CONTENTS

01 Pengertian PPh Pasal 25

02 Angsuran Dalam Tahun Berjalan

03 Besarnya Angsuran dalam Tahun Berjalan

04 Kasus - Kasus perhitungan PPh pasal 25


01. Pengertian PPh Pasal 25

Pajak Penghasilan Pasal 25 merupakan pungutan pajak yang


dibayarkan secara angsuran dalam tahun pajak berjalan. Yang
didalam proses pembayarannya, wajib pajak (pribadi maupun badan)
diwajibkan membayarkan pajak tersebut secara mandiri setiap
bulannya dan tidak dapat diwakilkan. Hal ini bertujuan untuk
meringankan beban wajib pajak, mengingat pajak yang terutang
harus dilunasi dalam waktu satu tahun.

Batas Waktu Pembayaran :


Pajak Penghasilan Pasal 25 dibayarkan dengan melakukan penyetoran
rutin setiap bulannya, dan dibayarkan paling lambat pada tanggal 15
bulan berikutnya. Sebagai contohnya, untuk masa pajak Maret 2022,
maka angsuran PPh Pasal 25 disetorkan paling lambat tanggal 15 April
2022
02
Angsuran dalam
Tahun Berjalan
Angsuran pajak dalam tahun berjalan adalah Pajak
Penghasilan Pasal 25 yang berkewajiban untuk dibayar
secara mandiri oleh Wajib Pajak setiap bulannya.
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan besarnya
angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu, yaitu :

● Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian,

● Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur,

● SPT Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu disampaikan setelah lewat batas
waktu yang ditentukan,

● Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Pajak


Penghasilan,

● Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Pajak Penghasilan yang mengakibatkan


angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan,

● Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak

*SPT : Surat Pemberitahuan Tahunan


Besarnya Angsuran PPh
03 Pasal 25 Tahun berjalan

PPh Pasal 25 ayat (1) : Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan
yang terutang menurut SPT Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:

a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan


Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22; dan

b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan (Pasal 24),

Kemudian, dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 Tahun berjalan Menurut
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.03/2009

Wajib Pajak Angsurannya adalah sebesar PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarif
umum atas penghasilan neto sebulan yang disetahunkan, lalu dibagi 12.
Baru

Wajib Pajak Bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi : PPh dihitung berdasarkan
penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan
terakhir yang disetahunkan dikurangi PPh 24 yang dibayar atau terutang di luar
Bank, BUMN, negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12.
BUMD, WP
Wajib Pajak BUMN dan BUMD : PPh dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
masuk bursa laba-rugi fiskal menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun pajak
yang bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23, serta PPh
Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri tahun pajak yang lalu, dibagi 12.
Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 Tahun berjalan Menurut
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.03/2009

Wajib Pajak orang Yaitu Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai
pribadi pengusaha Pedagang Pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha. Besar
angsuran PPh pasal 25 nya adalah sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima
tertentu
persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat
usaha tersebut

Wajib Pajak
lainnya PPh dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut
(yang berdasarkan laporan keuangan berkala terakhir yang disetahunkan dikurangi dengan
ketentuan peraturan pemotongan dan pemungutan PPh 22, 23, serta Pasal 24 yang dibayar atau
perundang - undangan terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12.
harus membuat laporan
keuangan berkala)

*Laba-rugi fiskal : Laba kena pajak/Laba Rugi yang akan digunakan untuk menghitung
besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Yang Terutang
04. Kasus Perhitungan
PPh Pasal 25
Berdasarkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Penyelesaian :
Tahun 2018, Tuan Bintang memiliki jumlah pajak
penghasilan terutang sebesar Rp55.000.000. Pajak Terutang = 55.000.000
Adapun jumlah kredit pajak Tuan Bintang
selama tahun 2018 adalah Rp31.000.000 dengan Dikurangi dengan :
rincian sebagai berikut: Kredit PPh 21 = (15.000.000)

Kredit PPh 22 = (10.000.000)


● PPh Pasal 21 Rp15.000.000
● PPh Pasal 22 Rp10.000.000 Kredit PPh 23 = (3.000.000)
● PPh Pasal 23 Rp3.000.000 Kredit PPh 24 = (3.000.000)
● PPh Pasal 24 Rp3.000.000 = (31.000.000)

Total angsuran PPh 25 selama 2014 = 24.000.000


Hitunglah berapa besarnya angsuran PPh Pasal
25 untuk Tuan Bintang di tahun 2019? Angsuran PPh 25 Per Bulan = Rp 2.000.000
= 24.000.000/12 bulan
THANKS!
— Any Question?

Anda mungkin juga menyukai