Anda di halaman 1dari 17

TANGGUNG JAWAB KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA

DAN LELANG (KPKNL) SAMARINDA TERHADAP PENYELESAIAN


PIUTANG MACET TANPA JAMINAN

GATOT WIJANARKO
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRAK Deksriptif. Hal ini digunakanuntuk


melihat KPKNL dalam
GATOT WIJANARKO, melaksanakan peran dan tanggung
FAKULTAS HUKUM jawabnya dalam menyelesaikan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS piutang macet pemerintah sebagai
1945 SAMARINDA, Tanggung tugas dan fungsi yang terdapat dalam
Jawab Kantor Pelayanan Kekayaan undang-undang.
Negara dan Lelang (KPKNL)
Samarinda Terhadap Penyelesaian Kata Kunci : Peran KPKNL,
Piutang Macet, dibawah bimbingan Tanggung jawab, Piutang,
Ibu Kunti Widayati S.H,M.Hum dan Pemerintahan
Ibu Dina Paramitha Hefni Putri S.H,
M.H. ABSTRACT
Permasalahan dalam penelitian GATOT WIJANARKO,
ini adalah tanggung jawab Kantor FAKULTAS HUKUM
Pelayanan Kekayaan Negara dan UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
Lelang (KPKNL) Samarinda dalam 1945 SAMARINDA, Tanggung
pengurusan dan penyelesaian Jawab Kantor Pelayanan Kekayaan
piutang macet pemerintah dan tujuan Negara dan Lelang (KPKNL)
dari penelitian ini adalah untuk Samarinda Terhadap Penyelesaian
mengetahui bagaimana peran Piutang Macet, dibawah bimbingan
KPKNL Samarinda dalam Ibu Kunti Widayati S.H,M.Hum dan
pengurusan dan penyelesaian Ibu Dina Paramitha Hefni Putri S.H,
piutang macet pemerintah dan sejauh M.H.
mana proses penyelesaiannya serta The problem in this study is
kendala apa yang dihadapinya. the responsibility of Samarinda
Metode yang digunakan dalam State Wealth and Auction Service
penelitian ini adalah metode Office in the management and
pendekatan yuridis Empiris dan settlement of government bad debts
menggunakan teknik analisis and the purpose of this study is to
find out how the role of KPKNL 240/PMK.06/2016 Tentang
Samarinda in managing and settling pengurusan Piutang Negara dalam
government bad debts and the extent peraturan tersebut pada Bab 1 Pasal
of the settlement process and what 1 dijelaskan bahwa Piutang Negara
obstacles it faces. adalah jumlah uang yang wajib
The method used in this dibayar pada Negara berdasarkan
study is an empirical juridical suatu peraturan, perjanjian atau
approach and uses descriptive sebab apapun.
analysis techniques. This is used to Praktik di lapangannya dalam
see KPKNL in carrying out its roles penyelesaian piutang negara macet
and responsibilities in completing ternyata tidaklah semudah yang di
bad debts of the government as tasks bayangkan, salah satu kendala yang
and functions contained in the law. paling sering dihadapi adalah jika
dalam piutang tersebut tidak adanya
Keywords : Role of KPKNL, barang jaminan atau tidak adanya
Responsibility, Receivables, anggunan yang dapat memudahkan
Government dalam penyelesaian piutang tersebut.
Sehingga saat petugas turun
PENDAHULUAN kelapangan mereka tidak dapat
Alasan Pemilihan Judul menguasai harta kekayaan milik
Penyelesaian piutang negara debitur. Mengingat dari kendala yang
macet merupakan salah satu aspek dihadapi dalam proses penagihan
penting dari pengelolaan keuangan maka dirasa perlu melakukan upaya-
negara yang memerlukan perhatian upaya berupa terobosan hukum
khusus agar dapat terselanggara dalam penyelesaian piutang negara
efektif, efisien, dan macet tersebut baik menyangkut
bertanggungjawab dalam rangka teknik, Menejemen, atau langkah-
pembangunan nasional. Masalah langkah yang cukup drastis
piutang macet tidak hanya berasal mengenai pengurusan dan
dari kredit macet perbankan, pengelolaan serta penyelesaian
melainkan bisa juga dari instansi piutang negara macet.
pemerintahan. Potensi piutang Kementerian Keuangan
negara saat ini dirasakan sangat besar memiliki 2 (dua) unit organisasi yang
dan potensial, baik itu dari segi bertugas mengelola dan mengurus
jumlahnya maupun dari segi piutang negara, yaitu Panitia Urusan
kepentingan keuangan negara Piutang Negara (selanjutnya disebut
tersebut. Peraturan yang mengatur PUPN) yaitu panitia
mengenai pengurusan Piutang interdepartemen mental yang
Negara tersebut terdapat dalam mengurus piutang negara yang
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: berasal dari pemerintah atau badan-
badan yang dikuasai negara. dan mempunyai tugas melaksanakan
Direktorat Jenderal Kekayaan pelayanan di bidang kekayaan
Negara (selanjutnya disebut DJKN). negara, penilaian, piutang negara dan
Kepala Kantor Wilayah DJKN di lelang.
