Anda di halaman 1dari 12

Analisis Stres Kerja Karyawan

pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor

Siti Rahmawati

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

ABSTRACT
Most organizations face the dynamic environment and change regularly. The increasing
bank competition tightly brings current competition which is not anymore only at price competition,
interest and statistics, but also non-price competition. This condition will increase work stress level
of employees. The objective of this research is to identify work stressors and stress symptoms,
analyze work stress level totality based on characteristic of employees and identify stress
management according to employees perception and management perception of PT BRI (Persero)
Tbk Bogor. The result shows that the work stressors consist of duty demand, role demand,
interpersonal demand, organization structure, organization leadership and organization life cycle.
The symptoms of stress consist of physiological, psychological and behavioral. Work stress level of
PT BRI (Persero) Tbk Bogor employees totality be at low category. All the characteristic of
employees don’t have significant relationship with work stress. No significant work stress
differences based on all the characteristic of employees. The management of PT BRI (Persero) Tbk
Bogor has already striven stress management but hasn’t optimal in that implementation.

Keyword: work stress, work stressors, stress symptoms and stress management.

PENDAHULUAN optimal, maka pemeliharaan hubungan yang


kontinyu dan serasi dengan para karyawan
Latar Belakang menjadi sangat penting. Salah satu hal yang
Kekuatan lingkungan seperti penting diperhatikan dalam pemeliharaan
lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, hubungan tersebut adalah mengenai
dan teknologi yang terus berkembang dengan penanggulangan stres para karyawan.
cepat membuat organisasi harus senantiasa Stres yang tidak diatasi dengan baik
siaga dan cepat tanggap untuk merespons dan biasanya berakibat pada ketidakmampuan
mengantisipasi setiap perubahan dan seseorang berinteraksi secara positif dengan
perkembangan zaman yang terjadi. Hal ini lingkungannya, baik dalam lingkungan
membawa pengaruh tidak hanya pada pekerjaan maupun di luar pekerjaan.
perusahaan dan pekerja, namun juga pada Mengingat besarnya pengaruh stres pada
lingkungan perusahaan. karyawan terhadap kinerjanya, pengelolaan
Persaingan yang semakin ketat dalam terhadap stres itu sendiri harus mendapatkan
dunia perbankan dengan banyaknya kompetitor perhatian dan kesungguhan dari manajemen
membawa arus persaingan yang tidak lagi perusahaan agar tujuan organisasi bisa lebih
hanya pada price competition dan bunga, mudah dicapai.
melainkan juga pada non-price competition.
Persaingan dalam kualitas ini akan menuju Perumusan Masalah
pada Good Corporate Governance (GCG). Di Adapun masalah-masalah yang diteliti
tengah kondisi tersebut, industri perbankan dalam penelitian ini adalah:
dituntut untuk dapat meningkatkan daya 1. Apa saja faktor-faktor penyebab stres kerja
saingnya. (stressor) dan gejala stres karyawan PT
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) BRI (Persero) Tbk Cabang Bogor?
Tbk merupakan salah satu bank terbesar di 2. Bagaimana tingkat stres kerja karyawan PT
Indonesia yang dituntut untuk terus BRI (Persero) Tbk Cabang Bogor?
meningkatkan daya saingnya melalui 3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh
peningkatan kualitas manajemen. Peningkatan pihak manajemen PT BRI (Persero) Tbk
kualitas manajemen bank tidak terlepas dari Cabang Bogor dalam menanggulangi stres
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki kerja karyawan?
perusahaan. Oleh karena itu, agar PT BRI
(Persero) Tbk dapat lebih berkembang secara

111
Tujuan Penelitian dimiliki perusahaan, sehingga perlu diketahui
Berdasarkan latar belakang dan faktor-faktor penting yang menjadi penyebab
perumusan masalah yang telah diuraikan di stres kerja karyawan (stressor) dan gejala-
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: gejala stres yang dialami karyawan.
1. Mengidentifikasi faktor penyebab stres Kondisi tingkat stres kerja karyawan
kerja (stressor) dan gejala stres karyawan BRI Cabang Bogor akan diukur melalui
PT BRI (Persero) Tbk Cabang Bogor. persepsi karyawan yang bersangkutan terkait
2. Menganalisis tingkat stres kerja karyawan dengan stressor kerja dan gejala stres yang
secara keseluruhan dan berdasarkan dialami karyawan.
karakteristik karyawan PT BRI (Persero) Analisis ini akan memberikan
Tbk Cabang Bogor. gambaran seberapa besar karyawan mengalami
3. Mengidentifikasi upaya penanggulangan stres kerja dan sejauh mana perbedaan tingkat
stres kerja menurut persepsi karyawan dan stres kerja karyawan berdasarkan
menurut persepsi pihak manajemen PT BRI karakteristiknya, serta menjelaskan apakah ada
(Persero) Tbk Cabang Bogor. hubungan yang signifikan antara stres kerja
dengan karakteristik karyawan. Hal ini dapat
METODE PENELITIAN memperlihatkan stressor kerja mana yang
perlu mendapatkan penanganan secara serius
Kerangka Pemikiran Penelitian dan upaya apa yang perlu dilakukan oleh pihak
Stres kerja karyawan merupakan salah manajemen perusahaan dalam mengatasi stres
satu masalah yang perlu diperhatikan dalam kerja karyawan (Gambar 1).
rangka meningkatkan kualitas SDM yang

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


Visi dan Misi Perusahaan

SDM

Faktor Organisasi: Stres Kerja Karyawan Gejala-gejala stres:


1. Tuntutan tugas 1. Gejala fisiologis
2. Tuntutan peran 2. Gejala psikologis
3. Tuntutan hubungan 1. Chi- 3. Gejala perilaku
antarpribadi Square
4. Struktur organisasi 2. Uji t
5. Kepemimpinan
Analisis
organisasi Karakteristik karyawan: Persepsi
6 T h hid i i 1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Pendidikan terakhir
4. Status pernikahan
5. Bagian
6. Jabatan
7. Masa kerja

tidak

Diatasi?

