1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perawatan GSE dan
Peralatan Bandara”.
Terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini,
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini dan semoga makalah ini dapat menjadi bahan informasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam hal Thermal Over Load Relay
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. 3
1. Pendahuluan………………………………………………………………………. 4
3. Kesimpulan………………………………………………………………………..,,, 13
3
1. PENDAHULUAN
Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan
melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih supaya motor listrik tidak mengalami
kerusakan yang fatal. Rele pengaman arus lebih merupakan pengamanan motor akibat adanya
arus lebih/beban lebih. Pengaman beban lebih atau over load yang digunakan pada instalasi
motor listrik adalah Thermal Over Load Relay (TOR/TOL). Jika arus yang melalui penghantar
yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau setting TOR/TOL, maka TOR/TOL drop atau
terputus sehingga rangkaian yang menuju motor listrik terputus. Thermal Over Load Relay
(TOR/TOL) biasanya digandengkan dengan kontaktor, dipasaran ada juga pengaman beban lebih
yang terintegrasi pada Motor Circuit Breaker. Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke
kontak utama 2, 4, dan 6 sebelum dihubungkan ke beban (motor). Gunanya untuk memberikan
perlindungan terhadap motor dari kerusakan akibat beban lebih.
4
2. THERMAL OVER LOAD RELAY (TOR/TOL)
6
2.3 Prinsip Kerja Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)
Prinsip kerja Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) berdasarkan panas (temperatur) yang
ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal, yang
mengakibatkan bimetal melengkung selanjutnya akan menggerakan kontak-kontak mekanik
pemutus rangkaian listrik kontak 95 – 96 membuka dan kontak 97 – 98 menutup. TOR dipasang
secara seri dengan kontak utama kontaktor magnit.
Pada bimetal dialiri arus utama. Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan membengkok dan
secara mekanis akan mendorong kontak bantu Normally Close (NC) 95-96. Oleh karena dalam
prakteknya kontak bantu NC 95-96 disambung seri pada rangkaian koil kontaktor magnit, maka
jika NC lepas, koil kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit tidak aktif dan memutuskan
kontak utama. Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur jarak pendorong
kontak. Dalam prakteknya pada permukaan rele pengaman arus lebih terdapat bidang kecil yang
berbentuk lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus. Juga terdapat tombol
tekan untuk mereset.
Prinsip kerja dari bimetal pada TOR ditunjukkan pada Gambar 3.2 di bawah ini.
7
Jika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan menyebabkan penghantar panas.
Panas pada penghantar melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan selanjutnya aliran
listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik belitannya tidak sampai terbakar.
Diagram hubungan kontak-kontak pada TOR ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
8
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur
dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai diperoleh harga yang
diinginkan.
Konstruksi TOR
Perlengkapan lain dari thermal beban lebih adalah reset mekanik yang fungsinya untuk
normal) dan kontak 97 – 98 (membuka dalam keadaan normal). Setelah tombol reset ditekan
maka kontak 95 – 96 yang semula membuka akibat beban lebih akan kembali menutup dan
kontak 97 – 98 akan kembali membuka. Bagian lain dari thermal beban lebih adalah pengatur
batas arus.
9
2.4 Karakteristik TOR
Karakteristik motor harus diketahui karakteristik thermalnya berdasarkan informasi dari motor
(name plate) tersebut.
Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu:
1. Pelindung beban lebih / Overload.
2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance.
3. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
Pada motor FDF arus yang mengalir normal adalah 138 Ampere,sedangkan pada TOR arus
disetting sebesar 155 Ampere, karena menurut aturannya I-setting = I nominal x 110% .
10
2.5.1. Proteksi Terhadap Efek Thermal
Manusia perlengkapan pasangan tetap, dan bahan pasangan tetap yang berdekatan dengan
perlengkapan listrik harus di beri proteksi terhadap efek panas yang berbahaya yang di hasilkan
oleh perlengkapan listrik, atau radiasi thermal, terutama efek berikut ini :
1) Pembakaran atau penurunan mutu (degradasi) bahan.
2) Resiko luka bakar
3) Pemburukan fungsi kesemutan dari perlengkapan yang terpasang
Semua arus yang disebabkan hubung pendek yang terjadi pada setiap titik sirkit harus
diputus dalam waktu yang tidak melampaui waktu yang membuat penghantar mencapai suhu
11
batas yang
12
dapat diterima.Untuk hubung singkat /pendek yang mendasari sampai dengan 5 detik,maka
waktu ( t )dapat dihitung dari rumus pendekatan sebagai berikut.
13
KESIMPULAN
Thermal overload relay adalah alat yang berfungsi untuk menjaga dan melindungi motor listrik
dari gangguan beban lebih agar motor listrik tidak mengalami kerusakan yang fatal. Arus yang
terlalu besar pada beban atau motor listrik akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat
mengakibatkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Beberapa factor yang dapat
menyebabkan terjadinya beban berlebih antara lain, yaitu :
1. Beban mekanik pada motor
2. Arus start
3. Terjadi hubung singkat pada motor listrik
4. Motor listrik hanya bekerja dengan 2 phasa
Prinsip kerja thermal overload relay yaitu berdasarkan panas (temperature) yang ditimbulkan
oleh arus yang mengalir pada elemen-elemen panas bimetal. Peralatan proteksi untuk instalasi
pengontrolan motor, meliputi :
a. Hubung singkat
b. Arus lebih
c. Sambar petir
d. Tegangan lebih
14
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, Supari dan Joko. 2009. Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik.
Surabaya: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Departemen Pendidikan Nasional.
Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri Jilid 2 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, dan Departemen Pendidikan Nasional.
15