daerah secara otomatis akan Keberadaan Kantor Pelayanan
menjabat sebagai Kepala PUPN. Kekayaan Negara dan Lelang
Dibawah Kantor Wilayah DJKN, (KPKNL) cabang Samarinda selaku
terdapat kantor operasional, yaitu instansi vertikal DJKN di wilayah
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Kalimantan Timur dalam melakukan
dan Lelang (KPKNL). pengurusan piutang negara atau
Direktorat Jenderal Kekayaan daerah di wilayah lingkungan kerja
Negara (DJKN) adalah salah satu bersangkutan sangatlah penting dan
eselon satu di Kementerian memiliki posisi yang strategis dalam
Keuangan yang mempunyai tugas rangka mendukung perwujudan
merumuskan serta melaksanakan masyarakat Indonesia yang adil dan
kebijakan dan standarisasi teknis di makmur. Dalam merumusan serta
bidang kekayaan negara, piutang melakukan standarisasi teknis dalam
negara dan lelang sesuai dengan pengelolaan kekayaan negara, yang
kebijakan yang ditetapkan oleh dilakukan secara komprensif dan
Menteri Keuangan dan berdasarkan akurat di satu sisi dan pengetahuan
peraturan Undang-undang yang tentang nilai terkininya, disisi lain.
berlaku. Ibarat satu mata uang dengan dua sisi
Kantor Pelayanan Kekayaan yang menggambarkan prakondisi
Negara dan Lelang (KPKNL) selaku dalam rangka optimalisasi
instansi vertikal yang yang berada pengelolaan kekayaan negara dan
dibawah Direktorat Jendral daerah. “Pengertian kekayaan dalam
Kekayaan Negara (DJKN) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
bertanggung jawab langsung kepada identik dengan harta (benda) yang
Kepala Kantor Wilayah. Instansi menjadi milik orang”.
Vertikal artinya adalah perangkat
dari dapartemen-departemen atau Adapun perumusan dan pembatasan
lembaga-lembaga pemerintah yang masalah tersebut adalah:
bukan departemen namun, 1. Bagaimana peran dan
mempunyai lingkungan kerja di tanggungjawab Kantor
wilayah yang bersangkutan. Pelayanan Kekayaan Negara dan
“Berdasarkan Peraturan Menteri Lelang (KPKNL) dalam
Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 pengelolaa Piutang Macet ?
Tentang Organisasi dan Tata Kerja 2. Apakah yang menjadi hambatan
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal bagi Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara”, bahwa KPKNL Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) dalam menyelesaikan KPKNL Samarinda dalam
piutang macet ? penanganan, pelaksanaan,
3. Bagaimanakah proses hukum penyelesaian piutang macet
terhadap penyelesaian piutang tanpa jaminan serta mengetahui
macet tanpa jaminan yang bagaimana solusi penanganan
dilakukan oleh Kantor kendala.
Pelayanan Kekayaan Negara dan 4. Jenis Data
Lelang (KPKNL) ? Jenis data yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah:
Metode Penelitian a. Data Primer
Berdasarkan permasalahan yang Data primer merupakan data
penulis sajikan untuk memperoleh yang diperoleh langsung di
data yang diperlukan dalam lapangan berupa fakta atau
penelitian ini, maka penulis keterangan yang
menggunakan jenis penelitian dikumpulkan oleh penulis.
sebagai berikut : b. Data Sekunder
1. Jenis Penelitian Data sekunder merupakan
Jenis penelitian yang penulis data yang diperoleh melalui
gunakan pada penelitian ini studi perpustakaan yang
adalah penelitian hukum empiris terdiri dari jurnal
atau sosiologis, yaitu dengan international, peraturan
menganalisis data sekunder dan perundang-undangan, buku-
kemudian dilanjutkan dengan buku, dokumen, internet dan
pada data primer di lapangan. bahan- bahan kepustakaan
2. Sifat Penelitian dan sumber tertulis lainnya.
Sifat penelitian yang penulis 5. Sumber Data
gunakan adalah penelitian Sumber data yang digunakan
deskriptif. Dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah:
penulis akan memberikan a. Sumber Data Primer
penjelasan mengenai peranan Merupakan sumber data yang
dan tanggungjawab KPKNL didapat dari pihak-pihak yang
Samarinda dalam penyelesaian memiliki hubungan langsung
piutang macet di lingkup kerja dengan permasalahan yang
KPKNL Samarinda.. penulis teliti.
3. Lokasi Penelitian b. Sumber Data Sekunder
Penelitian untuk penulisan Merupakan sumber data yang
hukum ini dilakukan di KPKNL mendukung sumber data
Kota Samarinda, alasan primer yaitu literature,
dipilihnya lokasi ini agar dapat peraturan perundang-
mengetahui penanganan upaya
undangan dan buku-buku Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
serta sumber data lainnya. Kekayaan Negara, bahwa KPKNL
6. Tehnik Pengumpulan Data mempunyai tugas melaksanakan
a. Interview (Wawancara) pelayanan di bidang kekayaan
Penulis melakukan negara, penilaian, piutang negara
wawancara untuk dan lelang.
mendapatkan informasi Secara teori dan praktek
kepada pihak-pihak yang KPKNL juga memiliki fungsi
terkait dalam permasalahan tanggung jawab yang diantaranya
yang penulis angkat dalam sebagai berikut:
penulisan hukum ini. a. pemberian bimbingan teknis,
b. Studi Kepustakaan pemantauan dan evaluasi
Studi kepustakaan dilakukan pelaksanaan di bidang kekayaan
untuk mendapatkan data-data negara.
