DAN LELANG (KPKNL) SAMARINDA TERHADAP PENYELESAIAN
PIUTANG MACET TANPA JAMINAN
GATOT WIJANARKO Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
ABSTRAK Deksriptif. Hal ini digunakanuntuk
melihat KPKNL dalam GATOT WIJANARKO, melaksanakan peran dan tanggung FAKULTAS HUKUM jawabnya dalam menyelesaikan UNIVERSITAS 17 AGUSTUS piutang macet pemerintah sebagai 1945 SAMARINDA, Tanggung tugas dan fungsi yang terdapat dalam Jawab Kantor Pelayanan Kekayaan undang-undang. Negara dan Lelang (KPKNL) Samarinda Terhadap Penyelesaian Kata Kunci : Peran KPKNL, Piutang Macet, dibawah bimbingan Tanggung jawab, Piutang, Ibu Kunti Widayati S.H,M.Hum dan Pemerintahan Ibu Dina Paramitha Hefni Putri S.H, M.H. ABSTRACT Permasalahan dalam penelitian GATOT WIJANARKO, ini adalah tanggung jawab Kantor FAKULTAS HUKUM Pelayanan Kekayaan Negara dan UNIVERSITAS 17 AGUSTUS Lelang (KPKNL) Samarinda dalam 1945 SAMARINDA, Tanggung pengurusan dan penyelesaian Jawab Kantor Pelayanan Kekayaan piutang macet pemerintah dan tujuan Negara dan Lelang (KPKNL) dari penelitian ini adalah untuk Samarinda Terhadap Penyelesaian mengetahui bagaimana peran Piutang Macet, dibawah bimbingan KPKNL Samarinda dalam Ibu Kunti Widayati S.H,M.Hum dan pengurusan dan penyelesaian Ibu Dina Paramitha Hefni Putri S.H, piutang macet pemerintah dan sejauh M.H. mana proses penyelesaiannya serta The problem in this study is kendala apa yang dihadapinya. the responsibility of Samarinda Metode yang digunakan dalam State Wealth and Auction Service penelitian ini adalah metode Office in the management and pendekatan yuridis Empiris dan settlement of government bad debts menggunakan teknik analisis and the purpose of this study is to find out how the role of KPKNL 240/PMK.06/2016 Tentang Samarinda in managing and settling pengurusan Piutang Negara dalam government bad debts and the extent peraturan tersebut pada Bab 1 Pasal of the settlement process and what 1 dijelaskan bahwa Piutang Negara obstacles it faces. adalah jumlah uang yang wajib The method used in this dibayar pada Negara berdasarkan study is an empirical juridical suatu peraturan, perjanjian atau approach and uses descriptive sebab apapun. analysis techniques. This is used to Praktik di lapangannya dalam see KPKNL in carrying out its roles penyelesaian piutang negara macet and responsibilities in completing ternyata tidaklah semudah yang di bad debts of the government as tasks bayangkan, salah satu kendala yang and functions contained in the law. paling sering dihadapi adalah jika dalam piutang tersebut tidak adanya Keywords : Role of KPKNL, barang jaminan atau tidak adanya Responsibility, Receivables, anggunan yang dapat memudahkan Government dalam penyelesaian piutang tersebut. Sehingga saat petugas turun PENDAHULUAN kelapangan mereka tidak dapat Alasan Pemilihan Judul menguasai harta kekayaan milik Penyelesaian piutang negara debitur. Mengingat dari kendala yang macet merupakan salah satu aspek dihadapi dalam proses penagihan penting dari pengelolaan keuangan maka dirasa perlu melakukan upaya- negara yang memerlukan perhatian upaya berupa terobosan hukum khusus agar dapat terselanggara dalam penyelesaian piutang negara efektif, efisien, dan macet tersebut baik menyangkut bertanggungjawab dalam rangka teknik, Menejemen, atau langkah- pembangunan nasional. Masalah langkah yang cukup drastis piutang macet tidak hanya berasal mengenai pengurusan dan dari kredit macet perbankan, pengelolaan serta penyelesaian melainkan bisa juga dari instansi piutang negara macet. pemerintahan. Potensi piutang Kementerian Keuangan negara saat ini dirasakan sangat besar memiliki 2 (dua) unit organisasi yang dan potensial, baik itu dari segi bertugas mengelola dan mengurus jumlahnya maupun dari segi piutang negara, yaitu Panitia Urusan kepentingan keuangan negara Piutang Negara (selanjutnya disebut tersebut. Peraturan yang mengatur PUPN) yaitu panitia mengenai pengurusan Piutang interdepartemen mental yang Negara tersebut terdapat dalam mengurus piutang negara yang Peraturan Menteri Keuangan Nomor: berasal dari pemerintah atau badan- badan yang dikuasai negara. dan mempunyai tugas melaksanakan Direktorat Jenderal Kekayaan pelayanan di bidang kekayaan Negara (selanjutnya disebut DJKN). negara, penilaian, piutang negara dan Kepala Kantor Wilayah DJKN di lelang. daerah secara otomatis akan Keberadaan Kantor Pelayanan menjabat sebagai Kepala PUPN. Kekayaan Negara dan Lelang Dibawah Kantor Wilayah DJKN, (KPKNL) cabang Samarinda selaku terdapat kantor operasional, yaitu instansi vertikal DJKN di wilayah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Kalimantan Timur dalam melakukan dan Lelang (KPKNL). pengurusan piutang negara atau Direktorat Jenderal Kekayaan daerah di wilayah lingkungan kerja Negara (DJKN) adalah salah satu bersangkutan sangatlah penting dan eselon satu di Kementerian memiliki posisi yang strategis dalam Keuangan yang mempunyai tugas rangka mendukung perwujudan merumuskan serta melaksanakan masyarakat Indonesia yang adil dan kebijakan dan standarisasi teknis di makmur. Dalam merumusan serta bidang kekayaan negara, piutang melakukan standarisasi teknis dalam negara dan lelang sesuai dengan pengelolaan kekayaan negara, yang kebijakan yang ditetapkan oleh dilakukan secara komprensif dan Menteri Keuangan dan berdasarkan akurat di satu sisi dan pengetahuan peraturan Undang-undang yang tentang nilai terkininya, disisi lain. berlaku. Ibarat satu mata uang dengan dua sisi Kantor Pelayanan Kekayaan yang menggambarkan prakondisi Negara dan Lelang (KPKNL) selaku dalam rangka optimalisasi instansi vertikal yang yang berada pengelolaan kekayaan negara dan dibawah Direktorat Jendral daerah. “Pengertian kekayaan dalam Kekayaan Negara (DJKN) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia bertanggung jawab langsung kepada identik dengan harta (benda) yang Kepala Kantor Wilayah. Instansi menjadi milik orang”. Vertikal artinya adalah perangkat dari dapartemen-departemen atau Adapun perumusan dan pembatasan lembaga-lembaga pemerintah yang masalah tersebut adalah: bukan departemen namun, 1. Bagaimana peran dan mempunyai lingkungan kerja di tanggungjawab Kantor wilayah yang bersangkutan. Pelayanan Kekayaan Negara dan “Berdasarkan Peraturan Menteri Lelang (KPKNL) dalam Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 pengelolaa Piutang Macet ? Tentang Organisasi dan Tata Kerja 2. Apakah yang menjadi hambatan Instansi Vertikal Direktorat Jenderal bagi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara”, bahwa KPKNL Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dalam menyelesaikan KPKNL Samarinda dalam piutang macet ? penanganan, pelaksanaan, 3. Bagaimanakah proses hukum penyelesaian piutang macet terhadap penyelesaian piutang tanpa jaminan serta mengetahui macet tanpa jaminan yang bagaimana solusi penanganan dilakukan oleh Kantor kendala. Pelayanan Kekayaan Negara dan 4. Jenis Data Lelang (KPKNL) ? Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: Metode Penelitian a. Data Primer Berdasarkan permasalahan yang Data primer merupakan data penulis sajikan untuk memperoleh yang diperoleh langsung di data yang diperlukan dalam lapangan berupa fakta atau penelitian ini, maka penulis keterangan yang menggunakan jenis penelitian dikumpulkan oleh penulis. sebagai berikut : b. Data Sekunder 1. Jenis Penelitian Data sekunder merupakan Jenis penelitian yang penulis data yang diperoleh melalui gunakan pada penelitian ini studi perpustakaan yang adalah penelitian hukum empiris terdiri dari jurnal atau sosiologis, yaitu dengan international, peraturan menganalisis data sekunder dan perundang-undangan, buku- kemudian dilanjutkan dengan buku, dokumen, internet dan pada data primer di lapangan. bahan- bahan kepustakaan 2. Sifat Penelitian dan sumber tertulis lainnya. Sifat penelitian yang penulis 5. Sumber Data gunakan adalah penelitian Sumber data yang digunakan deskriptif. Dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah: penulis akan memberikan a. Sumber Data Primer penjelasan mengenai peranan Merupakan sumber data yang dan tanggungjawab KPKNL didapat dari pihak-pihak yang Samarinda dalam penyelesaian memiliki hubungan langsung piutang macet di lingkup kerja dengan permasalahan yang KPKNL Samarinda.. penulis teliti. 3. Lokasi Penelitian b. Sumber Data Sekunder Penelitian untuk penulisan Merupakan sumber data yang hukum ini dilakukan di KPKNL mendukung sumber data Kota Samarinda, alasan primer yaitu literature, dipilihnya lokasi ini agar dapat peraturan perundang- mengetahui penanganan upaya undangan dan buku-buku Instansi Vertikal Direktorat Jenderal serta sumber data lainnya. Kekayaan Negara, bahwa KPKNL 6. Tehnik Pengumpulan Data mempunyai tugas melaksanakan a. Interview (Wawancara) pelayanan di bidang kekayaan Penulis melakukan negara, penilaian, piutang negara wawancara untuk dan lelang. mendapatkan informasi Secara teori dan praktek kepada pihak-pihak yang KPKNL juga memiliki fungsi terkait dalam permasalahan tanggung jawab yang diantaranya yang penulis angkat dalam sebagai berikut: penulisan hukum ini. a. pemberian bimbingan teknis, b. Studi Kepustakaan pemantauan dan evaluasi Studi kepustakaan dilakukan pelaksanaan di bidang kekayaan untuk mendapatkan data-data negara. melalui kegiatan pemeriksaan b. pemberian bimbingan teknis, dokumen atau kepustakaan, supervisi, pemantauan dan yang akan dipergunakan evaluasi pelaksanaan di bidang untuk mengkaji data-data penilaian. sekunder maupun primer c. pemberian bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan KERANGKA TEORITIS dan evaluasi pelaksanaan A. Teori Tanggungjawab Kantor pengurusan piutang negara. Pelayanan Kekayaan Negara d. pemberian bahan pertimbangan dan Lelang (KPKNL) atas usul penghapusan, Kantor Pelayanan Kekayaan keringanan hutang, pencegahan, Negara dan Lelang (KPKNL), paksa badan atau penyelesaian adalah instansi vertikal Direktorat piutang negara. Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) e. pemberian bimbingan teknis yang berada di bawah dan pengelolaan barang jaminan dan bertanggungjawab langsung kepada pemeriksaan harta kekayaan Kepala Kantor Wilayah. Instansi atau barang jaminan yang tidak vertikal artinya adalah perangkat diketemukan milik penanggung dari dapartemen-departemen atau hutang atau penjamin hutang. lembaga-lembaga pemerintah yang f. pemberian bimbingan teknis, bukan departemen namun, penggalian potensi, pemantauan, mempunyai lingkungan kerja di evaluasi dan verifikasi lelang wilayah yang bersangkutan. serta pengembangan lelang. Berdasarkan Peraturan Menteri g. pemberian pelayanan bantuan Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 hukum di bidang kekayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja negara, penilaian, piutang analisa pertimbangan negara dan lelang. permohonan pengalihan serta h. pemberian bimbingan teknis penghapusan kekayaan pemantauan, evaluasi dan negara. pelaksanaan pelayanan 3. Registrasi penerimaan informasi serta pelaksanaan berkas, penetapan, verifikasi pengurusan piutang penagihan, pengelolaan negara dan lelang. barang jaminan, eksekusi, i. pembinaan terhadap Penilai, pemeriksaan harta kekayaan Usaha Jasa Lelang dan Profesi milik penanggung Pejabat Lelang. utang/penjamin utang. j. pelaksanaan pengawasan teknis 4. Penyiapan bahan pengelolaan kekayaan negara, pertimbangan atas penilaian, pengurusan piutang permohonan keringanan negara dan lelang. jangka waktu dan/atau k. pelaksanaan penilaian dan jumlah utang, usul pengurusan piutang negara; dan pencegahan dan l. pelaksanaan administrasi Kantor penyanderaan penanggung Wilayah. utang dan/atau penjamin utang serta penyiapan data B. Fungsi, Kedudukan dan usul penghapusan piutang Tanggungjawab KPKNL negara. Kantor Pelayanan Kekayaan 5. Pelaksanaan pelayanan Negara dan Lelang yang penilaian, pelaksanaan selanjutnya dalam Keputusan ini pelayanan lelang, penyajian disebut KPKNL yang dipimpin informasi di bidang kekayaan oleh seorang Kepala Kantor negara, penilaian, piutang KPKNL mempunyai tugas negara dan lelang. melaksanakan pelayanan di 6. Pelaksanaan penetapan dan bidang kekayaan negara, penagihan piutang negara penilaian, piutang negara dan serta pemeriksaan lelang. Dalam melaksanakan kemampuan penanggung tugas tersebut, KPKNL utang atau penjamin utang menyelenggarakan fungsi serta dan eksekusi barang jaminan. kedudukannya sebagai berikut: 7. Pelaksanaan pemeriksaan 1. Inventarisasi, barang jaminan milik pengadministrasian, penanggung utang atau pendayagunaan, pengamanan penjamin utang serta harta kekayaan negara. kekayaan lain. 2. Registrasi, verifikasi dan 8. Pelaksanaan bimbingan kepada Pejabat Lelang. penyusunan daftar barang 9. Inventarisasi, pengamanan, milik negara/ kekayaan dan pendayagunaan barang negara. jaminan. c) Seksi Pelayanan Penilaian 10. Pelaksanaan pemberian mempunyai tugas melakukan pertimbangan dan bantuan penilaian yang meliputi hukum pengurusan piutang identifikasi permasalahan, negara dan lelang. survei pendahuluan, 11. Verifikasi dan pembukuan pengumpulan dan analisa penerimaan pembayaran data, penerapan metode piutang negara dan hasil penilaian, rekonsiliasi nilai, lelang dan pelaksanaan kesimpulan nilai dan laporan administrasi KPKNL. penilaian terhadap obyek- Dalam memperlancar obyek penilaian sesuai tugasnya KPKNL setiap pegawai dengan ketentuan, serta dalam KPKNL memiliki penyusunan basis data kedudukannya masing-masing penilaian. serta tanggungjawab setiap seksi d) Seksi Piutang Negara masing-masing diantaranya: mempunyai tugas melakukan a) Subbagian Umum penyiapan bahan penetapan mempunyai tugas melakukan dan penagihan piutang negara urusan kepegawaian, serta pemeriksaan keuangan, tata usaha, rumah kemampuan penanggung tangga, serta penatausahaan, hutang dan/atau penjamin pengamanan, dan hutang, pemblokiran, pengawasan barang milik pelaksanaan PB/PJPN, negara di lingkungan pemberian pertimbangan KPKNL. keringanan hutang, b) Seksi Pengelolaan Kekayaan pengusulan pencegahan ke Negara mempunyai tugas luar wilayah RI, pengusulan melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan paksa badan, pelaksanaan penetapan status penyiapan pertimbangan penggunaan, pemanfaatan, penyelesaian atau pengamanan dan penghapusan piutang negara, pemeliharaan, penghapusan, usul pemblokiran surat pemindahtanganan, berharga milik bimbingan teknis, penanggung/penjamin hutang pengawasan dan yang diperdagangkan di pengendalian, penatausahaan bursa efek, usul untuk dan akuntansi serta memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah intern, pengelolaan kinerja, debitur, pengelolaan dan pengelolaan risiko, kepatuhan pemeriksaan barang jaminan terhadap kode etik dan milik penanggung hutang. disiplin, dan tindak lanjut e) Seksi Pelayanan Lelang basil pengawasan, serta mempunyai tugas melakukan perumusan rekomendasi pemeriksaan dokumen perbaikan proses bisnis. persyaratan lelang, penyiapan 1. Pengertian Umum Piutang dan pelaksanaan lelang, serta Salah satu pos terpenting di penatausahaan minuta risalah neraca adalah piutang dimana lelang, pembuatan salinan, pada tanggal pelaporan kutipan, dan grosse risalah keuangan, apabila terdapat hak lelang, penatausahaan hasil pemerintah untuk menagih, lelang, penggalian potensi harus Berdasarkan Peraturan lelang, pelaksanaan lelang Menteri Keuangan Nomor kayu kecil P . Perhutani 170/PMK.01/2012 tentang (Persero) dan penatausahaan Organisasi dan Tata Kerja bea lelang Pegadaian. Instansi Vertikal Direktorat f) Seksi Hukum dan Informasi Jenderal Kekayaan Negara, mempunyai tugas melakukan bahwa KPKNL mempunyai penanganan perkara, tugas melaksanakan pelayanan pengelolaan dan di bidang kekayaan negara, pemeliharaan perangkat, penilaian, piutang negara dan jaringan, infrastruktur lelangdicatat sebagai teknologi informasi dan penambahan aset pemerintah komunikasi, penyajian berupa piutang,. Neraca adalah informasi dan hubungan bagian dari laporan keuangan kemasyarakatan, yang mencatat informasi implementasi sistem aplikasi, tentang aset, kewajiban penyiapan bahan penyusunan pembayaran pada pihak-pihak rencana strategik, laporan yang terkait dalam operasional akuntabilitas, dan laporan perusahaan dan modal pada saat tahunan, penatausahaan tertentu. “Prosedur pencatatan berkas kasus piutang negara, piutang bertujuan untuk serta verifikasi penerimaan mencatat mutasi piutang pembayaran piutang negara perusahaan kepada setiap dan hasil lelang. debitur, Mutasi piutang g) Seksi Kepatuhan Internal disebabkan oleh transaksi mempunyai tugas melakukan penjualan keredit, penerimaan pemantauan pengendalian kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan lingkungan pemerintahan pada piutang”. umumnya terjadi karena adanya Definisi aset menurut tunggakan pungutan pendapatan Pernyataan Standar Akuntansi dan pemberian pinjaman serta Pemerintah (PSAP) nomor 01 transaksi lainnya yang adalah sumber daya ekonomi menimbulkan hak tagih dalam yang dikuasai dan/atau dimiliki rangka pelaksanaan kegiatan oleh pemerintah sebagai akibat pemerintahan. dari peristiwa di masa lalu dan Pendapatan Pemerintah darimana manfaat ekonomi Pusat dikelompokkan menjadi dan/atau sosial di masa depan Pendapatan Pajak, Pendapatan diharapkan dapat diperoleh baik Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh pemerintah maupun dan Pendapatan Hibah. masyarakat serta dapat diukur Pendapatan pemerintah daerah dalam satuan uang, termasuk terdiri dari Pendapatan Asli sumber daya nonkeuangan yang Daerah, Pendapatan Transfer, diperlukan untuk penyediaan dan Lain-lain Pendapatan yang jasa bagi masyarakat umum dan sah, dimana dalam komponen sumber-sumber daya yang di pendapatan asli daerah terdapat pelihara karena alasan sejarah Pendapatan Pajak. dan budaya. Selanjutnya khusus Terdapat dua cara yang mengenai piutang, pada digunakan untuk pemungutan paragraf 49 PSAP 01, pajak, yaitu menggunakan self dinyatakan bahwa neraca assessment yang dimana wajib mencantumkan sekurang- pajak menaksir serta kurangnya piutang pajak dan menghitung pajaknya sendiri bukan pajak dan melalui penetapan oleh Piutang adalah hak kantor pajak. Dalam hal pemerintah untuk menerima digunakan self assessment yaitu pembayaran dari entitas lain seperti untuk Pajak Penghasilan termasuk wajib pajak/bayar atas yang dimana batas akhir kegiatan yang dilaksanakan penyampaian Surat oleh pemerintah. Hal ini senada Pemberitahuan Pajak (SPT) dengan berbagai teori yang Tahunan pada akhir Maret mengungkapkan bahwa piutang tahun berikutnya, maka pada adalah manfaat masa depan akhir tahun buku apabila ada yang diakui pada saat ini. Surat Ketetapan Pajak, baik 2. Peristiwa Yang Dapat yang berkenaan dengan tahun Menimbulkan Piutang pajak yang lalu maupun tahun Timbulnya piutang di pajak yang berjalan merupakan dasar untuk menimbulkan 1976 tanggal 20 Maret 1976 tagihan kepada wajib pajak tentang Panitia Urusan Piutang dikurangi dengan jumlah yang Negara dan Badan Urusan telah diterima di rekening kas Piutang Negara. negara. Dengan demikian di Undang-undang Nomor 49 neraca disajikan sebesar Tahun 1960 Tentang Panitia tunggakan pajak yang belum Urusan Piutang Negara (PUPN) dilunasi oleh wajib pajak. menegaskan bahwa tugas 3. Alur Pengurusan Piutang PUPN adalah menyelesaikan Negara dan/ atau Daerah piutang negara secara singkat Panitia Urusan Piutang dan efektif dengan maksud Negara (PUPN) adalah panitia piutang negara tersebut dapat interdepartemental yang dengan cepat ditagih atau mengurus piutang negara yang terselesaikan, “Untuk itu pada berasal dari instansi pemerintah PUPN diberikan suatu atau badan-badan yang dikuasai kekuasaan khusus untuk oleh negara. Anggota PUPN menetapkan dan menerbitkan berasal dari Kantor Departemen keputusan-keputusan hukum Keuangan, Kepolisian, yang bersifat final serta dapat Kejaksaan, Bank Indonesia, dan mengikat dan dapat Pemerintah Daerah. Ketua dilaksanakan tanpa melalui PUPN Pusat dijabat oleh lembaga peradilan (asas parate Direktur Jendral Kekayaan executie) seperti menerbitkan Negara yang berkedudukan di Surat Peryataan Bersama, Surat Jakarta sedangkan PUPN Paksa, Sita dan Lelang.” Cabang mempunyai kedudukan Piutang Negara yang di setiap Kantor Operasional penagihannya wajib diserahkan atau yang secara otomatis kepada PUPN adalah piutang dijabat oleh Kepala Kantor macet yang adanya dan Wilayah Direktorat Jendral besarannya harus sudah pasti Kekayaan Negara (DJKN) menurut hukum jadi disetiap wilayah Provinsi di sebelumnya harus di teliti Indonesia, PUPN mempunyai terlebih dahulu secara seksama wewenang mengurus piutang berapa jumlah tagihan, negara berdasarkan Undang- termasuk bagaimana keadaan Undang Nomor 49 Prp. Tahun fisik barang jaminan atau harta 1960 Tentang Panitia Urusan kekayaan lainnya milik Piutang Negara. Serta nasabah, sebelum penyerah berdasarkan Keputusan piutang/kereditur menyerahkan Presiden Nomor: 11 Tahun tagihannya kepada PUPN maka Instansi atau Badan Negara mengikat diri sebagai tersebut harus terlebih dahulu penanggung hutang sesuai berusaha secara intern untuk dengan prinsip yang dianut menagih namun ternyata jika dalam pengurusan piutang tidak berhasil maka tindakan negara adalah due process of selanjutnya diwajibkan atau law, yang bermakna, debitor diharuskan menyerahkan dipanggil untuk diberi pengurusannya kepada PUPN kesempatan menyampaikan cabang. Setelah pengurusan bukti terkait dengan utangnya piutang negara macet dan cara penyelesaiannya diserahkan dan diterima oleh selanjutnya petugas yang PUPN maka selanjutnya Kantor berwenang pada KPKNL akan Pelayanan Kekayaan Negara melakukan wawancara dengan dan Lelang (KPKNL) akan nasabah atau debitur melakukan verifikasi dengan penanggung hutang hasilnya maksud memastikan adanya dapat dituangkan dalam besaran piutang yang pasti yang Pernyataan Bersama (PB) dapat dibuktikan menurut dengan memakai dasar hukum hukum apabila tidak ditemukan yang berlaku dalam pengurusan maka KPKNL berhak piutang negara melakukan penolakan terhadap 4. Penghapusan Piutang Negara pengurusan piutang negara atau Mengenai Piutang Negara daerah tersebut, namun apabila Sementara Belum Dapat secara hukum terbukti adanya Ditagih (PSBDT) adalah jumlah besaran piutang yang piutang negara yang tidak pasti maka KPKNL akan didukung dengan adanya menerbitkan Surat Penerimaan barang jaminan hutang atau Pengurusan Piutang Negara barang jaminan hutang sudah (SP3N) yang telah habis dicairkan kemampuan ditandatangani oleh Ketua debitur sudah tidak diharapkan Panitia Urusan Piutang Negara lagi debitur/Penanggung (PUPN) bahwa penyerahan Hutang (PH) sudah tidak piutang macet tersebut dapat diketahui lagi domisili baru diproses lebih lanjut kemudian yang ditujui, serta informasi PUPN menetapkan berpa mengenai harta kekayaan lain jumlah besaran piutang negara milik debitur belum diketahui, selanjutnya KPKNL melakukan namun demikian apabila ada panggilan terhadap informasi yang berkembang nasabah/debitur penanggung dimasa yang akan datang hutang dan pihak-pihak yang tentang harta kekayaan lain milik debitur, maka akan Penghapusan secara bersyarat dilakukan pemeriksaan terhadap hanya dapat dilakukan setelah harta kekayaan milik debitur Piutang Negara diurus secara yang bersangkutan, penetapan optimal oleh Panitia Urusan PSBDT dapat dipergunakan Piutang Negara (PUPN) sesuai sebagai Penyerahan Piutang dengan ketentuan peraturan untuk mengusulkan penghapus perundang-undangan di bidang bukuan piutang. pengurusan piutang negara dan Demi mempercepat PUPN menetapkan sebagai penyelesaian piutang macet Piutang Sementara Belum yang telah diurus secara optimal Dapat Ditagih (PSBDT). oleh Panitia Urusan Piutang Usulan penghapusan secara Negara (PUPN), Pemerintah bersyarat atas piutang negara R.I. dapat melakukan disampaikan secara tertulis dan penghapusan Piutang dilampiri dengan dokumen Negara/Daerah berdasarkan sekurang-kurangnya: Peraturan Pemerintah No. 14 a) Daftar normatif Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penanggung Hutang (PH), Penghapusan Piutang b) Surat pernyataan Piutang Negara/Daerah. Negara Sementara Belum Terdapat beberapa proses Dapat Ditagih (PSBDT) penghapusan piutang dari Panitia Urusan Piutang negara/daerah yang dapat Negara Cabang diwilayah dilakukan sebagai berikut: bersangkutan. 1. Penghapusan Secara Bersyarat dan Penghapusan HASIL PENELITIAN DAN Secara Mutlak, kecuali piutang PEMBAHASAN yang cara penyelesaiannya A. Hak Dan Kewajiban Para diatur tersendiri. Penghapusan Pihak Secara Bersyarat dilakukan Putusan Mahkamah dengan menghapuskan piutang Konstitusi (MK) Nomor: 77/PUU- negara/ daerah dari pembukuan IX/2011 tanggal 25 September 2011 tanpa menghapuskan hak tagih yang secara singkat isinya negara/daerah. menyatakan bahwa Piutang 2. Penghapusan Secara BUMN/D bukan Piutang Negara Mutlak dilakukan dengan melainkan piutang korporasi yang menghapuskan hak tagih harus diselesaikan melalui negara/daerah. Penghapusan ini mekanisme korporasi sesuai dapat diusulkan setelah lewat 2 ketentuan di bidang Perseroan (dua) tahun penetapan. Terbatas dan BUMN/D, dalam menyikapi perubahan atmosfir Penyelesaian piutang pelaksanaan tugas terkait pengurusan Negara Kantor Pelayanan Piutang Negara pasca putusan MK Kekayaan Negara dan Lelang ini diperlukan langkah-langkah (KPKNL) berpedoman pada konkrit seperti halnya teknis prosedur yang tertuang didalam pengurusan dan penyelesaiannya Peraturan Menteri Keuangan DJKN perlu menggunakan secara Nomor: 240/PMK.06/2016 Tentang maksimal kewenangan hukum yang Pengurusan Piutang Negara, dimilikinya agar proses Penyelesain piutang macet penyelesaiannya dapat dilakukan nyatanya tidaklah selalu berjalan dengan cepat sampai pada tahap sesuai dengan yang kita inginkan. optimal. dan pola sinergi yang kuat Ada faktor-faktor yang dengan Penyerah Piutang, agar mempengaruhi bahkan pengurusan piutang BUMN/D dapat menghambat proses penyelesaian segera ditindaklanjuti dan yang dilakukan dan faktor-faktor diselesaikan. Hal yang menjadi yang mempengaruhi diantaranya perhatian juga, tugas Direktorat adalah sebagai berikut: Jendral Kekayaan Negara (DJKN) 1. Tidak lengkapnya data dari atau Kantor Pelayanan Kekayaan penanggung hutang. Negara dan Lelang (KPKNL) tidak Pada proses penyelesaian hanya pada penyelesaikan proses piutang negara PUPN menerima pengembalian piutang BUMN/D data dari Kementerian/Lembaga seperti yang diamanatkan pada yang akan diproses pengurusan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: piutangnya, Namun pada 168/PMK.06/2013 Tentang Tata kenyataannya ada beberapa data Cara Pengurusan Pengembalian yang tidak lengkap atau salah Piutang Yang Berasal Dari tidak lengkapnya data dari Penyerahan BUMN/BUMD dan penanggung hutang ini salah Badan Usaha Yang Modalnya satu faktor yang menghambat Sebagian atau Seluruhnya Dimiliki dalam proses pengurusan Oleh BUMN/BUMD, tetapi juga piutang. Akibatnya saat penyelesaian Piutang Negara yang dilakukan surat panggilan, dan menjadi wewenang DJKN/KPKNL apabila alamatnya tidak lengkap yaitu Piutang Negara yang berasal maka surat tersebut tidak dapat dari instansi pemerintah pusat dan dikirim bahkan ada yang daerah. datanya salah seperti alamat yang diberikan tidak benar maka surat yang dikirim pun B. Tanggung Jawab Bank Dalam dikembalikan ke KPKNL Penerbitan Kartu ATM karena alamat tersebut tidak benar. Selain surat paksa, data penyelesaian lain sperti, Pihak yang tidak lengkap debitur diberi kesempatan untuk mempengaruhi dalam proses menjual sendiri barang penagihan secara langsung. jaminan/harta kekayaan milik Penagihan piutang oleh PUPN debitur yang dapat digunakan dilakukan apabila penanggung untuk melunasi hutangnya, hutang telah membuat Penanggung hutang diberikan kesepakatan dalam PB kesempatan melakukan (Pernyataan Bersama) dan tidak penebusan atas hutang yang melakukan kesepakatan yang dimilikinya dan Kemungkinan telah dibuat. Akibatnya PUPN diberi fasilitas restrukturisasi turun langsung untuk melakukan oleh Penyerah Piutang, setelah penagihan piutang dan apabila pengurusan piutang ditarik dari data penanggung hutang tidak PUPN terlebih dahulu. lengkap, seperti alamat yang 4. Tidak ada barang jaminan. tidak sesuai, maka penagihan Apabila penanggung hutang piutang secara langsung pun tidak dapat melunasi hutangnya tidak berjalan dengan lancar maka diperlukan barang jaminan sehingga dengan keadaan untuk dilelang dan hasilnya akan tersebut memaksa pihak KPKNL digunakan untuk pelunasan untuk menerbitkan surat Piutang hutang. Salah satu faktor yang Sementara Belum Dapat Ditagih mempengaruhi dalam (PSBDT). penyelesaian piutang yaitu tidak 2. Umur piutang yang teralu lama adanya barang jaminan bagi Umur piutang yang penanggung hutang. Dalam diserahkan sudah cukup lama kasus seperti ini PUPN hanya (lebih dari 2 tahun) sehingga melakukan sebatas penagihan ketika penanggung hutang saja kepada penanggung hutang. ditagih tidak mengakui Akibatnya upaya tidak bisa hutangnya dengan alasan telah optimal. Dan mungkin akan lunas, namun tidak dapat memakan waktu lama dalam menunjukkan bukti pelunasan proses penyelesaian piutang karena sudah tidak diketemukan sehingga kembali akan memaksa lagi. pihak KPKNL untuk 3. Penanggung hutang tidak menerbitkan surat Piutang mampu melunasi hutangnya Sementara Belum Dapat Ditagih Bila terjadi hal seperti ini (PSBDT) maka pihak KPKNL selaku 5. Usaha dari penanggung hutang pengurus penyelesaian piutang tidak berjalan dengan baik akan menawarkan alternatif Penyelesaian piutang, Kekayaan Negara dan Lelang penanggung hutang memiliki (KPKNL) barang jaminan untuk menjadi Pengurusan piutang negara jaminan apabila hutang tersebut dilaksanakan dengan dasar hukum tidak dapat dilunasi. Selain Undang-Undang Nomor: 49 Prp. barang, jaminan lainnya bisa Tahun 1960 Tentang PUPN jo. seperti harta kekayaan lainnya Peraturan Menteri Keuangan berupa tempat usaha. Tidak Nomor 88/PMK.06/2009 Tentang menutup kemungkinan bahwa Pe¬ngurusan Piutang Negara tempat usaha pun bisa menjadi sebagaimana telah diubah dengan jaminan untuk penyelesaian Peraturan Menteri Keuangan piutang yang menjadi masalah Nomor 240/PMK.06/2016 Tentang apabila tempat usaha dari Pengurusan Piutang Negara. penanggung hutang tersebut Dengan dasar hukum tersebut tidak berjalan dengan baik atau PUPN bersama-sama dengan mungkin tempat usaha tersebut DJKN/KPKNL melakukan sudah hampir bangkrut yang penagihan piutang negara dengan akibatnya barang jaminan surat paksa dan melakukan upaya- tersebut tidak dapat dilelang upaya lainnya untuk mempercepat serta proses penyelesaian dan mengoptimalkan hasil piutang menjadi terhambat pengurusan piutang negara Upaya- karena usaha penanggung upaya lainnya tersebut antara lain hutang tidak berjalan dengan melakukan pencegahan bepergian baik. Selain itu usaha yang tidak keluar dari wilayah Republik berjalan dengan lancar Indonesia, melakukan pemblokiran mempengaruhi penanggung dan penyitaan harta keka¬yaan hutang untuk melunasi hutang debitor dan/atau penjamin utang tersebut dikarenakan untuk yang tersimpan pada bank, serta beberapa penanggung hutang melakukan Paksa Badan. ada sumber pendapatannya Pasal 8 jo Pasal 12 hanya berasal dari usahanya dan Undang-undang Nomor: 49 Prp apabila usaha tersebut tidak Tahun 1960 Tentang Panitia berjalan dengan baik, maka Urusan Piutang Negara juga mereka tidak dapat melunasi mengatur tentang instansi-instansi hutangnya. pemerintah dan badan-badan negara yang langsung atau tidak C. Proses hukum terhadap langsung dikuasai oleh negara penyelesaian piutang macet diwajibkan/diharuskan tanpa jaminan yang dilakukan menyerahkan piutang yang adanya oleh Kantor Pelayanan dan besarnya telah pasti menurut hukum kepada Panitia Urusan dari faktor ketidakmampuan Piutang Negara (PUPN) DJKN Debitur dalam membayar sebagai pengelola piutang hutangnya sehingga pihak negara/daerah, dalam KPKNL terpaksa melakukan melaksanakan tugas dan fungsi penyitaan terhadap harta mengurus piutang negara/daerah kekayaan negara milik debitur sebenarnya telah dibekali dengan guna menutupi jumlah beberapa kewenangan hukum yang hutangnya dan memperkrcil mempunyai peran strategis dalam kerugian negara. upaya melakukan percepatan 3. Pengurusan hingga penyelesaian pengurusan dan penyelesaian piutang negara macet tersebut piutang Negara/Daerah. guna untuk mengambil alih kembali harta kekayaan milik negara yang telah di gunakan, PENUTUP ataupun di pinjam oleh Debitur sesuai dengan hukum-hukum A. Kesimpulan dan kewenangan-kewenangan yang berlaku dalam KPKNL, 1. Kenyataannya yang terjadi di sehingga Negara tidak KPKNL Samarinda terdapat mengalami kerugian yang dapat debitur yang nakal artinya merusak sistem perekonomian melanggar aturan yang sudah negara yang pada akhirnya akan ditentukan sehingga perlu diberi berdampak pada kesejahteraan sanksi yang tegas agar tidak rakyat. terjadi kembali adanya Debitur- Debitur yang nakal sehingga B. Saran - saran proses penyelesaian piutang negara macet dapat berjalan 1. Dalam pelaksanaan peran serta lancar dan dapat terselesaikan tanggungjawab KPKNL harus secara tuntas. terus melakukan sosialisasi 2. Hambatan yang terjadi pada kepada masyarkat atau instansi KPKNL dalam penyelesaian pengguna jasa lainya agar bisa piutang macet terjadi disadari secara bersama bahwa dikarenakan beberapa faktor pemanfaatan atau pengelolaan baik itu dari segi kesengajaan aset negara itu sangat penting dari Debitur yang tidak memiliki untuk di lakukan sehingga etikat baik dalam pengelolaannya bisa efektif dan menyelesaiakan urusan tepat guna. Serta dalam proses piutangnya sehingga timbulnya pengurusan dan pengelolaan kerugian pada negara dan kekayan negara sehingga hambatan tersebut juga timbul terciptanya kualitas pelayanan yang baku dengan Mulyadi Universitas Gajah Mada, mengutamakan prinsip Sistem Akuntansi, Selemba efesiensi, efektifitas, Empat, hal. 257. Peter Mahmud Marzuki, 2009, transparansi dan akuntabilitas Penelitian Hukum, Kencana, seuai jalur hukum yang berlaku Jakarta, hal. 22. sehingga mendapatkan hasil Pusdiklat Kekayaan Negara dan tagih yang maksimal. Perimbangan Keuangan, 2. Sebagai lembaga pelayanan Akuntansi Piutang, Badan publik KPKNL harus bisa Pendidikan dan Pelatihan memperbaiki kualitas Keuangan. Pusdiklat Kekayaan Negara dan pelayanannya terkait dengan Perimbangan Keuangan, Konsep penyelesaiaan piutang macet dasar Pengelolaan Piutang tanpa jaminan, proses Negara dan Piutang Daerah, pelelangan barang jaminan, Badan Pendidikan dan Pelatihan serta melakukan penagihan Keuangan. dengan cara-cara yang R. Soeroso,Pengantar Ilmu Hukum,Sinar Grafik, Jakarta, profesional sehingga tidak 2008, hal.227. kehilalangan kepercayaan S. Mantayborbir, Iman Jauhari, Agus masyarakat guna menciptakan Hari Widodo, 2002, Hukum Negeri yang adil makmur dan Piutang dan Lelang Negara di sejahtera agar terus dapat Indonesia, Pustaka Bangsa, dinikmati oleh generasi penerus Medan, hal. 35. yang akan datang. Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,Jakarta, DAFTAR PUSTAKA hal. 126. Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 15. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 16 Akuntansi Piutang Berbasis Akrual Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 06, Akuntansi Piutang, Komite Standart Akuntansi Pemerintahan. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka.