Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN (BAGIAN HAMA) PENGAMATAN HAMA TANAMAN BUAH-BUAHAN KEBUN PERCOBAAN

PUSAT KAJIAN BUAH TROPIKA (PKBT) TAJUR, BOGOR

Oleh: Imam Khoiri (A34080034)

Dosen Pengajar: Dr. Ir. Nina Maryana, M.Si

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pusat kajian buah tropika (PKBT) merupakan pusat penelitian di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-Institut Pertanian Bogor (LPPMIPB) didirikan pada tahun 1996, memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya manusia, menghasilkan varietas unggul untuk menggerakan mata rantai agribisnis dan agroindustri buah-buahan unggulan Indonesia. PKBT memiliki kebun percobaan di Tajur, Pasir Kuda, dan kebun mitra (antara petani dan pengusaha) yang tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat. Kebun percobaan Tajur, bogor, Jawa Barat memiliki luas sekitar 8 ha. Berbagai macam komoditas tanaman buah-buah dikembangkan kebun percobaan ini. Komoditas itu meliputi papaya, melon, pisang, nenas, manggis, dan salak dan lain-lian. Berbagai komoditas yang telah disebutkan sebelumnya, telah dikelola dan telah masuk dalam pasar buah-buahan penting yang bekerja dengan mitra pemasaran buah-buahan dan dapat dinikmati oleh para konsumen di Bogor dan di daerah sekitarnya. Para jajaran pegawai PKBT dan IPB bekerja, memelihara, dan mengembangkan kebun percobaan. Pengembangan varietas baru dan pengembangan tanaman agribisnis buah-buahan skala nasional. Kegiatan di lapangan meliputi kegiatan kultur teknis di lapangan sehingga tanaman tetap terjaga siklus dan tumbuh subur berbuah dengan baik. Di lapangan, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan masalah utama yang dihadapi dalam mengembangkan produksi buah-buahan unggul di kebun ini. Serangan hama pada tanaman buah-buahan sangat merugikan bagi petani dan pengembang agribisnis, buah yang akan dijual memiliki daya jual yang rendah dan terkadang pasar tidak mau untuk menampungnya sebagai buah konsumsi bagi konsumen. Serangan hama perusak tanaman beberapa tahun terakhir membuat beberapa komoditas penting menjadi mati pada luasan tertentu di lapangan. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali serangan hama dan kemudian didukung oleh perubahan iklim di Indonesia membuat beberapa hama serangga berkembang sangat pesat, dan upaya pengendalian hama ini belum mencapai hasil yang memuaskan. Survei dan pengamatan hama-hama pada beberapa tanaman sangat penting dilakukan untuk mengetahui bioekologi dan siklus terjadinya serangan pada tanaman untuk menanggulangi serangan hama-hama tertentu pada tahun-tahun selanjutnya.

Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui hama-hama umum yang menyerang tanaman buah-buahan pada kebun percobaan PKBT Tajur, Bogor, Jawa Barat.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Pengamatan Pengamatan hama tanaman buah-buahan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Juni 2011, di kebun percobaan PKBT Tajur, Bogor, Jawa Barat.

Metode Pengamatan Komoditas tanaman yang menjadi obyek pengamatan adalah tanaman Jambu Biji, Rambutan, Belimbing, Mangga, Manggis, Durian, Pepaya, dan Jeruk. Metode pengamatan dilakukan dengan pengamatan dan pencarian hama pada masing-masing tanaman secara acak dan cermat, dengan lensa pembesar untuk mengamati serangga yang berukuran kecil, menggunakan kamera digital sebagai alat dokumentasi, buku dan alat tulis sebagai alat pencatat nama-nama hama yang menyerang tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hama-hama tanaman buah-buahan adalah salah satu faktor penghambat produksi buah-buahan yang bagus dan bermutu tunggi. Untuk mengetahui hama yang menyerang tanaman buah-buahan maka dilakukan pengamatan. Berdasarkan pengataman, hama-hama tanaman buah-buahan di kebun percobaan PKBT Tajur, Bogor, pada komoditas tanaman Jambu Biji, Rambutan, Belimbing, Mangga, Manggis, Durian, Pepaya, dan Jeruk, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hama Tanaman Jambu Biji Hama-hama umum yang menyerang tanaman Jambu biji meliputi hama kutu kebul Aleurodicus sp. (Hemiptera: Aleyrodidae) yang menyerang daun, lalat buah Bactrocera spp. (Diptera: Tephritidae) menyerang buah, ulat kantung Pteroma pendula (Lepidoptera: Psychidae), dan Trabala sp. (Lepidoptera: lasiocampidae). Hama yang ditemukan pada saat pengamtan di pertanaman Jambu Biji adalah hama ulat kantung Pteroma pendula (Lepidoptera: Psychidae). Keluarga Psychidae ini membentuk kantung dan tinggal di dalamnya sampai dewasa. Hama ini bergerak dengan bergerak mengeluarkan kepala dan sebagian dadanya. Bentuk kantungnya bermacam-macam. Ada yang kecil dan sempit serta ada pula yang besar dan longgar. Jika ulat bertambah besar, kantung bagian mukanya juga diperbesar dan diperpanjang untuk keperluan menggantung saat tidak berjalan. Warna kantung ini hitam kelabu (Pracaya 2007). Pteroma pendula (Lepidoptera: Psychidae) merupakan kelompok ulat kantung yang menyerang tanaman Jambu Biji bagian daun. Spesies ini juga menyerang tanaman tanaman kelapa sawit, pada tahun 1956 terjadi ledakan populasi di perkebunan kelapa sawit Malaysia. Siklus hidup P. pendula pendek, spesies ini membuat kokon dengan panjang 8-10 mm, berbentuk krucut panjang, menggantung pada benang panjang (Kalshoven 1981). 2. Hama Tanaman Rambutan Hama-hama umum yang menyerang tanaman Rambutan di antaranya adalah: Exallomochlus hispidus (hemiptera: Pseudococcidae) menyerang buah rambutan, Endoclita sp. (Lepidoptera: Hepialidae) menyerang batang, Ulat bulu (Lepidoptera: Lymantriidae), Trips (Thysanoptera: Thripidae), Psocoptera, Ulat skipper (Lepidoptera: Hesperidae), slug, ulat Arctiidae, kutu perisai (Hemiptera: Diaspididae), dan Endoclita sereceus (Lepidoptera: Hepialidae). Beberapa hama yang ditemukan saat di lapangan adalah Ulat bulu (Lepidoptera: Lymantriidae), Trips (Thysanoptera: Thripidae), Psocoptera, Ulat skipper (Lepidoptera: Hesperidae), slug, ulat Arctiidae, kutu perisai (Hemiptera: Diaspididae), dan Endoclita sereceus (Lepidoptera: Hepialidae). Ulat bulu (Lepidoptera: Lymantriidae), larva memiliki setae tebal sekunder berumbai-rumbai, kira-kira memiliki 4 rambut dorsal yang pendek tebal atau

rambut-rambut pensil, 2 bagian berwarna pada dorsal yang berkelenjar terletak pada segmen ke6 dan ke-7, berbagai macam spesies memiliki rambut urtikarial. Sebagian besar fitofag dan banyak dijumpai pada tanaman bersemak dan pohon-pohon (terkadang di palm). Pembentukan pupa terjadi di dalam anyaman serat membentuk kokon, rambut-rambut, dan setae. Serangga jantan memiliki antenna bipektinat, dan betina memiliki karakteristik bagian anal berambut, rambut-rambut sengaja dirontokkan untuk menutupi telur. Serangga dewasa sedikit samar-samar. Sayap dilipat ketika hinggap istirahat. Ketika ulat bulu berkembang pesat, dapat menjadi hama yang merugikan. Spesies yang dapat menyerang adalah: Orgyia postica, Dasychira inclusa, Eproctis virguncula, dan E. scintillans (Kalshoven 1981). Trips (Thysanoptera: Thripidae), kelompok Trips yang dapat menyerang adalah Heliothrips haemorrhoidalis dan Selenothrips rubrocinctus. Heliothrips haemorrhoidalis merupakan Trips polifag, spesies kosmopolitan, merusak daundaun tanaman budidaya. Reproduksi adalah partenogenetik, betina berbaring menutupi 50 telur. Nimfa berwarna kehijauan memiliki antenna yang kecil. Hidup pada kelembaban 85%, berkembang biak pada suhu optimum 26-28 C. perkembangan dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu 33 hari. Selenothrips rubrocinctus pada tiga segmen abdomen pertama menunjukkan seperti berkas berwarna merah pada fase nimfa (Kalshoven 1981). Psocoptera, memiliki panjang 1-10 mm dan dikeliling ciri khas tertentu, kepala yang selalu bergerak, antenna panjang, pterototaks yang lebar, secara umum dapat ditemukan pada tanaman yang mati, kulit kayu, dan lain-lain, sebagai musuh alami. Skiper Hesperidae, banyak spesies berwarna cokelat gelap diikuti kuning emas atau pada bagian sayap ada jendela transparan. Serangga ini keluar pada siang dan senja. Sekitar 80% genus karterpilar menyerang daun dari monokotiledon daun yang menjadi tempat mencari makannya. Serangga ini memiliki lapisan lilin. Lilin menutupi pupa dan dapat ditemukannya di daun (Davidson, Peairs 1966). Slug merupakan kelompok dari Moluska, kerusakan utama yang terjadi adalah pada tanaman yang berukuran pendek, secara umum slug dapat menyerang tanaman perkebunan. Ulat Arctiidae (ordo Lepidoptera), larva dari keluarga ini biasanya memiliki ciri khas setae tebal yang menutupinya, membuat terlihat berbulu lembut. Kelompok serangga ini merupakan polifag, tubuh diselimuti setae, diselangi anyaman-anyaman, membuat kokon pupa terlihat lebih tebal. Ngengat nokturnal dengan warna yang menarik, tertarik cahaya. Apabila istirahat, sayap akan membentuk benutk segitiga yang terbatas bentuknya,

telur banyak diproduksi. Kutu perisai (Hemiptera: Diaspididae), berukuran kecil. Serangga betina seperti tameng atau perisai sejak dari fase nimfa. Telur-telur diletakkan di bawah perisai. Jantannya berpupa dan sebagian besar ditemukan di dalam kelompok tersendiri. Ukuran dapat menjadi sangat lebat dan tersebar rata di permukaan daun dan bagina tanaman jaringan tidak mengeluarkan embun madu. Endoclita sericeus (Lepidoptera: Hepialidae). Menurut Kashoven (1981), spesies ini didiskripsikan dari India. Batang digerek, disebut penggerek cincin, terjadi di tanaman kayu yang dibudidaya di Jawa. Larva muda berwarna krem dan hidup pada ranting di atas tanah di bawah semaksemak. Separuh hidupnya karterpilar berpindah dari semak-semak ke tanaman muda, menggerek ke dalam batang utama atau bagian yang lebih tinggi. Di lain waktu, larva berubah warna menjadi hitam cerah, bagian segmen toraks membentuk kitin. Serangga ini jarang sekali menyerang diameter yang melebihi 6 cm. untuk masuk, larva mengebor batang menuju ke arah bawah kemudian menuju ke bagian atas batang. larva hidup nocturnal dan memakan ranting di bawah sisa-sisa gerekan. Pupa terjadi di dalam jaringan terowongan gerekan berwarna putih. Sebelum terjadi saat yang bahaya, pupa bergerak-gerak jalan tengah untuk keluar dan membuka. Ketika istirahat ngengat menutup sayapnya, tungkai depannya sangat berambutrambut, menyerupai rumbai daun atau seperti laba-laba. 3. Hama Tanaman Belimbing Hama umum menyerang belimbing adalah lalat buah Bactrocera spp. (Diptera: Tephritidae) dan penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae). Di lapangan, di temukan penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae), Trips (Thysanoptera: Thripidae). Ditemukan juga predator laba-laba, Neanuridae (Colembola), dan parasitoid Hymenoptera (pada gambar sebelah kanan ditunjukkan oleh tanda panah merah. Penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), spesies yang dapat menyerang belimbing adalah Tirathaba ruptilinea, terdapat di Asia Tenggara. Di Jawa ditemukan pada buah kopi, buah muda dari rambutan, Ricinus, durian, bermacam-macam buah. Sayap bagian depan ngengat berwarna kehijauan, sayap belakang berwarna hitam kecokelatan, panah merah menunjukan serangan larvanya. Ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae) melalukan proses makan di dalam kantungnya dan telah dijelaskan sebelumnya pada hama tanaman jambu biji. Trips (Thysanoptera: Thripidae) telah dijelaskan pada hama Trips pada tanaman rambutan, ditemukan predator dari Psocoptera. 4. Hama Tanaman Mangga

Hama-hama pada tanaman mangga adalah: penggerek ranting Rhytododera simulans (Coleoptera: Cerambycidae), penggerek ranting dan buah Noorda albizonalis (Lepidoptera: Pyralidae), Penggerek buah (Coleoptera: Curculionidae), Penjalin daun (Lepidoptera: Pyralidae), dan wereng mangga (Hemiptera: Membracidae), ulat bulu (Lepidoptera: Limantriidae). Ulat bulu yang di temukan pada tanaman mangga di lapangan spesiesnya belum bisa dipastikan, dapat Limatria biatrix seperti yang ditemukan di daerah Probolinggo, Jawa Timur. larva memiliki setae tebal sekunder berumbai-rumbai, kira-kira memiliki 4 rambut dorsal yang pendek tebal atau rambut-rambut pensil, 2 bagian berwarna pada dorsal yang berkelenjar terletak pada segmen ke-6 dan ke7, berbagai macam spesies memiliki rambut urtikarial. Sebagian besar fitofag dan banyak dijumpai pada tanaman bersemak dan pohon-pohon (terkadang di palm). Pembentukan pupa terjadi di dalam anyaman serat membentuk kokon, rambutrambut, dan setae. Serangga jantan memiliki antenna bipektinat, dan betina memiliki karakteristik bagian anal berambut, rambut-rambut sengaja dirontokkan untuk menutupi telur. Serangga dewasa sedikit samar-samar. Sayap dilipat ketika hinggap istirahat. Ketika ulat bulu berkembang pesat, dapat menjadi hama yang merugikan. Spesies yang dapat menyerang adalah: Orgyia postica, Dasychira inclusa, Eproctis virguncula, dan E. scintillans (Kalshoven 1981). 5. Hama Tanaman manggis Hama yang menyerang tanaman manggis adalah pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae), burik buah manggis (Thysanoptera: Thripidae), kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), dan Valanga nigricornis (Orthoptera: Acrididae). Hama yang ditemukan di lapangan meliputi hama pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae), kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), dan Valanga nigricornis (Orthoptera: Acrididae). Hama pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae), mengorok bagian dari tanaman seperti daun muda, buah-buah, dan kulit kayu dari ranting-ranting. Pupa terjadi di luar terowongan korokan di membran kokon. Ngengat memiliki sayap tipis dan biasanya memiliki tanda-tanda yang indah. Pada posisi istirahat sangat khas, rentangan sayap sekitar 10 mm. Kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), menurut Kalshoven (1981),serangga dewasa dapat melompat dan terbang, dan aphids yang besar atau seperti wereng kecil. Nimfa sangat tipis, tetapi serangga ini tidak menetap pada satu tempat, seperti coccids, hama ini sedikit bergerak ketika dewasa. Sayap primordial terlihat kecuali pada instar pertama. Kutu loncat biasanya hidup pada tunas dan daun muda dimana mereka hisap dan rusak. Beberapa jenis dapat membentuk puru (galls). Spesies yang hidup bebas mengeluarkan embun madu dan biasanya diambil oleh semut. Telur-telur diletakkan pada sasaran tertentu dan diletakkan kemudian disisipkan pada jaringan daun.

Produksi telur setiap induk betina sangat tinggi (sekitar 100-an) dan berkembang dengan cepat. Di Indonesia perkembangannya sangat dibatasi karena untuk menjaga agar tanaman tidak tertular penyakit. Valanga nigricornis, memiliki gejala gerigitan pada daun-daun, apabila menyerang secara bersama-sama (masif) akan menyebabkan kerusakan tanaman yang menjadi tempat singgah menemukan makanan. Telur diletakkan di dalam tanah pada kedalaman 5-8 cm berbentuk polong cokelat, telur menetas menjadi nimfa dan berkembang menjadi imago. Imago jantan memiliki panjang 49-63 mm dan betina 58-71 mm (Kalshoven 1981). 6. Hama Tanaman Durian Hama yang menyerang pada tanaman durian adalah Kutu loncat (Hemiptera: Psyllidae), Kutu perisai (Hemiptera: Diaspididae), penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), ulat bulu (Lepidoptera: Limantriidae), Tipulidae (Diptera), dan penggerek batang (Coleoptera: Cerambycidae). Sedangkan yang ditemukan pada lapangan adalah ulat bulu (Lepidoptera: Limantriidae), kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), Tipulidae (Diptera), dan penggerek batang (Coleoptera: Cerambycidae). Predator yang ditemukan adalah semut predator, Psocoptera, Coccinelidae (Coleoptera), Attelabidae (Coleoptera), dan Reduviidae (Hemiptera). Ulat bulu (Lepidoptera: Limantriidae) yang menyerang tanaman durian masih belum diketahui jenisnya, tetapi serangan pada daun, daun terlihat bekas grigitan, apabila terjadi outbreak maka menyebabkan gundulnya tanaman dan memengaruhi fotosintesis pada tanaman. Kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), menyerang pucuk tanaman durian sehingga tanaman terlihat pada bagian ujung dan tunas daun terliha kecil kemudian tumbuh tidak normal. Tipulidae (Diptera), memiliki tungkai panjang, tubuh kecil, dan kepala panjang ke depan. Tumbuh terkadang terdapat tanda kuning cerah. Larva disebut kulit jaket (emelten). Serangga ini hidup pada tanah untuk mencari makan jaringan hidup dan mati tanaman, dapat merusak tanaman dari bagian akar (Kalshoven 1981). Penggerek batang (Coleoptera: Cerambycidae) dapat diserang oleh Nothopeus sp., gejala kerusakan terjadi pada batang-batang yang digerek keluar sap dan fras. Infestasi berat membuat tanaman mati titik tumbuhnya, lubang gerek dapat ditemukan pada bagian xilem. Larva berbentuk langsing, putih, dan abdomen ujungnya membelok jelas. Pupa berada pada bagian terpisah dari bagian blok yang tersumbat. Lubang keluar berbentuk oval (3 1 cm). Dewasa aktif pada siang hari. Serangga dewas berwarna metalik biru. Oviposisi dilakukan pada sebagian besar 80% di bagian batang, berjarak dari 1 m dari tanah. telur-telur

diletakkan di dalam secara alami dan di dalam kulit kayu yang berlubang. Berkembang selama antara 6 sampai 15 bulan (Kalshoven 1981). 7. Hama Tanaman jeruk Hama yang umum terdapat pada tanaman adalah: penggerek buah jeruk Citripestis sagittiferella (Lepidoptera: Pyralidae), Prays endocarpa (Lepidoptera: Yponomeutidae), pengorok daun jeruk Phyllocnistis citrella (Lepidoptera: Gracillariidae), ulat jeruk Papilio memnon (Lepidoptera: Papilionidae), kutu loncat jeruk Diaphorina citri (Hemiptera: Psyllidae), kutu putih Planococcus citri (Hemiptera: Pseudococcidae), kutu kebul Aleurocanthus wolgumi (Hemiptera: Aleyrodidae), Toxoptera citridus (Hemiptera: Aphididae). Hama-hama yang ditemukan di lapangan adalah Coccus viridis (Hemiptera: Coccidae), Toxoptera citridus, kutu putih Planococcus citri (Hemiptera: Pseudococcidae), Aleyrodicus sp. (Hemiptera: Aleyrodidae), dan Pengorok daun Pilocnistis citrella (Lepidoptera: Gracillariidae). Coccus viridis, menyerang daun, tangkai dan ranting, tanaman menjadi lemah, banyak terdapat cendawan embun jelaga. Telur lonjong 0.25 mm, nimfa muda berwarna kehijauan dengan tungkai jelas, aktif mencari tempat baru (crawler),menghisap cairan tanaman. Imago betina lonjong, bagian depan agak runcing, tubuh agak pipih, menghisap cairan tanaman, polifag. Toxoptera citridus, banyak pucuk terdapat koloni kutu daun. Nimfa berbentuk sama dengan imago dan menghisap cairan daun. Bentuk khas seperti buah pir. Semua imago betina. Ada berbentuk sayap (alate) dan bentuk tidak bersayap (aptera). Imago menghisap cairan muda. Nimfa dan imago. Nimfa dan imago mengeluarkan embun madu. Planococcus citri, gejala kutu terdapat buah muda dan tua, perkembangan buah terhamabat. Telur berwarna kuning, dilindungi lilin, stadium 3-6 hari. Nimfa berwarna kekuningan, nimfa yang akan menjadi instar betina 3 instar, 20-25 hari. Nimfa akan menjadi jantan 2 instar. Pupa terjadi pada serangga jantan saja. Imago oval ditutupi lilin dengan jonjot lilin 14-18 pasang, pada bagian ujung jonjot lebih panjang, jantan bersayap, serangga polifag. Aleyrodicus sp. gejala pada daun banyak terdapat koloni kutu, cairan daun dihisap nimfa dan imago, populasi tinggi maka daun akan menguning. Telur bulat panjang agak melengkung, putih, diletakkan melingkar. Nimfa mengeluarkan lilin-lilin panjang, mengeluarkan embun madu. Pupa nimfa semua menjadi pupa. Imago jantan dan betina bersayap. Pilocnistis citrella, gejala daun dikorok, bentuk korokan berkelok-kelok, keperakan karena dalam korokan terdapat udara. Di tengah korokan ada garis yang merupakan feses larva. Telur diletakkan pada daun muda berukuran 2-3 cm, telur seperti tetesan kecil. Larva hidup di dalam korokan memakan jaringan daun, semakin besar larva semakin lebar unkuran korokan. Pupa terdapat di dalam lipatan di sisi daun pada ujung korokan. Berupa ngengat kecil, di siang hari beristirahat dan malam hari berpencar. 8. Hama Tanaman Pepaya Hama yang ditemukan di lapangan adalah Acathina fulica (Moluska), siput raksasa, panjang dapat mencapai 13 cm. Spesies ini endemic di Afrika dan diintroduksi ke Indonesia lewat Malaysia antara tahun 1920-1930. Kerusakan

yang sangat siknifikan terjadi pada bunga dan sayuran kebun serta mirip serangan jangkrik. Pembibitan dihancurkan hingga ke ujung tanaman. Bekas ramping ini menandakan kehadiran siput ini (Kalshoven 1981). Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) tercatat di daerah negara karibia, kemudian berkembang menuju ke utara dan selatan Amerika. Gejala yang ditimbulkan adala pada daun terlihat kriting, roset, ukurannya tidak normal lebih kecil dari daun normal. Tangkai batang mengalami bentuk yang tidak normal, membentuk roset, buah berukuran kecil dan diselimuti oleh embun madu-embun madu bekan kutu putih tersebut (Watson, Chandler 1999).

KESIMPULAN

Hama pada tanaman setelah dilakukan pengamatan yaitu: a) hama tanaman jambu biji adalah ulat kantung Pteroma pendula (Lepidoptera: Psychidae), b) hama tanaman rambutan adalah: Ulat bulu (Lepidoptera: Lymantriidae), Trips (Thysanoptera: Thripidae), Psocoptera, Ulat skipper (Lepidoptera: Hesperidae), slug, ulat Arctiidae, kutu perisai (Hemiptera: Diaspididae), dan Endoclita sereceus (Lepidoptera: Hepialidae), c) hama tanaman belimbing adalah: penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae), Trips (Thysanoptera: Thripidae), d) hama tanaman mangga adalah ulat bulu (Lepidoptera: Limantriidae), e) hama tanaman manggis adalah: hama pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae), kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), dan Valanga nigricornis (Orthoptera: Acrididae), f) hama tanaman durian adalah: ulat bulu (Lepidoptera: Limantriidae), kutu loncat (Hemiptera: Psylidae), Tipulidae (Diptera), dan penggerek batang (Coleoptera: Cerambycidae). Predator yang ditemukan adalah semut predator, Psocoptera, Coccinelidae (Coleoptera), Attelabidae (Coleoptera), dan Reduviidae (Hemiptera), g) hama tanaman jeruk adalah: Coccus viridis (Hemiptera: Coccidae), Toxoptera citridus, kutu putih Planococcus citri (Hemiptera: Pseudococcidae), Aleyrodicus sp. (Hemiptera: Aleyrodidae), dan Pengorok daun Pilocnistis citrella (Lepidoptera: Gracillariidae), dan h) hama tanaman papaya adala Acathina fulica (moluska) dan Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae). Serangga telah disebutkan di atas memiliki bioekologi berbeda-beda, selain itu, mereka memiliki prilaku berbeda dalam hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Davidson RH, Peairs LM. 1966. Insect Pest of Farm, Garden, and Orchard. 6th Ed. Ohio (US): John Wiley and Son, Inc. Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta (ID): Ichtiar BaruVan Hoeve. Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Edisi ke-10. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Watson GW, Chandler LR. 1999. Identification of Mealybugs important in the Carribbean Region. Commonwealth Science Council and CAB International CARINET.

Anda mungkin juga menyukai