melalui kegiatan pemeriksaan b. pemberian bimbingan teknis,
dokumen atau kepustakaan, supervisi, pemantauan dan
yang akan dipergunakan evaluasi pelaksanaan di bidang
untuk mengkaji data-data penilaian.
sekunder maupun primer c. pemberian bimbingan teknis,
penggalian potensi, pemantauan
KERANGKA TEORITIS dan evaluasi pelaksanaan
A. Teori Tanggungjawab Kantor pengurusan piutang negara.
Pelayanan Kekayaan Negara d. pemberian bahan pertimbangan
dan Lelang (KPKNL) atas usul penghapusan,
Kantor Pelayanan Kekayaan keringanan hutang, pencegahan,
Negara dan Lelang (KPKNL), paksa badan atau penyelesaian
adalah instansi vertikal Direktorat piutang negara.
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) e. pemberian bimbingan teknis
yang berada di bawah dan pengelolaan barang jaminan dan
bertanggungjawab langsung kepada pemeriksaan harta kekayaan
Kepala Kantor Wilayah. Instansi atau barang jaminan yang tidak
vertikal artinya adalah perangkat diketemukan milik penanggung
dari dapartemen-departemen atau hutang atau penjamin hutang.
lembaga-lembaga pemerintah yang f. pemberian bimbingan teknis,
bukan departemen namun, penggalian potensi, pemantauan,
mempunyai lingkungan kerja di evaluasi dan verifikasi lelang
wilayah yang bersangkutan. serta pengembangan lelang.
Berdasarkan Peraturan Menteri g. pemberian pelayanan bantuan
Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 hukum di bidang kekayaan
tentang Organisasi dan Tata Kerja
negara, penilaian, piutang analisa pertimbangan
negara dan lelang. permohonan pengalihan serta
h. pemberian bimbingan teknis penghapusan kekayaan
pemantauan, evaluasi dan negara.
pelaksanaan pelayanan 3. Registrasi penerimaan
informasi serta pelaksanaan berkas, penetapan,
verifikasi pengurusan piutang penagihan, pengelolaan
negara dan lelang. barang jaminan, eksekusi,
i. pembinaan terhadap Penilai, pemeriksaan harta kekayaan
Usaha Jasa Lelang dan Profesi milik penanggung
Pejabat Lelang. utang/penjamin utang.
j. pelaksanaan pengawasan teknis 4. Penyiapan bahan
pengelolaan kekayaan negara, pertimbangan atas
penilaian, pengurusan piutang permohonan keringanan
negara dan lelang. jangka waktu dan/atau
k. pelaksanaan penilaian dan jumlah utang, usul
pengurusan piutang negara; dan pencegahan dan
l. pelaksanaan administrasi Kantor penyanderaan penanggung
Wilayah. utang dan/atau penjamin
utang serta penyiapan data
B. Fungsi, Kedudukan dan usul penghapusan piutang
Tanggungjawab KPKNL negara.
Kantor Pelayanan Kekayaan 5. Pelaksanaan pelayanan
Negara dan Lelang yang penilaian, pelaksanaan
selanjutnya dalam Keputusan ini pelayanan lelang, penyajian
disebut KPKNL yang dipimpin informasi di bidang kekayaan
oleh seorang Kepala Kantor negara, penilaian, piutang
KPKNL mempunyai tugas negara dan lelang.
melaksanakan pelayanan di 6. Pelaksanaan penetapan dan
bidang kekayaan negara, penagihan piutang negara
penilaian, piutang negara dan serta pemeriksaan
lelang. Dalam melaksanakan kemampuan penanggung
tugas tersebut, KPKNL utang atau penjamin utang
menyelenggarakan fungsi serta dan eksekusi barang jaminan.
kedudukannya sebagai berikut: 7. Pelaksanaan pemeriksaan
1. Inventarisasi, barang jaminan milik
pengadministrasian, penanggung utang atau
pendayagunaan, pengamanan penjamin utang serta harta
kekayaan negara. kekayaan lain.
2. Registrasi, verifikasi dan 8. Pelaksanaan bimbingan
kepada Pejabat Lelang. penyusunan daftar barang
9. Inventarisasi, pengamanan, milik negara/ kekayaan
dan pendayagunaan barang negara.
jaminan. c) Seksi Pelayanan Penilaian
10. Pelaksanaan pemberian mempunyai tugas melakukan
pertimbangan dan bantuan penilaian yang meliputi
hukum pengurusan piutang identifikasi permasalahan,
negara dan lelang. survei pendahuluan,
11. Verifikasi dan pembukuan pengumpulan dan analisa
penerimaan pembayaran data, penerapan metode
piutang negara dan hasil penilaian, rekonsiliasi nilai,
lelang dan pelaksanaan kesimpulan nilai dan laporan
administrasi KPKNL. penilaian terhadap obyek-
Dalam memperlancar obyek penilaian sesuai
tugasnya KPKNL setiap pegawai dengan ketentuan, serta
dalam KPKNL memiliki penyusunan basis data
kedudukannya masing-masing penilaian.
serta tanggungjawab setiap seksi d) Seksi Piutang Negara
masing-masing diantaranya: mempunyai tugas melakukan
a) Subbagian Umum penyiapan bahan penetapan
mempunyai tugas melakukan dan penagihan piutang negara
urusan kepegawaian, serta pemeriksaan
keuangan, tata usaha, rumah kemampuan penanggung
tangga, serta penatausahaan, hutang dan/atau penjamin
pengamanan, dan hutang, pemblokiran,
pengawasan barang milik pelaksanaan PB/PJPN,
negara di lingkungan pemberian pertimbangan
KPKNL. keringanan hutang,
b) Seksi Pengelolaan Kekayaan pengusulan pencegahan ke
Negara mempunyai tugas luar wilayah RI, pengusulan
melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan paksa badan,
pelaksanaan penetapan status penyiapan pertimbangan
penggunaan, pemanfaatan, penyelesaian atau
pengamanan dan penghapusan piutang negara,
pemeliharaan, penghapusan, usul pemblokiran surat
pemindahtanganan, berharga milik
bimbingan teknis, penanggung/penjamin hutang
pengawasan dan yang diperdagangkan di
pengendalian, penatausahaan bursa efek, usul untuk
dan akuntansi serta memperoleh keterangan
mengenai simpanan nasabah intern, pengelolaan kinerja,
debitur, pengelolaan dan pengelolaan risiko, kepatuhan
pemeriksaan barang jaminan terhadap kode etik dan
milik penanggung hutang. disiplin, dan tindak lanjut
e) Seksi Pelayanan Lelang basil pengawasan, serta
mempunyai tugas melakukan perumusan rekomendasi
pemeriksaan dokumen perbaikan proses bisnis.
persyaratan lelang, penyiapan 1. Pengertian Umum Piutang
dan pelaksanaan lelang, serta Salah satu pos terpenting di
penatausahaan minuta risalah neraca adalah piutang dimana
lelang, pembuatan salinan, pada tanggal pelaporan
kutipan, dan grosse risalah keuangan, apabila terdapat hak
lelang, penatausahaan hasil pemerintah untuk menagih,
lelang, penggalian potensi harus Berdasarkan Peraturan
lelang, pelaksanaan lelang Menteri Keuangan Nomor
kayu kecil P . Perhutani 170/PMK.01/2012 tentang
(Persero) dan penatausahaan Organisasi dan Tata Kerja
bea lelang Pegadaian. Instansi Vertikal Direktorat
f) Seksi Hukum dan Informasi Jenderal Kekayaan Negara,
mempunyai tugas melakukan bahwa KPKNL mempunyai
penanganan perkara, tugas melaksanakan pelayanan
pengelolaan dan di bidang kekayaan negara,
pemeliharaan perangkat, penilaian, piutang negara dan
jaringan, infrastruktur lelangdicatat sebagai
teknologi informasi dan penambahan aset pemerintah
komunikasi, penyajian berupa piutang,. Neraca adalah
informasi dan hubungan bagian dari laporan keuangan
kemasyarakatan, yang mencatat informasi
implementasi sistem aplikasi, tentang aset, kewajiban
penyiapan bahan penyusunan pembayaran pada pihak-pihak
rencana strategik, laporan yang terkait dalam operasional
akuntabilitas, dan laporan perusahaan dan modal pada saat
tahunan, penatausahaan tertentu. “Prosedur pencatatan
berkas kasus piutang negara, piutang bertujuan untuk
serta verifikasi penerimaan mencatat mutasi piutang
pembayaran piutang negara perusahaan kepada setiap
dan hasil lelang. debitur, Mutasi piutang
g) Seksi Kepatuhan Internal disebabkan oleh transaksi
mempunyai tugas melakukan penjualan keredit, penerimaan
pemantauan pengendalian kas dari debitur, retur
penjualan, dan penghapusan lingkungan pemerintahan pada
piutang”. umumnya terjadi karena adanya
Definisi aset menurut tunggakan pungutan pendapatan
Pernyataan Standar Akuntansi dan pemberian pinjaman serta
Pemerintah (PSAP) nomor 01 transaksi lainnya yang
adalah sumber daya ekonomi menimbulkan hak tagih dalam
yang dikuasai dan/atau dimiliki rangka pelaksanaan kegiatan
oleh pemerintah sebagai akibat pemerintahan.
dari peristiwa di masa lalu dan Pendapatan Pemerintah
darimana manfaat ekonomi Pusat dikelompokkan menjadi
dan/atau sosial di masa depan Pendapatan Pajak, Pendapatan
diharapkan dapat diperoleh baik Negara Bukan Pajak (PNBP)
oleh pemerintah maupun dan Pendapatan Hibah.
masyarakat serta dapat diukur Pendapatan pemerintah daerah
dalam satuan uang, termasuk terdiri dari Pendapatan Asli
sumber daya nonkeuangan yang Daerah, Pendapatan Transfer,
diperlukan untuk penyediaan dan Lain-lain Pendapatan yang
jasa bagi masyarakat umum dan sah, dimana dalam komponen
sumber-sumber daya yang di pendapatan asli daerah terdapat
pelihara karena alasan sejarah Pendapatan Pajak.
dan budaya. Selanjutnya khusus Terdapat dua cara yang
mengenai piutang, pada digunakan untuk pemungutan
paragraf 49 PSAP 01, pajak, yaitu menggunakan self
dinyatakan bahwa neraca assessment yang dimana wajib
mencantumkan sekurang- pajak menaksir serta
kurangnya piutang pajak dan menghitung pajaknya sendiri
bukan pajak dan melalui penetapan oleh
Piutang adalah hak kantor pajak. Dalam hal
pemerintah untuk menerima digunakan self assessment yaitu
pembayaran dari entitas lain seperti untuk Pajak Penghasilan
termasuk wajib pajak/bayar atas yang dimana batas akhir
kegiatan yang dilaksanakan penyampaian Surat
oleh pemerintah. Hal ini senada Pemberitahuan Pajak (SPT)
dengan berbagai teori yang Tahunan pada akhir Maret
mengungkapkan bahwa piutang tahun berikutnya, maka pada
adalah manfaat masa depan akhir tahun buku apabila ada
yang diakui pada saat ini. Surat Ketetapan Pajak, baik
2. Peristiwa Yang Dapat yang berkenaan dengan tahun
Menimbulkan Piutang pajak yang lalu maupun tahun
Timbulnya piutang di pajak yang berjalan merupakan
dasar untuk menimbulkan 1976 tanggal 20 Maret 1976
tagihan kepada wajib pajak tentang Panitia Urusan Piutang
dikurangi dengan jumlah yang Negara dan Badan Urusan
telah diterima di rekening kas Piutang Negara.
negara. Dengan demikian di Undang-undang Nomor 49
neraca disajikan sebesar Tahun 1960 Tentang Panitia
tunggakan pajak yang belum Urusan Piutang Negara (PUPN)
dilunasi oleh wajib pajak. menegaskan bahwa tugas
3. Alur Pengurusan Piutang PUPN adalah menyelesaikan
Negara dan/ atau Daerah piutang negara secara singkat
Panitia Urusan Piutang dan efektif dengan maksud
Negara (PUPN) adalah panitia piutang negara tersebut dapat
interdepartemental yang dengan cepat ditagih atau
mengurus piutang negara yang terselesaikan, “Untuk itu pada
berasal dari instansi pemerintah PUPN diberikan suatu
atau badan-badan yang dikuasai kekuasaan khusus untuk
oleh negara. Anggota PUPN menetapkan dan menerbitkan
berasal dari Kantor Departemen keputusan-keputusan hukum
Keuangan, Kepolisian, yang bersifat final serta dapat
Kejaksaan, Bank Indonesia, dan mengikat dan dapat
Pemerintah Daerah. Ketua dilaksanakan tanpa melalui
PUPN Pusat dijabat oleh lembaga peradilan (asas parate
Direktur Jendral Kekayaan executie) seperti menerbitkan
Negara yang berkedudukan di Surat Peryataan Bersama, Surat
Jakarta sedangkan PUPN Paksa, Sita dan Lelang.”
Cabang mempunyai kedudukan Piutang Negara yang
di setiap Kantor Operasional penagihannya wajib diserahkan
atau yang secara otomatis kepada PUPN adalah piutang
dijabat oleh Kepala Kantor macet yang adanya dan
Wilayah Direktorat Jendral besarannya harus sudah pasti
Kekayaan Negara (DJKN) menurut hukum jadi
disetiap wilayah Provinsi di sebelumnya harus di teliti
Indonesia, PUPN mempunyai terlebih dahulu secara seksama
wewenang mengurus piutang berapa jumlah tagihan,
negara berdasarkan Undang- termasuk bagaimana keadaan
Undang Nomor 49 Prp. Tahun fisik barang jaminan atau harta
1960 Tentang Panitia Urusan kekayaan lainnya milik
Piutang Negara. Serta nasabah, sebelum penyerah
berdasarkan Keputusan piutang/kereditur menyerahkan
Presiden Nomor: 11 Tahun tagihannya kepada PUPN maka
Instansi atau Badan Negara mengikat diri sebagai
tersebut harus terlebih dahulu penanggung hutang sesuai
berusaha secara intern untuk dengan prinsip yang dianut
menagih namun ternyata jika dalam pengurusan piutang
tidak berhasil maka tindakan negara adalah due process of
selanjutnya diwajibkan atau law, yang bermakna, debitor
diharuskan menyerahkan dipanggil untuk diberi
pengurusannya kepada PUPN kesempatan menyampaikan
cabang. Setelah pengurusan bukti terkait dengan utangnya
piutang negara macet dan cara penyelesaiannya
diserahkan dan diterima oleh selanjutnya petugas yang
PUPN maka selanjutnya Kantor berwenang pada KPKNL akan
Pelayanan Kekayaan Negara melakukan wawancara dengan
dan Lelang (KPKNL) akan nasabah atau debitur
melakukan verifikasi dengan penanggung hutang hasilnya
maksud memastikan adanya dapat dituangkan dalam
besaran piutang yang pasti yang Pernyataan Bersama (PB)
dapat dibuktikan menurut dengan memakai dasar hukum
hukum apabila tidak ditemukan yang berlaku dalam pengurusan
maka KPKNL berhak piutang negara
melakukan penolakan terhadap 4. Penghapusan Piutang Negara
pengurusan piutang negara atau Mengenai Piutang Negara
daerah tersebut, namun apabila Sementara Belum Dapat
secara hukum terbukti adanya Ditagih (PSBDT) adalah
jumlah besaran piutang yang piutang negara yang tidak
pasti maka KPKNL akan didukung dengan adanya
menerbitkan Surat Penerimaan barang jaminan hutang atau
Pengurusan Piutang Negara barang jaminan hutang sudah
(SP3N) yang telah habis dicairkan kemampuan
ditandatangani oleh Ketua debitur sudah tidak diharapkan
Panitia Urusan Piutang Negara lagi debitur/Penanggung
(PUPN) bahwa penyerahan Hutang (PH) sudah tidak
piutang macet tersebut dapat diketahui lagi domisili baru
diproses lebih lanjut kemudian yang ditujui, serta informasi
PUPN menetapkan berpa mengenai harta kekayaan lain
jumlah besaran piutang negara milik debitur belum diketahui,
selanjutnya KPKNL melakukan namun demikian apabila ada
panggilan terhadap informasi yang berkembang
nasabah/debitur penanggung dimasa yang akan datang
hutang dan pihak-pihak yang tentang harta kekayaan lain
milik debitur, maka akan Penghapusan secara bersyarat
dilakukan pemeriksaan terhadap hanya dapat dilakukan setelah
harta kekayaan milik debitur Piutang Negara diurus secara
yang bersangkutan, penetapan optimal oleh Panitia Urusan
PSBDT dapat dipergunakan Piutang Negara (PUPN) sesuai
sebagai Penyerahan Piutang dengan ketentuan peraturan
untuk mengusulkan penghapus perundang-undangan di bidang
bukuan piutang. pengurusan piutang negara dan
Demi mempercepat PUPN menetapkan sebagai
penyelesaian piutang macet Piutang Sementara Belum
yang telah diurus secara optimal Dapat Ditagih (PSBDT).
oleh Panitia Urusan Piutang Usulan penghapusan secara
Negara (PUPN), Pemerintah bersyarat atas piutang negara
R.I. dapat melakukan disampaikan secara tertulis dan
penghapusan Piutang dilampiri dengan dokumen
Negara/Daerah berdasarkan sekurang-kurangnya:
Peraturan Pemerintah No. 14 a) Daftar normatif
Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penanggung Hutang (PH),
Penghapusan Piutang b) Surat pernyataan Piutang
Negara/Daerah. Negara Sementara Belum
Terdapat beberapa proses Dapat Ditagih (PSBDT)
penghapusan piutang dari Panitia Urusan Piutang
negara/daerah yang dapat Negara Cabang diwilayah
dilakukan sebagai berikut: bersangkutan.
1. Penghapusan Secara
Bersyarat dan Penghapusan HASIL PENELITIAN DAN
Secara Mutlak, kecuali piutang PEMBAHASAN
yang cara penyelesaiannya A. Hak Dan Kewajiban Para
diatur tersendiri. Penghapusan Pihak
Secara Bersyarat dilakukan Putusan Mahkamah
dengan menghapuskan piutang Konstitusi (MK) Nomor: 77/PUU-
negara/ daerah dari pembukuan IX/2011 tanggal 25 September 2011
tanpa menghapuskan hak tagih yang secara singkat isinya
negara/daerah. menyatakan bahwa Piutang
2. Penghapusan Secara BUMN/D bukan Piutang Negara
Mutlak dilakukan dengan melainkan piutang korporasi yang
menghapuskan hak tagih harus diselesaikan melalui
negara/daerah. Penghapusan ini mekanisme korporasi sesuai
dapat diusulkan setelah lewat 2 ketentuan di bidang Perseroan
(dua) tahun penetapan. Terbatas dan BUMN/D, dalam
menyikapi perubahan atmosfir Penyelesaian piutang
pelaksanaan tugas terkait pengurusan Negara Kantor Pelayanan
Piutang Negara pasca putusan MK Kekayaan Negara dan Lelang
ini diperlukan langkah-langkah (KPKNL) berpedoman pada
konkrit seperti halnya teknis prosedur yang tertuang didalam
pengurusan dan penyelesaiannya Peraturan Menteri Keuangan
DJKN perlu menggunakan secara Nomor: 240/PMK.06/2016 Tentang
maksimal kewenangan hukum yang Pengurusan Piutang Negara,
dimilikinya agar proses Penyelesain piutang macet
penyelesaiannya dapat dilakukan nyatanya tidaklah selalu berjalan
dengan cepat sampai pada tahap sesuai dengan yang kita inginkan.
optimal. dan pola sinergi yang kuat Ada faktor-faktor yang
dengan Penyerah Piutang, agar mempengaruhi bahkan
pengurusan piutang BUMN/D dapat menghambat proses penyelesaian
segera ditindaklanjuti dan yang dilakukan dan faktor-faktor
diselesaikan. Hal yang menjadi yang mempengaruhi diantaranya
perhatian juga, tugas Direktorat adalah sebagai berikut:
Jendral Kekayaan Negara (DJKN) 1. Tidak lengkapnya data dari
atau Kantor Pelayanan Kekayaan penanggung hutang.
Negara dan Lelang (KPKNL) tidak Pada proses penyelesaian
hanya pada penyelesaikan proses piutang negara PUPN menerima
pengembalian piutang BUMN/D data dari Kementerian/Lembaga
seperti yang diamanatkan pada yang akan diproses pengurusan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: piutangnya, Namun pada
168/PMK.06/2013 Tentang Tata kenyataannya ada beberapa data
Cara Pengurusan Pengembalian yang tidak lengkap atau salah
Piutang Yang Berasal Dari tidak lengkapnya data dari
Penyerahan BUMN/BUMD dan penanggung hutang ini salah
Badan Usaha Yang Modalnya satu faktor yang menghambat
Sebagian atau Seluruhnya Dimiliki dalam proses pengurusan
Oleh BUMN/BUMD, tetapi juga piutang. Akibatnya saat
penyelesaian Piutang Negara yang dilakukan surat panggilan, dan
menjadi wewenang DJKN/KPKNL apabila alamatnya tidak lengkap
yaitu Piutang Negara yang berasal maka surat tersebut tidak dapat
dari instansi pemerintah pusat dan dikirim bahkan ada yang
daerah. datanya salah seperti alamat
yang diberikan tidak benar maka
surat yang dikirim pun
B. Tanggung Jawab Bank Dalam dikembalikan ke KPKNL
Penerbitan Kartu ATM karena alamat tersebut tidak
benar. Selain surat paksa, data penyelesaian lain sperti, Pihak
yang tidak lengkap debitur diberi kesempatan untuk
mempengaruhi dalam proses menjual sendiri barang
penagihan secara langsung. jaminan/harta kekayaan milik
Penagihan piutang oleh PUPN debitur yang dapat digunakan
dilakukan apabila penanggung untuk melunasi hutangnya,
hutang telah membuat Penanggung hutang diberikan
kesepakatan dalam PB kesempatan melakukan
(Pernyataan Bersama) dan tidak penebusan atas hutang yang
melakukan kesepakatan yang dimilikinya dan Kemungkinan
telah dibuat. Akibatnya PUPN diberi fasilitas restrukturisasi
turun langsung untuk melakukan oleh Penyerah Piutang, setelah
penagihan piutang dan apabila pengurusan piutang ditarik dari
data penanggung hutang tidak PUPN terlebih dahulu.
lengkap, seperti alamat yang 4. Tidak ada barang jaminan.
tidak sesuai, maka penagihan Apabila penanggung hutang
piutang secara langsung pun tidak dapat melunasi hutangnya
tidak berjalan dengan lancar maka diperlukan barang jaminan
sehingga dengan keadaan untuk dilelang dan hasilnya akan
tersebut memaksa pihak KPKNL digunakan untuk pelunasan
untuk menerbitkan surat Piutang hutang. Salah satu faktor yang
Sementara Belum Dapat Ditagih mempengaruhi dalam
(PSBDT). penyelesaian piutang yaitu tidak
2. Umur piutang yang teralu lama adanya barang jaminan bagi
Umur piutang yang penanggung hutang. Dalam
diserahkan sudah cukup lama kasus seperti ini PUPN hanya
(lebih dari 2 tahun) sehingga melakukan sebatas penagihan
ketika penanggung hutang saja kepada penanggung hutang.
ditagih tidak mengakui Akibatnya upaya tidak bisa
hutangnya dengan alasan telah optimal. Dan mungkin akan
lunas, namun tidak dapat memakan waktu lama dalam
menunjukkan bukti pelunasan proses penyelesaian piutang
karena sudah tidak diketemukan sehingga kembali akan memaksa
lagi. pihak KPKNL untuk
3. Penanggung hutang tidak menerbitkan surat Piutang
mampu melunasi hutangnya Sementara Belum Dapat Ditagih
Bila terjadi hal seperti ini (PSBDT)
maka pihak KPKNL selaku 5. Usaha dari penanggung hutang
pengurus penyelesaian piutang tidak berjalan dengan baik
akan menawarkan alternatif
Penyelesaian piutang, Kekayaan Negara dan Lelang
penanggung hutang memiliki (KPKNL)
barang jaminan untuk menjadi Pengurusan piutang negara
jaminan apabila hutang tersebut dilaksanakan dengan dasar hukum
tidak dapat dilunasi. Selain Undang-Undang Nomor: 49 Prp.
barang, jaminan lainnya bisa Tahun 1960 Tentang PUPN jo.
seperti harta kekayaan lainnya Peraturan Menteri Keuangan
berupa tempat usaha. Tidak Nomor 88/PMK.06/2009 Tentang
menutup kemungkinan bahwa Pe¬ngurusan Piutang Negara
tempat usaha pun bisa menjadi sebagaimana telah diubah dengan
jaminan untuk penyelesaian Peraturan Menteri Keuangan
piutang yang menjadi masalah Nomor 240/PMK.06/2016 Tentang
apabila tempat usaha dari Pengurusan Piutang Negara.
penanggung hutang tersebut Dengan dasar hukum tersebut
tidak berjalan dengan baik atau PUPN bersama-sama dengan
mungkin tempat usaha tersebut DJKN/KPKNL melakukan
sudah hampir bangkrut yang penagihan piutang negara dengan
akibatnya barang jaminan surat paksa dan melakukan upaya-
tersebut tidak dapat dilelang upaya lainnya untuk mempercepat
serta proses penyelesaian dan mengoptimalkan hasil
piutang menjadi terhambat pengurusan piutang negara Upaya-
karena usaha penanggung upaya lainnya tersebut antara lain
hutang tidak berjalan dengan melakukan pencegahan bepergian
baik. Selain itu usaha yang tidak keluar dari wilayah Republik
berjalan dengan lancar Indonesia, melakukan pemblokiran
mempengaruhi penanggung dan penyitaan harta keka¬yaan
hutang untuk melunasi hutang debitor dan/atau penjamin utang
tersebut dikarenakan untuk yang tersimpan pada bank, serta
beberapa penanggung hutang melakukan Paksa Badan.
ada sumber pendapatannya Pasal 8 jo Pasal 12
hanya berasal dari usahanya dan Undang-undang Nomor: 49 Prp
apabila usaha tersebut tidak Tahun 1960 Tentang Panitia
berjalan dengan baik, maka Urusan Piutang Negara juga
mereka tidak dapat melunasi mengatur tentang instansi-instansi
hutangnya. pemerintah dan badan-badan
negara yang langsung atau tidak
C. Proses hukum terhadap langsung dikuasai oleh negara
penyelesaian piutang macet diwajibkan/diharuskan
tanpa jaminan yang dilakukan menyerahkan piutang yang adanya
oleh Kantor Pelayanan dan besarnya telah pasti menurut
hukum kepada Panitia Urusan dari faktor ketidakmampuan
Piutang Negara (PUPN) DJKN Debitur dalam membayar
sebagai pengelola piutang hutangnya sehingga pihak
negara/daerah, dalam KPKNL terpaksa melakukan
melaksanakan tugas dan fungsi penyitaan terhadap harta
mengurus piutang negara/daerah kekayaan negara milik debitur
sebenarnya telah dibekali dengan guna menutupi jumlah
beberapa kewenangan hukum yang hutangnya dan memperkrcil
mempunyai peran strategis dalam kerugian negara.
upaya melakukan percepatan 3. Pengurusan hingga penyelesaian
pengurusan dan penyelesaian piutang negara macet tersebut
piutang Negara/Daerah. guna untuk mengambil alih
kembali harta kekayaan milik
negara yang telah di gunakan,
PENUTUP ataupun di pinjam oleh Debitur
sesuai dengan hukum-hukum
A. Kesimpulan dan kewenangan-kewenangan
yang berlaku dalam KPKNL,
1. Kenyataannya yang terjadi di
sehingga Negara tidak
KPKNL Samarinda terdapat
mengalami kerugian yang dapat
debitur yang nakal artinya
merusak sistem perekonomian
melanggar aturan yang sudah
negara yang pada akhirnya akan
ditentukan sehingga perlu diberi
berdampak pada kesejahteraan
sanksi yang tegas agar tidak
rakyat.
terjadi kembali adanya Debitur-
Debitur yang nakal sehingga
B. Saran - saran
proses penyelesaian piutang
negara macet dapat berjalan 1. Dalam pelaksanaan peran serta
lancar dan dapat terselesaikan tanggungjawab KPKNL harus
secara tuntas. terus melakukan sosialisasi
2. Hambatan yang terjadi pada kepada masyarkat atau instansi
KPKNL dalam penyelesaian pengguna jasa lainya agar bisa
piutang macet terjadi disadari secara bersama bahwa
dikarenakan beberapa faktor pemanfaatan atau pengelolaan
baik itu dari segi kesengajaan aset negara itu sangat penting
dari Debitur yang tidak memiliki untuk di lakukan sehingga
etikat baik dalam pengelolaannya bisa efektif dan
menyelesaiakan urusan tepat guna. Serta dalam proses
piutangnya sehingga timbulnya pengurusan dan pengelolaan
kerugian pada negara dan kekayan negara sehingga
hambatan tersebut juga timbul terciptanya kualitas pelayanan
yang baku dengan Mulyadi Universitas Gajah Mada,
mengutamakan prinsip Sistem Akuntansi, Selemba
efesiensi, efektifitas, Empat, hal. 257.
Peter Mahmud Marzuki, 2009,
transparansi dan akuntabilitas
Penelitian Hukum, Kencana,
seuai jalur hukum yang berlaku Jakarta, hal. 22.
sehingga mendapatkan hasil Pusdiklat Kekayaan Negara dan
tagih yang maksimal. Perimbangan Keuangan,
2. Sebagai lembaga pelayanan Akuntansi Piutang, Badan
publik KPKNL harus bisa Pendidikan dan Pelatihan
memperbaiki kualitas Keuangan.
Pusdiklat Kekayaan Negara dan
pelayanannya terkait dengan
Perimbangan Keuangan, Konsep
penyelesaiaan piutang macet dasar Pengelolaan Piutang
tanpa jaminan, proses Negara dan Piutang Daerah,
pelelangan barang jaminan, Badan Pendidikan dan Pelatihan
serta melakukan penagihan Keuangan.
dengan cara-cara yang R. Soeroso,Pengantar Ilmu
Hukum,Sinar Grafik, Jakarta,
profesional sehingga tidak
2008, hal.227.
kehilalangan kepercayaan S. Mantayborbir, Iman Jauhari, Agus
masyarakat guna menciptakan Hari Widodo, 2002, Hukum
Negeri yang adil makmur dan Piutang dan Lelang Negara di
sejahtera agar terus dapat Indonesia, Pustaka Bangsa,
dinikmati oleh generasi penerus Medan, hal. 35.
yang akan datang. Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Rineka Cipta,Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA hal. 126.
Bambang Waluyo, 2002, Penelitian
Hukum Dalam Praktek, Sinar
Grafika, Jakarta, hal. 15.
Buletin Teknis Standar Akuntansi
Pemerintah Nomor 16 Akuntansi
Piutang Berbasis Akrual Komite
Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Buletin Teknis Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 06,
Akuntansi Piutang, Komite
Standart Akuntansi
Pemerintahan.
Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Ketiga, Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai