Anda di halaman 1dari 30

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I PADA MATA


PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PICTURE and
PICTURE DI SD NEGERI SWATO BARU KECAMATAN SALAM
BABARIS KABUPATEN TAPIN

Dewi Intan Lestari


NIM 858297719
Dewiintanlestari281296@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar. Dalam pembelajaran Matematika
siswa kurang aktif karena dalam pembelajaran guru belum menggunakan model
pembelajaran yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas II pada materi mengurutkan bilangan menggunakan model Picture and
Picture. Sumber data penelitian ini adalah Siswa Kelas I SD Negeri Swato Baru Kecamatan
Salam babaris Kabupaten Tapin dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 siswa. Waktu
penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2021/2022. Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 13 April 2022
dan Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 18 April 2022. Hasil belajar siswa pada siklus 1
sebanyak 13 siswa dari 23 siswa (67%) tuntas KKM (= 70). Pada siklus II meningkat menjadi
20 siswa (97%). Kesimpulan dari penelitian perbaikan pembelajaran dengan menggunaan
model Picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada materi
Penerapan nilai- nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Hasil Belajar,Pembelajaran PKn,Model Picture and Picture


2

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan setiap waktu, mulai dari masa pranatal hingga diakhir hayatnya.
begitu juga dengan perkembangan model pembelajaran. Guru yang baik, bukan
saja harus menguasai spesialisasi ilmunya, akan tetapi harus mengenal proses
belajar manusia, cara-cara mengajar, penggunaan alat-alat peraga, teknik
penilaian, dan sebagainya. Jadi, ia harus menguasai tentang cara penyampaian.
Guru yang hanya menguasai bidang ilmunya saja belum tentu mampu membuat
siswa-siswanya mudah memahami pelajarannya. Dalam proses pengajaran, unsur
proses belajar memegang peranan yang vital. Mengajar adalah proses
membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila
terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap
guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan
serasi bagi siswa-siswa.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20


Tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan kemampuan guru, Hamalik mengemukakan bahwa :


Depdiknas. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003.
Jakarta. hal
70 1 2 Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru juga akan
lebih dituntut aktualisasinya. misalnya kemampuannya dalam: 1) merencanakan
pembelajaran dan merumuskan tujuan, 2) mengelola kegiatan individu, 3)
menggunakan multi metoda, dan memanfaatkan media, 4) berkomunikasi
interaktif dengan baik, 5) memotivasi dan memberikan respons, 6) melibatkan
siswa dalam aktivitas, 7) mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa, 8)
melaksanakan dan mengelola pembelajaran, 9) menguasai materi pelajaran, 10)
memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran, 11) memberikan bimbingan,
3

berinteraksi dengan sejawat dan bertanggungjawab kepada konstituen serta, 12)


mampu melaksanakan penelitian2.
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi
kepada peserta didik. Sesuai dengan kemajuan dan tuntutan zaman, guru memiliki
kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar
mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Dalam pada itu,
guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat
membimbing peserta didik secara optimal. Banyaknya problematika yang
dihadapi siswa disekolah merupakan masalah yang sangat penting yang harus
diketahui oleh guru. Sebab hal itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajarnya. Masalah-masalah yang membuat para siswa kurang belajar tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor kesehatan, keadaan sosial,
keadaan keluarga atau pergaulan, dan berbagai macam masalah pribadi lainnya.
Melihat pentingnya peningkatan hasil belajar bagi seorang siswa, maka dituntut
untuk lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Untuk memenuhi tuntutan
itu siswa harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Guru harus dapat
mengidentifikasi segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Siswa yang
memiliki masalah seperti kurang motivasi belajar, kurang berkonsentrasi, kurang
percaya diri, kurang bisa membagi waktu dan tidak bisa bersosialisasi harus
diberikan dukungan dan bantuan untuk memecahkan masalahnya dengan
pemberian pertimbangan pemecahan masalah yang tepat.

Selanjutnya di tingkat kelas, Daniel Muijs dkk menjelaskan karakteristik guru


dalam pembelajaran yang efektif adalah :

1. guru bertanggung jawab memerintahkan berbagai kegiatan selama sekolah,


yakni mengajar yang terstruktur.
2. Siswa memiliki tanggung jawab atas tugasnya dan bersikap mandiri selama
sesi tugas-tugas tersebut.
3. Interaksi yang tinggi dengan seluruh kelas
4. guru memberikan banyak tugas yang menantang
5. keterlibatan yang tinggi di berbagai tugas
6. atmosfer yang positif di kelas
4

7. guru menunjukan penghargaan dan dorongan yang besar kepada anak


didiknya.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan, karena pelajaran matematika merupakan sarana
yang dapat digunakan untuk dapat membentuk siswa berfikir secara ilmiah.
Sesuai dengan fungsinya, pembelajaran matematika bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus
matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami agar proses pembelajaran


matematika dapat berjalan secara efektif, maka guru harus mengajar yang
terstruktur maksudnya guru mengajarkan siswa tidak hanya sekedar
menyampaikan materi tetapi juga memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dengan guru dan juga berinteraksi dengan sesama siswa, siswa
memiliki tanggung jawab atas tugasnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama
peneliti bertugas di SDN Swato baru kecamatan salam babaris kabupaten tapin
ditemui gejala-gejala atau fenomena khususnya pada pembelajaran matematika
yakni sebagai berikut: Sebagian siswa kurang aktif dalam materi pelajaran
matematika yang disajikan, hal ini terlihat dari kegiatan anak yang cenderung
hanya diam mendengarkan guru menyampaikan materi tanpa ada yang
menanggapi.

1. Diantara 20 siswa hanya 8 sampai 11 orang yang tergolong aktif dalam


tanya jawab dengan guru kelas

2. Kurangnya perhatian siswa saat guru menerangkan materi pelajaran di


kelas, hal ini terlihat 6 orang yang berbicara dengan temannya ketika guru
menerangkan materi pelajaran.

3. Kurangnya penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan, hal ini


terlihat dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan maupun nilai mid
semester siswa yang mayoritas di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 65.
5

Dari fenomena-fenomena atau gejala-gejala tersebut di atas, terlihat bahwa


pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru khususnya pada bidang studi
matematika kurang menarik perhatian siswa dan terkesan membosankan. Dengan
kata lain hasil belajar anak pada bidang studi matematika cenderung rendah. Guru
telah berusaha mengadakan perbaikan dengan memberikan latihan dan pekerjaan
rumah setiap akhir pertemuan, namun belum mencapahasil yang diinginkan, oleh
karena itu peneliti ingin memperbaikinya.

Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran


Picture and Picture. Tipe Picture and Picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Penerapan
model pembelajaran Picture and Picture dalam proses pembelajaran matematika
dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran picture and picture dapat
dijelaskan yaitu (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2)
Menyajikan materi sebagai pengantar, (3) Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, (4) Guru menunjuk/memanggil
siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis, (5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut,
(6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/ materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, (7) Kesimpulan/rangkuman
Berdasarkan langkah-langkah dan keunggulan Model pembelajaran picture and
picture di atas, maka akan membuat belajar lebih baik guna meningkatkan hasil
belajar khusunya pada mata pelajaran Matematika. Oleh sebab itu, peneliti tertarik
ingin melakukan suatu penelitian tindakan sebagai upaya dalam melakukan
perbaikan terhadap pembelajaran dengan judul : “MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS I PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI MODEL PICTURE and PICTURE DI SD NEGERI SWATO
BARU KECAMATAN SALAM BABARIS KABUPATEN TAPIN”.

1. Identifikasi Masalah
Hasil identifikasi masalah yang di dapat adalah:
6

a. Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran.


b. Kurangnya motivasi belajar siswa.
c. Kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.
d. Siswa tidak fokus dalam pembelajaran
e. Siswa terlalu pasif dalam pembelajaran
f. Siswa belum terbiasa dengan media gambar dalam proses pembelajaran.

