Anda di halaman 1dari 1

penentuan gaji pokok di Indonesia didasarkan pada teori human capital, yaitu gaji pegawai

diberikan sebanding dengan tingkat pendidikan dan latihan yang dicapainya. artinya sistem
penggajian di Indonesia pada umumnya mempergunakan gaji pokok yang didasarkan pada
kepangkatan dan masa kerja. Pangkat seseorang umumnya didasarkan pada tingkat pendidikan
dan pengalaman kerja.
Secara teori, hal ini masih bisa diterima karena Sebagian orang berpendapat orang yang
menempuh Pendidikan S1 lebih mumpuni dalam melaksanakan tanggung jawab dengan bekal
pengalaman dimasa bangku kuliah. Karena, metode di Pendidikan S1 dan sekolah sangatlah
berbeda. Orang yang menempuh Pendidikan S1 lebih berfokus pada program Pendidikan yang
dipilih bukan pengetahuan umum seperti di masa SLTA, sehingga secara tingkat penguasaan
lebih baik yang latar belakangnya S1 dibandingkan SLTA.
Menurut saya, kelebihan atas hal tersebut adalah orang-orang akan merasa termotivasi untuk
menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi agar dapat mencari pekerjaan yang layak dan
menerima upah yang di harapkan, sebab dengan memiliki pendidikan yang lebih tinggi, maka
upah/gaji yang diterima akan ikut lebih tinggi dikarenakan tingkat pendidikan yang diterima di
masa kuliah lebih tinggi daripada pendidikan SLTA/sederajat, namun kelemahannya ternyata
beban kerja dan tanggung jawab yang diemban antara pegawai dengan pendidikan tinggi dan
rendah memiliki bobot yang sama yang cenderung menimbulkan ketidakadilan.
Untuk mengatasi ketidakadilan tersebut, organisasi dapat menilai hasil kerja pegawai sesuai
dengan fakta di lapangan, dimana pegawai dengan tingkat kemampuan kerja yang lebih baik
dapat diberikan kenaikan upah tanpa memandang tingkat pendidikannya.

Sumber refernsi :
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
https://id.scribd.com/document/170828394/Sistem-Pengupahan

Anda mungkin juga menyukai