Upaya: 1. Prestasi kerja menurun


ya
1. Persepsi karyawan 2. Produktivitas menurun
2. Persepsi 3. Tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja
j

Peningkatan prestasi kerja karyawan


Ruang Lingkup
Penelitian
Peningkatan kinerja perusahaan

Pencapaian tujuan perusahaan

Gambar1. Kerangka Pemikiran Penelitian

112
Lokasi dan Waktu Penelitian ri = Keandalan instrumen
Penelitian dilakukan di PT BRI k = Mean kuadrat antara subjek
(Persero) Tbk Kantor Cabang Bogor yang Σ Si2 = Mean kuadrat kesalahan
berlokasi di Jl. Dewi Sartika no. 6 Bogor pada St2 = Varians total
bulan April-Juni 2008. Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha
Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0
Jenis dan Sumber Data sampai 1, yang dapat diinterpretasikan sebagai
Jenis data yang digunakan adalah data berikut:
primer yang diperoleh melalui kuesioner,
wawancara, dan pengamatan langsung di Tabel 1. Klasifikasi Nilai Alpha
lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh Alpha Tingkat Reliabilitas
melalui studi kepustakaan (buku-buku, jurnal, Α > 0,9 Sempurna eExcellent)
internet, dan literatur-literatur yang relevan Α > 0,8 Baik (good)
dengan masalah yang diteliti) dasertan data Α > 0,7 Dapat diterima (acceptable)
internal perusahaan. Α > 0,6 Diragukan (questionable)
Α > 0,5 Lemah (poor)
Metode Penentuan Sampel Α < 0,5 Tidak dapat diterima (inacceptable)
Sumber: George dan Mallery (2003)
Teknik sampling yang digunakan
adalah non-probability sampling berupa
saturation sampling yaitu teknik sampling Hasil uji reliabilitas menunjukkan
yang tidak memberikan peluang yang sama semua variabel memiliki reliabilitas instrumen
bagi setiap unsur dalam populasi untuk dipilih yang sempurna (Excellent) dengan nilai alpha
menjadi anggota sampel, dikatakan jenuh hasil pengujian reliabilitas di atas 0,9.
(saturation) karena seluruh anggota populasi
dijadikan sampel (Sumarsono, 2004). Pengolahan Data Kuesioner
Populasi penelitian ini adalah seluruh Tahapan kerja pengolahan data
karyawan tetap BRI Cabang Bogor berjumlah kuesioner untuk menganalisis tingkat stres
52 orang. Seluruh karyawan tersebut dijadikan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
sampel dalam penelitian ini. 1. Memberi skor pada masing-masing
jawaban responden berdasarkan bobot
tertentu pada setiap jawaban dengan skala
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas menggunakan rumus Likert. Skala Likert berhubungan tentang
Product Moment, yaitu: sikap seseorang terhadap sesuatu, yaitu:
Sangat Jarang = 1; Jarang = 2; Kadang-
N (Σ XY)-(Σ X)(Σ Y) kadang = 3; Sering = 4; Sangat Sering = 5.
r= ......(1) Setiap jawaban responden dari pertanyaan
dalam kuesioner diberikan bobot (skor
√( N Σ X2 – (Σ X)2 )( N Σ Y2 – (Σ Y)2 rataan). Cara menghitung rataan adalah:
Di mana: Σ xi . fi
r = Nilai koefisien korelasi ...............……...... (3)
x =
N = Jumlah responden n
X = Skor masing-masing pertanyaan dari
Tiap responden Di mana:
Y = Skor total pertanyaan dari tiap responden x = Rata-rata dari suatu sampel
Berdasarkan hasil uji validitas xi = Nilai ukuran variabel ke-i
menggunakan teknik Product Moment fi = Frekuensi ke-i
diperoleh seluruh pernyataan valid, artinya n = Jumlah data dari sampel
pernyataan-pernyataan tersebut memenuhi Langkah selanjutnya menggunakan rentang
syarat sah untuk diolah lebih lanjut. Hal ini skala penilaian untuk menentukan posisi
ditunjukkan dengan nilai r hitung > r tabel , di persepsi responden dengan menggunakan
mana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang nilai skor. Setiap bobot alternatif jawaban
kepercayaan 95%. yang terbentuk dari teknik skala
Uji reliabilitas menggunakan teknik peringkatan terdiri dari kisaran 1 hingga 5
Alpha Cronbach dengan rumus sebagai yang menggambarkan posisi yang sangat
berikut: positif ke posisi yang sangat negatif.
Penentuan rentang skala dengan rumus
k Σ Si2 ......…. (2) sebagai berikut:
ri = 1– (m -1)
(k – 1) St2 RS = .....…...………… (4)
Di mana: m

113
Di mana: Analysis of Variance (ANOVA)
RS = Rentang skala Menurut Istijanto (2006) Analysis of
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item Variance (ANOVA) merupakan uji statistik
Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat terhadap signifikan tidaknya perbedaan nilai
dihitung nilai rentang skala sebagai berikut: rata-rata lebih dari dua sampel (tiga sampel
atau lebih). Hipotesis yang diuji (H0) dan
RS = (5-1)/5 = 0,8
hipotesis alternatif (H1) dalam pengujian
Sehingga posisi keputusan penilaian statistik, dilambangkan dalam notasi:
mengenai stres kerja memiliki rentang skala H0: μ1 = μ2 = μ3 ... = μn (sig. > α = 5%)
yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: H1: μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ... ≠ μn (sig. < α = 5%)

Tabel 2. Posisi Keputusan Penilaian Stres HASIL DAN PEMBAHASAN


Kerja
Skor Rataan Keterangan
Karakteristik Responden
1,0-1,8 Sangat rendah
Karakteristik responden yang
1,9-2,6 Rendah
2,7-3,4 Sedang digunakan dalam penelitian ini ditinjau dari
3,5-4,2 Tinggi segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan
4,3-5,0 Sangat tinggi terakhir, status pernikahan, bagian, jabatan,
dan masa kerja responden (Gambar 2).
2. Memindahkan jawaban dari lembar
kuesioner ke lembar tabulasi dan
Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir
menghitung nilai total dari masing-masing
variabel dengan program komputer 2%
Microsoft Excel. 42% 29%
Laki-laki
3. Memindahkan data ke lembar kerja untuk
diolah dan dianalisis menggunakan uji Chi- Perempuan 52%
Square, uji Independent Sample T Test, dan 58% 17%
uji Analysis of Variance (ANOVA).
SLTA Diploma
Uji Chi-Square S1 S2
Usia
Uji Chi-Square menggunakan rumus:
20-29 tahun
(Оij – Eij)² 27% 27%
χ² = Σ Σ [ ] ......................... (5) 30-39 tahun (5)
Status Pernikahan
Eij 40-49 tahun
10% 29%
Di mana: 36% > 49 tahun
Oij = Observasi dari tiap sel
Eij = Hasil ekspektasi tiap sel 71%
Hipotesis: Masa Kerja
H0: Tidak terdapat hubungan antara stres kerja Menikah
dengan kinerja
1-10 tahun Belum Menikah
H1: Terdapat hubungan antara stres kerja 19% 31%
dengan kinerja 11-20 tahun
Dasar pengambilan keputusan Chi- 13% 21-30 tahun Bagian
Square adalah jika χ²hitung > χ²tabel atau nilai
> 30 tahun 19%
signifikansi (sig) < α = 5%, maka tolak H0. 37% 27%
Sebaliknya, jika χ²hitung < χ²tabel atau sig > α =
5%, maka terima H0.
Jabatan
54%
Uji Independent Sample T Test
Independent Sample T test merupakan 21% Pemasaran
uji statistik terhadap signifikan tidaknya Struktural Operasional
perbedaan nilai rata-rata dari dua sampel yang Bisnis Mikro
Fungsional
berbeda (Istijanto, 2006). Hipotesis yang diuji
(H0) dan hipotesis alternatif (H1) dalam 79%
pengujian statistik, dilambangkan dalam
notasi: Gambar 2. Karakteristik Responden
H0: μ1 = μ2 (sig. > α = 5%)
H1: μ1 ≠ μ2 (sig. < α = 5%)

114
1. Jenis Kelamin 19%, bagian operasional sebesar 54%, dan
Karyawan tetap BRI Cabang Bogor sebesar 27% berada di bagian bisnis mikro.
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki 6. Jabatan
dengan persentase sebesar 58%, sedangkan Jabatan karyawan BRI Cabang Bogor
perempuan sebesar 42%. diklasifikasikan ke dalam dua kelompok,
2. Usia yaitu jabatan struktural dan jabatan
Usia karyawan menyebar ke dalam empat fungsional. Sebesar 21% karyawan
kelompok yaitu sebesar 27% masuk ke menduduki jabatan struktural dan karyawan
dalam kelompok usia 20-29 tahun, 10% yang menduduki jabatan fungsional sebesar
masuk ke dalam kelompok usia 30-39 79%.
tahun, 36% masuk ke dalam kelompok usia 7. Masa Kerja
40-49 tahun, dan sebesar 27% masuk ke Karyawan BRI Cabang Bogor yang
dalam kelompok usia lebih dari 49 tahun. memiliki masa kerja 1-10 tahun sebasar
3. Tingkat Pendidikan Terakhir 31%, masa kerja 11-20 tahun sebesar 37%,
Sebagian besar karyawan BRI Cabang 13% memiliki masa kerja 21-30 tahun,
Bogor berpendidikan akhir S1 dengan sedangkan sebesar 19% memiliki masa
persentase sebesar 52%. Karyawan yang kerja lebih dari 30 tahun.
memiliki tingkat pendidikan akhir SLTA
sebesar 29%, Diploma sebesar 17% dan Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
hanya 2% yang berpendidikan akhir S2. (Stressor) Karyawan
4. Status Pernikahan Stres kerja yang dialami seseorang
Berdasarkan status pernikahan, mayoritas dipengaruhi oleh faktor penyebab stres baik
karyawan BRI Cabang Bogor berstatus yang berasal dari dalam pekerjaan maupun dari
menikah dengan persentase sebesar 71%, luar pekerjaan. Faktor penyebab stres kerja
sedangkan 29% lainnya berstatus belum yang dibahas dalam penelitian ini hanya faktor
menikah. organisasional, yakni faktor yang berasal dari
5. Bagian dalam pekerjaan yang mencakup tuntutan
Karakteristik karyawan berdasarkan bagian tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan
pada BRI Cabang Bogor terdiri dari tiga antarpribadi, struktur organisasi,
kelompok, yaitu bagian pemasaran, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup
operasional, dan bisnis mikro. Karyawan organisasi. Adapun persepsi karyawan
yang berada di bagian pemasaran sebesar terhadap stressor kerja dapat dilihat pada Tabel
3.

Tabel 3. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja (Stressor) Karyawan


Indikator Stressor Kerja Skor Rataan Keterangan
Tugas yang diberikan perusahaan berlebihan 3,29 Sedang
Tanggung jawab yang diberikan perusahaan sangat memberatkan 2,87 Sedang
Dikejar waktu dalam menyelesaikan pekerjaan 4,04 Tinggi
Tugas yang dilakukan tidak terjadwal dengan baik 2,33 Rendah
Mengalami kesulitan memenuhi target perusahaan 2,38 Rendah
Mendapat waktu istirahat yang kurang untuk menjalankan pekerjaan 3,08 Sedang
Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu 2,46 Rendah
Bekerja dengan peralatan yang tidak memadai 2,35 Rendah
Lingkungan kerja yang banyak gangguan 2,23 Rendah
Rataan Tuntutan Tugas 2,78 Sedang
Mengerjakan tugas yang berbeda-beda 4,00 Tinggi
Melakukan pekerjaan yang dirasakan tidak dimengerti/tidak cocok 2,62 Rendah
Menerima tugas yang bertentangan satu sama lain 1,98 Rendah
Tujuan yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan harapan 2,23 Rendah
Ditekan dengan banyak peraturan dalam menjalankan tugas 2,12 Rendah
Mengalami konflik dari tugas yang dibebankan atasan yang berlainan 2,12 Rendah
Merasakan konflik dari tugas yang dibebankan atasan langsung saya 1,94 Rendah
Menerima penugasan yang berbeda-beda dari dua atasan/lebih 2,79 Sedang
Rataan Tuntutan Peran 2,47 Rendah

115
Lanjutan Tabel 3.
Indikator Stressor Kerja Skor Rataan Keterangan
Hubungan yang tidak harmonis dengan rekan kerja 1,63 Sangat Rendah
Mengalami konflik dengan rekan kerja 1,81 Sangat Rendah
Mengalami kesulitan berkomunikasi dengan atasan 2,37 Rendah
Kurangnya dukungan dari atasan 2,48 Rendah
Ada hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan 2,23 Rendah
Rataan Tuntutan Hubungan Antarpribadi 2,10 Rendah
Merasa kurang jelas dengan informasi dari perusahaan mengenai pekerjaan 1,98 Rendah
Tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan yang saya jalankan 1,42 Sangat Rendah
Merasa tidak jelas dalam hal ruang lingkup pekerjaan 2,00 Rendah
Merasa sulit memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan
1,71 Sangat Rendah
pekerjaan
Merasa tidak tahu harus bertanggung jawab kepada siapa dalam bekerja 1,79 Sangat Rendah
Prosedur/instruksi kerja kurang jelas 1,83 Sangat Rendah
Alur komunikasi tidak jelas 1,83 Sangat Rendah
Rataan Struktur Organisasi 1,79 Sangat Rendah
Atasan terlalu banyak mengatur 2,67 Rendah
Atasan bertindak kurang adil dalam pembagian pekerjaan kepada bawahan 2,60 Rendah
Merasa tidak mengetahui bagaimana penilaian atasan terhadap hasil kerja
2,98 Sedang
saya
Merasa tidak memunyai peranan dalam pengambilan keputusan 2,37 Rendah
Merasa tidak ada kesempatan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan
2,37 Rendah
perusahaan
Atasan tidak memberitahu dengan jelas perubahan-perubahan
2,67 Rendah
kebijaksanaan di perusahaan
Atasan tidak memberitahu tugas yang harus saya lakukan 1,98 Rendah
Rataan Kepemimpinan Organisasi 2,52 Rendah
Peluang yang kecil untuk mendapat promosi 2,67 Rendah
Mendapat pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan berbeda dari
3,98 Tinggi
sebelumnya
Merasa tidak memunyai kesempatan untuk lebih maju dalam bekerja 2,46 Rendah
Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuan
2,42 Rendah
yang dimiliki
Mengalami promosi kerja ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuan
2,67 Rendah
yang dimiliki
Umpan balik terhadap hasil kerja tidak sesuai dengan harapan 2,63 Rendah
Pemberhentian karyawan menjadi pemicu kecemasan saya untuk bekerja
2,62 Rendah
dengan baik
Rataan Tahap Hidup Organisasi 2,78 Sedang

1. Tuntutan Tugas 2. Tuntutan Peran


Pada umumnya karyawan Pada umumnya karyawan
berpendapat pekerjaan yang dilakukan berpendapat tugas yang dikerjakan
melebihi kapasitas waktu yang dimiliki, berbeda-beda, namun tugas tersebut dirasa
sehingga karyawan merasa dikejar waktu tidak bertentangan satu sama lain, sehingga
dalam menyelesaikan pekerjaan dan waktu masih dapat dimengerti oleh karyawan.
istirahat menjadi berkurang. Namun Peraturan yang cukup fleksibel juga turut
karyawan tetap mampu menyelesaikan mendukung karyawan selama bekerja.
pekerjaan tepat waktu karena menganggap Selain itu, yang terpenting adalah adanya
tugas yang dibebankan sebagai suatu kesesuaian antara tujuan yang ditetapkan
tantangan yang harus diselesaikan dengan perusahaan dengan harapan karyawan,
baik. Hal ini juga didukung dengan sehingga konflik peran yang dirasakan dari
tersedianya peralatan kerja yang cukup tugas, baik yang dibebankan oleh atasan
memadai dan lingkungan kerja yang langsung maupun atasan yang berlainan,
kondusif. masih dapat diatasi.

116
3. Tuntutan Hubungan Antarpribadi dengan tuntutan tugas dan tuntutan peran
Pada umumnya karyawan yang meningkat dan harus terpenuhi,
berpendapat hubungan mereka dengan terutama jika karyawan menduduki jabatan
rekan kerja cukup harmonis. Adapun yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dampak
konflik yang terjadi hanya sebatas pada lain dari proses pengembangan ialah
permasalahan yang berkaitan dengan peluang dan kecepatan promosi menjadi
pekerjaan, bukan karena permasalahan tidak sama setiap saat, sehingga karyawan
pribadi, sehingga hubungan yang baik merasakan adanya kesenjangan antara
antarkaryawan tetap terjaga. Begitu juga kedudukannya sekarang dalam perusahaan
hubungan dengan atasan, karena karyawan dengan kedudukan yang diharapkan.
cukup mudah berkomunikasi dengan atasan Meskipun demikian, para karyawan tetap
dan adanya dukungan dari atasan itu berusaha untuk bekerja keras menghadapi
sendiri. tuntutan tersebut sebab mereka melihat
4. Struktur Organisasi prospek karier yang meningkat,
Pada umumnya karyawan kemungkinan menduduki jabatan yang
berpendapat struktur organisasi yang ada di lebih tinggi, dan penghasilan yang lebih
perusahaan sudah jelas dalam besar di masa yang akan datang.
mendeskripsikan jabatan, peran,
wewenang, dan tanggung jawab masing- Gejala Stres Kerja Karyawan
masing karyawan sesuai dengan Gejala stres merupakan hasil/keluaran
jabatannya. Selain itu, struktur organisasi dari stres yang dialami seseorang. Gejala stres
yang jelas menggambarkan alur kerja karyawan BRI mencakup gejala
komunikasi yang jelas pula, sehingga fisiologis, psikologis, dan perilaku. Adapun
karyawan mengetahui dari mana informasi persepsi karyawan tentang gejala stres dapat
diperoleh dan kepada siapa harus dilihat pada Tabel 4.
bertanggung jawab.
5. Kepemimpinan Organisasi Tabel 4. Gejala Stres Kerja Karyawan
Pada umumnya karyawan Indikator Gajala Skor
berpendapat atasan sudah cukup baik dalam Stres Kerja Rataan
Keterangan
menjalankan tugas dan wewenang yang
Mengalami gangguan
dimilikinya. Atasan memberikan pekerjaan
pencernaan akibat 2,65 Rendah
berdasarkan deskripsi pekerjaan yang sudah bekerja
ditetapkan sesuai jabatannya masing- Sakit kepala karena
masing dan memberikan kesempatan dalam Rendah
beban pekerjaan 2,67
pengambilan keputusan sesuai kewenangan Rata-rata Gejala
yang dimiliki karyawan. Selain itu, atasan 2,66 Rendah
Fisiologis
memberikan keleluasaan kepada karyawan Merasa putus asa
2,38 Rendah
dalam menyelesaikan pekerjaan. Karyawan dalam bekerja
juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi Mudah tersinggung 2,63 Rendah
dalam mencapai tujuan perusahaan dengan Sulit untuk
2,98 Sedang
memberikan pendapat atau saran agar berkonsentrasi
keputusan yang diambil merupakan Menunda-nunda
keputusan yang terbaik bagi semua pihak. mengerjakan 2,37 Rendah
Namun demikian karyawan masih merasa pekerjaan
Merasa bosan dengan
kurang mengetahui bagaimana penilaian 2,85 Sedang
pekerjaan
atasan terhadap hasil kerja mereka. Hal ini Merasa gelisah dalam
terkait dengan teknis penilaian kinerja yang 2,38 Rendah
bekerja
dilakukan, di mana penilaian kinerja Kurang puas dengan
dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu 2,33 Rendah
hasil kerja
atasan dan karyawan itu sendiri, sehingga Tidak bersemangat
2,37 Rendah
dapat menimbulkan subjektivitas. dalam bekerja
6. Tahap Hidup Organisasi Tidak senang
Perusahaan sudah berada pada tahap mengikuti kegiatan di 2,54 Rendah
mapan/dewasa dan sedang melakukan kantor
pengembangan-pengembangan dan inovasi Rata-rata Gejala
2,54 Rendah
Psikologis
karena pada umumnya karyawan
Tidak masuk kerja Sangat
berpendapat adanya tuntutan pengetahuan 1,71
Rendah
dan keterampilan yang baru yang harus Sukar tidur akibat
mereka miliki. Pengetahuan dan 2,69 Rendah
pekerjaan
keterampilan baru tersebut berkaitan

117
Lanjutan Tabel 4. Tabel 5. Tingkat Stres Kerja Karyawan secara
Indikator Gajala Skor Keseluruhan
Keterangan
Stres Kerja Rataan Skor
Nafsu makan Indikator Stres Kerja Keterangan
Rataan
berkurang karena 2,50 Rendah
Faktor Tuntutan
beban kerja 2,78 Sedang
Stres tugas
Ada Keinginan Sangat
1,77 Kerja Tuntutan
berhenti bekerja Rendah 2,47 Rendah
(stressor) peran
Rata-rata Gejala
2,17 Rendah Tuntutan
Perilaku
hubungan 2,10 Rendah
antarpribadi
1. Gejala Fisiologis Struktur Sangat
Persepsi karyawan terhadap gejala 1,79
organisasi Rendah
stres yaitu mengalami gangguan Kepemim-
pencernaan dan sakit kepala karena beban pinan 2,52 Rendah
pekerjaan, dialami karyawan dengan organisasi
tingkat rendah. Pada umumnya karyawan Tahap hidup
2,78 Sedang
jarang mengalami gejala fisiologis berupa organisasi
gangguan pencernaan dan sakit kepala. Rata-rata 2,41 Rendah
2. Gejala Psikologis Gejala Fisiologis 2,66 Rendah
Stres Psikologis 2,54 Rendah
Pada umumnya karyawan sulit
Perilaku 2,17 Rendah
berkonsentrasi, merasa bosan dengan
Rata-rata 2,46 Rendah
pekerjaan rutin yang dilakukan dan
Rata-rata Stres Kerja 2,44 Rendah
terkadang mudah tersinggung, namun
karyawan tidak merasa putus asa dan
Berdasarkan hasil analisis dapat
gelisah dalam bekerja. Karyawan tetap
disimpulkan bahwa tingkat stres kerja yang
bersemangat dalam melaksanakan tugasnya
dialami karyawan secara keseluruhan
masing-masing, sehingga jarang menunda-
tergolong pada kategori rendah dengan skor
nunda pekerjaan dan mereka cukup puas
rataan sebesar 2,44. Rendahnya tingkat stres
dengan hasil kerja yang dicapai.
kerja karyawan tersebut dikarenakan faktor
3. Gejala Perilaku
penyebab stres kerja (stressor) dan gejala stres
Pada umumnya karyawan
yang timbul dari adanya stres kerja juga berada
mengalami sukar tidur dan nafsu makan
pada kategori rendah dengan skor rataan
berkurang akibat pekerjaan, akan tetapi
masing-masing sebesar 2,41 dan 2,46.
karyawan tetap menunjukkan komitmennya
terhadap perusahaan dengan rajin masuk
kerja dan tetap menjadi bagian dari
Tingkat Stres Kerja Berdasarkan
perusahaan. Karakteristik Karyawan
Tingkat stres kerja karyawan dalam
Tingkat Stres Kerja Karyawan Secara penelitian ini juga dilihat perbedaannya
Keseluruhan berdasarkan karakteristik karyawan yang
Kondisi stres kerja karyawan dilihat mencakup jenis kelamin, usia, tingkat
berdasarkan hasil analisis terhadap stressor pendidikan terakhir, status pernikahan, bagian,
kerja (faktor organisasional) dan gejala stres jabatan, dan masa kerja, karena seluruh
yang dialami karyawan. Tingkat stres kerja karakteristik tersebut diidentifikasi memiliki
karyawan BRI secara keseluruhan dapat dilihat hubungan dengan stres kerja karyawan. Oleh
pada Tabel 5. karena itu, dalam penelitian ini terlebih dahulu
dilakukan pengujian untuk melihat hubungan
antara stres kerja dengan karakteristik
karyawan dengan menggunakan uji asosiasi
Chi-Square.
Berdasarkan hasil uji asosiasi Chi-
Square menunjukkan bahwa seluruh
karakteristik karyawan memiliki nilai χ²hitung <
χ²tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 5%
(Sig > α = 0,05). Hal ini mengidentifikasikan
bahwa seluruh karakteristik karyawan tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan
stres kerja.
Perbedaan tingkat stres kerja
berdasarkan karakteristik karyawan tersebut

118
dianalisis menggunakan Independent Sample T Tabel 7. Upaya Penanggulangan Stres Kerja
Test dan uji ANOVA. Tingkat stres kerja Menurut Persepsi Karyawan
karyawan berdasarkan karakteristik dapat Upaya
Pemberian
%
dilihat pada Tabel 6. No Penanggulangan Jml
Kategori
Stres Kerja
1. Melakukan Komunikasi 8 15
Tabel 6. Tingkat Stres Kerja Berdasarkan
sharing/tukar
Karakteristik Karyawan
pendapat setiap
Karakteristik Karyawan Stres Kerja
hari
Jenis Laki-laki 2,43
2. Rekreasi secara Kesejahteraan 15 29
Kelamin Perempuan 2,23
berkala dan rutin karyawan
20-29 tahun 2,36
3. Melakukan Komunikasi 7 13
30-39 tahun 2,20 pendekatan
Usia
40-49 tahun 2,32 personal
> 49 tahun 2,43 terhadap
SMA 2,33 masing-masing
Pendidikan Diploma 2,56 karyawan
Akhir S1 2,26 berkaitan
S2 3,00 dengan
Status Menikah 2,35 permasalahan/
Pernikahan Belum Menikah 2,33 konflik yang
Pemasaran 2,20 dialami
Bagian Operasional 2,46 karyawan
Bisnis Mikro 2,21 4. Refreshing/ber- Kesejahteraan 6 12
Struktural 2,45 libur ke luar karyawan
Jabatan kota
Fungsional 2,32
1-10 tahun 2,19 5. Lebih Kesejahteraan 10 19
11-20 tahun 2,42 memerhatikan karyawan
Masa Kerja
21-30 tahun 2,14 kesejahteraan
> 30 tahun 2,60 karyawan
6. Melakukan Penilaian 6 12
penilaian hasil kinerja
Berdasarkan hasil uji Independent kerja karyawan
Sample T Test dan uji ANOVA, disimpulkan dengan lebih
bahwa tidak ada perbedaan stres kerja secara teliti, adil, dan
signifikan ditinjau dari seluruh karakteristik bijaksana
karyawan dengan nilai signifikansi lebih besar Total 52 100
dari 5 persen (Sig. α > 5%).
Berdasarkan hasil analisis kualitatif
Upaya Penanggulangan Stres Kerja dapat diidentifikasi bahwa upaya
Menurut Persepsi Karyawan penanggulangan stres kerja karyawan yang
Persepsi karyawan terhadap upaya sebaiknya dilakukan pihak manajemen
penanggulangan stres kerja diperoleh melalui menurut persepsi karyawan diklasifikasikan ke
kuesioner terbuka. Berdasarkan jawaban dalam tiga kategori, yaitu kesejahteraan
karyawan diketahui bahwa manajemen karyawan, komunikasi, dan penilaian kinerja.
perusahaan sudah mengupayakan
penanggulangan stres kerja yang dialami Upaya Penanggulangan Stres Kerja
karyawannya adalah sebanyak 35 orang (67%), Menurut Persepsi Manajemen Perusahaan
sedangkan 17 orang (33%) lainnya BRI Kantor Cabang Bogor selama ini
berpendapat bahwa pihak manajemen belum sudah mengupayakan penanggulangan stres
mengupayakan penanggulangan stres kerja kerja yang dialami oleh karyawannya. Analisis
yang dialami karyawannya. Analisis kualitatif kualitatif terhadap upaya penanggulangan stres
terhadap upaya penanggulangan stres kerja kerja menurut persepsi manajemen dapat
yang sebaiknya dilakukan pihak manajemen dilihat pada Tabel 8.
menurut persepsi karyawan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut.

119
Tabel 8. Upaya Penanggulangan Stres Kerja Tabel 9. Upaya Penanggulangan Stres Kerja
Menurut Persepsi Manajemen Menurut Persepsi Karyawan dan
Perusahaan Persepsi Manajemen
Upaya Penanggulangan Pemberian Upaya Penanggulangan Stres Kerja
No.
Stres Kerja Kategori
1. Mengadakan bimbingan Kesejahteraan Persepsi Karyawan Persepsi Manajemen
rohani karyawan 1. Kesejahteraan 1. Kesejahteraan
2. Mengadakan sharing antara Komunikasi karyawan karyawan
karyawan dengan atasan 2. Komunikasi 2. Pengembangan
3. Menyelenggarakan kegiatan Pengembangan 3. Penilaian kinerja karyawan
Forum Peningkatan Kinerja karyawan 3. Komunikasi
(FPK) karyawan 4. Penilaian kinerja
4. Memberikan kenaikan gaji Kesejahteraan
secara berkala, bonus, karyawan Implikasi Manajerial
insentif, dan tunjangan Berdasarkan hasil penelitian terhadap
5. Memberikan jaminan Kesejahteraan stres kerja karyawan PT BRI (Persero) Tbk,
kesehatan karyawan dapat disimpulkan bahwa tingkat stres kerja
6. Menyelenggarakan program Pengembangan
yang dialami karyawan saat ini berada pada
pendidikan dan pelatihan karyawan
karyawan tingkat rendah. Namun, pihak manajemen
7. Menerapkan Sistem Penilaian harus selalu tetap waspada agar stres yang
Manajemen Kinerja (SMK) kinerja dialami karyawan tersebut tidak mengarah
dengan metode Management pada stres yang negatif dan bersifat destruktif.
by Objective (MBO) dalam Oleh karena itu, pihak manajemen sebaiknya
penilaian kinerja karyawan mengoptimalkan upaya penanggulangan stres
8. Memberikan imbal jasa yang Kesejahteraan kerja karyawan agar tingkat stres yang dialami
adil karyawan berada pada titik optimum yang dapat
9. Menyediakan fasilitas kerja Kesejahteraan memaksimalkan kinerja karyawan.
yang memadai karyawan
Mengingat masih adanya upaya yang
10. Melakukan rotasi kerja Pengembangan
dirasakan belum optimal menurut karyawan,
secara berkala karyawan
11. Menyelenggarakan program Pengembangan
maka pihak manajemen sebaiknya melakukan
job opening karyawan penyesuaian kembali dengan implementasi
penanggulangan stres kerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis kualitatif menyangkut komunikasi, kesejahteraan
dapat diidentifikasi bahwa upaya karyawan dan penilaian kinerja. Penyesuaian
penanggulangan stres kerja karyawan menurut yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen
persepsi manajemen diklasifikasikan ke dalam antara lain:
empat kategori, yaitu kesejahteraan karyawan, 1. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
pengembangan karyawan, komunikasi, dan yang tidak hanya terpusat pada
penilaian kinerja. kesejahteraan finansial, tetapi juga
Hasil analisis kualitatif terhadap upaya kesejahteraan nonfinansial. Manajemen
penanggulangan stres kerja karyawan baik dapat membantu karyawan dalam
dilihat menurut persepsi karyawan maupun menanggulangi stres kerja yang dialami
menurut persepsi manajemen perusahaan dengan memberikan tantangan kerja yang
mengindikasikan bahwa selama ini pihak proporsional kepada karyawan,
manajemen sudah mengupayakan meningkatkan perhatian pada kehidupan
penanggulangan stres kerja yang dialami beragama karyawan, membantu karyawan
karyawannya, namun dalam implementasinya untuk menjalani hidup yang lebih sehat,
karyawan merasa upaya tersebut masih kurang mengembangkan program rekreasi bersama
karena menurut karyawan masih ada upaya guna memulihkan kondisi fisik dan mental
yang belum optimal dilakukan oleh karyawan yang kemungkinan menurun
manajemen perusahaan. Upaya yang dirasakan akibat pekerjaan. Selain itu, manajemen
belum optimal mencakup kesejahteraan hendaknya tidak hanya mempertimbangkan
karyawan, komunikasi, dan penilaian kinerja beban kerja, kompetensi, evaluasi jabatan,
(Tabel 9). dan sistem grading dalam menentukan
imbal jasa kepada karyawan, kebutuhan
karyawan di tengah tuntutan hidup yang
semakin meningkat sebaiknya
dipertimbangkan, namun manajemen tetap
memerhatikan kesinambungan kinerja
perusahaan.

120
2. Meningkatkan komunikasi organisasional 2. Tingkat stres kerja karyawan PT BRI
dengan karyawan baik formal maupun tidak (Persero) Tbk Cabang Bogor secara
formal untuk mengurangi ketidakpastian, keseluruhan tergolong pada kategori
yakni mengurangi ketidakjelasan peran dan rendah. Seluruh karakteristik karyawan
konflik peran. Manajemen dapat tidak memiliki hubungan yang signifikan
menggunakan komunikasi yang efektif dengan stres kerja karyawan. Tidak ada
seperti mengadakan tukar pendapat antara perbedaan stres kerja secara signifikan
karyawan dengan atasan terkait dengan ditinjau dari seluruh karakteristik
permasalahan pekerjaan secara berkala dan karyawan.
rutin yang dapat dilakukan minimal dua 3. Pihak manajemen PT BRI (Persero) Tbk
kali dalam satu minggu. Ini dilakukan Cabang Bogor sudah mengupayakan
sebagai cara untuk membentuk persepsi penanggulangan stres kerja yang dialami
karyawan mengingat bahwa apa yang karyawan, namun implementasinya belum
dikategorikan karyawan sebagai peluang, optimal. Upaya penanggulangan stres kerja
kendala atau tuntutan, hanyalah merupakan karyawan menurut persepsi karyawan
suatu penafsiran, di mana penafsiran mencakup kesejahteraan karyawan,
tersebut dapat dipengaruhi oleh tindakan komunikasi, dan penilaian kinerja,
yang dikomunikasikan pihak manajemen. sedangkan menurut persepsi manajemen
3. Mempertahankan sistem penilaian kinerja mencakup kesejahteraan karyawan,
yang sudah baik, tetapi tetap meninjau pengembangan karyawan, komunikasi, dan
ulang dan memerhatikan harapan karyawan penilaian kinerja.
terkait dengan teknis penilaian kinerja dan
meningkatkan pengawasan terhadap Saran
pelaksanaan penilaian kinerja untuk Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menghindari kemungkinan terjadinya dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
subjektivitas penilaian, sehingga dapat adalah:
dihasilkan penilaian kinerja yang objektif. 1. PT BRI (Persero) Tbk Cabang Bogor
Upaya lain yang dapat dilakukan sebaiknya mempertahankan tingkat stres
manajemen adalah: kerja karyawan saat ini, namun harus selalu
1. Merumuskan suatu kebijaksanaan untuk tetap waspada agar stres yang dialami
membantu para karyawan menghadapi karyawan tersebut tidak mengarah pada
berbagai stres. stres yang negatif dan bersifat destruktif.
2. Menyosialisasikan kebijaksanaan tersebut 2. Sebaiknya meningkatkan frekuensi
kepada seluruh karyawan. pemantauan terhadap kegiatan operasional
3. Melatih para manajer agar peka terhadap perusahaan dan lebih menyempurnakan
timbulnya gejala stres di kalangan para rancang bangun tugas dan tata ruang kerja,
bawahannya dan dapat mengambil langkah- sehingga berbagai stressor kerja yang
langkah tertentu. berasal dari kondisi kerja dapat
4. Melatih para karyawan mengenali dan diidentifikasi dan diminimalisasi sedini
menghilangkan sumber stres. mungkin.
5. Memantau terus-menerus kegiatan 3. Sebaiknya mengoptimalkan upaya
organisasi. penanggulangan stres kerja karyawan agar
6. Menyempurnakan rancang bangun tugas tingkat stres yang dialami berada pada titik
dan tata ruang kerja. optimum yang dapat memaksimalkan
7. Menyediakan jasa bantuan bagi para kinerja karyawan dengan meningkatkan
karyawan apabila mereka menghadapi kesejahteraan karyawan, baik kesejahteraan
stres. finansial maupun nonfinansial,
meningkatkan komunikasi organisasional
KESIMPULAN DAN SARAN yang efektif baik formal maupun informal,
meninjau ulang dan memerhatikan harapan
Kesimpulan karyawan tentang teknis penilaian kinerja
Kesimpulan yang dapat diambil dari dan meningkatkan pengawasan terhadap
penelitian ini adalah: pelaksanaannya, sehingga tujuan
1. Faktor-faktor penyebab stres kerja perusahaan dan tujuan karyawan dapat
(stressor) karyawan PT BRI (Persero) Tbk tercapai secara seimbang.
Cabang Bogor terdiri dari tuntutan tugas,
tuntutan peran, tuntutan hubungan DAFTAR PUSTAKA
antarpribadi, struktur oganisasi,
kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup George, D. Mallery. 2003. SPSS for Windows
organisasi. 2003 step by step: A Simpel Guide and

121
Reference 11.0 Update. Allyn and
Bacon, Boston.
Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia
Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-
dimensi Karyawan. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Kountur, Ronny. 2005. Statistik Praktis.
Penerbit PPM, Jakarta.
Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi:
Konsep, Kontroversi, Aplikasi. PT
Prenhallindo, Jakarta.
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1995.
Metode Penelitian Survai. LP3ES,
Jakarta.
Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian.
CV Alfabeta, Bandung.
Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset
Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya
Manusia dalam Organisasi. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
www.bri.co.id [24 Maret 2008]

122

Anda mungkin juga menyukai