2. Analisis Masalah
Setelah di diskusikan dengan supervisor diketahui bahwa faktor
penyebab siswa kurang menguasai materi pembelajaran yang diajarkan
adalah:
a. Media dan Metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga perlu untuk
mengganti metode dengan lebih variatif.
b. Kurangnya motivasi dari guru sehingga minat belajar siswa kurang
c. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis masalah diatas, langkah selanjutnya guru
merencanakan alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses
pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan
masalah .
Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti berupaya melakukan
penelitian perbaikan pembelajaran dengan judul penelitian
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I PADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PICTURE
and PICTURE DI SD NEGERI SWATO BARU KECAMATAN SALAM
BABARIS KABUPATEN TAPIN”.

B. Rumusan Masalah
7

Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada pelajaran


matematika Menggunakan Model Picture and Picture di SDN Swato Baru
Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin?.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan penggunaan model
Picture and Picture di SDN Swato Baru.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Matematika .
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
c. Dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajar.

2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar yang
kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil belajar
siswa baik.
b. Sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan media
pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
c. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya,
sebagai upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa

3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran untuk usaha-usaha peningkatan kualitas
pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, khususnya di SDN Swato Baru
Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin.
8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Belajar Matematika


1. Pengertian Belajar
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan,
itu menurut pendapat tradisional. Pendapat moderen merumuskan
belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Cronback dalam
(Djamarah, 2002:13). Skiner menyatakan belajar adalah “learning is
aprocess of progresipe behai veradaption” yaitu bahwa belajar
merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif
(http:/kuliah psikologi-dekrizky.com/pengertian belajar).
Gagne dalam (Nasution, 2002:4.3) belajar itu merupakan suatu
proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya
tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru.
Seorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang
apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, dan perubahan tersebut berlangsung lama, sedang menurut
Usman dan Setiowati (2001). Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku, ini bukan
9

disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses


pematangan. Perubahan yang terjadi karena belajr dapat berupa
perubahan- perubahan dalam kebiasaan kecakapan atau dalam ketiga
aspek yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), keterampilan
(psikomoto).
Kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku dalam bentuk kemampuan atau penguasaan sikap dan tingkah
laku serta keterampilan yang terjadi karena adanya uasaha dan bukan
hasil pertumbuhan dan perkembangan secara alamiah.
2. Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema
yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa
Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang seluruhnya
berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa dan aturan
yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan
struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Susanto (2016:183)
memaparkan bahwa matematika merupakan gagasan abstrak yang berisi
simbol-simbol sehingga perlu adanya pemahaman konsep-konsep
matematika terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol.

B. model pembelajaran picture and picture


1. pengertian picture and picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis.
Dengan penggunaan metode ini diharapkan guru lebih mengetahui
kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis.
Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran picture and picture
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi.
10

4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/


mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut.
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan/rangkuman.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran Picture and Picture adalah merupakan metode mengajar
dengan menggunakan gambar. Dengan demikian metode pembelajaran
picture and picture diharapkan dapat menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran kemudian dapat mendorong minat siswa untuk lebih
memperhatikan pelajaran. Selanjutnya metode pembelajaran picture and
picture juga merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaraan yang
memusatkan pembelajaran pada keikutsertaan siswa secara aktif karena
dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan instruksi guru, disamping guru menggunakan metode ceramah
ataaupun tanya jawab
Ada beberapa keunggulan dalam model pembelajaran picture and
picture, yaitu sebagai berikut :
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2) Melatih berpikir logis dan sistematis.
3) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dan materi secara singkat terlebih dahulu,
4) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari,
5) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada,
6)Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar, dan
7) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
11

langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.


Adapun kekurangan model pembelajaran picture and picture menurut
Istarani (2011: 9) diantaranya:
a. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi
dari materi yang akan diajarkan.
b. Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya.
c. Jika guru kurang ahli dalam mengelola kelas, ada kekhawatiran kelas
akan kacau dan tidak kondusif.
d. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran


picture and picture terdapat beberapa keunggulan dalam proses
pembelajaran, diantaranya guru lebih mengetahui kemampuan masing-
masing siswa dan dapat melatih siswa berfikir secara logis dan sistematis
Untuk itu, dengan keunggulan model pembelajaran picture and picture
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas
1 SDN Swato Baru Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin.
2. Langkah Model Picture and Picture

a. Menyajikan materi sebagai pengantar


b. Guru menunjukan / memperlihatkan gambar – gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
c. Guru menunjukan / memanggil siswa secara bergantian memasang
mengurutkan gambar – gambar  menjadi urutan yang logis
d.   Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
e.  Dari alasan / urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
f. Guru beserta murid menyimpulan materi yang sudah dipelajari

C. Hasil Belajar
Menurut Patta Bundu (2006:15), hasil belajar seseorang sering tidak
langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan
kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, karena
hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
12

setiap tingkah lakunya. Hasil belajar menurut Bloom (Suharsimi Arikunto,


2005:76) dibagi dalam 3 (tiga) ranah yakni :
a. Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran;
b. Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik;
c. Ranah afektif: berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek.
Berdasarkan definisi diatas maka hasil belajar merupakan perubahan
kemampuan pada manusia sebagai hasil dari proses belajar sehingga
bertambah pengetahuannya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan
psikomotor setelah siswa melakukan pengalaman belajar.
Pengertian Hasil Belajar Slameto mendefenisikan bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya16. Sardiman
mengemukakan pada intinya tujuan belajar adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai.
Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan, hasil belajar. Relevan
dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi:
1) Hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)
2) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)
3) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)
Paul Suparno dalam Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam
belajar yaitu:
1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri.
13

4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia


fisik dan lingkungannya.
5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si
subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi
dengan bahan yang sedang dipelajari.
Selanjutnya sardiman mengemukakan bahwa prestasi merupakan hasil
yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.
Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran di sekolah atau diperguruan tinggi yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai Tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.19 Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar atau prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti
pembelajaran atau tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Sehubungan
dengan penelitian ini maka hasil belajar matematika yang dimaksud adalah
nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan Model
pembelajaran picture and picture.

1. Prinsip-prinsip Belajar
Sobry Sutikno mengatakan Prinsip belajar adalah petunjuk atau cara yang
perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa akan berhasil dalam
belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Karena prinsip belajar
akan menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar. Prinsip belajar yang perlu
diketahui adalah sebagai berikut :
1) Belajar perlu memiliki pengalaman dasar.
2) Belajar harus betujuan yang jelas dan terarah
3) Belajar memerlukan situasi yang problematis. Situasi yang problematis
ini akan membantu membangkitkan motivasi belajar. Semakin keras
usaha berfikir untuk memecahkannya.
14

4) Belajar harus memiliki tekat dan kemauan yang keras dan tidak mudah
putus asa.
5) Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan.
6) Belajar memerlukan latihan
7) Belajar memerlukan latihan, dan belajar memerlukan metode yang
tepat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model Pembelajaran
picture
and picture dengan tujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang
baik.
8) Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat
Berdarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa agar
kegiatan belajar berhasil, maka belajar perlu memiliki pengalaman dasar,
harus mempunyai tujuan yang jelas, harus memiliki situasi yang
problematik, harus memiliki tekat yang kuat, belajar harus memiliki
bimbingan, latihan dan belajar harus membutuhkan waktu dan tempat
yang tepat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri seseorang dan
faktor luar (lingkungan sosial). Tulus Tu’u mengemukakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : 1) kecerdasan, 2)
bakat, 3) minat dan perhatian,4) motifasi, 5) cara belajar, 6) lingkungan
belajar, dan 7) sekolah
1) Kecerdasan Artinya bahwa tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki
seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi
belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai macam kecerdasan yang
menonjol yang ada dalam dirinya.
2) Bakat Bakat diartikan sebagai kemampuan yang ada pada seseorang
yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari
orang tuanya.
15

3) Minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap


sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengan dengan baik dan teliti
terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Minat
dan perhatian yang tinggi pada suatu materi akan memberikan dampak
yang baik bagi prestasi belajarnya.
4) Motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.
Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam belajar,
jika siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan
memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.
5) Cara belajar Keberhasilan studi siswa dipengaruhi pula oleh cara
belajarnya. Cara belajar yang efisien memungkinkan siswa mencapai
prestasi yang tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak
efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut: a) Berkonsentrasi
sebelum dan pada saat belajar b) Segera mempelajari kembali bahan
yang telah diterima c) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang
sedang dipelajari, dan berusaha menguasai sebaik-baiknya d) Mencoba
menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal.
6) Lingkungan keluarga Keluarga merupakan salah satu potensi yang
besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa.
7) Sekolah Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang
berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar yang diperoleh oleh siswa dipengaruhi oleh faktor internal (dari
dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa). Dari luar diri
siswa termasuklah di dalamnya perhatian atau bantuan orang tua ketika
anak belajar di rumah.

3. Hubungan antara model pembelajaran picture and picture


dengan hasil
belajar
16

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa metode pembelajaran


picture
and picture adalah merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
15 berorientasi pada kegiatan belajar siswa dengan diserta penggunaan
gambar sebagai instrumen dalam menyampaikan materi pelajaran,
disamping juga menggunakan pendekatan yang lain seperti ceramah, tanya
jawab dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini siswa berkesempatan
untuk menerima materi pelajaran dengan ceramah, tanya jawab, serta
siswa dapat mearasakan dan melakukan secara langsung proses
penerimaan materi dengan cara melihat dan mengaanalisan gambar yang
telah disediakan. Selain itu dengan melihat gambar yang telah di sediakan
oleh guru akan dapat menarik perhatian siswa agar terfokus pada
pelajaran, dan selanjutnya memberikan dorogan kepada siswa untuk lebih
senang mengikuti pelajaran, berdasarkan hal ini diharapkan dengan
penerapan metode pembelajaran picture and
picture dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 1
SDN Swato Baru Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin.
17

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilakukan di SDN
Swato Baru Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin. Penelitian ini
dilakukan di kelas I dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini di lakukan di
SDN Swato Baru Kecamatan Salam Babaris Kabupaten Tapin dengan
jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Keterangan

1 Senin, 04 April 2022 Matematika Prasiklus

2 Senin, 11 April 2022 Matematika Siklus I

3 Senin, 18 April 2022 Matematika Siklus II


18

3. Indikator Keberhasilan
Adapun permasalahan yang dilihat dari hasil kegiatan selama
pelaksanaan perbaikan yang dilakukan di SDN Swato Baru Kecamatan Salam
Babaris Kabupaten Tapin yaitu :
1. Diantara 20 siswa hanya 8 sampai 11 orang yang tergolong aktif dalam
tanya jawab dengan guru kelas

2. Kurangnya perhatian siswa saat guru menerangkan materi pelajaran di


kelas, hal ini terlihat 6 orang yang berbicara dengan temannya ketika guru
menerangkan materi pelajaran.

3. Kurangnya penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan, hal ini


terlihat dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan maupun nilai mid
semester siswa yang mayoritas di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 65

4. Pihak yang Membantu


Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran yang berlangsung
selama dua siklus pembelajaran dibantu oleh Ibu Anik Sumarsih, S.Pd.
sebagai supervisor 2, Bapak abdusalam, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN
Swato Baru, dan Bapak Sabarudin, M.Pd selaku Tutor Mata Kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini melalui
langkah siklus sebanyak dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan
(observing) dan Refleksi (reflecting). (Suharsini Arikunto, 2006).

Gambar 3.1 Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2006).


19

1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Menentukan kelas subyek penelitian;
2) Menyiapkan rencana pembelajaran;
3) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati;
4) Menentukan jenis data;
5) Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantu observasi,
pedoman observasi dan pelaksanaan observasi;
6) Menyusun instrumen penelitian;
20

7) Menetapkan kriteria keberhasilan.

b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang penulis kembangkan
adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan model pembelajaran Picture and Picture;
2) Siswa diminta mengidentifikasi media gambar yang diberikan oleh
guru.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi Matematika.
4) Siswa dan guru membuat kesimpulan.

c. Pengamatan
1) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai
dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga
akhir. Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang
indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan;
2) Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran. Adakah
permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana
mereka mengalami kesulitan;
3) Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada
individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan
masalahnya.

d. Refleksi
1) Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya
membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap
pelaksanaan siklus 1;
2) Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator
pengamatan, membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan
revisi berdasarkan hasil analisis pencapaian indikator.

2. Siklus II
21

a. Perencanaan
1. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1;
2. Menyiapkan lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan
1. Menyiapkan materi matematika berupa kartu angka.
2. Siswa diminta mengidentifikasi gambar yang diberikan guru;
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru
4. Tanya Jawab tentang materi yang belum di pahami;
5. Siswa mengerjakan soal;
6. Guru memberikan penguatan;
7. Siswa dan guru membuat kesimpulan.

c. Pengamatan
1. Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai
dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga
akhir. Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang
indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan;
2. Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran dengan. Adakah
permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana
mereka mengalami kesulitan;
3. Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada
individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan
masalahnya.

d. Refleksi
1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya
membuat suatu refleksi dan membuat kesimpulan;
2. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator
pengamatan.
22

C. Teknik Analisis Data


Untuk mendukung hasil penelitian dan penilaian dilakukan
pengumpulan data-data. Ada dua jenis tehnik pengumpulan data yang
digunakan penulis, yaitu :
1) Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalitis secara
deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata, persentase
keberhasilan belajar dari evaluasi belajar yang dilaksanakan
2) Data kualitatif yaitu data yang berupa hasil observasi dan pengamatan
yang dituangkan dalam informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang aktivitas siswa mengikuti pelajaran dan keterampilan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

Rumus Penskoran :
B
Skor= x 100
N
Keterangan :
B : Skor dari Jawaban Benar
N : Jumlah Skor Maksimal

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus

1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan melalui Video Simulasi Perbaikan


Pembelajaran Siklus I pada hari Senin, 11 April 2022 dengan durasi video selama 3
menit 54 detik dengan tautan https://youtu.be/icQIdFN1JOY
23

langkah kegiatan pada Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus 1 adalah


sebagai berikut :

1) Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehaadiran siswa

2. Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa.

3. Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya

4.Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran hari
ini.

Inti

1. Guru menjelaskan sekitar materi matematika yang akan dijelaskan.

2. Guru menunjukan media pembelajaran berupa kartu angka.

3. Siswa mengamati media pembelajaran yang ditunjukan oleh guru.

4. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang disampaikan

5. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang disampaikan di papan tulis.

6. Guru memberi penguatan tentang jawaban siswa

Guru membagikan lembar evaluasi

Penutup

1. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari


2. Guru Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa
4. Siswa diminta memimpin doa.

1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II dilaksanakan secara simulasi


melalui video Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II pada hari senin, 18 April
2022 dengan durasi video selama 4 menit 22 detik dengan tautan
https://youtu.be/Rka_QcpNVVg
24

langkah kegiatan pada Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus II adalah


sebagai berikut :

1) Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehaadiran siswa

2. Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa.

3. Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya

4.Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran hari
ini.

Inti

1. Guru menjelaskan sekitar materi matematika yang akan dijelaskan.

2. Guru menunjukan media pembelajaran berupa kartu angka.

3. Siswa mengamati media pembelajaran yang ditunjukan oleh guru.

4. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang disampaikan

5. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang disampaikan di papan tulis.

6. Guru memberi penguatan tentang jawaban siswa

Guru membagikan lembar evaluasi

Penutup

1. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari


2. Guru Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa
4. Siswa diminta memimpin doa.

B. pembahasan dari setiap Siklus


25

Ada beberapa temuan dalam pelaksanaan Video Simulasi Perbaikan


Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II yang berupa kelebihan dan
kekurangan.

1. Siklus I

Kelebihan Video Simulasi Pembelajaran Siklus I :

1). Editan video cukup bagus.

2). Urutan atau langkah langkah kegiatan pembelajaran sudah sesuai.

3) mengajak siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

Kelemahan Video Simulasi Pembelajaran Siklus I

1) tidak adanya logo UT pada awal tayangan video.

2). Gambar video pecah

3). Suara asli video tidak terdengar jelas.

4). Media tidak digunakan semua termasuk kartu bilangan.

Pada Video Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I masih perlu disempurnakan


dengan Video Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II dengan memperhatikan
kelemahan atau kekurangan pada Video simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus
I.

2. Siklus II

Dari kekurangan dan kelemahan pada Video Simulasi Perbaikan


Pembelajaran Siklus I maka disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perbaikan (RPP Perbaikan) untuk siklus II.

Dari Video Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II ternyata kekurangan-


kekurangan yang ada pada Video Simulasi Perbaikan Pembelajaran siklus I sudah
bisa diperbaiki diantaranya yaitu :

1). Sudah ada logo Universitas Terbuka pada awal tayangan video simulasi

2). Gambar sudah jelas dan tidak pecah

3). Suara asli sudah terdengar jelas.

4). Guru sudah menggunakan semua media yang ada dengan metode picture and
picture sebelum anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga
kegiatan lebih terarah.
26

Pada siklus I hasil belajar siswa baru mencapai 50% (10 siswa yang
mencapai KKM = 65 ), walaupun ada peningkatan dan ini belum dikatakan
berhasil. Oleh karena itu perlu ada perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Pada siklus II berdasarkan hasil refleksi dan hasil perbaikan


pembelajaran siklus II ternyata hasil belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 80 % (18 Siswa yang mencapai KKM = 70). Maka dapat disimpulkan
bahwa semua aspek – aspek yang belum baik pada siklus I telah diperbaiki
dalam proses perbaikan pembelajaran pada siklus II.
27

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan metode picture and picture pada materi Mengurutkan bilangan 11
sampai dengan 20 dengan kartu bilangan di kelas 1 SDN Swato Baru dapat
meningkatkan aktivitas guru dalam mengajar.
2. Penggunaan metode picture and picture pada materi Mengurutkan bilangan 11
sampai dengan 20 dengan kartu bilangan di kelas 1 SDN Swato Baru dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Penggunaan metode picture and picture pada materi Mengurutkan bilangan 11
sampai dengan 20 dengan kartu bilangan di kelas 1 SDN Swato Baru dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Tinggi rendahnya minat dan hasil belajar siswa tergantung dari peran dan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelasnya.
5. Penggunaan media pembelajaran yang menarik juga ikut berperan dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Kepada guru dapat menjadikan metode picture and picture sebagai alternatif
pemacahan masalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
materi Mengurutkan bilangan 11 sampai dengan 20 dengan kartu bilangan
28

2. Kepada siswa agar dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan arahan serta bimbingan dari guru dalam
melaksanakan suatu model pembelajaran.
3. Kepada sekolah agar bisa membimbing guru dalam hal meningkatkan
kemampuan untuk mempraktekkan model pembelajaran, dan dapat dijadikan
bahan masukan dalam menyediakan alat atau bahan dalam kegiatan
pembelajaran.
29

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.


Jakarta: Raja

Anderson & Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran


Pengajaran dan Assesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom).
Penerjemah: Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2010) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara

Aunurrahman. (2016). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Budiningsih, Asri. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka


Cipta

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT


Remaja

Rosdakarya

Hamzah, A & Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi


Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers

Khairani, M. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo


30

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas


sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.


Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar


Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai